Sunday, June 29, 2014

"KUPAS 1001 MACAM DOSA JOKOWI PADA ULTAH AHOK HARI INI"





                             (Image source: smileyvault.com)

Blogspot. Penuh pencitraan, blusuk’an selalu membawa wartawan bayaran. Tudingan yang sudah berlangsung setelah Jokowi jadi Gubernur DKI dan waktu itu survei-nya sangat tinggi untuk digadang-gadang jadi Capres. Saya pernah mengupasnya di artikel dengan judul “Ternyata Gubernur DKI Memang Tidak becus!!” (***) Intinya adalah, hasil blusuk’an Jokowi waktu itu juga ditayangkan di TVONE, juga disemua tipi dan juga semua media berita. Jadi kalau dituding membawa wartawan bayaran, ya tidak salah …..kalau tidak mendapat bayaran …..kasihan keluarganya wartawan mau dikasih makan apa? Tapi yang pasti bukan Jokowi yang bayar gaji mereka, karena mereka bukan karyawannya Jokowi, dan Jokowi juga tidak punya tipi maupun koran berita. Kalau ada kecurangan, kalau tuduhannya benar, apakah yang punya media-media itu akan mendiamkan? GOSIP!

Jokowi sudah disumpah dan pernah berjanji akan menjadi Gubernur selama 5 tahun.
Semua pemegang jabatan di Negeri ini akan disumpah semacam itu. Maka ketika Jokowi belum selesai jadi Walikota Solo, ada yang merasa sangat berjasa karena katanya beliau-lah yang mengusulkan agar Jokowi dijadikan Gubernur di DKI, bagaimana logika berpikirnya? Tapi kalau mereka yang beragumentasi selalu minta dibenarkan, karena itu sudah jabatan yang kedua, apakah kalau jabatan yang kedua disumpah jabatannya dibedakan? Ada pengecualian-pengecualiannya? Juga lupa kalau ada juga Gubernur lain yang ikut Pilkada DKI. Dan juga Gubernur Jabar digadang-gadang untuk di Capres-kan. Soal mereka terlaksana atau tidak, itu urusan lain bukan? Tapi kenapa selalu ada perbedaan kalau untuk menilai Jokowi? Jokowi jadi Gubernur DKI dinominasikan oleh Partai-nya, lalu Jokowi jadi Capres juga di majukan oleh Partai-nya karena begitu banyak rakyat mendesak, saya termasuk salah satunya, dan saya punya bukti autentik untuk itu. Percayalah itu semua terjadi karena sebelum Jokowi jadi Gubernur, dan akhirnya digadang-gadang untuk di Capres-kan, survei Prabowo selalu nomor 1, dan langsung jeblok setelah kemunculan Jokowi. Walau pada banyak pernyataan Prabowo dan Kubunya tidak percaya dengan yang namanya survei, tapi praktek-nya justru sangat kawatir dengan hasil survei …..bahkan bukan tidak mungkin banyak juga menggunakan jasa survei. Entah untuk menggalang opini atau tidak.


Jokowi keturunan Cina dan silsilahnya bukan murni Muslim.
Harusnya ini tidak usah di bahas, karena kalau ditelisik lebih dalam, ternyata Kubu sebelah yang justru kena imbasnya. Sungguh ini gosip yang tidak cerdas, karena justru mempertanyakan kubu koalisi yang biasanya sangat sensi dengan gosip agama. Bukankah disana ada Rhoma Irama, PKS, FPI yang biasanya selalu mempermasalahkan dan membawa-bawa agama? Kenapa sekarang tidak menelisik Capres-nya sendiri?


Jokowi korupsi bus karatan.
Sementara Kejaksaan Agung menyatakan tidak ada indikasi itu, atau setidaknya belum terbukti, maka ketika saya pernah dengar debat Capres oleh kubunya yang biasa diadakan oleh tipi-tipi, dan mendengar Fadli Zon maupun Fahri H mendebatkan tentang hal itu, saya hampir tidak percaya ….dan mengoreksi ingatan saya bahwa mereka-mereka itu orang hebat. Atau orang hebat sekalipun ternyata bisa terlihat memalukan kalau dilanda gundah karena takut jagoannya kalah? Padahal ada Ahok yang merupakan kader partai Gerindra dalam Kubu Prabowo, kalau mau cerdas ….tanya saja “borok”nya Jokowi ….siapa tahu ada yang lain …. dari pada melempar gosip Jokowi korupsi bus karatan, karena itu tampak seperti orang-orang yang tidak paham hukum, padahal ada Prof. Mahfud MD sebagai ketua Tim pemenangan. Sudah hampir 2 tahun Jokowi kerja sama dengan Ahok, bukan tidak mungkin Ahok akan menemukan borok-nya Jokowi bukan? Hayo …berterimakasihlah atas info ini, dan segera lakukan …..


Transkrip perbincangan Jaksa Agung dan Megawati untuk tidak mengusut Jokowi.
Hal-hal yang sebetulnya lebih menjerumuskan kubu sendiri. Kenapa ya kok selalu melempar gosip yang bertujuan memfitnah dengan bukti yang direkayasa? Kalau kenyataan itu ada, pasti Prof. Mahfud MD, Fadli Zon, Fahri H akan turun tangan sendiri dengan bukti yang sepenting itu. Apakah itu tanda-tanda sedang frustasi?


Jokowi tidak becus mengurus Solo, Keuangan DKI juga bermasalah, penyerapan Anggaran di DKI tidak maksimal, dan lain-lain.
Saya bilang inilah hal-hal yang semikin menunjukkan ke galauan, tuduhan-tuduhan itu selain dilemparkan oleh orang-orang hebat yang tersebut diatas, juga oleh Prof. Amin Rais. Bagaimana ya merekayasa rakyat yang memilih Jokowi untuk periode ke 2 jadi Walikota? 90 persen lebih memilih Jokowi untuk periode kedua, apakah semua rakyat tertipu? Apakah Jokowi korupsi sehingga menjadi sangat kaya raya? Padahal saya pikir itulah suara tertinggi yang pernah diperoleh dalam Pemilu apapun itu, jangan-jangan itu justru rekor dunia, selain tertinggi perolehan suaranya, bisa jadi itulah salah satu politik yang tidak menggunakan uang sogok’an! Dan sungguh tidak ngaca, justru TPID memberi penghargaan kepada Jokowi yang di gosipkan tidak becus itu, Pemerintah dan BI memberi penghargaan kepada Jokowi dan disampaikan oleh Hatta Radjasa. Memalukan sekali. Lalu jawaban terbagus soal penyerapan anggaran diberikan oleh Ahok sendiri ketika saya lihat di tanyangan acara Mata Najwa: “Memang kalau anggaran tidak tersalurkan itu jelek? Jangan-jangan sudah lebih 30 tahun baru kali ini DKI memecahkan rekor. Kenapa anggaran harus selalu disalurkan kalau kita tahu itu besar kemungkinan akan dikorupsi? Pastikan dulu akan tersalur dan digunakan dengan benar.” Kurang lebih intinya begitu yang disampaikan Ahok, memang negeri ini salah kaprah, anggaran harus selalu habis walau tahu kalau disalurkan akan dikorupsi. Jangan-jangan itulah salah satu halangan yang diusahakan mati-matian supaya Jokowi tidak terpilih, sudah pasti Ahok menyusahkan koruptor yang bersumber dari APBD DKI dan Jokowi akan menyusahkan koruptor yang bersumber dari APBN.


Terlalu panjang kalau memang masih ada yang harus saya kupas dan beri tanggapan. Tapi memang saya sekarang sedang tidak ingat, tapi saya optimis bisa memberi tanggapan atas gosip yang ditebarkan atas Jokowi, kalau mau boleh mempermasalahkan di tanggapan, insha’Allah saya akan memberi jawaban hal-hal yang berkaitan dengan Jokowi. Dan percayalah saya tidak akan memberikan jawaban-jawaban yang intinya “pokoknya-pokoknya” yang tidak mendasar seperti mereka yang melemparkan gosip yang justru sangat mudah dimentahkan. (SPMC SW, Juni 2014)
.
—————————
.

Selamat Ulang Tahun Pak Ahok,
PF. 29 Juni 2014


Semoga Bapak banyak mendapat kebahagiaan dalam hidup ini.
.
—————————
 
Catatan:
Jangan heran pada banyak hal saya juga mendukung Ahok, karena saya memang mendukung personal-personal baik dan jujur, jadi saya bukan pendukung yang suka membabi-buta, atau pendukung yang berkaca-mata kuda atas suatu partai. Jadi atas pencapresan Jokowi, saya juga berterimakasih kepada Ibu Megawati, karena kalau beliau kukuh tidak mau mencalonkan, sepertinya Negeri ini semakin tidak ada harapan. Dan ucapan terimakasih saya tersebut tidak merubah status apapun terhadap Ibu Megawati selain apresiasi saya, dan masyarakat lain kalau punya pandangan sama seperti saya. Itu berarti juga bahwa “status” Bapak Prabowo tidak otomatis berubah menjadi bersih walau kenyataannya Prabowo pernah berduet dengan Megawati pada Pilpres tahun 2009 yang lalu bukan? Ayo suarakan kebenaran adalah kebenaran, tak peduli siapa mereka, apapun agamanya, dan juga apapun partainya. (SW)

————–

No comments:

Post a Comment