“AMERIKA MEMANG SUPER POWER, CHINA MASIH JADI EKOR NAGA,
NKRI MASIH DITATARAN EGOIS CAKAR-CAKARAN SENDIRI”
.
OPINI “Analisa EDAN” | (SPMC) Suhindro Wibisono
.
Pada kisaran Juli 2014, harga minyak mentah ada dikisaran
lebih dikit dari US$ 100 per barel, lalu menjelang akhir Oktober 2014 harga
minyak mentah sekitar US$ 87 per barel, dan sekarang ada "dikisaran"
US$ 50 per barel, maaf kalau salah data, dan memang itu juga bukan gambaran
angka yang tepat, hanya memberi gambaran sudah hampir setahun harga minyak
mentah tidak mampu kembali ke harga kisaran US$ 100 per barel. Itu juga berarti
“menyalahkan” banyak prediksi para analyst maupun para pengamat yang telah
meramalkan harga minyak mentah itu sendiri. Awalnya mereka mengatakan karena
krisis negara di TimTeng, ISIS, Yunani, Krisis Ekonomi Dunia, dan masih seabrek
analisa, prediksi, dan alasan lainnya. Intinya penurunan harga adalah
sementara. Melihat kenyataan saat ini, apakah boleh disimpulkan harga saat
inilah standard harga minyak mentah era sekarang?
.
Dan saya tidak mengupas tentang mengapa pada era Presiden Jokowi
justru harga BBM dinaikkan padahal harga
minyak mentah dunia justru turun, karena saya sudah pernah mengupas tentang hal
itu.
.
Yang ingin saya "obrak-abrik" adalah, kenapa harga
minyak mentah tidak bisa naik lagi dikisaran US$ 100 per barel, kenapa?
Mengingat kebutuhan BBM yang sangat besar oleh Indonesia karena produksi minyak
dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan, sementara dari tahun ketahun kebutuhan
akan BBM semakin banyak, penjualan mobil dan motor selalu fenomenal, sementara
tidak pernah dengar mobil dan motor lama dinyatakan tidak berlaku lagi kecuali
memang sudah tidak bisa digunakan. Pendirian pabrik-pabrik, juga pemerataan
kebutuhan listrik diseluruh pelosok negeri, itu semua membutuhkan listrik, dan
listrik dihasilkan juga dari BBM. Semoga banyak pembangkit listrik yang
dibangun tidak pakai BBM, tapi energy yang lain. Dan logikanya banyak negara
lain di dunia yang juga kebutuhan BBM-nya meningkat bukan?
.
Amerika dan China adalah dua negara raksasa yang wilayahnya
juga sangat luas, dan sesungguhnya mereka juga punya sumber migas. Tapi karena
Amerika paham bahwa minyak di perut bumi itu tidak bisa diperbaharui lagi,
alias akan habis karena terus disedot, maka Amerika menggunakan strategi
“tidak” menambang minyak diperut buminya. Begitu juga China, yang menurut
prediksi saya, dia selalu mengekor Amerika, itulah sebab Amerika dan juga
usahawannya yang ditunjang dengan teknologi yang dimiliki justru berburu minyak
di negara-negara lain. Dia pikir akan jadi jawara di dunia setelah banyak negara
kehabisan minyak lalu baru menambang minyak dari perut buminya sendiri. Sekali
lagi China tidak perlu berpikir panjang, cukup mengekor saja, China juga tidak
menambang minyak diperut buminya.
.
Belakangan ini Amerika mulai menambang minyak, China juga
mengekor, jadilah produksi minyak dunia berlebih, OPEC juga tahu apa yang
dipikir Amerika, maka merekapun juga
tidak mau mengurangi produksinya, jadilah hukum ekonomi yang sudah sangat
tradisional, supply vs demand, jadi harga minyak mentah tidak bisa mencapai
“cepek” US$ lagi per barelnya!
.
Apa gerangan yang menyebabkan Amerika berubah haluan?
Padahal keyakinannya sudah dipertahanan sekitar seabad, apakah mereka tidak
takut anak cucunya tidak jadi hebat?
.
Amerika menyadari BBM (energi fosil) dimasa depan bukanlah
energi terpenting lagi, nuklir, air, sinar matahari, angin, dll, adalah energi
terpenting nanti , dan teknologi accu dan solar-cell adalah juga sarana penting
penyimpan dan penyedia energi itu sendiri.
.
Apakah anda tidak pernah mendengar bahwa beberapa waktu yang
lalu sudah ditemukan recharge battery HP hanya perlu waktu dikisaran 1 menit
saja? Teknologi-teknologi semacam itulah yang mengubah pandangan dan pendirian
Amerika. Coba bayangkan kalau suatu ketika nanti recharge accu mobil listrik
hanya perlu waktu 10 menit atau kurang, lalu accu sebagai penyimpan energi
berkapasitas berkali-kali lipat dari yang ada sekarang, apakah mobil-mobil masih butuh BBM lagi? Dan
apakah itu tidak mungkin? Bukankah perkembangan teknologi komputer sudah
memberikan kita gambaran lompatan ilmu pengetahuan yang sangat luar biasa?
Masih ingatkah anda tentang peluncuran awal komputer XT, lalu sekarang sudah
berapa juta kali lipat kecepatan komputer dan sarana penyimpan datanya?
.
Alloh memang luar biasa, ketika negara gurun pasir diberi
karunia minyak bumi melimpah, lalu pada era yang akan datang juga memiliki
energi dari sinar matahari yang melimpah. Dan itu semua berkat keingin tahuan
manusia, yang juga diberikan oleh Alloh kepada umat manusia.
.
India telah membuat sekaligus dua kilang minyak yang luar
biasa dengan cerdas dan timing yang tepat, juga dalam pemilihan lokasinya, anda
bisa cari di google tentang itu supaya tidak semakin banyak yang ngomel karena
artikel ini sudah sangat panjang, padahal India miskin sumber minyak bumi, tapi
sekarang India menikmati hasilnya, ketika harga minyak mentah murah, itulah
bonus lain diluar kalkulasi, mereka tinggal beli saja tidak perlu nyedot dari
bumi yang memang tidak dimiliki, dan kilang minyaknya termasuk membantu India
yang belum lama ini memperoleh predikat pertumbuhan ekonominya nomor satu di
dunia, itu berarti melebihi China dan Amerika!
Yang ingin saya sampaikan dengan memberikan ulasan tentang kilang minyak
India adalah, agar Indonesia kalau ingin membuat kilang minyak harap meminta
pendapat dengan melibatkan banyak ahli dari berbagai bidang ilmu untuk
mempertimbangkan segala sesuatunya karena membuat kilang minyak memang tidak
murah, kalau tidak salah ada dikisaran 10 milyar dolar, dan itu juga masih
tergantung teknologi dan kapasitas dari kilang yang akan dibangun tersebut,
plus kalkulasi area lahan serta sarana lainnya. Itu juga menjawab gosip kenapa
minyak mentah kita diexport, lalu kita membeli minyak mentah dari negara lain
untuk diproses pada kilang minyak yang ada di negeri ini, karena memang
beberapa kilang kita tidak mampu mengolah minyak mentah kita sendiri. Jangan
sampai hal-hal semacam itu terjadi lagi. Terutama sekali adalah menerka
perkembangan teknologi yang ada, jangan pula jor-jor’an membuat kilang minyak
sementara beberapa tahun kedepan juga sudah tidak butuh itu. Tapi juga perlu
cepat supaya masih kebagian untungnya membuat kilang kalau memang masih
dibutuhkan, karena prediksi saya kurang lebih 10 tahun lagi banyak sekali yang
akan berubah tentang energi dengan kondisi saat ini. Maaf atas kengawuran
analisa abal-abal saya, hanya mengutarakan uneg-uneg sebagai bukti catatan
bahwa saya juga pernah menerka hal tersebut diatas. Wassallam. (SW, Rabu, 29
Juli 2015)
.
CATATAN TAMBAHAN:
Jika negara sedang menyiapkan (rencana) dan mendalami untuk
pemanfaatan kelapa sawit sebagai elternatif lain energi fosil, menurut
penerawangan ngawur saya justru kurang berwawasan masa depan. Kelapa sawit
butuh lahan tanam, dan bukankah lahan itu akan selalu berkurang setiap tahunnya
seiiring dengan bertambahnya jumlah penduduk? Matahari itu jelas paling murah
karena gratis dari Gusti Alloh, juga angin untuk kincir. Jalan paling rasional
masih menurut saya adalah mengirim anak-anak muda hebat yang idealis untuk
belajar dengan biaya penuh dari negara ke Jerman atau Amerika untuk memperdalam
teknologi solar cell atau accu, juga ke Belanda untuk memperdalam pemanfaatan
teknologi kincir angin.
Memang ada alternatif lain pemanfaatan energi geothermal,
tapi itu rasanya masih agak jauh dari jangkauan Indonesia, karena Amerika saja
belum bisa memanfaatkan banyak energi geothermal itu, utamanya tentu saja karena
biaya yang dibutuhkan amat sangat mahal,
dan seandainya itupun bisa kita manfaatkan, tetap dibutuhkan accu canggih untuk
flexibilitas tempat penyimpanan energi itu sendiri agar dapat digunakan pada
alat transportasi misalanya.
Nuklir sudah lama direncanakan di negeri ini, tapi selalu
mendapat penolakan dari rakyat, dan yang saya heran, para ahli nuklir kita tidak
menjawab apa yang ditolak oleh rakyat, tapi hanya selalu ber promosi bahwa
nuklir itu aman, padahal Jepang dan Rusia saja pernah mengalami musibah nuklir,
dan itulah alasan utama rakyat menolak. Tapi seandainya untuk instalasi nuklir
dipilih satu pulau yang kosong atau sedikit penduduknya agar murah biaya
pemindahannya, sangat mungkin rakyat tidak akan begitu banyak menolak. Bukankah
waktu itu rencananya pemerintah akan membuat PLTN di Semenanjung Muria (Jawa Tengah)? Bukankah Jawa Tengah itu padat penduduk? Kalau
karena alasan biaya di pulau kosong sangat mahal menyiapkan infrastrukturnya,
itu artinya negara memang belum mampu bukan? Jadi ya tidak perlu dipaksakan.
(SW)
.
Sumber gambar:
berita-unik-seru.blogspot .com