Thursday, December 31, 2015

'ANNO DOMINI "Kembaran" YESUS'


ANNO DOMINI "Kembaran" YESUS
.
Opini: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
Tahun 2015 akan segera digusur oleh 2016, sang waktu sungguh sangat perkasa, adakah yang mampu menghentikannya walau hanya satu detik saja? Nuansa tahun baru sudah terasa beberapa hari sebelumnya, banyak sudah yang libur bersama, adakah diantara kalian yang tidak ikut mengucapkan "Selamat Tahun Baru" menjelang dan tiba waktunya pada 1 Januari 2016 yang sudah tinggal beberapa jam lagi?
.
Tahun 2016, itu maknanya 2016 tahun yang lalu Yesus lahir di Nazaret, memang itu penanggalan untuk menandakan tentang kelahiran Yesus yang oleh Nasrani juga disebut Tuhan Yesus. Maka hingga saat ini, era sebelum kelahiran Yesus disebut sebelum masehi (SM) sesudah kelahiran Yesus disebut Masehi (M).
.
Penanggalan Masehi dalam bahasa Latin disebut "Anno Domini" (AD) artinya "Tahun Tuhan", sedang penanggalan masehi dalam bahasa Inggris disebut Common Era yang disingkat "CE" artinya "Era Umum", sedangkan penanggalan sebelum masehi istilahnya "Before Christ" (BC) (sebelum 'kelahiran' Kristus) atau "Before Common Era" (BCE) artinya Sebelum Era Umum.
.
.
Untuk semua pembaca "SPMC",
.
SELAMAT TAHUN BARU
PF. 1 JANUARI 2016
.

~~~~~~~~~~~~
.
Semoga tidak ada "fatwa haram" untuk saling ucapkan "Selamat Tahun Baru". (SPMC SW, 31 Desember 2015).
.
.
.
Sumber gambar:
republika .co .id

Friday, December 25, 2015

"DICARI, NATAL YANG HALAL"

"DICARI, NATAL YANG HALAL"
.

Opini Wacana Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.

UANG palsu itu "bukan" uang. Ketika komunitas kami mempunyai mata uang tersendiri sebagai hal yang utama dan itulah yang selalu ada di dompet kami. Lalu komunitas Anda punya mata uang tersendiri dan itulah yang selalu ada di dompet Anda. Komunitas mereka juga punya mata uang tersendiri dan itulah yang selalu ada di dompet mereka. Kenapa ada diantara Anda yang menuduh mata uang kami palsu, juga menuduh mata uang mereka palsu? Padahal kenyataannya mata uang kami berlaku sah dan bisa digunakan diantara komunitas kami masing-masing yang Anda tuduh palsu. Sementara kami juga mengakui bahwa mata uang didompet Anda adalah uang yang asli bagi komunitas Anda. Kalau mata Uang di dompet kami sebutannya Rupiah, mata uang di dompet Anda sebutannya Riyal, mata uang di dompet mereka sebutannya Dolar, apakah itu ada masalah? Bukankah tetap saja maknanya adalah UANG?
.
Uang maknanya adalah dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang kita butuhkan, sebagai nilai tukar benda maupun jasa yang telah kita sepakati bersama nominalnya. Uang palsu tidak sah untuk transaksi, dan pasti dipenjarakan jika ketahuan, bukankah begitu saudaraku?
.
Tuhan saya adalah pencipta jagat raya, air, tumbuh-tumbuhan dan semua kehidupan, apakah Tuhan anda ciri-cirinya sama dengan Tuhan saya? Kalau sama kenapa anda sering kali menuduh Tuhan saya beda dengan Tuhan Anda? Kenapa Anda sering kali sangat lantang menuduh Tuhan kami palsu? Atau memang Anda punya Tuhan yang beda ciri-cirinya dengan Tuhan kami? Atau memang Tuhan ada lebih dari satu menurut Anda?
.
Kalau kami menyebut Gusti, Anda menyebutnya Allah SWT, mereka menyebutnya Tuhan Yesus, yang lain menyebutnya Sang Hyang Widhi, juga ada yang menyebut Krishna, dan sebutan-sebutan lain untuk Tuhan mereka masing-masing, kenapa Anda menjadi sewot dan menuduh Tuhan mereka bukan Tuhan saudaraku?
.
Kenapa Anda suka sekali "mencopet" dompet orang lain untuk melihat mata uang mereka hanya untuk mengolok bahwa uang mereka palsu karena dompetnya tidak berisi uang Riyal, KENAPA? Apakah wawasan Anda tidak terlalu sempit? Apakah itu bukan ciri-ciri fanatik yang sering saya katakan? Kenapa justru Anda tidak malu melakukan itu semua? Dan itu semakin menguatkan dugaan saya, fanatik memang salah satu cirinya adalah tidak rasional, dan "tidak punya rasa malu" adalah salah satu sifat dari tidak rasional itu.
.
Ketika Anda juga dengan enteng menuduh orang lain menyembah berhala, menuhankan manusia, Tuhan dianggap beranak dan diperanakkan, itulah tuduhan membabi-buta karena Anda tidak paham dogma mereka. Menghakimi tanpa tahu masalah, apakah bukan ngawur namanya? Dapatkah Anda keluar dari jati diri Anda sejenak, lalu memikirkan tentang Ka'bah dan Lempar Jumroh, andai ritual itu adanya di kepercayaan lain, Nasrani misalnya, saya tidak bisa bayangkan sebutan apa yang akan Anda sematkan pada mereka. Tapi ummat lain yang seringkali Anda tuduh menyembah berhala apakah ada yang mengolok Anda untuk hal itu? Yang ada justru ikut prihatin ketika ada banyak korban meninggal ketika ritual Lempar Jumroh.
.
Mengucapkan Selamat Natal di setarakan dengan mengucapkan Syahadat, mengucapkan selamat natal haram karena imannya dianggap sama dengan yang diberi ucapan, atau diartikan ikut mengakui keimanannya orang yang diberi ucapan selamat, mereka yang merayakan natal adalah merayakan kelahiran Yesus yang dianggap Tuhan oleh Nasrani, karena itulah dianggap haram memberikan ucapan selamat natal, begitu dalih mereka yang fanatik. Itu menyangkut dogma mereka saudaraku, kenapa Anda kepo amat, apakah ada yang memaksa Anda untuk juga mengakui bahwa Yesus itu adalah Tuhan bagi Anda? Lha wong yang minta Anda memberi ucapan selamat natal aja juga tidak ada. Saya kasih info ya, sesama nasrani saja tidak ada yang ngemis untuk minta diberi ucapan selamat natal, apakah Anda percaya? Saya sungguh prihatin dengan pola pikir orang-orang yang fanatik.
.
Kalau pembenaran-pembenaran nalar yang Anda utarakan terus berkembang ke hal-hal tidak masuk akal lainnya, apakah beragama itu sejatinya untuk mengkotak-kotakkan manusia? Doeloe di negeri ini saya tidak pernah jumpai hal-hal aneh semacam itu, tapi beberapa tahun belakangan ini kenapa kita justru menjadi sangat susah menjalin persaudaraan, dan ngenesnya justru batasan-batasannya adalah Agama yang dipercayai bersumber pada kebenaran Tuhan yang Esa. Kalau memang Tuhan hanya ada satu dan Dia adalah pencipta Anda dan saya, kenapa pengkotak-kotak'an itu harus kita lakukan? Sangat ngenes ketika Anda kutip ayat yang Anda anggap suci untuk membenarkan dalih Anda, bukankah ujung akhirnya Anda mengatakan bahwa semua yang Anda lakukan adalah perintah Tuhan? Apa benar ada ajaran Tuhan untuk kita agar saling bertentangan? Apakah Anda yakin sudah memahami ajaran agama Anda sendiri dengan betul? Mengimaninya dan bukan fanatik?
.
(Bagi orang fanatik) Mengucapkan selamat natal dianggap juga mengakui Yesus sebagai Tuhan, dan itu haram hukumnya, padahal HARAM itu sangat banyak macamnya, makan daging babi juga haram menurut muslim, apakah berteman dengan orang yang makan babi tidak haram juga? Bukankah itu maknanya sama, berarti mengakui babi tidak haram? Bukankah harusnya Anda juga boleh menganggap hal itu serupa? Saya juga pernah mendengar, wadah atau alat masak yang pernah dipakai untuk memasak barang haram walau sudah dicuci juga akan menghasilkan makanan haram. Apa jadinya kalau semua itu dikaitkan dan bahkan malah dikembangkan, kenapa tidak sekalian berpikir bahwa babi juga hidup di bumi yang sama kita tinggali, lalu dianggap haram tinggal ditempat yang sama dengan babi? Makin lama kok jadi makin tidak rasional. KAREPMU LAH!! (SPMC SW, Jumat, 25 Desember 2015)
.
===========================
.
 
"SELAMAT NATAL" untuk semua teman yang ikut merayakan. GBU
.
===========================
.
.
Sumber gambar:
www.intelijen .co.id

Monday, December 21, 2015

“SILSILAH ‘KRONI’ ALLAH”



“SILSILAH ‘KRONI’ ALLAH”
.
Opini Logika Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono​.
.
.
Kalau misal ada Bapak namanya Tuhan, dan Tuhan punya 6 orang anak, dan mereka diberi nama:

Kepercayaan ; Hindu ; Buddha ; Katolik ; Kristen ; Islam, lalu ke 6 anakNya tersebut mempunyai anak-anak juga, “misalnya”:
.
KEPERCAYAAN memiliki anak:
Jolelono Lono ; Tardjo Binangun ; Teng Sing Hie ; Adhyatmo ; Murti ; Marwah ; Ki Ageng ; Abimanyu ; .....
.
HINDU memiliki anak:
Pande Putu ; Kuncoro ; Suro Dimojo ; I Ketut Gede Warse ; Darmini ; Tanuri Kamis ;  ....
.
BUDDHA memiliki anak:
Suanto Husada ; Suharyo Kusuma ; Go Su Meng ; Muchtar Suhardi ; Lindaningsih ; Kwik Kian Gie ; ....
.
KATOLIK memiliki anak:
Ratna Mursini ; Albert Cahyanto ; Julita ; Alijan ; Mariana ; Johanna ; Sugiharto Wicaksono ;  ...
.
KRISTEN memiliki anak:
Welliam ; Jason Liong ; Hardjindro ; Paulus Tarsus ; Nely SKK ; Elen Soegi ; Riana ; Hilda ; ....
.
ISLAM memiliki anak:
Zagita Arca ; Nugroho Iman Santoso ; Muhammad Isbandy ; Asmaniar Asnif ; Rullie Setiawan; Agus Jumadi ; Ahmad Sofian ; Afiza Lubis Butet ; Awi Zhang ; Kiagus Antonius ; Castra Sukandar ; .....
.
“ANDAI” . . . . . , anak ISLAM berantem dengan anak KRISTEN, anak KATOLIK berantem dengan anak KRISTEN, anak BUDDHA berantem dengan anak HINDU, anak KEPERCAYAAN berantem dengan anak ISLAM, anak ISLAM berantem dengan saudaranya sendiri, anak KATOLIK berantem dengan saudaranya sendiri, dan seterusnya semua saling silang dengan berbagai kemungkinan dengan anak siapa mereka berantem, SIAPA YANG PALING BERSALAH?
.
Apakah yang bersalah ...
TUHAN?
KEPERCAYAAN?
HINDU?
BUDDHA?
KATOLIK?
KRISTEN?
ISLAM?

Menurut saya, yang paling bersalah adalah ke 6 anak TUHAN itu, karena itulah bukti bahwa mereka tidak bisa mendidik anak-anaknya sendiri.
.
Betul ada yang mengatakan isi atau cara pengajaran adalah salah satu tolok ukur, justru itulah kenapa tidak mencermati lagi kurikulumnya? Apakah betul kurikulum yang ditulis oleh semua anak Tuhan itu sesuai dengan petunjuk Tuhan yang memang adalah satu-satunya Bapak dari ke 6 anakNya tersebut? Apa mungkin Bapak ke 6 anak tidak menginginkan anak-anakNya baik semua, cucu-cucuNya sukses semua, rukun semua, bahagia semua? RENUNGKANLAH ....
.
Sekarang, ketika Tuhan sudah tidak ikut cawe-cawe lagi, sudah tidak memberi wejangan-wejangan lagi kepada ke 6 anakNya, kenapa tidak mengingat satu kata kunci keseragaman yang pernah diutarakan oleh Tuhan untuk 6 anakNya? Bukankah Tuhan mengutamakan KASIH? Dan itulah kata kunci yang seharusnya digunakan oleh ke 6 anakNya untuk mengoreksi kurikulum ajarannya masing-masing apakah ada yang keluar dari KASIH? Bukankah dalil KASIH itu yang memungkinkan keiginan TUHAN terlaksana yang justru demi kenyamanan semua manusia?
.
Jadi apakah tidak malu mengatakan paling baik kurikulumnya kalau menghasilkan lebih banyak anak didiknya yang berantem apalagi saling cakar-cakaran sesama saudara kandung seimannya? Sisirlah semua kurikulum kalian, karena memang kalian masing-masinglah yang pada awalnya menuliskan kurikulum kalian masing-masing itu. Kalau kalian anggap kurikulum itu murni seratus persen dari Tuhan, apakah mungkin kurikulumnya jadi berlainan? Atau karena sudah tahu Tuhan tidak mau ditanya lagi, maka kalian mengatasnamakan kurikulum itu hasil karya Tuhan? Apakah itu tidak kebangetan? Apakah bermaksud berlindung dibalik nama Tuhan untuk semua kurikulum yang walaupun itu berpotensi menimbulkan pertikaian? Apa mungkin Tuhan bermaksud mengadu domba anak cucunya sendiri? Ayolah berlogika waras dengan landasan KASIH untuk semua kurikulum pelajaran kita masing-masing. Kalau kalian tidak berani dan tidak boleh merubah kurikulum yang sudah tidak layak lagi untuk ukuran saat ini, setidaknya jangan diumbar-umbar dan diajarkan lagi, karena memang tujuan akhir ajaran adalah memanusiakan manusia agar dapat bersosialisasi kepada manusia lainnya yang dalam penggambaran artikel ini layaknya saudara dan saudara sepupu sendiri, dan semua itu dibawah naungan Tuhan sebagai GOD FATHER-nya. Kita semua sebetulnya satu darah silsilah, marga kita sama kalau kalian mau mengingat Tuhan dan menyadari silsilah yang saya gambarkan dalam artikel ini. Kenapa ada diantara kalian yang justru tidak mau disamakan Tuhannya? Jadi apakah kalian memang bukan dari silsilah yang saya wacanakan? Yakin kalian tidak tersesat? MENYEDIHKAN ...
.
Contoh ketika ada ayat yang menggambarkan persetubuhan anak dan bapak, antar saudara, dan semacamnya yang menurut kalian sangat tidak layak. Walau memang itu ada tertulis, apakah layak dianggap bahwa itu adalah kurikulum yang juga pasti diajarkan? Kenapa tidak berpikir bahwa kalau hal kejadian itu tidak pernah ada, apakah Anda dan saya menjadi sudah ada saat ini? Ingat, karena kita percaya bahwa awal dari kita adalah hanya Adam dan Hawa. Perkembangan dan tuntutan zamanlah yang membuat saat ini kita menilai bahwa itu adalah hal yang sangat mengerikan, biadab, bahkan layaknya binatang, tapi itu tetap tertulis walau saya yakin bukan merupakan kurikulum yang diajarkan. Keberanian meminggirkan kurikulum semacam itulah yang harus dilakukan pada semua “sekolahan” yang ada, itulah opini saya kalau memang ingin membuat ketentraman bersama, dan KASIH adalah kunci utama untuk menyisir seluruh isi kurikulum untuk di afkir atau setidaknya di parkir di gudang sejarah jika ada kurikulum yang bertentangan dengan kemanusiaan dan utamanya KASIH, karena bukankah TUHAN sendiri Maha Pengasih dan Maha Penyayang, apakah masuk akal kalau mengamini kurikulum sekolah-sekolah anak cucunya berisi saling bermusuhan?
.
Kalau ada diantara kalian yang berpikir untuk menyatukan hanya akan ada satu sekolahan, dan pemikiran itu dihasilkan dari kurikulum pelajaran yang kalian ikuti, jelas kurikulum kalian layak dikoreksi lagi untuk dipilah mana yang masih layak diaktifkan dan mana yang sudah layak dianggap sebagai sejarah. Karena kita sekolah disekolah tertentu atau memilih tempat sekolah itu berdasarkan “rasa”, rasa suka, rasa sesuai, rasa sreg, rasa yakin, rasa ingin, rasa setuju, rasa tidak dipaksa, rasa tidak diintimidasi, rasa tentram, rasa nyaman, rasa benar, rasa tidak sesat, rasa sesuai bakat, rasa cinta, ..... Bahkan jika ada yang tidak sekolah sekalipun, lambat laun akan diamini juga seperti yang terjadi di negara-negara maju sana, dan di negeri ini sangat mungkin juga sudah terjadi, contohnya adalah di KTPnya tertulis bersekolah  disekolah A, B, C, D, E, F, .... tapi kenyataannya tidak pernah pergi bersekolah disekolahnya. Atau kalau mau contoh extrim, karena semua sekolah memang tidak pernah mengadakan ujian, apalagi mungkin semua sekolah lebih mengutamakan jumlah siswa, tak terhitung banyaknya siswa-siswa yang hanya datang kesekolah hanya sekedar ikut pelajaran ritual tanpa makna. Atau mungkin masuk sekolahnya setahun sekali atau dua kali saja. Bukankah memang tidak bisa dinilai hati dan pemikiran semua siswa?
.
Mana yang lebih baik mengaku beragama paling baik di dunia tapi berkelakuan biadab, dibandingkan dengan yang tidak beragama tapi penuh dengan welas asih dan suka menolong sesama manusia? Kalau Anda menjawab lebih baik beragama dan punya welas asih serta suka menolong sesama manusia, jelas Anda tidak paham pertanyaannya ..... hehehehehe ... karena kondisi ideal tidak perlu dimasalahkan bukan? Kalau mengacu HAM, lalu ditambah banyaknya contoh yang mengenaskan akan hasil didikan dari sekolah tertentu, di negeri ini bukan tidak mungkin lambat laun akan banyak yang terdaftar sekolah, tapi kenyataannya tidak pernah bersekolah, lalu apakah pilihan itu menjadi salah? Bukankah tujuan bersekolah adalah memanusiakan manusia, tapi kalau bersekolah justru menghasilkan hasil didiknya tidak bisa berhubungan dengan sesama manusia lainnya diluar teman sekolahnya, untuk apa lagi bersekolah disekolah semacam itu? Andai yayasan yang menaungi sekolah itu segera menyadari keadaan, yang sangat mungkin lupa mendidik guru-guru yang dimilikinya sebelum guru-guru itu sendiri mendidik murid-muridnya, saya kok yakin hasil didiknya justru akan lebih baik. Jangan lupa mengutamakan KASIH juga ketika mendidik guru-guru tersebut.
.
Karena mungkin ada yang belum menyadari bahwa semakin banyak manusia yang pendidikan sekolah formalnya semakin tinggi , ditambah perkembangan teknologi yang semakin canggih, itu mengakibatkan semakin banyak pula manusia berlogika secara rasional, dan hal itu mau atau tidak akan mendegradasi  kepercayaan kepada agama. Dan pegangan paling kuat mereka adalah HAM, dan itupun rasional bukan? Tapi apakah lambat laun “sekolah-sekolah” itu akan hilang? (Jangan lupa dalam bahasan ini agama saya ibaratkan sebagai sekolah lho.) Saya yakin kok tidak, bukankah saat ini disemua sekolah juga sangat banyak muridnya yang telah berpendidikan formal sangat tinggi dan mumpuni? Semakin banyak orang-orang berpendidikan tinggi ikut masuk kesekolah tertentu, percayalah itu akan berdampak positif untuk semuanya, “untuk semuanya” maksud saya adalah juga untuk yang tidak bersekolah disekolah itu. Karena tentu saja mereka akan lebih bisa mengerti jika terjadi diskusi lintas “sekolah” untuk lebih mengedepankan logika rasional untuk menemukan titik temu yang lebih masuk akal. Dan mereka-merekalah yang juga akan merubah peradapan dari dalam walau hanya secara perlahan. Extrimisme, ketidak setaraan gender, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan HAM akan berubah, itupun kalau mereka tidak terjebak untuk menikmati kenikmatan yang menguntungkan pribadinya. Contohnya adalah, ketika ada yang pindah sekolah demi agar boleh menikmati punya istri lebih banyak, apa yang bisa kita harapkan untuk perubahan dari yang bersangkutan? Maaf, jangan marah karena terlalu sensi ya. (SPMC SW, Sabtu, 19 Desember 2015 )
.
.
Sumber gambar:
viaimoodh.blogspot .com

Friday, December 18, 2015

“MBLENGER LOGIKA KEBLINGER”




“MBLENGER LOGIKA KEBLINGER”
.
Opini Logika: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
Ngenes ketika lihat tipi dan mendengar alibi pernyataan “menyuap tidak menggunakan uang negara” dari terdakwa Prof. sangat senior yang sedang diadili tersangkut kasus penyuapan hakim pada lingkaran kasus Gubernur Sumut, GPN.
.
Saya sempat termanggu atas pernyataan profesor tersebut yang mempertanyakan kerugian negaranya dimana? Hemmm .... sepertinya itulah pernyataan yang semakin meyakinkan kita bahwa negara ini memang sudah bener-bener diambang keblinger. Profesor lho itu, banyak banget anak didiknya yang mantan magang di kantor advokatnya yang nota bene juga sudah banyak menjadi pengacara-pengacara top di negeri ini.
.
Apa bener suap yang dilakukan tidak ada kaitannya dengan uang negara? Taruhlah penyuapan itu menggunakan uang dari dompetnya, tapi apa iya jasa kepengacaraannya gratis? Padahal kasusnya sangat berkaitan dengan kasus korupsinya Gubernur Sumut - GPN, dan tentu saja uang hasil korupsi itu juga untuk membayar jasa advokat sang Profesor bukan? Lalu duit itulah yang digolongkan untuk menyuap Hakim, bukankah urutannya begitu? Kalau membela tentang kasus perceraian atau pertikaian dan tanpa dipungut biaya pengacara lalu nyogok pake duitnya sendiri, mungkin alibinya lebih rasional, walau itu juga pernyataan yang kebangetan. Nyogok kok mau dianggap benar, benar-benar tontonan keblinger oleh orang yang sudah bergelar Profesor. Masihkah kurang contoh betapa bobroknya negara ini?
.
Apakah Profesor terlalu senior sampai lupa malu, atau memang semua pengacara diharuskan tidak boleh punya malu dan tidak harus punya etika? Jadi ingat ketika pada awal masalah justru tidak mengakui tingkah penyuapan yang dilakukan anak buah adalah instruksinya, lalu berulah banyak macam ketika di tahanan, kenapa sekarang jadi ngaku kalau nyuap tidak merugikan negara? Sepandai-pandai tupai melompat sekali waktu pasti jatuh juga. Tapi apakah penyuapan ini kali pertama dilakukan? Hayo siapa yang berani jawab? Dan saya tidak bertanggung jawab atas apapun jawaban kalian lho. (SPMC SW, Kamis, 17 Desember 2015.)
.
.
Sumber gambar:
Segalaberita .com
.
.
PS: Mblenger = Jenuh / Bosan
.
.
.
= = = = = = = = = = = = =
.
SYARAT MENJADI ADVOKAT
.
warga negara Republik Indonesia; bertempat tinggal di Indonesia; tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara; berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun; berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum; lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat; magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor Advokat; tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi. Hal ini senada apa yang terurai dan tercantum dalam UU Advokat Pasal 3 ayat 1.
.
.
SUMPAH ADVOKAT
.
Dalam UU Advokat mengenai penyumpahan telah diatur di Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi
(1) Sebelum menjalankan profesinya, Advokat wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh di sidang terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya.
(2) Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1), lafalnya sebagai berikut :
“Demi Allah saya bersumpah/saya berjanji :
ü bahwa saya akan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia;
ü bahwa saya untuk memperoleh profesi ini, langsung atau tidak langsung dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siapapun juga;
ü bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pemberi jasa hukum akan bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan;
ü bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi di dalam atau di luar pengadilan tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada hakim, pejabat pengadilan atau pejabat lainnya agar memenangkan atau menguntungkan bagi perkara Klien yang sedang atau akan saya tangani;
ü bahwa saya akan menjaga tingkah laku saya dan akan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Advokat;
ü bahwa saya tidak akan menolak untuk melakukan pembelaan atau memberi jasa hukum di dalam suatu perkara yang menurut hemat saya merupakan bagian daripada tanggung jawab profesi saya sebagai seorang Advokat.
.
(3) Salinan berita acara sumpah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh Panitera Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dikirimkan kepada Mahkamah Agung, Menteri, dan Organisasi Advokat.
.
.
NOTES:
Syarat dan Sumpah Advokat disalin dari:
Kantor Hukum Legowo & Partners
Yang dicari via Google.

Wednesday, December 16, 2015

MENYADAP ETIKA MAKELAR



MENYADAP ETIKA MAKELAR
.
Opini Wacana: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
Sadap menyadap pembicaraan diributkan untuk mengadili sidang etika, sebetulnya mereka mau menyingkap pelanggaran etika atau mengadili kasus pidana? Pelapor adanya pelanggaran etika justru diadili layaknya pesakitan, bukankah MKD diadakan untuk mengadili anggotanya, apakah lupa bahwa pengadu bukan anggota? Kalau memang pengadu mengada-ada yang tidak ada, kenapa tidak dilaporkan saja ke-kepolisian sebagai pencemaran nama baik? MKD mempermasalahkan keaslian bahan buktinya, kalau meragukan bahwa kejadian tersebut itu ada, kenapa tidak dipertemukan saja mereka yang terlibat? Atau mintakan saja penilaian antara transkrip dan rekaman asli yang ada di kejaksaan, mintakan penilaian secara resmi, kalau transkrip salah, silahkan seret pengadu kewilayah pencemaran nama baik dan fitnah. Itulah rasionalitas, apakah para Yang Mulia mau membodohi rakyat yang kalian wakili?
.
Mencermati sidang MKD oleh 17 hakim dengan sebutan “Yang Mulia”, tapi ternyata justru para yang mulia sendiri tidak paham tentang etika, saya jadi paham kenapa yang mulia tidak ada yang merasa malu? Sangat lucu dan memang menggelikan ketika sidang etika mempermasalahkan rekaman pertemuan adalah hasil sadapan, rupanya para Yang Mulia bingung dan tidak bisa membedakan mengadili etika, pidana, perdata, pencurian, susila, ....
.
Sepertinya para Yang Mulia tidak paham benar apa makna merekam atau menyadap pembicaraan, dan itu sungguh memprihatinkan. Pendapat saya tentang menyadap pembicaraan dan tidak sah adalah jika penyadapan itu dilakukan oleh yang tidak berwenang dan atau DILAKUKAN OLEH MEREKA YANG “TIDAK” TERLIBAT DALAM PEMBICARAAN YANG DISADAP. Kalau yang melakukan perekaman adalah yang terlibat pembicaraan itu sendiri, kenapa itu dianggap menyadap dan tidak sah? Menurut saya, itu adalah bagian dari pembuktian untuk memperkuat pernyataannya yang agar tidak dianggap mengada-ada. Dan bukankah makna dari MENYADAP pembicaraan adalah “MENCURI” dengar? Lalu kalau yang merekam adalah juga yang terlibat berbicara, apakah ada unsur mencuri dengar? Apakah para Yang Mulia tidak bermaksud mempermalukan diri sendiri?
.
Sadap menyadap, apa bedanya dengan fungsi CCTV? Kalau tidak merasa bersalah kenapa harus takut dianggap bermasalah? Apakah para Yang Mulia bermaksud menghalalkan perbuatan haram asal tidak ketahuan? Apakah para Yang Mulia bermaksud melindungi sejawat walau yang bersangkutan tidak beretika? Salahkah rakyat membaca bahwa para Yang Mulia yang dianggap dapat menegakkan etika justru berlaku seperti badut? Atau apakah sejatinya semua wakil rakyat (anggota DPR) adalah para badut? Apakah itupula sebabnya kalian ingin membrangus kewenangan penyadapan oleh KPK agar para perampok uang rakyat dapat selamat? Sudah sedemikian bobrokkah etika para wakil rakyat? DPR itu sejatinya Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Perampok Rayat?
.
Kalau mau mencarikan jalan keluar agar DPR lebih waras, saran saya adalah berikan wadah bagi para pemain bebas sesuai nurani masing-masing anggota dewan yang berani menentang para ketua partainya, karena ketika anggota partai kampanye untuk memperebutkan kursi DPR mereka pakai dana sendiri, tentunya akan takut di recall atau dipecat oleh partainya jika berani melawan suara partai, padahal suara partai itu identik suara Ketua Umumnya. WADAH yang saya maksud adalah, aturan main (UU) agar anggota DPR tidak bisa dicopot oleh partainya, karena memang anggota DPR terpilih adalah mewakili rakyat pemilihnya, bukan mewakili partainya secara langsung, partai hanyalah kendaraan atau baju sebagai syarat untuk bisa maju ikut kompetisi, tapi rakyat yang memilihnya percaya kepada yang bersangkutan bukan utama kepada partainya. Jadi kalau ada masalah terhadap anggota DPR yang bukan karena melanggar hukum, maka anggota DPR tersebut tidak bisa direcall/dipecat oleh partainya, yang bisa adalah anggota DPR tersebut dipecat sebagai anggota partai, dan kalau itu terjadi, maka anggota partai tersebut masuk ke WADAH Fraksi Sementara yang saya maksud, jadi Wadah Fraksi Sementara di DPR bertujuan menampung semua anggota DPR yang dipecat oleh partainya sampai masa keanggotaan DPR berakhir, dan semua anggota DPR yang masuk di Wadah Fraksi Sementara tersebut tidak boleh menjadi anggota partai lain selain kembali kepartai asalnya. Dan kalau ternyata anggota DPR banyak yang masuk ke WADAH tersebut, mereka bisa membentuk Fraksi Sementara tersendiri, memilih pemimpin Fraksi Sementara, dan sebagainya. Saya yakin kalau hal itu terjadi, anggota DPR justru akan lebih berani memperjuangkan suara rakyat, lebih independen, lebih banyak yang vokal dan tidak asal membebek partainya saja. (SPMC SW, Selasa, 15 Desember 2015)
.
.
CATATAN:
Artikel kemarin yang sudah hampir kedaluwarsa karena sekarang sudah dibacakan keputusan tentang kasus “Papa Minta Saham”, saya menyayangkan kalau akhirnya nanti ternyata yang diputuskan adalah “Pelanggaran Berat”, karena hal itu masih akan ada drama yang cukup panjang, lebih praktis kalau “Pelanggaran Sedang” saja, karena pelanggaran sedang sudah cukup untuk membuat SN dicopot sebagai Ketua Dewan, dan itu sudah cukup mempermalukan yang secara otomatis akan kelimpungan sendiri sebagai anggota dewan. Pelanggaran berat mengharuskan MKD membentuk sidang panel ad hoc untuk menentukan apakah SN juga bisa dicopot sebagai anggota DPR? Yang padahal menurut saya tidak terlalu penting lagi selain juga proses terlalu panjang, selain juga lusa DPR akan reses. Semakin meyakinkan bahwa MKD memang sedang bermain politik walau dalam sidang etik. NGENES.
.
Jadi kalau selama ini melihat wakil ketua DPR (pimpinan) yang lain membela mati-matian Ketuanya, walau terkesan sangat memalukan dan memang tidak punya malu, maklumi saja, "mungkin" takut akan ikut tergusur kalau ternyata pimpinan DPR adalah merupakan paket dan ada kemungkinan harus dikocok ulang. Dan drama pencopotan anggota MKD adalah juga termasuk dramatisasi permainan politik kepentingan yang sebodo amat dengan etika kepatutan, hanya sebagai tambahan bukti tidak ada yang peduli pada rakyat yang katanya diwakili. (SW, 16/12/2015)
.
.

Sumber gambar:
www.kompasiana .com

Saturday, December 12, 2015

TUHAN ITU ESA, TAPI KENAPA ADA DIMANA-MANA?


TUHAN ITU ESA, TAPI KENAPA ADA DIMANA-MANA?
.
{ Maaf kalau LOGIKA saya "gila" atau "sesat" menurut Anda, jadi walau Anda tidak setuju dengan isi artikel saya kali ini, semoga Anda tidak ikut tersesat dalam kegilaan saya. Bagi yang fanatik akut dengan agamanya sendiri, mohon tidak ikut membaca artikel ini, berarti juga jangan memberi tanggapan kalau hanya baca judulnya saja, TQ.}
.
.
Opini Logika Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.

.
TUHAN ITU ESA, TAPI KENAPA ADA DIMANA-MANA?
Pernyataan yang sudah seringkali kita dengar, tapi apakah Anda sudah mendapatkan keterangan yang memuaskan? Menurut LOGIKA saya, yang sangat mungkin salah atau tidak Anda suka, begini yang pernah saya kongkow dengan teman waktoe itoe ....
.
Samar-samar jadi ingat entah sudah berapa tahun yang lampau pernah diskusi dengan teman yang berinisial nama PTL, waktu itu pemahaman saya mengumpamakan seperti program komputer, google misalnya, bukankah hanya pakai metode sharing saja? Jadi ketuhanan adalah Tuhan mengcopy “embrio” kedalam inti sanubari pada setiap kehidupan manusia tentang makna Tuhan itu sendiri. Jadi makna Tuhan ada dimana-mana, itu bukan berarti Tuhan juga ada didalam botol, didalam kulkas, di alamari pakaian, dan seterusnya. Tapi karena Tuhan ada di sanubari terdalam kita, maka ketika kita ada dimanapun, berarti kita juga akan membawa embrio ketuhanan yang memang sudah dalam diri kita. Itulah sebabnya, mustahil kita dapat menipu Tuhan, karena memang ketuhanan ada didalam diri kita masing-masing. Boleh jadi koruptor/pembunuh mendapat hukuman ringan dalam berkorupsi/membunuh karena alibi meyakinkan yang diutarakan, lalu merasa sudah “bersih lagi” ketika selesai menjalani hukuman, tapi apakah Tuhan tidak paham sejatinya semua yang terjadi? Bagaimana kita menipu diri kita sendiri, karena Tuhan juga bersemayam pada diri kita masing-masing sebagai saksi? Jadi sogok’an kepada penegak hukum agar mendapat hukuman ringan, itu ejawantah dari TIDAK mempercayai adanya hukum Tuhan, banyak orang-orang semacam itu di negeri ini, justru “merasa” sangat terhormat, banyak juga di barisan terdepan ketika pada upacara keagamaan, mereka bangga dengan agamanya tapi sekaligus juga memperdaya sanubari sendiri dan berusaha menipu atau menyogok Tuhannya sendiri.
.
Dan yang terjadi kemudian adalah banyak beramal, menyumbang yatim piatu, dan sejenisnya. Berharap Tuhan mengampuni segala perbuatan curangnya, padahal uang yang untuk menyumbang adalah uang haram, Tuhan dianggap tidak paham sebab-akibat, Tuhan dianggap sangat mudah dikibuli dengan kemunafikan, bagaimana kita dapat membohongi diri sendiri? Itulah semua usaha untuk menentramkan rasa, karena sejatinya agama adalah masalah rasa dan perasaan yang menerbitkan iman untuk mengimani. Hanya kesadaran yang sehat (logika rasional) dengan pedoman KASIH itulah yang akan menyelamatkan kita di hadapan Tuhan, jadi siapa bilang beragama tidak dibutuhkan logika? Zikir adalah tuntunan pikiran agar selalu ingat ketika pikiran kita mulai memikirkan hal-hal negatif untuk kembali ke hal-hal yang positif, karena semua hal memang diawali dari pikiran kita. Zikir dalam kepercayaan lain juga banyak sekali ragamnya, bahkan kita juga bisa menciptakan “zikir” kita sendiri untuk hal-hal positip alam pemikiran kita agar selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa. Zikir memang butuh dihafal agar dapat lebih mudah diaplikasikan tanpa contekan, tapi yang lebih penting untuk menghalau pemikiran negatif, zikir harus selalu diingat makna kata-katanya, karena tanpa kesadaran akan makna zikir, tak ubahnya kita seperti merancu (ngigau) tanpa makna apa-apa karena pemikiran negatif tetap melanda kita walau mulut kita kenyataannya sedang ber zikir. Apakah saya salah bertutur? Mohon wawasannya bagi yang lebih ahli ...... Tq.
.
Kalau ingin terbebas dari rasa bersalah, maka jalan yang paling mungkin adalah “kesesatan”, maka ketika kita beragama dengan sesat, tujuan utamanya adalah menghilangkan rasa bersalah dengan menciptakan kebenaran semu sesuai dengan yang kita mau. Biasanya mereka menyadur ayat-ayat suci sebagai sarana pembenar tindakan mereka, lebih seringnya adalah jihad, membunuh manusia lain justru dialibikan kebenaran yang di ridho Tuhan, lebih kebacut lagi membunuh dan memerangi manusia lain dengan alibi membela Tuhannya, dan melupakan logika kebenaran bahwa manusia lain yang dibunuh atau diperangi adalah ciptaan Tuhan yang dialibikan untuk dibela itu juga. Jadi sesungguhnya yang merusak agama adalah kesesatan/penyesatan oleh ummatnya sendiri.
.
Apakah Tuhan perlu dibela, kalau mau lebih extrim, apakah pembelaan agama apapun itu layak untuk ajang penghilangan nyawa sesama manusia? Bukankah agama diadakan sebagai sarana pembentukan rohani dan moral manusia agar berbeda dengan binatang yang tidak pernah merasa bersalah ketika membunuh binatang lainnya? Kalau agama kita dijelekkan, tapi kita tetap mengimaninya sebagai jalan menuju kebaikan atau jalan menuju surga sesuai keyakinan kita, lalu apakah itu jadi sangat masalah? Yang banyak terjadi justru kita acapkali kepo terhadap agama orang lain, mengutarakan ayat-ayat yang jelas menyinggung kepercayaan orang lain, dan itu sungguh tidak etis walau ada tertulis diayat suci kitab kita. Karena sepengetahuan saya berdasar apa-apa yang pernah saya baca dan juga logika menurut saya, Tuhan itu tidak pernah membuat kitab suci apapun juga, Tuhan juga tidak pernah membuat agama apapun juga. Tuhan hanya bersabda tentang KASIH, KEBENARAN, PETUNJUK dan LARANGAN. Tuhan tidak pernah menyebut nama agama apapun juga, karena memang semuanya itu adalah kebijakan manusia “bijak” yang bermaksud agar mengajarkan sesuai kebijakan Tuhan lebih mudah dipahami secara awam oleh mereka-mereka yang suka dengan pengajaran tersebut. Lalu kenapa terjadi banyak agama atau kepercayaan, karena sabda-sabda Tuhan padamasa tertentu disabdakan sesuai jalan yang dikehendakiNya, lalu oleh kroninya yang diberi sabda itulah agama dibentuk. Jadi ajaran agama apapun itu karena memang agama adalah buatan manusia juga kitab-kitab sucinya itu adalah hasil tulisan manusia, walau memang manusia “bijak” tersebut bermaksud demi kebaikan dan demi kehendak Tuhan, tapi karena sebijak-bijaknya manusia adalah juga tetap manusia yang memang tidak sesempurna Tuhan Yang Maha Esa, maka ketidak sempurnaan hasil karyanya adalah sangat mungkin, jadi bukan tidak mungkin bahwa disemua kitab suci juga terjadi kekilafan, itu analisa saya. Maaf kalau ada yang kurang berkenan.
.
Lalu bagaimana kita tahu dan menilai ajaran Tuhan yang sebenarnya, yang tidak tercemar oleh kebijakan manusia bijak sekalipun yang ikut tercampur didalam ayat-ayat kitab suci baik karena disengaja maupun tidak, juga untuk menangkal ajaran yang disesatkan agar terlihat benar oleh pelakunya? Maksud baik belum tentu menghasilkan kebaikan, apalagi maksud tidak baik, termasuk diantaranya agar tampak kepercayaan tersebut adalah yang paling baik dan paling benar, upaya manusia bijak sekalipun perlu dibuktikan oleh waktu apakah maksud-maksud tersebut bisa sinkron dengan kehendak Tuhan yang adalah Maha Sempurna? Termasuk upaya-upaya oleh manusia yang dianggap bijak sekalipun, karena itulah mengapa tidak ada manusia yang dianggap sempurna bukan? Tolok ukurnya menurut saya adalah dasar dari sabda-sabda Tuhan yang harus kita cermati berdasarkan “konsistensi”, sekali lagi KONSISTENSI tentang sifat-sifat ketuhanan itu sendiri. Harap diingat, Tuhan Maha Sempurna, maknanya Tuhan memang sudah sempurna dari awal hingga akhir, jadi kalau menganggap Tuhan menyempurnakan apa yang pernah diajarkan, “silahkan renungkan”, menambahkan hal lain yang dianggap juga benar tentu berbeda dengan menyempurnakan atau mengoreksi sabdaNya sendiri. Karena juga seingat saya, dalam kitab-kitab yang pernah saya dengar dari khotbah oleh mereka yang mempercayai kitab-kitabNya, Tuhan tidak pernah membatalkan sabda-sabdaNya, tidak pernah mengoreksi, atau menyatakan tidak berlaku lagi, dan bukankah itu sebangun dengan makna Tuhan Maha Sempurna?
.
Diatas tadi sudah saya utarakan tentang dasar-dasar dari sabda Tuhan, yakni: “KASIH ; KEBENARAN ; PETUNJUK ; LARANGAN”, dan keempat hal itu bisa dilandasi dalam satu kata kunci “KASIH”, jadi kalau ingin memahami apakah ayat-ayat kitab suci kita mana yang layak kita imani, kita harus punya FILTER sendiri dengan hanya berpedoman dengan “kasih”. Larangan menipu, menyakiti, mencuri, merampok, membunuh adalah karena KASIH. Jadi kalau ada ajaran yang mengajarkan untuk membunuh dengan dalih apapun juga, renungkanlah hal itu apakah ada landasan/kandungan kasih didalamnya? Tuhan tidak mungkin mengajarkan untuk membunuh sesama manusia apapun dalihnya, sementara Tuhan sendiri adalah juga Maha Pengampun, bukankah begitu logikanya? Jadi Kebenaran, Petunjuk dan Larangan yang ada dalam ayat-ayat kitab suci kita tanpa landasan “Kasih” sudah sepatutnya kita pertanyakan berulang kali dalam sanubari kita, apakah betul itu termasuk sabda Tuhan yang juga adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang?
.
Lalu bagaimana tentang pernyataan dalam artikel ini untuk diaplikasikan kepada manusia yang tidak beragama, yang tidak percaya akan adanya Tuhan itu sendiri?

.
(“Jadi ketuhanan adalah Tuhan mengcopy “embrio” kedalam inti sanubari pada setiap kehidupan manusia tentang makna Tuhan itu sendiri.”)
.
Ketuhanan itu artinya sangat luas, dan sekali lagi landasannya adalah “kasih”. Jadi boleh saja manusia itu merasa tidak beragama, merasa tidak mengenal Tuhan, juga tidak mempercayai adanya Tuhan. Tapi ketika manusia itu sendiri mempunyai rasa malu, rasa bersalah, rasa berterimakasih, rasa sayang menyayangi, rasa bersyukur, rasa welas-asih, bisa dipercaya dan sejenisnya, itulah sejatinya tanda-tanda Tuhan hadir dalam diri orang tersebut. Lalu bagaimana ketika ada manusia yang sangat bengis, kejam tidak berprikemanusiaan, tapi tidak bisa kita juluki sesat karena tidak percaya agama dan juga tidak percaya adanya Tuhan? Bukankah hal semacam itu juga pernah kita dengar baik dalam cerita sejarah maupun berita-berita yang entah kapan tepatnya terjadi? Hal yang memang sangat langka terjadi, seperti halnya bisakah kita membayangkan andai ada orang yang dari kecil diajarkan bahwa mencuri, merampok, membunuh adalah suatu kebenaran, lalu apakah menjadi aneh kalau hal itu dilakukan dikemudian hari oleh yang bersangkutan? Itulah pentingnya kita sebagai manusia utamanya sebagai orang tua dari anak-anak kita untuk mengajarkan “kasih” sesuai dasar ajaran dari Tuhan yang embrionya telah ditanamkan kepada kita semua sebagai manusia, embrio tersebut perlu dibina, dirawat, dan dipelihara agar tetap terjaga dan semakin berkembang sesuai makna KASIH itu sendiri. Dan untuk menjaga “kasih” itu agar tidak melenceng ukurannya adalah UNIVERSAL. Makna kasih universal adalah, kasih yang berlaku dan diterima oleh siapa saja tanpa membedakan SARA. Apakah ada yang SETUJU? Silahkan beri tanggapan kalau ingin diskusi, walau menurut Anda saya ada salah, mohon tidak caci-maki ya, TQ. (SPMC SW, Minggu, 13 Desember 2015)
.
.
Sumber gambar:
Agamabuddhaindo .wordpress .com

Saturday, December 5, 2015

APA BUKTI AGAMA ANDA TERBAIK?



APA BUKTI AGAMA ANDA TERBAIK?
.
 
Renungan Opini: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
BUAH GAMBARAN BAIK ATAU BURUK POHONNYA, POHON DINILAI DARI BUAHNYA. Pohon menyangkut siapa penggemar dan pemegang sahamnya, juga pengelolanya, dan tidak menilai siapa pemberi bibitnya.
.
.
Sumber gambar:
gambar-gambar--lucu.blogspot .com
.

Friday, December 4, 2015

“MUSUH ALLAH APAKAH JUGA MUSUH KITA?”




“MUSUH ALLAH APAKAH JUGA MUSUH KITA?”
.
Opini Kesadaran Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
(JANGAN memberi tanggapan jika blom kelar baca artikel status ini, JANGAN caci maki karena itu memang sangat tidak etis dalam semua diskusi)
.
.
"ALLAH SWT MENJANJIKAN SIAPA MANUSIA YANG MEMBELA JALANNYA....INSHAA ALLAH AKAN DIPERMUDAH JALAN HAMBANYA...."
.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
.
Bukankah itu maknanya siapa yang mengikuti ajaran Allah maka akan diberi hadiah (dipermudah jalannya), kalau mau langsung dianggap keabadian, adalah diberi hadiah surga.
.
Lalu apa urusannya dengan MUSUH ALLAH??
.
Allah kok dimusuhi? Jangan ditarik-tarik ke masalah "Musuh Islam" adalah MUSUH ALLAH. Renungkan dan pelajari lewat psikologi atau logika yang rasional, manusia secara umum itu lebih respek dengan kebaikan, jadi semuanya lebih terjadi karena hukum sebab~akibat saja.
.
Makna yang ingin saya sampaikan adalah, kebaikan tidak mungkin dimusuhi oleh umum, hanya orang tidak waras yang memusuhi kebaikan, dan syukur orang waras lebih banyak dari yang tidak waras. Kekerasan, teroris, yang suka dipamerkan dan nyata diimplementasikan itulah yang menimbulkan ketidak sukaan umum (sebab~akibat). Lalu kalau “andai” mau ditarik ke musuh Islam, apakah bukan yang mencatut dan menyiratkan sangat Islami tapi sekaligus juga melakukan kekerasan, teroris, dan sebagainya itu yang adalah musuh Islam sejatinya?
.
Jadi hayo RENUNGKAN dan telisik lebih dalam, jangan biasakan menyalahkan orang lain terlebih dahulu. "Sebab~Akibat". Kalau mau ditarik kemasalah agama, utamanya Islam seperti yang dikupas beberapa teman dengan menyatakan “musuh Islam adalah musuh Allah”, lalu kita anggap umum adalah "kafir", sementara menurut saya, umum tidak mungkin memusuhi kebaikan, jadi andai benar ada umum("kafir") yang memusuhi Islam, apa sebabnya? "Sebab" itulah musuh Islam yang sejatinya bukan? Tapi andai anda paham siapa yang saya maksud dengan "penyebab" itu, itupun juga bukan MUSUH ALLAH, karena penyebab itu adalah pengimplementasi kekerasan, teroris, kejahatan yang tidak disukai oleh umum. Allah tidak mungkin punya musuh, cobalah simak di semua aliran kepercayaan, cobalah ingat-ingat bagaimana cara semua manusia berusaha untuk berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Esa, melalui doa yang dipanjatkan, dan adakah doa yang memusuhi Allah? Kalau doa saja tidak ada, bagaimana kita berpikir Allah punya musuh? Karena penyataan adanya “musuh Allah”, itu bisa dimaknakan tidak percaya bahwa Allah punya kemampuan “Kun Fayakun”.
.
Hayo berlomba berbuat baik, BUKAN melakukan kekerasan, BUKAN mengajak jihad, BUKAN menjadi teroris, karena umum itu "pasti" menyukai kebaikan. Itulah cara promosi yang paling efektif untuk mengiklankan agama anda menurut saya, apapun agamanya. Karena ketika kita selalu menyangkal kenyataan, itu artinya kita tidak menyadari adanya kekeliruan, itu artinya walau tidak disadari kita akan selalu terjerat dikubangan masalah, karena tidak mampu menerima kenyataan. KESADARAN adalah kunci pentingnya. Tidak banyak manfaatnya ketika menyatakan kecap “A” nomor satu, terbaik, bahan bakunya pilihan, hanya satu-satunya yang resmi terdaftar, koki pencipta resepnya mendapat banyak penghargaan dan piala, dan tetek-bengek lainnya. Padahal bersamaan dengan itu juga banyak berita bahwa penikmat/pemakan kecap “A” tersebut banyak yang keracunan, muntah-muntah, bahkan banyak juga yang meninggal dunia walau kecap “A” tersebut tidak dijadikan “bahan utama”. Sebagai penanggung jawab pabrik kecap “A”, bukankah hal itu sangat penting untuk ditindak lanjuti dalam tatanan manajemen dan implementasi bukan hanya sekedar kecaman?
.
Musuh agama paling nyata adalah ummatnya sendiri, yang sangat mungkin karena salah memahami, atau memang mungkin sengaja membelokkan makna agamanya demi kepentingan diri sendiri dan juga kepentingan kelompoknya. Lalu demi kehormatan manusia, kita suka melemparkan semua sebab kepada setan atau iblis dengan alibi berhasil menggoda kita sebagai manusia. Kita tidak pernah berani mengakui keserakahan, keegoisan, bahkan kebengisan diri kita sendiri, iblis dan setan justru kita jadikan tempat untuk berlindung. Apakah itu ingin membuktikan bahwa kita sebagai manusia selalu kalah dengan setan atau iblis? Bukankah manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan dianugrahi keistimewaan luar biasa? Karena manusia diberi akal dan pikiran, budi pekerti, sanubari, welas asih, tepo seliro, tolong menolong, sekaligus keegoisan, "kebengisan" yang sejatinya terbukti bisa melebihi setan dan iblis itu sendiri. Semuanya adalah plihan, karena memang tidak mungkin Tuhan “mengunci” manusia untuk menjadi manusia egois atau bengis. Sepemahaman saya mengunci itu bukan sifat Tuhan! (SPMC SW, Kamis 3 Desember 2015.)
.
CATATAN:
Maaf kalau menyebut nama agama Islam dalam artikel status ini, karena status ini merupakan hasil elaborasi dari tanggapan-tanggapan yang ada di lapak artikel status saya sebelumnya (“JIHAD lawan MUSUH ALLAH”). Jadi maksud saya bukan ingin menjelekkan agama Islam, karena justru ingin agar Islam menjadi baik atau bahkan yang terbaik sebab Islam adalah mayoritas di negeri ini, bisa dibayangkan betapa sangat besar pengaruhnya jika mayoritas atau kalau boleh diumpamakan “gerbong utama” membawa angin kebaikan secara nyata.
.
BUAH GAMBARAN BAIK ATAU BURUK POHONNYA, POHON DINILAI DARI BUAHNYA. Pohon menyangkut siapa pengelolanya, dan tidak menilai siapa pemberi bibitnya.
.
Kata-kata awal dari artikel status ini di salin dari tanggapan NIS yang juga disalin oleh RO, maaf kalau ada juga yang sebelumnya telah menuliskan tapi terlupakan namanya. (SW)
.
.
Sumber gambar:
keluargacinta .com

"JIHAD lawan MUSUH ALLAH"





"JIHAD lawan MUSUH ALLAH"
.
 
Opini Acakadut: Suhindro Wibisono.
.
 
Mohon kerelaannya mengumpulkan sumbangan untuk biaya JIHAD memerangi "MUSUH ALLAH" seperti yang diungkapkan oleh status Mustaminikila Kila, sumbangan harap ditransfer ke :
.
 
Nama: Masyaalah  
Norek: 123 456 789 0
Bank: Samiun bin Samimawon
(Nilai sumbangan "serelanya", yang tidak nyumbang akan dimasukkan kerak neraka jahanam!!)
.

Untuk menjaga kerahasiaan agar MUSUH ALLAH tidak melarikan diri, maka datanya tidak di publish disini. Jika sangat ingin tahu, harap menghubungi Intelijen yang telah ditunjuk oleh Allah, yaitu "Yang Mulia Baginda Bapak MK", tapi harus bersumpah tidak membocorkan rahasia Allah, agar MUSUH ALLAH segara dapat ditumpas. Suwun. (Guyon dot com, 30 Nopember 2015)
.
 
Sumber gambar:  
dahsyat-me.blogspot .com
.
.
===========================
.
 
Grup "SUDUT PANDANG MATA CAPUNG" (SPMC), hayo silahkan gabung, dan mohon undang teman-teman anda juga .....
.
===========================