KEBANGETAN! ~ LEBIH 400T ANGGARAN PER TAHUN MASIH AJA NGEMIS?
.
Opini Sosial ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA, itulah bunyi sila kelima
dari Pancasila yang adalah pedoman bernegara dan berbangsa kita sebagai
satu kesatuan dari NKRI.
.
Itu saya copas ulang paragraf awal
dari judul artikel "KEADILAN SOSIAL BUKAN PASTI KOMUNIS" yang pernah
saya tulis 5 Januari 2017 lalu, penasaran ingin saya bahas lagi.
.
Karena menurut saya, Negara harusnya sudah bisa memulai mewujudkannya
setahap demi setahap bunyi sila kelima itu, dan hal itu ternyata juga
sangat ditentukan oleh pemimpin negara (Presiden). Sama seperti
pemerintah memutuskan harga BBM sama di Papua dan di Jawa. Kebijakan
semacam itulah yang bermuatan KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA.
.
Pak Presiden, jika sudah dianggarkan bahwa 20
persen dari APBN untuk pendidikan, dan kita anggap saja APBN-nya 2000T,
maka itu artinya seperlimanya, sekitar 400T setiap tahunnya. Dan itu
bukan angka yang sedikit, seharusnya menurut rasa saya uang itu cukup
untuk MEWAJIBKAN seluruh anak Indonesia bersekolah minimal sampai
SLTA/SMU/SMK.
.
WAJIB belajar itu sudah sangat umum dan sudah
sangat lama dilakukan oleh banyak negara, karena memang itulah jalan
paling rasional untuk mengangkat derajat hidup seluruh rakyat, untuk
memajukan bangsa dan negara.
.
JADI KALAU BENAR 20% APBN "sudah"
dianggarkan untuk pendidikan, dan masih terdengar suara-suara sumbang
tentang kondisi buruknya gedung sekolah, gaji guru yang masih dibawah
UMR, saya curiga ada masalah di pengelolaan anggaran untuk pendidikan
tersebut.
.
Stoplah kebijakan untuk meminta sumbangan apapun
dalihnya, apalagi kalau dikaitkan dengan pungutan sumbangan sukarela
sehubungan dengan penerimaan murid baru, karena hal itu rawan
penyelewengan, dan seolah memberi kesempatan untuk para guru (kepala
sekolah) korupsi.
.
Hitungan kasarnya gini, ada sekitar
1.765.ribu sekian guru di Indonesia, anggaplah 2 juta guru, kepala
sekolahnya kita anggap 10 persennya, maka ada 200 ribu. Secara kasar dan
ngawur kita anggap kalkulasi gajinya setiap tahun adalah,
Guru
1.800.000 x 5 juta x 12 = 108.000.000.000.000,- (108T)
Kep Sek
200.000 X 10 juta x 12 =
24.000.000.000.000,- (24T)
Untuk gaji 2 juta guru tiap tahun 132T (108+24), itu kita sudah anggap
gurunya ada 2 juta, tarohlah penggajiannya tidak bisa diseragamkan gitu,
maka kita anggap saja 150T untuk gaji semua guru. Dan itu artinya masih
ada dikisaran 250T untuk biaya pendidikan dan perawatan gedung setiap
tahunnya. Jika dikelola dengan benar dan tidak ada penyelewengan,
perkiraan saya cukup, bahkan untuk membuat sekolah-sekolah baru. Apalagi
itu adalah dana yang akan didapat setiap tahun.
.
Jadi tidak
perlu lagi membuat KIP (Kartu Indonesia Pintar) pak Presiden, tapi
justru WAJIB belajar, wajib belajar itu maknanya adalah jika ada anak
usia sekolah tapi anak tersebut tidak disekolahkan oleh orang tuanya,
maka orang tua anak tersebut justru harus dikenakan hukuman badan!
.
Jumlah anak usia sekolah ada dikisaran 58 juta, anggaplah 50 juta yang
harus dibiayai oleh negara, karena sisanya mereka sekolah disekolah
swasta yang tidak wajib dibiayai negara. Dan mengelola kebutuhan 50 juta
anak, itu memang bukan hal yang simpel, tapi juga sekaligus menciptakan
peluang untuk membangun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru, seperti
misalnya, membuat pabrik kain sendiri, membuat pabrik sepatu sendiri,
membuat percetakan buku sendiri, dengan begitu justru bisa menghemat
biaya karena seragam sekolah dan sepatu, maupun buku bisa diadakan
sendiri oleh negara. Karena jumlah pasti 50 juta pelanggan itu, justru
itulah kepastian pekerjaan untuk pabrik-pabrik itu dapat bekerja
sepanjang tahun, bukan hanya permusim jelang kenaikan sekolah saja.
.
Beli atau bikin pabrik kain saya rasa tidak lebih dari 1T termasuk
konfeksinya (tukang jahit), untuk bikin pabrik sepatu dan percetakan,
saya pikir cukuplah @0,5T. Jadi jangan kasih lagi anak-anak uang, tapi
bebaskan saja semua biaya, ambil buku gratis setiap tahun ajaran baru
juga setiap awal semester disekolah masing-masing. Begitu juga dengan
seragam baru dan sepatu baru untuk setiap awal tahun ajaran baru, kasih
juga tas sekolah dari kain setiap ajaran baru .....
.
Kalkulasi kira-kiranya adalah :
.
Seragam sekolah per siswa tiap semester (6 bulan)
.
3 baju putih,
2 celana (hitam & biru)
1 set pakaian OR
1 set pakaian pramuka
1 tas sekolah kain (1X setahun)
.
Untuk semua itu, harga pabrik perkiraan saya tidak lebih dari 200 ribu.
Jadi 50 juta x 200 ribu = 10.000.000.000.000,- (10T). Untuk 1 tahun
jadi X 2 = 20T
.
Sepatu @100 Ribu. 50 juta X 100 ribu = 5 T. Untuk 1 tahun jadi X 2 = 10T
.
Ngawurnya anggap saja buku setiap semester plus alat tulis adalah 250rb
per siswa per semester (ingat harga pabrik), artinya 50jt x 250rb =
12.500.000.000.000,- untuk 1 tahun jadi X 2 = 25T
.
Biaya
listrik sekolah, buat laboratorium komputer sebelum mampu memberikan hak
pakai untuk seluruh siswa, dan lain-lain, dan lain-lain, dan lain-lain,
jika benar anggarannya sudah 20 persen dari APBN, saya hakul yakin
mencukupi uang tersebut untuk WAJIB sekolah bagi seluruh anak Indonesia.
.
Jadi PEMDA tidak perlu lagi membiayai anak sekolah, biar pemda memberi bea siswa untuk penduduknya yang kuliah saja.
.
Itulah salah satu implementasi KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA ala saya agar negara ini segera sejahtera dan maju. Dan
ternyata Presiden juga sangat menentukan untuk bangsa dan negara, jadi
tidak salah jika pemilihan presiden itu sangat penting maknanya. MAAF
KALAU SALAH DATA. (#SPMCSW, Minggu, 29 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
LBH Jakarta
.
.
.
CATATAN:
Tadi untuk buat pabrik kain, konfeksi (tukang jahit), pabrik sepatu, percetakan, hanya butuh total 2T, anggaplah 5T
.
Pengeluaran Rutin per tahun:
Gaji guru ± 150T
Seragam ± 20T
Sepatu ± 10 T
Buku & Alat Tulis ± 25T
Total pengeluaran Rutin sebelum biaya operasional sekolah adalah 205T.
.
Perkiraan saya, walau belum memasukkan biaya operasional dan biaya
perawatan sekolah, seharusnya kalau 20% dari APBN semestinya jauh dari
cukup untuk WAJIB sekolah bagi seluruh rakyat pada usia sekolah.
.
Bahkan kalau mau kasih makanan sehat (tambahan) bagi seluruh siswa juga
masih bisa. Misalnya tiap hari 1 telor ayam rebus, itu tidak lebih dari
@2rb, ditambah kolak/bubur kacang hijau/bubur ketan hitam/buah pisang
itu juga tidak lebih dari @3rb, jadi total perharinya @5rb
.
1
tahun = 52 Minggu, aktif masa sekolah dipotong semua liburan "sekitar"
40 minggu x 5 hari sekolah = 200 hari, jadi 200 x 5rb x 50jt =
50.000.000.000.000 (50T)
.
Jadi menurut saya, masalahnya ada di
pengelolaannya saja, mungkin banyak bocornya. Korupsi adalah akar
masalah paling krusial di negeri ini, jalas sangat menghambat kemajuan
bangsa, hayo Pak Presiden, pilih orang hebat yang tidak korupsi untuk
menangani alokasi 20 persen anggaran pendidikan, sayang sekali potensi
didepan mata dan semuanya sudah ada ditangan justru tidak terasa dan
masih banyak dikeluhkan rakyat. (SW)
.
.
"AWAS TERSESAT DOKTRINMU SENDIRI"
.
Opini Sensi ala #SPMC Suhindro Wibisono.
.
Ketika Anda jumpa Tuhan, itulah mujizat, karena sangat sedikit manusia
yang bisa jumpa Tuhan walau mengakui Tuhan selalu bersamanya? Ketika
kemaren itu saya nonton video dari YouTube dengan judul "Kesaksian Dini
seorang muslim bertemu Yesus saat sholat tahajud”, lalu juga ada
video-video lain yang inti ceritanya serupa dengan cerita Dini, dan
semuanya menarik karena utamanya terjadi oleh mereka yang seiman dengan
Dini, bahkan ada yang jumpa Yesus di tempat sucinya sana.
.
Lalu
setelah menonton video-video kesaksian semacam itu, saya juga nyeleneh
mikirnya gini, bukankah selama ini tertanam doktrin dibenak Dini (juga
yang lainnya) bahwa TUHANNYA TIDAK BOLEH DISERUPAKAN OLEH APAPUN? Jadi
andai Dini dan saudara seimannya itu sebetulnya memang dijumpai oleh
Tuhannya yang blom tentu biasa disebut Yesus oleh mereka, tapi karena
doktrin itu tadi, maka yang bersangkutan memaknainya sebagai Yesus. Hayo
siapa yang salah sebenarnya? Tapi mengingat makna Tuhan adalah Maha
Esa, ya sebetulnya juga tidak salah Dini memaknainya sebagai Yesus,
hanya saja secara tidak sadar Dini meminjam sebutan yang digunakan oleh
ummat agama lain. Dalam bahasa lain, saya ingin menyatakan bahwa sangat
mungkin Dini sebetulnya dijumpai oleh Tuhannya, tapi karena doktrin yang
tertanam dibenak Dini bahwa Tuhannya tidak bisa disetarakan oleh
apapun, dan Tuhannya berupa Dzat, maka otomatis Dini tidak berani
menyatakan bahwa dia dijumpai Tuhannya, dan secara reflek otomatis
teringat gambar yang salama ini sudah sangat umum, yakni Yesus.
Selebihnya lihatlah sendiri, bukankah jurusannya MURTAD?
.
Jadi kalau saya boleh tanya,
APAKAH SALAH TUHANMU PAKAI UJUD TUHAN LAIN DALAM BENAKMU UNTUK DAPAT
MENJUMPAIMU? BUKANKAH KAMU SENDIRI YANG MEMBLOKIR TUHANMU UNTUK
MENJUMPAIMU?
.
Memang tidak ada yang sempurna didunia ini,
termasuk juga doktrin agama, karena memang ayat-ayat yang tertulis
dikitab suci itu multi tafsir, dan sangat mungkin tergantung kacamata
penafsirnya. Jadi hati-hatilah menyikapi ayat kitab suci Anda, jangan
langsung merasa bungah jika ada tertulis di ayat kitab suci Anda seolah
menyalahkan keimanan ajaran agama lain. Sangat mungkin justru bumerang
untuk Anda sendiri seperti contoh yang saya utarakan pada cerita
video-video kesaksian itu bukan?
.
Maka ketika ada yang begitu
bungah dan haqul yakin bahwa keimanan ummat agama lain PASTI SALAH
karena bunyi ayat kitab sucinya "Tuhan tidak beranak dan diperanakkan",
kenapa kalian begitu yakin bahwa bunyi ayat itu pasti menghakimi agama
lain? Ingatlah rumus yang sudah berkali-kali saya utarakan baik dalam
artikel-artikel maupun tanggapan-tanggapan, bahwa kitab suci agama A itu
untuk ummat A, TIDAK untuk ummat agama B/C/D/dstnya ..., juga TIDAK
untuk mengadili keimanan maupun mengadili kitab suci agama lain. Dan
juga sudah sering saya nyatakan, apapun kitab suci Anda jika bunyi
ayatnya tidak bisa ditafsir secara positif, PERCAYALAH, saya kok yakin
Anda pada posisi salah tafsir, atau memang jangan-jangan itu memang
bukan ayat Tuhan, tapi ayat selundupan.
.
Tuhan TIDAK MUNGKIN
mengajarkan permusuhan untuk sesama manusia, karena semua manusia itu
ciptaan Tuhan yang sama, TUHAN YANG MAHA ESA. (#SPMCSW, Jumat, 27 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Astroshiopedia
.
.
************
.
"Selamat Tahun Baru Imlek (2568)"
Semoga di sepanjang Tahun Ayam yang dimulai besok Sabtu, 28 Januari 2017, kita semua banyak mendapatkan kebahagiaan. Amin.
GBU
.
************
“ISLAMOFOBIA, ISLAM MUDAH DIADU DOMBA”
.
Opini Sensi versi #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
Makna pernyataan berikut banyak bertebaran di dumay:
- Islamofobia di negara muslim terbesar diseluruh dunia
- Sesama Islam mudah diadu domba
- Kenapa Pemerintah tak pernah undang FPI untuk berdialog
- Upaya kriminalisasi terhadap FPI
- Yang resah terhadap FPI bukan rakyat, tapi penguasa
- (Dan mungkin masih buanyak lagi .....)
.
Aneh saja menurut saya pernyataan-pernyataan tersebut, bukankah
kenyataannya dipemerintahan saat ini juga mayoritas muslimnya? Bukankah
kenyataannya sebelum negara ini merdeka juga penduduknya sudah mayoritas
muslim? Bukankah kenyataannya sampai saat inipun mayoritas penduduknya
juga masih muslim? Bukankah kenyataannya di dumay beredar video habib
menyerang begitu vulgar pemimpin pemerintahan, juga banyak lagi yang
bernada seolah tidak menghargai pemerintahan yang sah, lalu kenapa
mempertanyakan “Kenapa Pemerintah tak pernah undang FPI untuk
berdialog”? Bukankah kenyataannya pemerintahan saat ini sah karena
sesuai konstitusi negara, lalu dimana salahnya jika pemerintah tidak
mengundang FPI yang sudah sangat nyata tidak mengakui pemerintahan yang
sah? Kok seolah mengharap pemerintahan yang sah harus mengemis kepada
ormas yang tidak mengakui pemerintahan itu, apa maksudnya ya?
.
Pakailah logika rasional agar tidak mudah diadu domba dengan
pernyataan-pernyataan yang terkesan hebat, padahal bermakna sesat. Maka
menyikapi pernyataan-pernyataan yang saya kumpulkan dari dumay tersebut,
seharusnya dicari akar masalah yang sesungguhnya lalu silahkan
renungkan kebenarannya. Dan menurut kacamata saya, begini .....
.
Kalau benar "Islamofobia" saat ini melanda negeri ini, APA SEBABNYA?
Kalau benar "sesama Islam mudah diadu domba" saat ini, APA SEBABNYA?
Monggo dicari sebabnya, dicari akar masalahnya, bukankah sangat simpel
sebetulnya? Bukankah kenyataan dari sebelum merdeka sampai saat ini
Islam masih mayoritas di negeri ini? Lalu kenapa belakangan ini ada
nuansa ISLAMOFOBIA dan ISLAM MUDAH DIADU DOMBA? Bukankah makna
pernyataan-pernyataan di dumay itu menyiratkan bahwa artinya Islamofobia
dan Islam mudah diadu domba itu adanya baru balakangan ini saja, baru
dasa warsa belakangan ini saja? Dan menurut kacamata saya, maaf kalau
salah, apakah itu semua bukan karena adanya ormas beringas itu sendiri?
Bukankah boleh disimpulkan kenyataan sebelum adanya ormas kotroversi itu
tidak ada masalah soal Islamofobia dan Islam mudah diadu domba di
negeri ini? Maaf jika saya salah melihat akar masalah, dan silahkan
utarakan menurut pendapat pean, karena itu memang hanya sudut pandang
kacamata saya yang juga sangat mungkin salah, pan saya bukan ahlinya
..... (#SPMCSW, Minggu, 22 Januari 2017)
.
.
PENTING:
Apapun agama pean, pean-peanlah yang harus ikut menjaganya, dan apapun
usaha atau cara pean menjaga agama pean, itu juga merupakan cerminan
agama pean. Ketika pean menyalahkan OKNUM untuk menanggapi tuduhan agama
teroris, tanpa usaha apapun selebihnya selain melempar pada personal
oknum, bukankah terkesan basa-basi jika dibandingkan dengan tuntutan
pean terhadap Basuki? Maaf lagi.
.
Jadi ayolah bertingkah
polah, berkelakuan, tindak-tanduk layaknya manusia beradap, karena itu
lebih efektif menggambarkan siapa pean sebenarnya, termasuk di dalamnya
seperti apa agama pean. Dalam “CONTOH” kasus Ahok misalnya, ketika pean
rame-rame tereak-tereak “gantung Ahok ; penjarakan Ahok ; bunuh Ahok ;
.....” Bahkan gosipnya ada yang sesumbar akan membayar 1M jika ada yang
bunuh Ahok, bukan main ..... Apakah itu mencerminkan kedamaian,
kesejukaan, kelembutan, welas asih dari agama pean?
.
Maaf lagi,
lagi-lagi maaf jika kritikan saya terasa sembilu, saya sesungguhnya
mengkhawatirkan negeri ini, menyayangkan kalau harus menjadi banyak
negara dan saya melihat justru sangat berpotensi gara-gara agama. Ketika
pean-pean ada yang masih berjuang untuk menjadikan negeri ini menjadi
negeri berdasar agama, percayalah itu hanya akan membagi-bagi negara ini
saja, jadi ketika hal menyuarakan negara berdasar agama itu masih
berlanjut dan juga sekaligus tereak-tereak cinta NKRI, sejatinya pean
yang melakukan hal itu hanya menipu, entah menipu halusinasi pribadi
atau halusinasi menipu seluruh negeri. Memang pean bisa memberi contoh
negeri mana yang tentram, damai, makmur, atas dasar negara agama
seperti yang pean masih terus perjuangkan untuk terjadi di negeri ini?
(SW)
.
.
Sumber gambar:
Kepanen .com
"MERAWAT PERKAWINAN SAKRAL"
.
Opini ala Suhindro Wibisono
.
Ada tertulis "Apa yang telah dipersatukan Tuhan janganlah dipisahkan
oleh manusia", maaf jika kurang tepat salinannya, kurang lebih inget
saya begitu.
.
Lalu bagaimana
mengetahui bahwa itu dipersatukan oleh Tuhan? Itulah misteri abadi kita,
karena manusia hanya dapat meramal masa depan dan tidak mengetahui
kepastian apa yang akan terjadi.
.
Ketika ada imam menjawab
tanya, apakah dia menjadi imam karena panggilan? Saya masih ingat
jawabnya kurang lebih gini, tinggal dilihat saja sampai akhir hidup saya
nanti, apakah saya akan tetap menjadi imam atau tidak.
.
Dan
memperhatikan semuanya itu, saya simpulkan bahwa panggilan, jodoh, dan
lain-lain yang mirip begitu-begitu itu, ternyata yang sangat penting
adalah PERAWATANNYA.
.
Dalam contoh sebagai imam, tentu saja
yang merawat panggilan itu adalah imam itu sendiri, dan dalam
perkawainan, tentu saja yang merawat adalah kedua belah pihak yang
terlibat perkawinan tersebut. Tapi kedua-dua contoh itu, yang terpenting
tentu saja saat memutuskannya. Jika sudah dipikir masak-masak, berulang
kali, dari berbagai macam pertimbangan dan RASA hati, maka MERAWAT itu
menjadi kewajiban yang sudah memutuskan untuk menjalani pilihannya.
.
Khusus dalam soal dipersatukan atau perkawinan, sangat penting
keterbukaan dalam masa penjajakan, pacaran, lalu bila perlu rekamlah
kesaksian kalian berdua yang mau menikah, apa tujuan kalian menikah,
janji apa yang dapat kalian berikan untuk masing-masing pasangan, janji
kejujuran, janji bagaimana jika terjadi perbedaan pendapat, dan
lain-lain yang PASTI akan terjadi dalam mengarungi bahtera rumah tangga
bersama. Dan menepati komitmen itulah yang terpenting dalam MERAWAT apa
yang telah dipersatukan oleh Tuhan bukan? (#SPMCSW, Sabtu, 21 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Paling Seru
“SIAPA BILANG TUHAN HANYA ADA SATU DAN SATU-SATUNYA?”
.
Opini Sensi Sedikit Risau ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
Apakah tiap agama punya Tuhan masing-masing? Diskusi yang tidak pernah
basi, dan selalu gaduh riuh, yang moderat tentu saja “bisa” menganggap
bahwa Tuhan itu Maha Esa, saya tidak tahu apakah itu pendapat terpaksa
atau karena tidak ada jalan lain selain menganggap Tuhan Maha Esa. Tapi
itu menurut saya pedapat yang paling rasional. Kalau Tuhan lebih dari
satu yang berantem tentu Tuhannya sendiri bukan?
.
Menurut rasa
saya, yang tidak berani mengakui bahwa Tuhan itu hanya ada satu, mungkin
memahami akan berimplikasi Tuhan agama A sama dengan Tuhan agama B, dan
seterusnya, karena dibenaknya tertanam bahwa Tuhan yang disembah oleh
agama lain dianggapnya bukan Tuhan! Dan itulah akar masalah terdalam
yang paling klasik, tapi juga sekaligus bahwa yang bersangkutan sangat
mungkin telah mendapat pemahaman tentang agamanya dengan cara instan,
cara militan, cara fanatik. Itu jelas belajarnya agama sekaligus disuruh
pakai kacamata kuda, takut ummatnya lirik sono lirik sini dan hasilnya
pasti ummat yang beringas, yang siap menyalahkan agama lain walau tidak
memahami makna keberadaan Tuhan agama yang disalahkan. FANATIK AKUT!
.
Fanatik akut itu ada disemua agama, cirinya kurang rasional dan
inkonsisten. Bagaimana tidak dibilang inkonsisten, ketika menyatakan
Tuhan itu Maha Esa, tapi juga sekaligus menyatakanTuhan agama lain
adalah Tuhan yang lain lagi juga. Padahal itu hanya bungkus untuk
menuduh yang disembah agama lain itu bukan Tuhan! Agaknya banyak yang
lupa, bahwa agama A itu ya untuk ummat A, agama B untuk ummat B, kitab
agama A ya untuk ummat A, bukan untuk ummat B, yang paling miris adalah
menyalahkan agama B pakai dalil agama A. BANYAK YANG KEBLINGER.
.
Andai belajar agamanya boleh mempertanyakan segala hal, andai semua
kotbah tidak boleh menyinggung agama lain, saya pikir negara ini mungkin
akan lebih tentram. Lalu yang jadi masalah adalah, bagaimana jika
dikitab agama A juga tertulis tentang ummat agama B? Itu harus ada
kesepakatan, boleh membicarakan tapi tidak boleh menyalahkan ummat B.
Lalu bagaimana kalau saya ditanya lebih jauh lagi, “bagaimana kalau isi
kitabnya memang menyalahkan ummat lain?” Saya memang bingung harus jawab
apa, karena saya percaya bahwa ajaran Tuhan yang benar tidak mungkin
mengajarkan ummatnya membenci manusia (ummat) lain. ADA YANG TIDAK
SETUJU?
.
Hal lain yang ingin saya bahas adalah, ketika pean
meyakini agama pean adalah yang paling benar maka dengan begitu pean
menjadi ummatnya, ingatlah ummat agama lain juga berpendapat begitu.
Tapi jangan lupa, ketika pean TIDAK BISA MEMBUKTIKAN bahwa agama pean
terbukti benar, kenapa pean berani menyalahkan ajaran agama lain? Jangan
dibantah pakai yang tertulis dikitab ya, karena dikitab mereka yang
ingin anda salahkan juga tertulis hal serupa, bahwa ajarannya adalah
yang paling benar. Itu artinya ajaran kalian sama-sama bergaransi, tapi
bukankah yang paling penting itu bukti dari garansi itu? Lalu bagaimana
cara membuktikan garansi agama Anda?
.
Tuhan itu Esa, maknanya
Tuhan itu universal, jadi kalau pean menganggap ada Tuhan Hindu, Tuhan
Khong Hu Cu, Tuhan Buddha, Tuhan Katolik, Tuhan Kristen, Tuhan Islam,
...... menurut saya (maaf jika pean tidak berkenan), itu adalah tata
cara penyembahan/pemujaan saja, karena Tuhan memang Esa. Tapi agar pean
paham apa yang saya maksud, kenapa saya menyamakan Tuhan yang dimaksud
dari banyak agama itu, saya harus menuliskan rumus bahwa yang saya
maksud adalah jika semua ummat dari berbagai agama itu juga menyetujui
rumusan saya tentang Tuhan sebagai berikut:
.
(1) Tuhanku adalah Maha Esa, maknanya hanya ada satu dan satu-satunya.
(2) Tuhanku adalah pencipta alam semesta dan pencipta semua kehidupan.
Kalau Tuhanku tidak sama dengan Tuhanmu, tolong sebutkan ciri-ciri Tuhanmu .....
.
Tanpa dua hal penting itu, saya pastikan Tuhan kita beda, tapi kalau
dua hal itu juga ciri-ciri Tuhan pean, maka saya nyatakan Tuhan kita
sama! (Apapun agama pean!)
.
Kalau pean anggap itu hal umum dari
anggapan pean tentang Tuhan di semua agama, saya menyebutnya itu JUSTRU
yang paling utama, karena tanpa keutamaan yang saya sebutkan itu, Tuhan
jadi tidak dibutuhkan lagi.
.
.
Saya akhiri artikel saya,
yang ingin diskusi silahkan, tapi jangan ada caci-maki ya, sebaiknya
kalau diskusi tidak menanyakan hal yang sama berulang-ulang, kasihan
yang ikut mencermati. (#SPMCSW, Rabu, 18 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Stuvia
"CARUT-MARUT LOGIKA POLITISI SENAYAN"
.
.
Ambisi ditambah egois
Lalu dibungkus rasa logis
Tak merasa walau bengis
.
Itulah para politisi senayan
Tak becus buat aturan
Akibatkan cakar-cakaran
.
Aturan hanya agar selamat
Bukan untuk martabat
Apalagi demi rakyat
.
.
.
.
.
Opini Amatan Berita ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
Untuk menghemat biaya Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang
menghabiskan biaya dikisaran 141T, lalu dibuatlah aturan bahwa kedua
Pemilu tersebut harus dilaksanakan serentak.
.
Lalu keluarlah
keputusan MK bahwa Pileg dan Pilpres harus dilaksanakan serentak di
2019. Karena harus serentak, awalnya doeloe mereka membuat kesepakatan
bahwa batasan untuk dapat mencalonkan presiden (presidential threshold)
mengikuti perolehan perhitungan parliamentary threshold periode
sebelumnya, dalam case yang akan datang ini tentu mengikuti perhitungan
2014. Lalu bagaimana dengan partai baru atau partai lama yang dulu gagal
melewati electoral threshold yang baru ikut dan yang ikut lagi,
bukankah masih diposisi nol, yang artinya tidak bisa mengusulkan calon
presiden? Dan itulah sekarang yang sedang diributkan oleh mereka para
politisi yang ngantor digedung DPR itu. Kan harusnya simpel, kalau
partai baru atau partai yang memang belum punya kursi DPR/DPRD tidak mau
mengikuti aturan yang sudah ditetapkan sebelumnya, ya jangan ikut!
.
Usulan yang sedang gencar saat ini adalah "semua" partai pada Pileg dan
Pilpres serentak 2019 diasumsikan posisinya nol, maka dengan kesetaraan
seperti itu konsekuensinya semua partai jadi boleh mencalonkan
presidennya masing-masing. Sungguh menarik dan masuk akal, semua ada
diposisi nol. Menurut saya, hal itu sekaligus menggambarkan bahwa para
politisi negeri ini kalau buat UU hanya demi kepentingan sesaatnya saja,
alias TIDAK BECUS MEMBUAT UU!
.
Menurut saya lagi, seharusnya
Pileg dan Pilpres memang tidak boleh serentak, kenapa harus memaksakan
kehendak hanya untuk agar biaya lebih murah kalau memang tidak bisa
dilaksanakan? Kalau mau lebih murah, seharusnya Pileg/Pilpres
menggunakan sistem IT, komputerisasi, bukankah tinggal njiplak
teknologinya USA saja?
.
Memakai patokan hasil Pileg sebelumnya,
menurut rasa saya memang tidaklah tepat, justru Pileg itu diadakan
bukankah dianggap hasil Pileg sebelumnya dinyatakan sudah menjelang
habis masa berlakunya? Demisioner gitulah kira-kira, dan masuk akal
kalau semua partai dianggap pada posisi nol. Tapi menurut rasa saya juga
tidak tepat bahwa semua partai boleh mengusulkan calon presidennya
masing-masing. Karena itu artinya Capres bisa lebih selusin dong? Terus
bagaimana aturan pemenang Capres jika ada lebih selusin? Apakah boleh
langsung pemenangnya dalam satu putaran saja? Bagaimana kalau
pemenangnya tidak ada yang 50 persen plus satu? Tapi hanya beda-beda
tipis saja?
.
Jelas mereka membuat aturan terkesan seenaknya
saja dan tambal sulam, dulu maunya pakai perhitungan terakhir
sebelumnya, sekarang diributkannya sendiri lagi. Gerindra terlihat
ngotot mengusulkan semua partai boleh mengusulkan Capresnya
masing-masing, sementara juga promosi bahwa menurut survei partainya
adalah paling diminati rakyat dan Capresnya juga melebihi inkamben
kepopulerannya. Sepertinya karena merasa takut tidak bisa mengajukan
Capresnya sendirian dan merasa KMP sudah bubar jalan, maka nekat
bersuara bahwa semuanya harus nol dan semua partai peserta boleh
mengusulkan Capres, tanpa berpikir panjang bagaimana pelaksanaannya?
.
Sekali lagi saya sependapat bahwa semua partai dianggap nol, karena
memang logikanya begitu, karena memang hasil Pileg-lah yang menentukan
jumlah perolehan partai-partai dan itu tanpa mempertimbangkan berapa
perolehan suara periode sebelumnya. Contohnya partai Demokrat yang pada
Pileg terakhir jauh mengkoreksi kenyataan hasil sebelumnya. Jadi tidak
ada garansi pemenang Pileg akan menjadi pemenang lagi, atau hanya
turun/naik satu tingkat, memang hasil Pileg ada kemungkinan sangat
dinamis. Bukan tidak mungkin akan ada kuda hitam, sama seperti Liga
Inggris periode lalu yang ternyata jawaranya bukan MU, Chelsea,
Man.City, Arsenal, Liverpool seperti yang sering diprediksi orang sebagi
big five, juaranya adalah Leicester City, lalu minggu lalu pelatihnya
dinobatkan menjadi pelatih terbaik sejagad saat ini.
.
Balik
ngomongin ke Pileg dan Pilpres, sekali lagi menurut saya tidak layak
diserentakkan, bukan tidak bisa atau tidak mungkin lho ya, hanya
sejatinya memang tidak menggambarkan kondisi kekinian, karena bukankah
Pilpres diadakan untuk jabatan presiden yang akan datang? Kenapa
ukuran/patokannya pakai standard perolehan Pileg periode yang sudah mau
game over kalau tidak boleh dibilang harusnya boleh dianggap sudah tutup
buku?
.
Dan itu akan berarti tiap partai bukan hanya boleh
mengusulkan Capres, tapi juga Cawapres, karena bukankah memang harus
paket? Ya sebetulnya partai-partai itu boleh koalisi mencalonkan
pasangan Capres/Cawapresnya tapi yang namanya koalisi kan itu tidak bisa
dipaksa, apalagi batasan boleh atau tidaknya juga blom ada karena semua
dianggap nol, jadi betapa serunya partai-partai itu karena semua merasa
macan dan tidak ada yang merasa gurem. Terlebih berdasar pengamatan
saya, nama calon presiden yang diusung partai juga sangat menentukan
perolehan suara legislatif, dan terus terang waktu pemilu legislatif
terakhir itu, saya milih partai karena adanya calon presiden yang ingin
saya dukung, saya tidak memilih siapa calon anggota DPR/DPRDnya, TIDAK
KENAL!
.
Prediksi saya, kalau Pilpres juga harus bersamaan
dengan Pileg, partai-partai mapan akan paling dirugikan, yang terpenting
adalah berburu individu Capres, dan itu akan terjadi penjungkir
balik'an keadaan saat ini. Bahkan tokoh yang merasa hebat dan sangat
populer, jika ada yang berani membiayai untuk bikin partai baru, sangat
mungkin akan langsung bisa eksis, apalagi kalau mampu bikin partai
sendiri.
.
Partai terlalu banyak sudah sangat jelas justru
negara semakin gaduh, tapi kenapa justru tetap dipertahankan? Dengan
dalih demokrasi dan persamaan hak, maka pembuatan partai baru seolah
haram untuk dilarang, apakah hal itu tidak aneh? Bukankah kenyataannya
dibanyak negara demokrasi lain justru hal semacam itu tidak pernah ada?
Amerika sudah memutuskan jumlah partai, dan kenyataannya tidak pernah
menambah partai baru lagi toh?
.
Kalau mau membatasi partai
secara alamiah, seharusnya batas electoral treshold yang dinaikkan,
jadikan saja minimal 10 persen, lalu yang mencapai diberi anggaran oleh
negara sesuai persentasenya, tapi dengan syarat harus ada audit keuangan
secara terbuka dan dilakukan oleh auditor independen. Yang tidak
mencapai harus bubar dan tidak boleh koalisi untuk mencapai 10 persen.
Silahkan saja membuat partai baru, tapi partai baru tidak mendapat biaya
dari pemerintah kecuali partainya bisa lolos batasan 10 persen
electoral treshold tadi untuk mendapat biaya operasional sama dengan
semua partai lainnya sesuai persentasenya. Kalau berani membatasi
begitu, saya pikir jumlah partai paling-paling hanya akan tinggal
kisaran 5 saja, dan tidak sembarang orang kaya berani membuat partai
baru.
.
Penyatuan Pilpres dan Pileg, perkiraan saya juga
memungkinkan terjadi ke mustahilan yang lain lagi, bagaimana jika
seandainya suatu partai mengusulkan Capres/Cawapres dan calonnya masuk
babak berikutnya, tapi kenyataan partainya tidak lolos electoral
treshold? Apa engga runyam kalau itu terjadi? Artinya harus
diskualifikasi, padahal bukankah itu sejatinya paslon Capres/Cawapres
pilihan rakyat yang sesungguhnya? Jadi jangan paksakan harus bersamaan
Pileg dan Pilpres kalau kenyataannya tidak mungkin. Runyam yang lain
lagi adalah, bagaimana kalau pemenang pasangan Capresnya ternyata justru
dari partai yang sangat gurem, alias partai minoritas? Itu artinya
partai tersebut hanya sedikit punya anggota DPR karena blom terjadi
koalisi, lalu jika kebijakan presiden selalu ditentang oleh anggota DPR
bagaimana pemerintahan bisa berjalan sebagaimana mestinya? Hemmmm ...
Politisi kita semakin ngawur kalau menurut kacamata saya, atau saya yang
ngawur membuat artikel ini? Maaf kalau gitu. (#SPMCSW, Selasa, 17 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Pemilu dan Politik
.
.
"GAJI ISTRI MILIK ISTRI, GAJI SUAMI HAK ISTRI"
.
Opini Ngasal ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
Saya pernah ikutan tanda tangan saksi perjanjian harta terpisah dalam
suatu pernikahan, padahal sebelumnya tidak diinfokan, entah kenapa saya
juga termasuk yang ditunjuk, saya tidak tanya. Tentu saja memang itu
pernikahan yang masih kerabat saya.
.
PERJANJIAN HARTA TERPISAH,
sepertinya sudah bukan barang aneh saat ini, yang "iseng" pingin saya
tanya, apakah boleh untuk pernikahan mereka yang muslim? Maaf, saya
memang tidak paham, dan memperhatikan trendnya, saya kok menduga harta
terpisah sangat mungkin haram, bukankah perjanjian harta terpisah dalam
perkawinan adalah produk baru? Dan sepertinya produk kafir lagi ......
Hehehehe ... itulah dasar saya menerka perjanjian pranikah untuk harta
terpisah adalah sesuatu yang haram bagi muslim, maaf kalau salah, juga
maaf memang saya tidak paham bagaimana pembagian harta bagi muslim jika
terjadi perceraian dalam perkawinan.
.
Harta gono-gini adalah
harta bersama yang didapat ketika ikatan suami istri itu sudah terjadi
dan harusnya dibagi antara suami dan istri jika terjadi perceraian, jadi
harta gono-gini tidak membedakan itu hasil kerja suami atau hasil kerja
istri, maka jika ada salah satu pasangan (suami atau istri) yang tidak
kerja dan terjadi perceraian harusnya juga dapat harta gono-gini itu,
kecuali jika dari awal pernikahan ada perjanjian harta terpisah,
begitulah "pemahaman lugu ngawur" saya.
.
Apakah perjanjian
harta terpisah dalam perkawinan itu etis dan penting? Itulah yang ingin
saya tuliskan, karena soal hukumnya saya memang tidak paham sama sekali.
Jadi artikel ini bukan patokan atau petunjuk lho ya, saya bukan sarjana
hukum, jadi anggaplah ini artikel iseng saja.
.
Jika salah satu
dari pasangan melakukan usaha kerja yang penuh resiko, perjanjian harta
terpisah mungkin penting, sehingga jika terjadi sesuatu resiko
kerugian, maka harta pasangan tidak ikut terjun bebas harus menanggung
kerugian pasangannya, artinya justru keuangan keluarga tersebut
terselamatkan dari kebangkrutan bukan?
.
Etis atau tidak
melakukan perjanjian pra nikah yang biasanya mengatur soal harta
masing-masing itu? Itu pertanyaan yang sangat sulit untuk mendapat
jawaban yang pas, sama dengan mempertanyakan, apakah perceraian itu
etis? Jadi etis atau tidak soal perceraian, bukankah kenyataannya sangat
banyak terjadi?
.
Menurut rasa saya, seharusnya perjanjian
harta terpisah ya tidak ada masalah, apalagi kalau yang wanita dari
keluarga kaya atau sendirinya wanita itu yang kaya, atau setidaknya
"menduga" punya masa depan cemerlang dalam karirnya, karena menurut rasa
saya, justru dengan adanya perjanjian harta terpisah itu membuktikan
bahwa cintanya sang pasangan bukan karena hartanya. Jadi sebetulnya
tergantung sudut pandang saja, kalau mau lihat dari sudut positif,
harusnya ya tidak ada masalah.
.
Masih menurut rasa saya,
perjanjian harta terpisah menyambut ikatan perkawinan bagi dua pribadi
yang tidak setara dalam hal harta, seharusnya tidak perlu membuat
tersinggung yang merasa miskin, yang penting adalah bagaimana isi detail
perjanjian itu.
.
Saya pernah dengar cerita yang lebih membuat
geleng-geleng kepala soal etis atau tidaknya menyambut suatu pernikahan,
tapi saya tidak bisa membuktikan apakah itu etis atau tidak karena
"kebetulan" hasilnya positif. Gini ceritanya, keluarga yang pria sangat
kaya, lalu pihak keluarganya (ortu) sikaya, meminta calon menantunya
melakukan test kesehatan yang sangat detail, termasuk kemungkinan untuk
punya keturunan atau tidak, pokoknya sangat detail lah soal kesehatan
sang calon mantu ....., saya dengar ceritanya saja cukup membuat
geleng-geleng kepala, dan spontanitas tanya dengan yang cerita, apakah
sang pria juga melakukan test kesehatan yang sama? Lalu seandainya ada
sedikit masalah tentang kesehatan sang calon mempelai wanita, apa yang
akan terjadi dengan relasi mereka? Dan saya tidak mendapatkan jawabnya,
karena kenyataannya perkawinan itu tetap berlangsung, yang artinya tidak
ada masalah dengan kesehatan calon istri itu bukan? ADAKAH CINTA SEJATI
dalam relasi itu?
.
Maka sebaiknya, dalam masa pacaran itu
jangan pakai umpet-umpetan data, tanyakan saja hal-hal yang Anda ingin
tahu, dan jawablah dengan terbuka dan jujur pertanyaan-pertanyaan itu.
Saling terbukalah, dan itulah sebetulnya makna masa pacaran, saling
mencocokkan rasa, dan saling memadukan ego apakah kalian sebetulnya bisa
saling menerima satu sama lain dalam semua hal? Tapi jangan lupa, tidak
ada manusia yang seratus persen klik dengan Anda, jadi kalau itu yang
Anda cari, Anda tidak akan menemukannya. Menutupi sifat dengan pamer
kebaikan dan selalu bersifat manis dalam pacaran, itu akan membuat
kalian terkaget-kaget dikemudian hari, jadi sebaiknya apa adanya
sajalah, jujur adalah hal yang sangat penting, menyesal kemudian tidak
ada gunanya. Karena sebetulnya perkawinan itu juga ada unsur seperti
beli lotre, setelah mengusahakan semuanya, berikutnya ya terima saja apa
adanya pasangan Anda, karena memang tidak ada yang kebetulan dalam
hidup ini. Kalau Anda mendapat pasangan yang kurang sreg menurut rasa
Anda, anggaplah itu juga karma Anda, yang artinya Tuhan menghendaki juga
hal itu terjadi untuk Anda melihat kedalam diri sendiri, apa saja yang
sudah Anda lakukan dalam kehidupan Anda? Bukankah Tuhan itu maha adil?
Orang baik akan ketemu dengan orang baik, merasa baik terus merasa
dikasih yang tidak baik, sangat mungkin itu salah tolok ukur menilai
diri sendiri.
.
TAPI JANGAN NGAWUR PILIH PASANGAN HIDUP, KARENA
MEMANG IKATAN PERKAWINAN ITU BUKAN LOTRE BENERAN YANG SEENAKNYA SAJA
DIBUANG KESAMPAH JIKA SALAH PILIH. PERKAWINAN ADALAH JUGA MENYATUKAN
KELUARGA BESAR MASING-MASING PASANGAN, MAKA HARUSNYA DITARGETKAN UNTUK
SEHIDUP SEMATI, KARENA MEMANG ITU MELIBATKAN RASA YANG TIDAK AKAN BISA
DIHAPUS SEUMUR HIDUP, MENYAKITI PERASAAN PASANGAN HIDUP JUGA BERARTI
MENYAKITI KELUARGA BESARNYA, TERLEBIH MENYAKITI ANAK-ANAK MEREKA SENDIRI
JIKA DIMILIKI.
.
Pesan saya sebelum mengakhiri artikel ini,
kalau Anda keluarga kaya, bukan sangat kaya raya yang sudah tidak
mempedulikan harta, kalau mau belikan anak rumah, sebaiknya belikan saja
sebelum anak Anda punya pacar, karena harta gono-gini itu tidak
termasuk harta yang sudah dimiliki sebelum pernikahan itu terjadi. Jadi
rumah yang Anda belikan untuk anak Anda akan tetap selamat jika terjadi
masalah pada kehidupan perkawinan anak Anda, maaf itu hanya sedia hujan
sebelum payung (dibalik-balik agar tidak terkesan serius-serius amir
boleh ya), bukan maksudnya mengharap kejadian jelek terjadi, sama
seperti Anda beli premi asuransi toh? (#SPMCSW, Senin, 9 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Portal Unique
.
.
PS.
Maaf kalau judul artikelnya "tidak nyambung", seolah jebakan batman,
karena memang judulnya agar menggugah pean untuk mau tahu apa isinya.
(SW)
TOLAK KARTU INDONESIA SEHAT
TOLAK KARTU INDONESIA PINTAR
TOLAK KARTU JAKARTA SEHAT
TOLAK KARTU JAKARTA PINTAR
TOLAK - TOLAK - TOLAK - TOLAK !
-------------------------------
Opini Nekat ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
Kalau tidak salah ingat, ketika Ahok jadi Bapati Belitung pernah
membebaskan uang biaya kesehatan, juga uang biaya sekolah, lalu saat ini
bukankah sudah ada beberapa Kepala Daerah melakukan hal serupa,
termasuk ingat saya Bupati Bantaeng, juga KJS dan KJP untuk DKI, maaf
saya tidak hafal/tau Kepala Daerah mana lagi yang membebaskan uang
sekolah dan biaya kesehatan warganya, tapi saya yakin itu ada!
.
Masih tentang sila kelima dari Pancasila kita yang adalah juga landasan
kita bernegara "KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA",
seharusnya kartu Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat TIDAK perlu dibuat
lagi! Termasuk juga KJS, KJP maupun kartu-kartu serupa yang diterbitkan
oleh Kepala Daerah lainnya.
.
Gini maksud saya, seharusnya
pemerintah pusat membantu membuatkan gedung sekolahnya juga rumah
sakitnya, sedangkan pengoperasiannya, gaji guru untuk sekolahan dan gaji
dokter untuk rumah sakit menjadi tanggung jawab APBD daerah setempat.
Dan secara teknis detailnya untuk hal-hal lain bisa dirumuskan bagaimana
sebaiknya. Tapi harusnya bisa, bukankah buktinya ada kepala daerah yang
bisa menggratiskan untuk warganya? Jadi pemerintah pusat bisa membantu
bagi daerah yang benar-benar minus, membantu pengaturan penyebaran guru
atau dokternya melalui kementrian yang sesuai, termasuk juga distribusi
obat-obatan yang dibutuhkan.
.
Tidak harus membuat RS yang
terlalu mewah, bila perlu sengaja dibuat satu ruang untuk minimal tiga
pasien sampai dengan lima pasien. Inti yang ingin saya sampaikan tentang
masalah kesehatan rakyat adalah hapus saja Kartu Sehat, cukup pakai KTP
saja, bagi warga negara kalau mau mendapat "gratis" pengobatan standard
ya dipersilahkan berobat di wilayah masing-masing atau dimanapun di
seluruh Indonesia, asal mau di rumahsakit pemerintah, kalau ingin lebih
mewah dan lebih nyaman ya dipersilahkan ke RS swasta dengan berbayar
sendiri.
.
Menurut saya sebaiknya pemerintah bisa membuat
perusahaan asuransi khusus untuk kesehatan (BUMN), pemegang sahamnya
adalah kementrian kesehatan, kementrian sosial, kementrian dalam negeri,
semua pemerintahan provinsi (semua gubernur), lalu semua anggaran yang
menyangkut kesehatan masyarakat selama ini duitnya dimasukkan kesitu
semua. Kalau disumbang dari jatah APBD daerah-daerah yang memang
mengalokasikan dana kesehatan warganya, bukankah kira-kira hampir
mencukupi dananya? Perusahaan asuransi itu ketika dibuat akan langsung
menjadi perusahaan asuransi terbesar didunia, karena langsung punya
anggota sekitar 250juta jiwa (rakyat NKRI). Ya, semua warga negara
diasuransikan saja DAN GRATIS, kalau asuransi massal semacam itu, biaya
iurannya adalah sekitar 250 ribu perjiwa pertahunnya, jadi 250jt X 250rb
= 62.500.000.000.000,- (62,5T) per tahun. Garansi perusahaan yang akan
dibuat tidak akan rugi ..... Dan pemerintahan akan langsung terkenal di
dunia, semoga Pak Jokowi berani mengimplementasikannya. Coba bayangkan
betapa besar pengaruhnya dengan kehidupan masyarakat, dan betapa
besarnya derap pembangunan RS RS di seluruh pelosok Indonesia, akan
menyerap berapa tenaga kerja dokter, perawat dan lain-lain?
.
Tentu saja implementasinya tidak bisa sim-salabim langsung akan
“lancar-jaya”, mengingat KIS ; KJS bukankah juga banyak terdapat
keluhan-keluhan? Bukankah itu juga bagian dari implementasi sila ke 5
Pancasila kita, kalau tidak berani memulai kapan lagi bisa terlaksana?
Kalau "perusahaan" asuransi itu langsung digelontori dana segitu tiap
tahunnya (± 62,5T), bukankah bisa langsung membuat RS RS secara
bersamaan di seluruh NKRI? Maka dalam waktu sekitar 3 tahun kedepan NKRI
adalah negara yang akan diperbincangkan diseluruh belahan dunia, sangat
mungkin Presidennya mendapat penghargaan nobel.
.
Kalau ingin
menaikkan taraf hidup rakyat, pendidikan adalah salah satu jalan paling
rasional. Sama metodenya seperti dengan menangani soal kesehatan, hanya
kalau masalah pendidikan jangan membuat perusahaan, tapi Kartu Pintar
tidak perlu dibuat, dan semua anak "WAJIB" sekolah di wilayah tinggalnya
masing-masing dan GRATIS, wajibnya sampai minimal SLTP, dan gratisnya
sampai SLTA, kalau mampu menggratiskan sampai kuliah ya lebih bagus.
Jangan anak-anak dikasih ATM untuk beli buku, seragam, dan lain-lain.
Setiap tahun seragam dibagikan gratis disekolahnya saja, juga buku-buku
pegangan, bila perlu tiap hari waktu istirahat anak-anak diberi makanan
bergizi, bisa berganti-ganti, hari ini kacang hijau, besok susu, lusa
telor rebus, berikutnya kolak singkong/ketela, satu buah pisang, dll
terserah kreasinya wilayah masing-masing.
.
Sekolah gratis
adalah sekolah milik negara, jadi negara tidak ngasih subsidi ke sekolah
swasta, baik swasta berbasis agama atau partikelir apapun itu namanya.
Terserah rakyat mau sekolah dimana, tapi jika ada yang tidak sekolah,
diwajibkan untuk sekolah, dan itulah tugas RT sampai Lurah untuk
menyisir wilayah tugasnya masing-masing jika ada anak yang tidak
sekolah. Jika anak-anak diwajibkan sekolah diwilayahnya masing-masing
dan sekolahannya juga diadakan, bukankah transportnya jadi dekat dan
lebih mudah dikoordinirnya? Juga bisa pakai sepeda tergantung kondisi
wilayahnya agar anak-anak secara otomatis berolahraga, dan itu akan
menyehatkan bukan?
.
Kalau dua hal itu dilaksanakan oleh
pemerintah, saya hakul yakin 10 tahun lagi NKRI sudah akan menjelma
menjadi negara hebat, tapi untuk melaksanakan itu semua, yang tidak
kalah pentingnya adalah data kependudukan yang akurat. Bagaimana menurut
Anda? Apakah mimpi saya terlalu muluk dan mengawang-awang yang tidak
rasional? (#SPMCSW, Sabtu, 7 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Membangun Pendidikan Bangsa
----------
"AHOK NGEDUMEL PEJABATNYA BANYAK DICOPOT"
.
Opini & Berita ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
Ketika waktu itu PLT Gubernur DKI merombak draf APBD DKI 2017 Gubernur
yang sedang cuti karena menurutnya "blom di komunikasikan dengan DPRD" ,
hemmm ... sepertinya masuk akal walau ketika itu saya blom dengar apa
tanggapan Gubernur yang sedang cuti ....
.
Tadi saya mendengar
komentar dari Gubernur Ahok yang sedang cuti soal adanya beberapa
pejabat yang dicopot, saya ikut gemes juga jika benar apa yang
dinyatakan Pak Ahok.
.
Menurut Pak Ahok, pejabat yang dipecat
justru yang berkinerja baik, dan ngenesnya ada beberapa digantikan oleh
mereka yang pernah dipecat Ahok! Hemmmmm ...... kalau itu betul terjadi,
jelas PLT yang menggantikan Ahok kurang paham manajemen. Wong sudah
jelas pernah dipecat kok menjabat lagi? Ada apa ini? Itu jelas bermuatan
politis atau KKN, begitu kalau menurut saya.
.
Masih menurut
Ahok, alasan pemecatannya adalah juga karena pendidikan formal
pejabatnya tidak sesuai dengan jabatan, seperti pimpinan yang membawahi
PU yang kalau tidak salah ingat tadi dinyatakan karena sarjana sosial,
padahal kata Ahok justru kinerjanya sangat baik. Tambah Ahok dengan nada
tanya, "kenapa semua pejabat yang baik kinerjanya justru diganti?
Apakah karena semua pejabat baik itu dituding mendukung Ahok?" Padahal
menurut Ahok dengan nada gemes, "mereka itu semua bekerja untuk rakyat
DKI, bukan untuk saya!!"
.
Penjelasan Ahok lebih lanjut,
bukankah seharusnya semua itu pakai ukuran basis kerja atau kinerja
pejabat yang bersangkutan? Ahok sedang berusaha minta bantuan ketua DPRD
DKI yang siapa tahu bisa membantu menyuarakan agar tidak mencopot
pejabat berkinerja baik.
.
Saya terus terang saja ikutan gemes
mendengarkan penjelasan Ahok barusan, itulah sebab langsung saya tulis
artikel ini. Dan saat saya tulis ini, saya percaya apa yang dinyatakan
Ahok sambil menunggu siapa tahu akan ada tanggapan balik dari PLT yang
menggantikan Ahok yang sedang cuti. Bagaimana dengan Anda para pembaca? (#SPMCSW, Kamis, 5 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Merdeka .com
"KEADILAN SOSIAL TIDAK HARUS KOMUNIS"
.
Opini Sosial ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA, itulah bunyi sila kelima
dari Pancasila yang adalah pedoman bernegara dan berbangsa kita sebagai
satu kesatuan dari NKRI.
.
Jika ditinjau dari "siapa yang tidak
mau kerja, maka tidak berhak mendapat keadilan sosial", ya tidak salah!
Tapi bukankah disitu tertulisnya "BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA",
artinya tanpa kecuali bukan? Bukan bermaksud menjadikan negara ini pakai
sistem komunis, tapi bukankah kenyataannya lapangan kerja juga tidak
tersedia untuk mencukupi seluruh rakyat yang butuh kerja?
.
Sila
ke 5 itu harusnya negara (pemerintah) menjamin kehidupan mimimum(dasar)
setiap warga negaranya. Tentu saja dengan syarat-syarat tertentu,
misalnya warga negara yang berusia mulai 20 tahun dan sedang tidak
kuliah dan tidak kerja (tidak berpenghasilan), maka pemerintah
memberikan uang makan mingguan sebesar 150 ribu, jadi kalau dihitung
tahunan menjadi 52 X 150rb = 7.800.000.- Menurut Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Suryamin tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016
mencapai 7,02 juta, anggaplah 10 juta jiwa, maka biaya jaminan
kehidupan minimum pertahun bagi pengangguran di NKRI adalah 10jt X 7,8jt
= 78.000.000.000.000. (78T)
.
Apakah terlalu besar uang 78T
setahun untuk biaya keadilan sosial? Bahkan jika harus mencapai 100T
sekalipun? Untuk melaksanakan hal itu, data kependudukan tentunya harus
akurat, dan itu ranah kerja Mendagri bukan?
.
Ketika
pemerintahan saat ini menentukan harga BBM di Papua setara dengan harga
BBM di Pulau Jawa(?), itulah juga yang namanya keadilan sosial, saya
sangat senang ketika hal itu diumumkan oleh Presiden Jokowi, karena
kebetulan punya mimpi serupa, dan menyayangkan kenapa pemerintahan
sebelumnya tidak melakukannya? Apakah hal semacam itu boleh ditafsir
sebagai rasa keberpihakan seorang pemimpin?
.
Seharusnya, semua
harga yang ditentukan oleh negara (pemerintah) sudah selayaknya sama dan
berlaku untuk seluruh wilayah NKRI, karena bukankah itu makna kehadiran
pemerintah diseluruh wilayah NKRI. Jadi untuk harga komoditas bahan
pokok, jika harga itu ditentukan oleh pemerintah, sudah selayaknya
harganya sama bagi seluruh wilayah NKRI, itu menurut rasa saya ejawantah
sila ke 5 dari Pancasila kita. Maaf jika saya ngaco lagi, pan saya
hanya mengutarakan berdasar rasa saya yang sangat mungkin beda ama rasa
pembaca. (#SPMCSW, Kamis, 5 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Kumpulan Makalah
“SIAPA MUNAFIK, SIAPA EGOIS?”
.
Opini Kekeh EGOIS ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
“KETUHANAN YANG MAHA ESA” , Di dunia sangat mungkin hanya Indonesia
yang mengagungkannya .... doeloe, dan mungkin masih sampai sekarang,
semua penduduk NKRI harus punya agama, bahkan tokoh yang sudah
meninggalpun juga diberi agama sesuai dengan agama yang dikehendaki
pemerintah! Agar anda tidak banyak tanda tanya, yang saya maksud adalah
tokoh sebelum Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini. Seperti
misalnya Ronggolawe dan juga tokoh-tokoh sebelumnya yang terkenal yang
masih ada makamnya.
.
Agama menurut rasa saya, adalah relasi
individu manusia dengan Tuhannya, ketika pemerintah atau negara
mengharuskan rakyatnya beragama, apakah kenyataannya rakyat negeri ini
benar-benar beragama? Jangan protes dulu ya, karena yang saya maksud
“benar-benar beragama” seharusnya individu tersebut menampilkan atau
menyiratkan beragama yang sesungguhnya sesuai dengan ajaran agamanya
bukan? Lalu bagaimana kenyataannya?
.
Maraknya teroris yang
tertangkap di negeri ini dan yang mendukung teroris tersebut secara
diam-diam maupun terang-terangan, apakah menggambarkan manusia beragama
sesuai dengan yang diharapkan negara? Ketika semua pejabat negara
disumpah sesuai agamanya, lalu kenyataannya Bupati Klaten, Jawa Tengah,
Sri Hartini tersangkut OTT oleh KPK pada Jumat pagi, 30 Desember 2016,
apakah itu menggambarkan manusia beragama sesuai dengan yang diharapkan
negara? Berapa banyak pejabat yang disumpah sesuai agamanya lalu
kenyataannya korupsi? Bahkan waktu itu Menteri Agama tersangkut perkara
korupsi dan juga dipenjara. Paling ngenes adalah ketika ada pejabat
jujur justru dimusuhi oleh mereka termasuk ormas dengan label agama, dan
melihat kenyataan begitu massifnya yang memusuhi, apakah itu tidak
kontradiktif dengan sila pertama negara kita? Negara yang “merasa”
paling religius di dunia karena mengharuskan semua rakyatnya beragama,
tapi justru kenyataannya begitu banyak rakyatnya yang mencermikan
layaknya manusia yang berlawanan dengan akidah-akidah beragama
semestinya. Hal itu juga didukung kenyataan bahwa tokoh-tokoh dari
berbagai macam agama di negeri ini yang di penjara karena korupsi.
.
Bukankah semua agama melarang (mengharamkan) korupsi, sementara semua
rakyat di negeri ini diharuskan punya agama, dan tampaknya mereka semua
utamanya para tokoh terlihat menampilkan sangat religius beragama
masing-masing sesuai agamanya, tapi kenyataannya begitu banyak yang di
penjara karena korupsi. Paling ngenes lihat ditipi pengacara senior yang
sangat kondang doa bersama sebelum sidang, apa maksudnya? Tuhan diminta
“membela” kelakuannya memberi sogok’an pada pejabat negara? Juga
melihat para narapidana memohon doa restu dan agar dikuatkan menghadapi
cobaan, itu mah gile!! Kalau ketangkap dan di penjara dianggap cobaan,
lalu yang blom tertangkap apakah artinya Tuhan melindungi korupsinya?
Tuhan kok malah seolah selalu dipersalahkan, dan dijadikan tameng,
apakah hal-hal itu menggambarkan beragama yang sebenar-benarnya benar?
.
Merenungkan kenyataan yang ada, apakah salah jika saya masih
berpendapat bahwa EGOIS telah mengalahkan relasi antara individu dengan
Tuhan kita masing-masing? Egois mengalahkan kecintaan kita terhadap
Tuhan, karena cinta seharusnya mewakili sepak terjang kita masing-masing
sebagai individu bukan? Bukankah sejatinya mencintai adalah tidak
mengkhianati? Jadi kalau benar kita percaya dengan Tuhan kita dan
mencintaiNya, artinya kita tidak mengkhianati Tuhan kita bukan? Bukankah
Tuhan kita meminta kita jujur dan segala macam itu? Dan korupsi itu
sangat tidak jujur bukan? Bukankah korupsi karena individu itu sangat
EGOIS? Masih tidak percaya bahwa EGOIS itu akar segala masalah kita?
Juga awal masalah kita dalam bernegara?
.
Silahkan ditinjau
lagi, apakah benar bahwa negeri ini rakyatnya religius? Apakah benar
bahwa rakyatnya sudah beragama dengan benar? Apakah masih benar negara
(pemerintah) harus ngurusi individu agama rakyatnya? Jangan ngamuk ya?
Saya hanya mempertanyakan, karena saya galau dengan kenyataan yang ada
di negeri ini. Harap maklum. (#SPMCSW, Selasa, 3 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Hipwee
“MASIH TENTANG EGOIS”
.
Opini Rasa ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
EGOIS SUMBER KEJAHATAN
KEJAHATAN RUSAK TATANAN KEHIDUPAN
TATANAN KEHIDUPAN ADALAH BERNEGARA
JADI .....
EGOIS AWAL MULA BENCANA BERNEGARA
HAYO .....
KELOLA DAN KENDALIKAN EGOIS KITA
AGAR KITA NYAMAN HIDUP BERSAMA
DALAM KEBERSAMAAN DI NEGARA TERCINTA
INDONESIA HARUSLAH TETAP JAYA
.
.
.
Dalam artikel sebelumnya, saya pernah menyatakan bahwa EGOIS adalah
akar segala masalah, dan menurut saya memang begitulah kenyataannya,
bahkan tidak sedikit luka batin juga dikarenakan egois, dan saya menduga
semua orang dewasa pasti punya luka batin itu.
.
Ketika waktu
SMP doeloe saya pernah pakai sepatu sampai sepatu itu seperti mulut
buaya karena sudah rusak, sadar atau tidak, mau atau tidak, kenyataan
itu menyebabkan saya mempunyai luka batin. Dan bermilyar hal lain juga
bisa membuat seseorang mendapatkan luka batin, itulah kenapa saya nekad
simpulkan bahwa semua orang dewasa pasti punya luka batin. Bekas luka
batin itu terkadang sadar atau tidak sadar juga akan ditampakkan oleh
yang bersangkutan. Saya pernah membelikan banyak sepatu untuk anak saya
ketika masih balita, hampir semua warna yang dia belom punya saya beli
kalau lihat ada di toko, padahal bukankah anak balita itu cukup cepat
tumbuh dan sepatunya jadi tidak bisa dipakai lagi? Luka batin, balas
dendam, egois ingin membalas rasa yang tidak enak yang pernah dialami
terkadang tak bisa dikendalikan!
.
Jangan lupa penghinaan yang
membuat orang luka batin terkadang juga bisa memicu seseorang menggapai
sukses, dan itulah susahnya bagaimana mengukur hal itu kenapa bisa
terjadi? Menurut duga saya, itu adalah tergantung dari resistensi tiap
individu terhadap beban derita. Ada manusia yang ingin balas dendam dan
tertantang, tapi ada juga yang terpuruk dan menganggap hinaan itu benar
adanya, bahkan juga bisa membuat orang menjadi gila karena tidak bisa
menahan rasa masalahnya. Lalu berkembanglah pengetahuan-pengetahuan baru
soal motivasi, yang menyatakan bahwa memotivasi orang itu harusnya
diutamakan, padahal kalau mau teliti mencermati, begitu banyak pengikut
pendidikan kursus motivasi, apakah pengikutnya juga menjadi berhasil
semua? Menurut saya ada faktor X kenapa seseorang menggapai sukses atau
tidak, dan faktor X itu ternyata tidak bisa diseragamkan untuk setiap
orang. Menurut saya sangat baik untuk menjamin kehidupan seseorang dan
agar orang-orang lebih berani berusaha untuk menggapai suksesnya
masing-masing, harusnya negara memberikan jaminan kehidupan minimal bagi
semua warga negaranya.
.
Ketika melihat keluarga kurang mampu
mempunyai anak lebih dari dua, selain faktor ketidak pahaman, itu adalah
bentuk egois yang lain lagi, egois yang tertanam dengan mengharapkan
salah satu atau beberapa anaknya bisa sukses, sehingga mengharap
kehidupannya ikut terangkat, sambil mengharap syukur-syukur kalau semua
anaknya akan sukses, padahal menurut rasa saya, harusnya keluarga tidak
mampu cukup punya anak satu saja.
.
Bahkan kalau mau lebih
extrim masih menurut rasa saya, seharusnya semua keluarga tidak boleh
punya anak lebih dari dua, KECUALI KELUARGA YANG KEHIDUPANNYA BANYAK
BAHAGIA, jadi ukurannya bukan soal banyaknya harta yang dipunyai! Kalau
kita hidup tidak banyak bahagia, atau kehidupan kita lebih banyak
deritanya, kenapa kita begitu egois juga ikut andil terciptanya
kehidupan-kehidupan yang besar kemungkinan akan tidak bahagia juga? Kita
tidak mungkin memberikan sesuatu yang tidak kita punya, dan kalau kita
tidak punya kebahagiaan itu, kebahagiaan darimana lagi yang akan kita
berikan pada anak-anak kita? Apa bukan egois itu namanya? Maka kalau ada
keluarga tidak bahagia dan berani memutuskan untuk tidak mempunyai anak
walau sebetulnya bisa punya anak, harusnya itulah keluarga hebat yang
tidak egois.
.
Kenyataannya bukankah makin lama makin banyak
masalah kehidupan didunia, utamanya dinegara-negara berkembang yang
tidak memberikan jaminan kehidupan minimum bagi warga negaranya? Karena
selain orang tuanya tidak bisa memberikan kebahagiaan pada anaknya,
kehidupan minimalpun juga belom pasti. Cobalah cermati lebih detail,
banyaknya kejahatan sangat mungkin ditimbulkan oleh oknum yang datangnya
dari keluarga yang tidak bahagia. Ada yang setuju dengan artikel gila
saya ini? Jangan marah ya, pan saya bukan ahlinya, saya hanya menulis
menurut rasa saya saja, maaf kalau ngaco. (#SPMCSW, Senin 2 Januari
2017)
.
.
Sumber gambar:
muazfozi.wordpress .com
"SUGESTI PENJARA OTAK KITA"
.
Opini Nekad ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
Ketika sekitar 3,5 dasa warsa yang lalu bokap saya tanya penjual gulai
kambing yang sedang lewat didepan rumah "Kang otakmu masih ada",
pedagangnya tidak marah dan nyantai saja menjawab masih dan berhenti
melayani. Itulah candaan tahu sama tahu ala kampung saya era waktu itu,
jangan ditiru ya.
.
Tahun 2016 sudah berlalu, malam tadi
dirayakan begitu meriah, detik-detik berlalunya waktu bahkan dihitung
dengan heboh, dirayakan dengan saling bersulang, ada yang menyulut
kembang api juga petasan, cepika-cepiki sesama teman, semua hura-hura
merayakannya .....
.
KENAPA? Bukankah itu semua hanya masalah
pikiran manusia saja? Tertanam didiri kita "rasa" semuanya itu, rasa
berbeda, rasa berlalunya tahun 2016 dan diganti 2017, padahal bukankah
siklusnya ya sama saja, tiap hari ya waktunya berlalu seperti biasa,
siklus alamnya sama saja, bukankah manusia sendiri yang memberi
angka-angka 2016, 2017 itu?
.
Itulah luar biasanya pikiran
manusia, begitu juga ketika Anda sedang jatuh cinta. Semua hal memang
ditentukan oleh pemikiran, otak yang bekerja disana, maka sampai detik
ini, saya blom pernah dengar ilmu kedokteran bisa mengganti otak
manusia, kalau ganti hati masih pernah kita dengar, dan tebak'an saya
kok memang otak manusia itu tidak bisa diganti secara fisik. Karena
kalau otak manusia itu diganti dengan otak manusia yang lain, orang
tersebut jadi identitasnya menjadi siapa? Menjadi yang punya otak,
menjadi yang punya tubuh keseluruhannya, atau menjadi bagian dari
keluarga yang membiayai operasinya? Jadi ketika banyak orang berlaku
tega, dan dijuluki "tidak punya hati", atau tidak punya perasaan, itu
sebetulnya hanya perumpamaan saja, karena sebetulnya itu semua merujuk
ke otak-otak juga.
.
Dan karena ulah otak kita juga maka segala
permainan rasa juga sangat mempengaruhi hidup kita. Ketika dulu waktu
kecil saya tidak suka daging, juga kenyataanya keluarga tidak mampu beli
daging, bahkan ingat saya potong ayam itu hanya pada hari-hari besar
saja, tapi beruntung saya masih suka ikan laut, dan karena kebetulan
kami tinggal di kota pesisir pantai, ikan laut lebih murah dari pada
daging ayam atau daging sapi. Lalu ada juga anak(keponakan sepupu) yang
saya kenal tidak doyan daging dan ikan, hanya makan tahu tempe, sayur
dan maksimal telor ayam. Lalu kita semua dicekok'i info bahwa orang
tersebut akan kekurangan gizi, tidak akan pandai, dan banyak hal negatif
lain. Lalu ortunya terpengaruh dan menjadi khawatir akan perkembangan
anaknya, padahal anaknya tidak apa-apa dan biasa saja, juga berkembang
seperti anak-anak lain, tidak sakit-sakitan, bahkan tubuhnya cukup
proporsional. ITULAH PENJARA PIKIRAN.
.
Padahal sekarang kita
malah disodori info ternyata vegetarian itu sangat baik untuk kesehatan
manusia, juga untuk bumi. Jadi apa yang kita anggap benar saat ini,
belum tentu akan tetap benar untuk masa yang akan datang. Dan itu sudah
sangat sering terbukti, sama seperti andai kita hidupkan lagi orang yang
meninggal dunia dua abad yang lalu, lalu kita cerita bahwa ada orang
yang datang dari bulan, pasti kita dianggap gila. Hanya orang-orang mati
yang tidak pernah merubah setiap pendapatnya, mustahil orang selalu
benar dalam semua hal. Kalau toh kenyataannya saat ini orang tersebut
terlihat (tampaknya) selalu benar, bukankah sebagai manusia itu
dihitungnya semenjak lahir sampai dengan meninggal? Kalau mau lebih
baik, memang nasehat "pikirkan setiap hal yang ingin diucapkan, tapi
jangan ucapkan semua hal yang dipikirkan" itu adalah benar adanya, dan
hal itu akan meminimalisir kesalahan yang kita lakukan, selain tentu
saja tidak mudah pikun. Segalanya akan menjadi terbiasa dan tanpa beban
kalau kita berkehendak melakukannya, jadi jangan dianggap memikirkan
hal-hal yang mau diucapkan itu sesuatu yang mustahil.
.
Saya
tutup artikel saya ini dengan pendapat, ketika kita terbiasa memikirkan
setiap hal yang mau diucapkan, selain bonus tidak mudah pikun, bonus
lainnya adalah biasa berpikir kritis, dan efek dominonya adalah berani
berlogika yang berbonus lagi tidak mudah diombang-ambingkan pendapat
orang-orang karena kritis dan memikirkan logikanya. Maaf kalau Anda
tidak paham, karena memang saya bukan ahlinya, saya hanya menulis
berdasarkan rasa saya saja. (#SPMCSW, Minggu, 1 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Pulsk