Tuesday, February 28, 2017

SURAT BLAK-BLAK’AN UNTUK: PAK PRESIDEN ; MENTRI AGAMA

SURAT BLAK-BLAK’AN UNTUK:
PAK PRESIDEN ;
MENTRI AGAMA ;
Juga sekalian MUI

.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
.
Opini Dalam Surat Terbuka ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.


Yth. Pak Presiden Jokowi ; Pak Menag. Lukman Hakim Saifuddin,


Saat ini Ahok diperkarakan dengan tuduhan “menista agama” sebab utamanya adalah fatwa MUI, dan diawali oleh pernyataan Ahok sendiri yang saya pahami adalah juga karena gonjang-ganjingnya kenyataan di negeri ini tentang: “BOLEH ATAU TIDAKNYA UMMAT MUSLIM MEMILIH PEMIMPIN PEMERINTAHAN DARI KALANGAN NON MUSLIM”
.
Kalau MUI sudah begitu sigapnya membuat Fatwa untuk stempel Ahok sebagai menista agama Islam, kenapa MUI tidak sekalian menelaah sebab musababnya? Bukankah sebab musababnya itu sendiri adalah karena persoalan BOLEH atau TIDAK BOLEH ummat Islam memilih pemimpin pemerintahan dari non muslim yang mereka sering sebut “KAFIR” itu bukan? Apakah butuh kejeniusan untuk memahami hal itu? Saya rasa tidak, itu adalah hal yang sederhana saja, sepertinya lebih jenius yang memintakan fatwa kepada MUI (sejatinya entah ada atau tidak yang minta fatwa? Maaf.) soal pernyataan Ahok sehingga memperoleh predikat “menista” itu.
.


Yth. Pak Presiden Jokowi ; Pak Menag. Lukman Hakim Saifuddin,


Agar negeri ini tidak selalu gaduh, apalagi “seolah” biang gaduh itu adalah soal “goreng-menggoreng” yang mencatut agama dalam hajatan setiap Pemilu apapun itu di negeri ini (sekarang sedang menggoreng untuk Pilkada DKI), apakah Bapak-Bapak berkenan memohonkan untuk saya (juga mungkin “kami", jika seandainya ada yang se ide dengan surat saya ini) rakyat negeri ini, agar MUI mengeluarkan FATWA tentang “BOLEH atau TIDAK ummat muslim memilih pemimpin pemerintahan yang tidak seiman (non muslim)”.
.
Saya bukan tidak memahami bahwa konstitusi negeri ini kurang lebih menyatakan "Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama", tapi bukankah mereka semua yang menggoreng dengan bahan bakar agama juga seharusnya telah memahami? Dan kenyataannya juga tetap menyulut rakyat lewat bahan bakar agama bukan? Jadi bukankah permintaan Fatwa MUI itu sebetulnya juga dibutuhkan untuk "mungkin" menguatkan syiar konstitusi negara? Siapa tahu hasil Fatwa MUI juga akan mencerahkan rakyat yang begitu gampang dimanfaatkan oleh para oknum yang berharap mengambil keuntungan dari terombang-ambingnya rakyat kebanyakan itu.
.
Karena sepertinya sungguh miris kenyataan yang ada, ketika belakangan topik yang menjadi viral di dumay tentang spanduk yang berisi : “Masjid ini tidak mensholatkan jenazah pendukung dan pembela Penista Agama” , apakah menurut Bapak-Bapak hal itu tidak kelewatan? Apakah mungkin spanduk itu dibuat jika tidak saat Pilkada DKI seperti saat ini, dan kebetulan salah satu calon (Ahok) sedang berperkara dengan tuduhan “Menista Agama”?
.
Jika persoalan goreng-menggoreng dengan bahan bakar utama agama (Islam, maaf) itu tidak segera dihentikan, bukankah akan selalu menghabiskan waktu, tenaga dan juga biaya? (Kasus yang akan selalu berulang). Dan menurut “rasa” saya, debat soal BOLEH atau TIDAK yang menyeret agama sebagai bahan bakarnya, justru mencitrakan negatif tentang bahan bakarnya itu sendiri. Dan saya juga paham tentang adanya pernyataan-pernyataan bahwa FATWA MUI itu tidak mengikat, tapi bukankah kenyataannya Fatwa MUI itu yang saat ini dipegang teguh oleh banyak kepentingan guna memperkarakan Ahok ke pengadilan?
.


Yth. Pak Presiden Jokowi ; Pak Menag. Lukman Hakim Saifuddin,


Mungkin permintaan saya dalam surat ini sepertinya sangat sederhana (HANYA MEMINTA FATWA MUI), tapi akan dapat menjadikan rujukan bagi semuanya hasil dari FATWA MUI tersebut, dan perlu juga saya infokan bahwa permintaan yang sederhana itu belum tentu tidak berefek prahara. Walau memang ada pertaruhan untuk hal itu, memang itu semua tergantung dari isi fatwa yang akan diberikan oleh MUI, tapi menurut saya itu perlu untuk mengakhiri selamanya demi demokrasi dan ketentraman di negeri tercinta ini. Dan saya yakin Bapak-Bapak akan berani mengambil resiko itu, utamanya Pak Presiden Jokowi yang juga saya kagumi akan memberikan restu ke Pak Menteri Agama yang memintakan Fatwa MUI-nya. Mohon maaf jika surat terbuka ini kurang berkenan atau di tuding tidak sopan. Salam Persatuan dalam Kebhinnekaan. (#SPMCSW, Sabtu, 25 Februri 2017)
.
.
Sumber gambar:
foto.okezone .com

(Dalam foto: Menteri Agama juga ikut mendampingi Pak Presiden)

Thursday, February 23, 2017

"HAYO KITA TUNDUKKAN KESOMBONGAN FREEPORT !"

"HAYO KITA TUNDUKKAN KESOMBONGAN FREEPORT !"
.
Opini Sensi Bela Negeri ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
Saya bukan tidak percaya cerita sejarah tentang awal mula freeport, mulai dari penemuan sampai ada yang mengaitkan tentang terbentuknya perusahaan tersebut di Papua sampai ke masalah gosip PKI, serunya seperti cerita petualangan indiana jones atau cerita agatha christie, juga seperti cerita spionase ala flim barat, atau seperti cerita mission-nya film 007, atau justru semuanya kalah seru karena freeport gosipnya banyak tipu daya, sogok'an, trik juga intrik yang dibumbui iming-iming kekuasaan dan entah apa lagi? Anggap saja cerita itu memang ada dan pernah terjadi, tapi eranya bukankah sudah sangat jadul?
.
Jadi jangan terbelenggu sejarah, apalagi menakut-nakuti pengambil kebijakan saat ini. Justru kini saatnya kita membuktikan diri mumpung pemimpinnya terkenal bersih dan berani, kita sebagai rakyat bukankah harusnya "MENDUKUNG PENUH" pemerintahan saat ini untuk berani tegas, jangan hanya menjadi bagian yang hanya koar-koar mengkritik pemerintah dengan tuduhan pro asing, giliran dibutuhkan kebulatan tekad untuk memberi dukungan agar pemerintah berani bersikap tegas terhadap hegemoni asing, malah pada belagak membisu seolah tidak paham masalah. Mana mereka yang sok nasionalis dan garang mengkritik pemerintah atas nama nasionalisme bangsa kok tidak segarang biasanya? Kalau dibilang tidak paham apakah bukan menggelikan? Saya ada melihat pemimpin NU memberi support dan menyatakan ada dibelakang kementrian ESDM, berharap semua tokoh yang merasa punya masa atau punya pengagum juga memberi dukungan pada pemerintah, termasuk semua ketua partai, semua ulama, semua habib, semua pengamat, dan semua-muanya deh .....
.
Sebetulnya, inilah kesempatan emas yang Tuhan sodorkan pada bangsa ini, jika kita dapat bersatu untuk bersuara dan tidak menyalahkan apapun yang akan terjadi atas kasus freeport ini, maka tak ada yang tidak dapat diselesaikan dengan hasil manis.
.
Menurut duga saya, justru akan sangat hebat jika semua karyawan freeport yang sudah dirumahkan maupun yang rencana akan dirumahkan, menunjukkan rasa nasionalismenya terlebih dahulu. Tentu saja saya berpikir merekalah yang harusnya bersatu dan bersuara mendukung pemerintahan agar tidak surut langkah dalam menegakkan peraturan (UU negara), "kalau itu bisa terjadi", saya sangat yakin freeport langsung akan ciut nyalinya dan pasti itu adalah penjungkir balik'an prediksi kalkulasi mereka. Lalu diikuti oleh pemerintahan daerah setempat, utamanya digerakkan oleh rakyat Papua sana untuk memberi dukungan kepada pemerintah pusat, bisa dibayangkan akan terjadi revolusi yang sesungguhnya.
.
Inilah kesempatan emas untuk mengambil alih gunung emas kita yang sudah dikuasai 50 tahun oleh freeport, yang kita tidak pernah mendapat data real berapa keuntungan yang sudah dikeruk oleh mereka? Sudah 50 tahun kita terasa sangat bodoh, dan sebetulnya hal itu juga bisa terjadi karena ulah serakah oknum-oknum tokoh kita sendiri yang telah mengkhianati bangsanya sendiri.
.
Hayo semua rakyat, sudah saatnya kita tunjukkan pada dunia, bahwa kita juga bisa bersatu padu untuk menunjukkan bahwa kita tidak takut akan ancaman, dan negara ini juga tidak memperlakukan semena-mena terhadap para investor bisnis dari manapun datangnya. Dan ingat pemerintah sedang bermasalah dengan PT Freeport, bukan dengan negara Amerika, jadi jangan terlalu lebai untuk menakut-nakuti seolah kita akan berperang dengan Amerika.
.
Sungguh akan sangat dramatis dan akan membelalakkan mata dunia jika perjuangan ini diawali terlebih dahulu justru oleh semua karyawan freeport sendiri yang terkena imbas dirumahkan, percayalah hal itu juga akan menarik simpati seluruh rakyat negeri ini, sangat mungkin kalau diadakan buka rekening dompet #PeduliKorbanFreeport (#PKF) untuk menanggulangi masa krisis akibat berperkara dengan freeport, berjibun rakyat juga akan terpanggil dan memberikan donasi, hal itu juga bisa dibuat membantu mereka semua yang terimbas karena kasus freeport dan yang memang benar butuh bantuan, kalau benar terjadi harap dikelola secara resmi dengan profesional dan transparan ya.
.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah tugas dari kementerian komunikasi, agar mengumpulkan pemilik atau pemimpin semua corong sumber pemberitaan, baik itu tipi, radio, surat kabar, dan pewarta dumay lainnya, MENGHIMBAU mereka agar membantu pemerintah dengan ikut bersatu padu dengan rakyat untuk menyuarakan ketegasan. Maksud yang terutama adalah tidak memberitakan apapun yang sifatnya melemahkan perjuangan ketegasan yang dilakukan pemerintah, jadi jangan beri panggung kesempatan untuk para tokoh yang berseberangan dengan kehendak rakyat, apalagi malah sengaja mewawancarainya seperti biasa disetiap kasus di negeri ini, seolah corong pewarta sengaja mengadu domba agar gegap gempita, pada case ini kita memang harus berbeda, kita harus bersatu padu demi nusa dan bangsa karena memang kita menghadapi kesewenang-wenangan asing yang mencoba mendekte pemerintah yang artinya itu melecehkan kita semua sebagai bangsa.
.
Percayalah kalau freeport tidak mengikuti peraturan yang ada di negara ini, harus dibuat membayar lebih mahal lagi. Jangan takut dia akan menjadi bangrut, bila perlu kita buat bangkrut atas kesombongannya sendiri.
.
Tahukah Anda ketika pihak freeport menyatakan sejak 1991 telah memberi pemasukan untuk NKRI dari segala hal sehubungan aktifitas freeport di NKRI (termasuk deviden, yang padahal NKRI hanya pegang saham kurang dari 10%) senilai US$16,5 miliar, artinya 2017 - 1991 = 26 tahun, jadi pertahunnya = 16,5M : 26 = ±US $ 635jt. Sementara Freeport-McMoRan telah menerima US$10,8 miliar dalam bentuk "DEVIDEN". Maaf saya tidak paham masalah ekonomi, juga tentang bursa saham, dan lain-lain, tapi saya sepintas sering dengar bukankah biasanya deviden itu dibagikan hanya sekian persennya (sedikit sekali) dari keuntungan perusahaan?
.
Menurut rasa saya yang banyak tidak paham apa-apa, pernyataan yang diutarakan oleh perwakilan freeport belum lama ini di Jakarta, memang disengaja tidak jelas dan terkesan menyamarkan wacana agar terlihat freeport tidak serakah, seolah menerima lebih sedikit dengan menyamarkan dibalik kata "deviden"? Karenanya saya mengira, keuntungan terbesar freeport itu diinvestasikan lagi sesuai pernyataannya. (US $ 12M + 15M), padahal freeport adalah perusahaan yang sudah menjual saham bukan?
.
Masih menurut pengertian saya yang tidak paham apa-apa, ketika ada penggelontoran dana untuk memperbanyak modal usaha pada perusahaan yang sudah go public, baik itu dari keuntungan yang di investasikan, artinya secara catatan pembukuan aset perusahaan akan menggelembung bukan? Lalu bagaimana dengan saham freeport yang dimiliki NKRI yang kabarnya belum mencapai 10% sementara menurut UU secara bertahap NKRI harusnya memiliki 51%? Kapan terlaksananya? Kalau aset perusahaan digelembungkan terus sedemikian rupa oleh freeport, sementara perusahaan itu sudah menjual saham, bukankah juga sering kita dengar, perusahaan yang "go public" itu adalah juga sarana perusahaan tersebut untuk menghimpun dana publik guna membiayai usaha perusahaan? Dan hal itu rawan "digoreng" toh? Maksud saya jika perusahaan itu misalnya jika dicatat total semua aset sesungguhnya hanya 1 juta, maka kalau dinilai berdasarkan lembar saham dan perlembarnya dianggap bernilai 1, bukan berarti perusahaan penerbit saham hanya boleh menerbitkan 1juta lebar saham bukan? Sepengetahuan saya perusahaan tidak hanya menghitung aset yang dimiliki, tapi juga potensi keuntungan, hak kekayaan intelektual, manajemen, dan segala macam tetek bengek lainnya, yang terutama pamer potensi keuntungan untuk waktu yang akan datang. Jadi sangat mungkin perusahaan tersebut akan mengeluarkan lembar saham sebanyak 5 juta lembar atau bahkan mungkin 10 juta lembar saham jika dianggap perumpamaan tersebut menganggap nilai aset sesungguhnya sekalipun hanya 1 juta (bukankah begitu kenyataan kenapa banyak perusahaan berlomba-lomba untuk bisa menerbitkan saham alias go public?) Apalagi dalam hal kekayaan alam, yang tentu saja sangat fluktutif perkiraan keuntungannya dengan modal biaya pengolahan yang tetap rata-rata sama.
.
Yang ingin saya utarakan adalah, ketika hal itu semua dilakukan freeport, dan semakin digelembungkannya (kesengajaan) aset perusahaan! Bahkan bisa jadi cara penggelembungan selain menanamkan keuntungan hasil usaha (mumpung sahamnya mayoritas masih dimilikinya) juga sangat mungkin pakai skema kredit bank , dan ngenesnya "mungkin" bisa saja pakai anggunan perusahaan freeport itu sendiri, padahal bukankah perusahaan itu (freeport) sejatinya hanya namanya saja, tapi lahan lokasi atau potensi kekayaan itu sejati-jatinya adalah milik Bangsa Indonesia? Kalau itu terjadi, artinya aset lahan yang masih milik bangsa ini juga dipinjam pakai untuk anggunan kredit bukan? ENAK BENER.
.
Apakah bukan karena hal itu kenapa proses divestasi kepemilikan saham untuk NKRI sengaja diperlambat? Karena pihak freeport mau "berternak" uang dulu didalam perusahaannya, sehingga ketika tiba waktu batas akhir NKRI harus membeli jatah saham agar mencapai 51% sesuai yang dipersyaratkan ketentuan perjanjian, maka NKRI akan semakin kelabakan untuk dapat membeli saham tersebut karena sudah pasti harganya sudah selangit. Kalau pembelian saham itu tetap terjadi, freeport tentu sudah mengeruk laba yang sangat luar biasa, itulah bayangan saya untuk dapat mempertahanan kontrol manajemen oleh mereka karena tetap menguasai saham mayoritasnya. (Usaha tipu daya agar tetap mempertahankan sebagai pemegang saham mayoritas, atau kalau tidak bisa maka akan mengeruk keuntungan sebanyak mungkin ketika sahamnya dibeli oleh NKRI)
.
Karena kepemilikan saham 51% oleh NKRI, jelas Indonesia berhak setidaknya mengetahui jeroannya freeport. Padahal bukankah freeport sengaja tidak membangun smelter di Indonesia itu dicurigai agar jeroan data kandungan sesungguhnya tidak dapat diketahui oleh NKRI?
.
Maka saya curiga Tuhan memberi kesempatan untuk Bangsa Indonesia, karena bukan tidak mungkin justru inilah saatnya NKRI diberi kesempatan untuk membeli saham freeport dengan murah, caranya menurut strategi tik-tak catur saya yang ngawur, pemerintah harus tetap kekeh mempertahankan peraturan yang ada, tidak perlu takut ancaman dibawa ke arbitrase internasional sepanjang kita yakin kita betul, termasuk ya itu tadi, tidak perlu takut adanya pengangguran pada semua karyawan freeport, justru negara harus memanfaatkan momentum itu agar karyawan yang dirumahkan itu menjadi pahlawan bersama demi bangsanya, agar mendukung pemerintah. Maka dengan tidak beroperasinya perusahaan freeport itu, saham freeport akan terjun bebas, biarkan saja dahulu sampai ada dititik paling nadir, lalu baru beli sahamnya, bila perlu jauh lebih besar dari 51% sesuai ketentuan, yang lainnya bisa saja BUMN-BUMN bidang pertambangan kita ikut membeli 5~10% sesuai kemampuannya, yang penting negara harus menguasai mayoritas tunggal terlebih dahulu (sedikitnya 51% sesuai ketentuan).
.
Lalu kalau saham mayoritas sudah dikuasai negara, agar perusahaan dapat beroperasi kembali, bukankah negara boleh saja meminta persetujuan DPR untuk memberi kesempatan perpanjangan waktu ekspor lagi konsentratnya freeport barang satu dua tahun sambil membuat smelter itu?
.
Dan saya baca ulang artikel ini, panjangnya kok ngadubilahi, mana ceritanya sangat mungkin ngawur dan tidak sesuai kaidah ekonomi, lha wong aku memang cuman pengangguran iseng doang yang sangat minim makan pendidikan sekolahan, boro-boro paham ekonomi, modalnya hanya logika nekat wkwkwkwkwk ..... Artikel ini memang artikel berbumbu aroma kegeraman dalam masakan rasa kebangsaan, MAAF ..... (#SPMCSW, Kamis, 23 Februari 2017)
.
PS.
Jika ternyata artikel ini sangat ngawur dan sangat melenceng dari kaidah-kaidah rasional ekonomi, MAKA AKAN SAYA HAPUS.
.
Lalu dari mana saya tau itu melencemg dan nguwawur pol, tentu saja dari tanggapan-tanggapan para pembacanya bukan? Maka saya nantikan pencerahannya. Suwun (SW)
.
.
CATATAN:
(Pernyataan President dan CEO Freeport McMoRan Inc, Richard C Adkerson, "copas dikit" dari detikFinance, Senin 20 Feb 2017)
.
Berdasarkan Kontrak Karya, Freeport telah melakukan investasi US$12 miliar dan sedang melakukan investasi sebesar $15 miliar guna mengembangkan cadangan bawah tanah kami.
.
Berdasarkan Kontrak Karya, pemerintah telah menerima 60% manfaat finansial langsung dari operasi kami. Pajak-pajak, royalti-royalti, dan dividen-dividen yang dibayarkan kepada Pemerintah sejak 1991 telah melebihi US$16,5 miliar sedangkan Freeport-McMoRan telah menerima US$10,8 miliar dalam bentuk dividen.
.
.
Sumber gambar:
SI MOMOT

**********

Sunday, February 19, 2017

"KARTU MATI USAI ELIMINASI PILKADA DKI"


"KARTU MATI USAI ELIMINASI PILKADA DKI"
.
.
Opini Nekat ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
Walau blom resmi diumumkan, besar kemungkinan terjadi babak eliminasi untuk Pilkada DKI, melihat kenyataan semua survei hampir serupa hasilnya, maka Paslon No. 1 mengibarkan bendera putih tanda menyerah kalah, syiar legowo menerima kekalahannya sambil mengucapkan terimakasih dan meminta maaf kepada tim sukses dan para pendukung yang sudah memilihnya. Lalu seperti keajaiban di negeri ini, hal semacam itu banyak dimaknai sesuatu yang "ruar biasa", sifat ksatria, patriot, pejuang sejati, dan entah sebutan heroik apa lagi dilabelkan utamanya oleh banyak tokoh petinggi pertai pengusung utama? Lalu saya jadi tanya dalam benak: "MEMANGNYA ADA JALAN LAIN LEBIH ELEGAN SELAIN PERNYATAAN ITU?" Lebai, dan sama lebainya ketika begitu bungah dan berbunga-bunga sampai menjadi headline berita disemua pemberitaan waktu Obama datang dan hanya mengucapkan "Pulang kampung nih, mudik ; Baso... Sate ... Enak..." Itulah rasa haus pujian, "mungkin" secara tidak sadar banyak yang merasa betapa hausnya kita semua diberi pernyataan-pernyataan sentimentil semacam itu.
.
Pertarungan Pilkada DKI memang serasa Pilpres, semua partai sengit bertarung mempertaruhkan kredibilitasnya masing-masing, ibarat main poker (maaf, piye cara mainnya? hhhhh ...) maka usai eliminasi menghasilkan "kartu mati" (KM) di wilayah DKI atas partai DEMOKRAT - PAN - PKB - PPP. Jadi kartu mereka sudah mati lho ya, ya jangan diminta untuk diangkat dan dihidupkan lagi.
.
Seandainya saya boleh menjadi "pembisik" tim sukses Paslon No. 2 (BADJA) maupun pembisik tim sukses Paslon No. 3 (Anies - Sandi), atau seandainya juga boleh menjadi "pembisik" ketua partai tim pendukung Paslon BADJA saja, apalagi boleh akting sejenak memerankan Ahok dalam bersuara untuk menanggapi maraknya status hoax di dumay seolah AHY menyerukan agar pendukungnya memberikan suaranya untuk Paslon BADJA, saya tentu akan bersuara agar "menolak" wacana penggiringan untuk mengikuti selera gosip hoax tersebut. Tidak perlu meminta apalagi merengek ke partai-partai pendukung Paslon No. 1 yang sudah mati kartunya. Tidak perlu mendekati mereka, karena itu ibarat mengangkat KM mereka yang sudah di tengkurepkan dimeja permainan poker untuk dihidupkan kembali. UNTUK APA?
.
Bukankah Pilkada itu dilakukan secara langsung dan hitungan suaranya tergantung pilihan rakyat? Memangnya AHY pasti bisa mengalihkan suara dukungan untuknya dan dipindahkan sesukanya? Jangankan AHY, seluruh ketua partai sekalipun juga tidak akan mampu mengalihkan dukungan rakyat untuk memindahkan kelain Paslon bukan? Memangnya perolehan suara itu seperti nominal rekening tabungan yang bisa ditransfer begitu saja? Engga toh? Jadi lupakan saja, karena menghidupkan KM mereka itu justru masuk jebakan batman. Lebih baik langsung kampanye untuk merebut hati rakyat pemilih, karena memang rakyatlah yang punya suara, bukan ketua partai atau Paslon No. 1 (AHY - Silvy) yang kartunya sudah mati (KM) kalau diibaratkan permainan poker tadi.
.
Sama seperti saya, dan mungkin juga banyak yang lain, saya memilih Paslon itu bukan karena partai atau agamanya, tapi karena individu Paslon tersebut. Jadi sekali lagi semoga Paslon BADJA dan tim pendukungnya tidak sampai masuk jebakan batman meminta dukungan partai yang sudah KM karena eliminasi. Itu akan blunder yang bukan tidak mungkin akan membuat kabur para pendukung sebelumnya karena gregetan. Tahukah Anda, menurut duga saya, membludaknya para pemilih yang tersiarkan lewat banyak video amatiran di dumay yang terkesan Paslon BADJA dicurangi secara sistemik itu, selain memang kuat menyiratkan adanya kecurangan, banyak juga yang terpanggil ikut pemungutan suara karena tokoh individu yang saya duga adalah Cagub Ahok. Sebelum ada tokoh Pak Jokowi dan Pak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diblantika perpolitikan negeri ini (utamanya di DKI), saya tidak terlalu peduli dengan Pemilu apapun itu, karena sudah bisa ditebak hasilnya, tidak akan mengubah apapun untuk rakyat kebanyakan siapapun pemenangnya. Mereka berdualah (Jokowi-Ahok) yang sejatinya mengubah Indonesia secara dramatis, dan itu semua padahal kuncinya sangat sederhana, TIDAK KORUPSI dan BERANI MENGHENTIKAN KUCURAN KRAN UANG RAKYAT YANG DIKORUPSI.
.
Kenyataan yang kita saksikan saat ini, ketika begitu banyak beredar video-video amatir tentang carut-marutnya pelaksanaan pemungutan suara, kenapa selain Paslon No. 2 tidak terkesan ada yang mengeluh? Atau setelah baca artikel ini akan membuat keluhan agar terkesan juga menjadi korban agar tidak tersudutkan sebagai biang keladi? Sangat ngenes setelah ditelisik seolah kesalahan ada pada calon pemilih dan petugas TPS yang salah tafsir. Tapi kenapa tidak ada yang diberi sanksi? Kalau TPS dinyatakan selesai pkl. 13:00, kenapa yang mulainya siang tidak apa-apa? Dan kenapa semua masalah di TPS-TPS apapun penyebabnya itu, sangat jelas tergambar dan mudah diduga adalah kantong suara yang besar kemungkinan calon pemilih Paslon BADJA? Yakin tidak ada kecurangan sistemik?
.
Dengan kenyataan tersebut, semoga Paslon BADJA dan tim pemenangannya menyadari dan sesadar-sadarnya, bahwa sesuatu kalau sudah terlanjur terjadi akan susah diperbaiki. Sama seperti kejadian apapun didunia, utamanya di negeri ini, paling mentok mereka semua akan membuat pernyataan bahwa kejadian tersebut adalah (semoga) : menjadi pembelajaran ; yang terakhir terjadi ; tidak terulang lagi ; salah paham ; dll. Bukankah maksimal hanya begitu? Kalau hanya resiko maksimal dipecat sebagai petugas TPS, yakin tidak akan terulang lagi? Harusnya penanggung jawab utama (pucuk pimpinan) harus juga mendapat sanksi.
.
Ingat saya beberapa waktu setelah deklarasi pengumuman Paslon, partai pendukung akan mengerahkan anggotanya untuk mengawasi TPS-TPS yang ada di DKI, ingat saya hal itu dinyatakan oleh NASDEM, GOLKAR, PDIP, HANURA. Lalu pada kejadian aroma kecurangan waktu coblosan Rabu, 15 Februari 2017 kemaren itu, mana suara mereka yang ditugaskan? Kenapa yang terdengar nyaring di dumay hanya suara rakyat pemilih? Terus saksi resmi dari partai itu tugasnya apa? Kalau partainya terkesan dicurangi kenapa bukan yang bersangkutan yang membela dan tereak lebih kencang? Ada apa ini? Apakah saksinya juga masuk angin semua? Kemana "TEMAN AHOK" yang begitu populer waktu itu?
.
MENYIKAPI pemberitaan adanya TPS yang 100 persen dimenangkan Paslon BADJA, lalu dihembuskan nuansa terjadi rekayasa karena alibi "kemana suara saksi dari Paslon kompetitor?" Hal semacam itu sudah pernah saya kupas "kemungkinan terjadinya" diartikel ketika terjadi pada Pilpres dulu. Hal 100% itu bisa terjadi karena menyadari bahwa TPS tersebut rakyatnya tidak akan memilih untuk Paslon selain BADJA, sangat mungkin para saksi yang juga mencoblos di TPS itu sengaja ikutan coblos Paslon BADJA atau sengaja coblos kartu suara agar tidak sah, dengan kalkulasi hilang satu dua suara tapi bisa memberi citra Paslon BADJA dicurigai merekayasa (curang), jadi ya cuekin saja, politik memang banyak triknya untuk saling mengakali, jadi yang terpenting tetaplah berlaku jujur, walau lambat pada akhirnya kejujuran itu juga akan sampai kemasyarakat. Itulah alasan penting kenapa Paslon BADJA harus mengirim "tim" pemantau yang lebih kredibel di TPS yang justru merupakan lumbung suara untuk Paslon BADJA.
.
Pada putaran berikutnya yang dijadwalkan 19 April 2017, semoga Paslon BADJA benar-benar memperhatikan saksi-saksi yang dikirim kesetiap TPS yang ada, jangan hanya satu orang bos, sedikitnya tiga orang gitu lho, bukankah saksi tidak harus resmi yang duduk sebagai bagian tim petugas TPS yang ternyata "mandul" dan tidak membela kepentingan Paslon-nya? Untuk TPS-TPS yang diprediksi kantong-kantong tambun suara BADJA, menurut saya setidaknya mengirim saksi "sedikitnya" 5 orang per TPS-nya, dan dipilih yang tangguh dan berani bersuara, tapi juga memahami tata cara pelaksanaan pemungutan suara. Dari sedikitnya 5 orang saksi tersebut, sebaiknya jangan lupa ada yang bagian dokumentasi dengan perlengkapan video recorder untuk penguat kesaksian kejadian jika diperlukan. Lalu semua saksi itu sebaiknya juga membentuk kelompok rayon sesuai wilayah, sehingga kalau terjadi sesuatu yang kelihatannya akan menjadi blunder dan runyam, bisa menghubungi ketua tim rayon yang sudah menyiapkan bala bantuan (stand by) di markasnya.
.
Hayo serius untuk menangkal kejadian yang tidak diinginkan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah gerilya mendatangi rumah warga sekitar TPS yang kemaren ini terjadi banyak masalah, tanyakan ke warga apakah persiapan untuk mencoblos pada 19 April sudah benar atau memenuhi syarat? Lalu berikan kartu nama tim pembantu untuk advokasi kemana harus menghubungi jika terjadi ada kendala beberapa hari sebelum hari H itu tiba. Sungguh itu membutuhkan kerja tim yang sepertinya simpel tapi penuh tantangan dan harus terkendali dengan baik dan benar, tapi harus ramah terhadap warga calon pemberi suara, jangan sampai waktu mendatangi rumah warga justru dituding mau nyogok atau membeli suara rakyat calon pemilih. Maka sekali lagi saya ingin bilang, akan banyak tantangan!
.
Menurut rasa saya, pemilih Paslon BADJA adalah mereka yang mandiri atau yang telah diuntungkan oleh kebijakan Gubernur DKI selama hampir 5 tahun terakhir ini. Jadi seandainya BADJA kalah, percayalah mayoritas para pemilih tidak akan terkena dampaknya langsung, karena jika kebijakan-kebijakan "Gubernur baru" tidak pro rakyat, sebagian besar mereka para pemilih Paslon BADJA tidak akan merasakan apa-apa. Dalam kata lain, secara individu saya ya tidak mendapat keuntungan secara personal siapapun Gubernurnya, tapi saya ikut kebagian merasakan ketika DKI menjadi lebih baik, entah itu karena tidak banjir, tertata lebih rapi, pelayanan umum tidak ada pungli, angkutan masal lebih murah dan lebih baik, dll. JADI JANGAN RISAU KALAU PASLON BADJA KALAH, hitung-hitung kita bisa manyaksikan dan ikut melihat pembuktiannya apakah benar kredit rumah tanpa DP dan tanpa bunga itu benar bisa terlaksana di DKI? Walau kalkulasinya memang "tidak mungkin", lalu kita juga bisa menyaksikan, kalau tidak terbukti memangnya rakyat bisa apa? Bukankah sangat mudah membuat pernyataan bahwa hal itu tidak disetujui oleh DPRD-nya (karena memang tidak bisa disetujui), kita cukup jadi penonton saja apakah rakyat bisa melengserkan Gubernur yang tidak menepati janji kampanyenya? Bukankah itu sesuatu yang menarik? (#SPMCSW, Sabtu, 17 Februari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Kumparan
.
.
CATATAN:
Pembuat artikel sedang tidak bisa masuk facebook sehubungan jaringan internetnya bermasalah, ybs meminta saya untuk bantu mempostingnya. Dan kebetulan saya baca artikelnya, ternyata memang isinya sepemikiran dengan saya. (Elen Soegi)

"MIRISNYA EGOIS"



"MIRISNYA EGOIS"
.
.
Opini Sensi ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
Seandainya kita ikuti alibi mereka, suara banyak tokoh yang manampik kecurigaan politisasi, bahwa gelar demo berseri utamanya di DKI pada beberapa bulan terakhir ini adalah "murni" bela agama, menuntut Ahok dipenjara, bahkan ada yang bersuara untuk membunuhnya, hayo kita diskusikan dengan kepala dingin, tapi rasional waras, dan tidak mengedepankan egois abis !
.
~~~
.
Berikut pernyataan Ahok yang dianggap menghebohkan itu:

“Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (orang-orang tertawa). Itu hak bapak ibu, ya.”
.
Lalu ini menurut saksi yang anggap Ahok menista:

Frase 'dibohongi pakai Surat Al-Maidah', itu memiliki nilai yang merendahkan isi Alquran.
.
"Apalagi dalam konteks umat Islam, Alquran itu memiliki nilai mutlak kebenarannya" kata Muadz.
.
~~~
.
Menurut rasa saya:
Jika kita anggap "Surat Al-Maidah" adalah sesuatu yang pasif, kita asumsikan yang harus kita hormati, kita hargai karena itu adalah ayat Tuhan, lalu salahnya pernyataan Ahok dimana ketika andai saya jabarkan pernyataannya adalah sbb:

(Versi saya dalam kupasan) Ahok bermaksud menceritakan ADA OKNUM YANG MENGGUNAKAN (PAKAI) "Surat Al-Maidah" UNTUK MEMBOHONGI UMMAT AGAR TIDAK MEMILIHNYA. Dan saya dapat merasakan jika dianggap bahwa para ulama yang menggunakan ayat tersebut untuk menyatakan jangan memilih "kafir" Ahok, TIDAK MAU DIANGGAP MEMBOHONGI, bukankah begitu maksudnya?
.
Kalau memang begitu, bukankah pengalaman Ahok tidak menyiratkan hal itu sehingga Ahok menganggap "dibohongi" dan para tokoh itu marah karena dituduh membohongi ummatnya dengan menggunakan ayat tersebut? Jadi itu merupakan identik debat kusir ketika ada yang menyatakan BOLEH vs TIDAK "kafir" Ahok untuk menjadi pemimpin pemerintahan. Padahal pelabelan "KAFIR" untuk semua ummat yang non muslim saja juga tidak pernah tuntas DEBAT KUSIR-nya, dan itu berdasar pencermatan saya atas debat mereka sesama muslim sendiri.
.
Jadi saya ulang lagi, BOLEH atau TIDAK "kafir" menjadi pemimpin pemerintahan MASIH kontroversial sesama muslim sendiri, bahkan pelabelan KAFIR itupun juga masih kontroversial menurut sesama muslim sendiri. Dan Ahok kenapa seolah menganggap ayat tersebut dipakai untuk membohongi, karena memang Ahok punya pengalaman empiris ketika Gus Dur memberi "sponsor" dirinya untuk maju sebagai Cagub beberapa tahun yang lalu. Bukankah kenyataan bahwa Gus Dur adalah juga ulama di negeri ini?
.
Maka ketika dinyatakan: "Apalagi dalam konteks umat Islam, Alquran itu memiliki nilai mutlak kebenarannya". Apa yang dimaksud mutlak itu? Mutlak kebenaran yang bagaimana maksudnya? Bukankah kenyataan bahwa menurut Gus Dur boleh tapi menurut Habib tidak boleh, jadi mutlak seperti apa yang dimaksud?
.
JADI SALAHNYA AHOK DIMANA? Kok begitu masifnya tokoh dan ummat muslim menganggap Ahok menghina agamanya, menghina kitab sucinya? Dan begitu yakinnya bahwa masalah ini murni menganggap Ahok menista dan tidak ada kaitannya dengan politik. Kalau berani jujur berpendapat, ketika melihat video habib orasi atau tausiah itu namanya, ketika dengan nada tanya dan nuansa melecehkan mempertanyakan siapa bidan yang menolong kelahiran Yesus. Apakah itu bukan lebih menghina? Lalu kemana menguapnya kasus tersebut? Apakah itu bukan kesewenang-wenangan yang menyenangkan? APA JADINYA JIKA "SEANDAINYA" AHOK YANG MENYATAKAN PERNYATAAN SEPERTI YANG DINYATAKAN HABIB TAPI MEMBICARAKAN INDIVIDU MUHAMMAD? Apa tidak langsung perang saudara yang terjadi di negeri ini? APAKAH ITU SEMUA BUKAN KARENA EGOIS? Lalu tereak-tereak menyatakan hukum tidak adil, Ahok dilindungi (saya merasa seolah samar mengarah menunjuk Presiden), Ahok kebal hukum, dan hal-hal sejenisnya. Dan maaf saya juga melihat ada rasa gamang aparat keamanan untuk mengusut semua hal jika itu menyangkut tokoh yang utamanya berkaitan dengan mayoritas banyaknya massa, sekali lagi maaf, mungkin saya salah rasa. (#SMPCSW, Senin, 13 Februari 2017)
.

.
Sumber gambar:
Berita Teratas