Sunday, March 27, 2016

"TUHAN YESUS, TUHAN yang HIDUP" || Puisi PASKAH

.  
"TUHAN YESUS, TUHAN yang HIDUP"
.
.
 
Puisi PASKAH ala (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
Beribu~ratus tahun sebelum kedatangan
Kehadiran-Nya sudah dinubuatkan
Oleh para nabi utusan Tuhan
Tak mungkin para nabi itu janjian
Apa lagi mereka sekongkolan
Semua pasti bukan kebetulan
.
Kelahiran-Nya juga dinubuatkan
Tanda keillahian ditampakkan
Dikandung Ibunda Perawan
Nama Yesus itupun dinubuatkan
Dicari para ahli ketika dilahirkan
Bayi disembah sebagai Tuhan
.
Jika bukan kehendak Tuhan
Apa selamat dalam perburuan?
Ketika semua batita dilenyapkan
Kehendak Tuhan untuk penyelamatan
Penyelamatan manusia dalam kedamaian
Hadapi iblis yang iming-iming kenikmatan
.
Kehadiran-Nya anugrah kemanusiaan
Kehidupan-Nya adalah pelajaran
Petunjuk-Nya adalah tuntunan
Pendapat-Nya membawa keadilan
Ajaran-Nya muara perdamaian
Cinta Kasih-Nya intisari ajaran kehidupan
.
Banyak kesaksian Yesus siratkan juga Tuhan
Kenapa tidak benderang disabdakan?
Hingga timbulkan tanya dan keraguan
Bagi mereka yang tak akui Yesus itu Tuhan
Mereka lupa logika, apa makna Tuhan?!
Saudara, Tuhan tak paksa pengakuan
.
Andai ada manusia ngaku Tuhan
Walau itu sudah dinubuatkan
Apa yang kalian pikirkan?
Pengingkaran atau pengakuan?
Sementara tertanam dalam ingatan
Tuhan tidak akan mungkin kelihatan
.
Yesus tak pernah dusta, tak punya dosa
Mungkin Anda tak percaya
Tapi memang tidak tertulis di kitab kita
Atau dapat buktikan sebaliknya?
Mungkinkah ada manusia serupa?
Tidak, Yesus bagian Tuhan yang jadi manusia
.
Tak mungkin manusia menjadi Tuhan
Tuhan juga tidak beranak diperanakkan
Tuhan juga hadir jadi manusia sungguhan
Agar manusia tak takut berdekatan
Kali terakhir Tuhan ingin ajarkan
Tangkal sesat ajaran kekerasan setan
.
Dia tak sangkal ketika disangka Tuhan
Itulah sebab bertebaran ayat pengakuan
Yesus membenarkan bahwa Iya Tuhan
Kesaksian semacam itu terkumpulkan
Yesus disalib karena tidak ingkar sebagai Tuhan
PASKAH, awal sejarah ungkap Yesus itu Tuhan
.
Mana mungkin Tuhan jelma manusia
Lalu siapa duduki tahta keillahian-Nya?
Itulah tolak mereka yang tak percaya
Walau ditunjukkan ayat-ayat pembuktinya
Yesus adalah juga Tuhan yang sama
Tetap hujat trinitas sebagai dogma
.
Jangan hujat jika tak percaya
Karena itu namanya menista
Apakah Anda lupa Tuhan itu Esa?
Tapi Tuhan juga ada di mana-mana
Karena Tuhan ada di sanubari Anda
Mencatat hujat dan caci maki Anda
.
Nama Yesus disebut pada Alkitab Tuhan
Dogma Nasrani Yesus adalah Tuhan
Daripada kepo mempertanyakan
Biarkan kalau Anda anggap salah jalan
Tanggung jawab sendiri Anda tidak dilibatkan
Apakah nama Yesus ada di lain ajaran?
.
.
 
(SPMC SW, NKRI, Minggu~Senin, 27/28 Maret 2016)
.
Sumber gambar:
i-pelita.blogspot .com

.
~~~~~

Friday, March 25, 2016

"AHOK BIANGKEROK DEPARPOLISASI"

.
[Mendagri Risau]
.
"AHOK BIANGKEROK DEPARPOLISASI"
.
.
Opini Logika : (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
Maaf Pak Mendagri.
Tentang siapa tanggung jawab jika pejabat dari independen,
usik saya juga tanya dalam pendapat.
Siapa tanggung jawab Gubernur ditangkap KPK karena korupsi?
Lalu apa tanggung jawab partainya?
Bukankah mentoknya juga menghitamkan "oknum"?
Jadi apa beda dengan pejabat dari independen?
Semua hanya sudut pandang Pak Mendagri,
lebih bijak jika "anggap" independen juga partai,
partai rakyat "sementara" sesama beli kucing dalam karung,
itupun jika bapak anggap rakyat lebih parah dari partai.
Apa bapak tidak pernah bilang suara rakyat suara Tuhan?
.
Wakil Rakyat yang blom terhormat.
Menggelikan ketika ingin perberat syarat maju independen,
bikin aturan kok sesuai kepentingan.
Masih ingat UU MD3?
Lalu kalian rasa hebat sebagai penyelenggara negara?
Syukur Presiden tolak kemauan kekanak-kanak'an itu.
Kenapa tidak suarakan sebelum Ahok putuskan maju perseorangan?
Hanya gara-gara ingin jegal Ahok lalu UU mau diganti?
Sungguh itu amat sangat menggelikan dan telanjang dimata kami.
.
~~~~~~~~~~
.
Menurut saya, kalau mau buat UU, Peraturan, Tatib dan sejenisnya, buatlah bukan untuk kepentingan kalian saja, bukan dengan cara di voting untuk menang-menangan demi kepentingannya, tapi untuk "selamanya". Memang tidak mungkin membuat UU adalah keabadian, karena itu hanya ada di kitab suci, hanya Tuhan yang bisa melakukan. Tapi kalau dari awal sudah niat UU atau aturan dibuat demi kelompoknya, apa itu boleh dikatakan UU? Itu semacam perjanjian sepihak mirip yang ada dibelakang karcis parkir, kehilangan apapun bukan tanggung jawabnya, karena berdalih hanya menyewakan lahan untuk parkir. Contohlah pembuatan aturan diolah raga, sepak bola misalnya, kena tangan itu hand ball, bola keluar lapangan out ball, ada juga offside, hukuman penalti, kartu kuning, kartu merah dsbnya. Dan aturan itu berlaku bagi kedua belah pihak, tidak ada nuansa diuntungkan karena sedang tandang atau kandang. Apakah UU MD3 yang kalian buat juga bisa berlaku dalam waktu beberapa dasa warsa? Atau kalian akan tereak-tereak minta diganti andai setelah Pemilu Legislatif periode yang akan datang komposisi perkawanan berbalik posisi? Semoga saya masih sempat menyaksikan hal-hal semacam itu, dan yang ingin saya tanyakan, apakah di negara-negara maju juga seperti dinegara ini? Atau justru berdalih karena blom negara maju maka sudah sangat benar membuat aturan suka-suka? Lalu itu semua atas biaya rakyat semesta negeri ini melalui pajak yang dibayarnya? Kenapa kebangetan semacam itu selalu kalian pertontonkan? Salahkah "musim" independen kemauan rakyat? Kenapa tidak instropeksi kedalam bahwa rakyat sangat muak? Apakah setelah kalian kadali dalam memilih kalian untuk menduduki kursi terhormat, menentukan calon pemimpinnyapun juga harus kalian rampok? (SPMC SW, Jumat, 25 Maret 2015)
.
.
CATATAN :
Calon independen = calon "perseorangan".
.
Sumber gambar:
www.netralnews .com

-------------

Friday, March 4, 2016

AHOK “ANGOT” LAGI


:::::: AHOK “ANGOT” LAGI ::::::
.
.
 
Opini "Angot" : (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
Ahok ‘ultimatum’ PDIP untuk menyerahkan nama calon Wagub untuk Pilkada DKI 2017 yang akan datang dalam seminggu ini, luar biasa “gile”! Hal itu menurut kacamata saya bacaannya ada dua :
.
PERTAMA
Ahok adalah orang yang tahu berterimakasih, menghargai jerih payah “Teman Ahok” yang sudah mengumpulkan dukungan dan copy KTP warga DKI, walaupun memang belum mencapai satu juta, tapi itu sudah lebih dari cukup, dan bukan tidak mungkin satu juta dukungan akan dapat terkumpul mengingat waktunya masih ada, tapi syarat untuk dukungan calon independen Pilkada DKI sebetulnya hanya dikisaran 550 ribu, berita yang pernah saya tahu sudah terkumpul lebih 780 ribu. Salut dengan kepekaan Ahok, padahal pemberitaan yang saya juga tahu PDIP memberi pilihan dicalonkan via partainya yang berarti akan berimbas menomor duakan “Teman Ahok”, karena PDIP sendiri memang sudah cukup untuk mencalonkan seseorang maju sebagai calon Gubernur DKI, PDIP memang punya suara (kursi) di DPRD DKI yang cukup untuk hal itu. Tapi apa yang dilakukan Ahok itulah cara elegan untuk merebut jabatan yang bukan menggunakan aji mumpung. SALUT !
.
KEDUA
Berarti PDIP belum memberi kepastian kepada Ahok untuk memberi dukungan, salut untuk keberanian Ahok memberi ‘ultimatum’ dan sekaligus memberitahukan posisi yang harus diambil oleh partai PDIP, sekali lagi menunjukkan “keberanian” Anda Pak Ahok, dan pemimpin seperti Andalah yang dibutuhkan negeri ini. Pemimpin yang berani karena punya dasar untuk berani, dan tidak harus “ngemis” demi jabatan. Saya yakin Anda punya nurani yang tidak seperti umumnya pejabat lain di negeri ini, dan itu luar biasa. Dibalik itu semua, menurut “rasa” saya, Ahok adalah lebih mengutamakan moral dan kejujuran, manusia yang punya iman tangguh dan sangat rasional. Karena tanpa rasa itu, saya akan sangat yakin akan lebih tergoda untuk nurut saja disetir partai yang punya suara menjanjikan. Dan Anda termasuk yang percaya tak ada yang kebetulan Pak Ahok, tapi bukan orang yang pasrah, Anda terlihat sangat mengimani “YANG DIATAS SONO”, lalu selebihnya Anda melakukan sesuai nurani kepatutan yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang beriman. SALUT !
.
.
.
Untuk partai PDIP tentu saja tujuannya ke Ibu Mega sebagai Ketumnya ya, semoga cepat bersikap bukan karena nafsu atau gengsi, pemberian pilihan untuk menyodorkan nama calon Wagub yang diminta petahana adalah suatu penghormatan, bukankah hal itu tidak disodorkan pada partai lain oleh Ahok? Andai PDIP memberi dukungan pada Ahok untuk maju tapi meminta Ahok untuk menomor duakan Teman Ahok apakah hal itu sangat elok untuk Ahok sendiri juga untuk PDIP? Bukankah Teman Ahok sudah berjuang cukup lama dan tanpa pamrih? Pengkhianatan adalah hal yang paling tidak disuka oleh siapapun bukan? Ahok lebih memilih Teman Ahok, itu artinya Ahok tidak suka berkhianat hanya demi jabatan. Dan hal ini pasti berbeda dengan peristiwa Ahok meninggalkan partai Gerindra karena waktu itu Ahok lebih memilih sesuai panggilan nuraninya, idealisme tanpa kompromi. Jarang ada orang seperti itu, maka jika Ibu Mega mengharap dengan memberi dukungan pada Ahok lalu mengharap embel-embel yang bukan porsi untuk kebenaran sesuai nurani, Ibu Mega pasti akan kecewa. Tapi kalau Ibu mengharap dengan memberi dukungan pada Ahok untuk kebaikan Bangsa dan Negara ini pada umumnya, dan DKI pada khususnya, inilah kesempatan yang Ibu miliki dan belum tentu kesempatan serupa itu datang lagi. Saya masih ingat ketika waktu itu pernah mengirim email artikel saya ke Ibu Mega untuk meminta mencalonkan Pak Jokowi sebagai Capres dan diumumkan sebelum Pemilu Legislatif berlangsung, terimakasih.
.
Ketika partai Nasdem memberi dukungan tanpa pamrih, lalu sekarang PAN juga baru berwacana untuk ikut memberi dukungan pada Ahok, saya secara pribadi mengharap Ibu Mega meminta PDIP juga memberi dukungan pada Ahok, dan jauh lebih baik untuk semuanya jika Ahok tetap dimajukan oleh Teman Ahok lalu didukung oleh partai-partai. Karena memang yang memilih Gubernur adalah rakyat, dan mengecewakan Teman Ahok tentulah hal yang sangat tidak elok bagi Ahok utamanya dan PDIP kalau menjadi penyebabnya. Dengan memberi dukungan tanpa pamrih, itu artinya juga menyenangkan semuanya, meringankan kerja team pemenangan, kecuali Ibu yakin seyakin-yakinnya punya jagoan yang bisa mengalahkan Ahok. Tapi maaf Ibu Mega, siapapun yang di ajukan oleh PDIP sebagai Cagub DKI pada Pilkada 2017 yang akan datang, saya akan tetap memilih Ahok jika Ahok ikut dalam kompetisi itu, dan banyak teman-teman saya yang serupa dengan pilihan saya, karena kami harus realistis, saat ini kami masih lebih mengutamakan tokoh baru kemudian partai. Semoga Ibu Mega banyak mendapat kabahagiaan dalam hidup ini, dan artikel ini juga akan saya email ke Ibu Mega. MAAF. (SPMC SW, Sabtu 05 Maret 2016.)
.
.
Sumber gambar:
rimanews .com