Wednesday, June 29, 2016

HEBAT !? "KETIKA" Fadli Zon KADO 191 Milyar u/.ULTAH AHOK




HEBAT !? "KETIKA" Fadli Zon KADO 191 Milyar u/.ULTAH AHOK
.
.
Opini Kritik (‪#‎SPMC‬) Suhindro Wibisono
.
KETIKA lihat tipi berita tentang klarifikasi FZ soal "Minta jemput dan pendampingan anaknya selama di Amerika", saya mbatin ..... Mungkin FZ ketinggian melihat dirinya sendiri, setahuku "pengawalan" itu hanya untuk RI-1 dan RI-2 plus keluarganya bukan?
.
KETIKA FZ juga menyatakan surat permintaan "ketebelece" masalah yang sepele "tanpa sepengetahuannya", saya juga mbatin ..... Punya anak buah melangkahi dirinya yang adalah bosnya kenapa anak buah semacam itu tidak dipecat saja? Atau apakah anak buah memang tugas pentingnya adalah menjadi bumper juga sansak? Yang harus sendiko gusti untuk dikambing hitamkan? NASIB ....
.
KETIKA FZ menyiratkan itu masalah sepele, yang diperkirakan kerugiannya tidak sampai 100 dolar, saya juga mbatin ...... Kalau untuk hal yang remeh temeh saja ente tidak amanah alias tidak bisa dipercaya, apakah rakyat harus percaya untuk masalah yang jauh lebih besar? Ibarat kata, kalau yang kecil saja dikorupsi, apalagi yang gede, apakah tidak akan disunat atau bahkan ditilep?
.
KETIKA semua surat menyangkut "ketebelece" anaknya menggunakan kop surat resmi "Fadli Zon, SS, M.Sc sebagai Wakil Ketua DPR - Republik Indonesia", saya juga mbatin ..... Kalau ente engga paham mana urusan pribadi dan mana urusan dinas, pemahaman apa yang harus ane sematkan untuk memahami ente bos? Atau untuk menakut-nakuti penerima suratnya? Biar terlihat hebat dan gagah perkasa? Bukankah itu semua juga termasuk korupsi bos? Memanfaatkan jabatan tidak pada tempatnya, konflik kepentingan. Atau ente tidak paham betul apa makna pejabat publik? Atau ente anggap lembaga DPR itu perusahaan pribadi? Hemmm .......
.
KETIKA beredar berita dan surat tentang pengembalian duit 2juta untuk mengganti uang bensin dan sisanya untuk uang tip sopir yang ditandatangani FZ, saya juga mbatin .... Apakah itu bukan kebiasaan maling berdasi yang tidak paham etika moral bersih? Penggantian dengan uang itu sekaligus menegaskan bahwa ente mengakui sudah korupsi walau ente anggap kecil bukan? Kalau tidak korupsi ngapain harus mengganti? Maling ayam saja yang harganya engga sampai 50 ribu dipenjara, lalu kalau pejabat apakah cukup dengan mengembalikannya saja? Yakin ente termasuk orang bersih dan paham etika sebagai pejabat publik?
.
KETIKA FZ klarifikasi juga membandingkan kerugian negaranya tidak sebesar 191 M seperti kasus RS Sumber Waras, saya juga mbatin ..... AHOK sudah sangat menghantui ente ya bos? Nape urusan anak ente jadi lari ke RS Sumber Waras? Kalau ente "hakul yakin" ada korupsi dan kerugian negara ampe 191 M, lalu ape tugas ente sebagai Wakil Kertua DPR, kok membiarkan hal itu terjadi? Usut tuntas, panggil semua pejabat yang berkaitan dengan hal itu, itu baru hebat ..... Yakin ada korupsi tapi tidak bisa menanggulangi, lalu apa tugas ente sejatinya? Pejabat kok hanya bisa ngrumpi di wacana lalu semua itu digaji dari uang rakyat. MIKIR .....
.
KETIKA membaca lagi isi artikel ini sebelum diunggah, masih boleh toh saya sebagai rakyat mengutarakan uneg-uneg batin? Semoga tidak ada yang mencak-mencak ya, utamanya FZ karena memang ini adalah artikel kritik untuknya .... Sori untuk semuanya, karena juga sudah membaca uneg-uneg sampah saya. (#SPMC SW, Rabu 29 Juni 2016)
.
~~~~~~~~~~~~
.
UCAPAN Selamat untuk:


Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (AHOK)
.
HBD,
Semoga banyak dapat kebahagiaan dalam hidup ini,

JBU.
.
PF. 29 Juni 2016.

~~~~~~~~~~~~ (SPMC SW)
.
CATATAN :

Sumber gambar :
fleble .com

“AHOK 'TAKUT' RELAWAN JOKOWI AJUKAN RISMA-DJAROT”



“AHOK 'TAKUT' RELAWAN JOKOWI AJUKAN RISMA-DJAROT”
.
(Wacana Kebacut sekaligus menggelikan)
.
Opini “nduga” ala ‪#‎SPMC‬ Suhindro Wibisono
.
PALING GELI, nonton video dengan “narasi” Gubernur Ahok selesai meresmikan RPETRA lewat jalur yang tidak semestinya, “kabur” kata mereka, dan masih banyak lagi bumbu-bumbu lucu lainnya, termasuk diantaranya mempertanyakan kemana dukungan sejuta warga kok membiarkan Gubernur dukungannya ngacir??
.
SEPERTINYA pembuat narasi lupa cerdas, atau memang blom cerdas sehingga tidak rasional sama sekali logika narasinya.
.
Gini lho menurut rasa saya ............
.
Gubernur bukan tidak tahu kalau akan dapat penolakan dalam meresmikan RPETRA Penjaringan, kan punya INTELIJEN toh? Lebih lucu kalau Gubernur “TIDAK berani” datang bukan? Maka mereka membuat beberapa plan agar tidak terjadi bentrok, bukankah kalau terjadi bentrok korban terbesar adalah warga atau yang demo itu sendiri karena berantem dengan aparat keamanan? Wong Gubernurnya pasti diproteksi oleh aparat keamanan ...........
.
Kalau ada korban, pasti beritanya lebih heboh dan “tidak” meguntungkan citra Gubernur toh? Jadi menurut saya menghindari bentrokan adalah yang terbaik. Kalau mengharap dukungan sejuta warga membantu Gubernur Ahok, jelas itu narasi yang tidak memahami apa-apa ......... sangat mungkin pembuat narasi atau yang mempertanyakan TIDAK paham apa makna DEMOKRASI. Masa iya pemberi dukungan itu disuruh juga jadi centeng, satpam, bromocorah, preman?? Tidak tahu ya .... pemberi dukungan itu juga banyak ibu-ibu, bapak-bapak yang “manula”? Memberi dukungan itu untuk perolehan suara bukan untuk berantem bro/sis, dan “demokrasi” itu kemenangannya adalah ditentukan oleh jumlah suara, bukan berantem siapa yang menang dan kalah ....... hemmm ..... APA TIDAK KEBACUT NAMANYA??
.
Sudah sangat benar jika Polisi berkenan menyelidiki siapa dibalik penolakan anarkis itu, pasti ada kucuran dananya toh? Lha wong kencing saja dibanyak tempat harus bayar lho, masa nyuruh demo gratis? Adanya demo anarkis menunjukkan bahwa rakyat kita masih “sangat terbelakang”, seperti pemikiran ala preman, dan itu masih sangat dekat dengan hukum rimba bukan? Hukum rimba bukankah maknanya seperti di hutan sono, siapa yang kuat itulah yang menang?? Itulah sebab saya utarakan ‘masih sangat terbelakang’, karena kok mau disuruh membuat kerusuhan??
.
Dan saya curiga pembuat onar pasti ya hanya mereka-mereka saja ........ mereka yang sangat galau karena sangat khawatir Ahok tetap jadi Gebernur diperiode yang akan datang, NGENES memang kalau terbiasa APBD buat bancaan, lalu terkaget-kaget ketika beberapa waktu terakhir ini kucuran dana itu tidak ada lagi dan “semakin” sulit karena Ahok akan segera menyumpal kebocoran-kebocoran APBD kalau masih ada, jadi sangat mungkin kalau Gubernur Ahok juga dimusuhi oleh banyak tokoh dari seantero negeri ini. Ribet kan kalau banyak rakyat diberbagai propinisi menuntut agar pemimpin daerahnya setara kejujurannya dengan Ahok? Dan saya beberapa waktu lalu mendengar suara dari banyak teman dikampung, ternyata sepak terjang Ahok sangat mungkin diperhatikan juga oleh rakyat dari seantero negeri. SEMUA GARA-GARA AHOK !!
.
GEGER NEGERI HANYA GARA-GARA ULAH AHOK, PALING NGENES JUSTRU GARA-GARA “KEJUJURAN” AHOK, AGAKNYA NEGERI INI SUDAH LAMA TERJADI ANOMALI, KARENA KELAMAAN ANOMALINYA, MAKA ANOMALI ITU SENDIRI JUSTRU DIANGGAP PALING BENAR .............
KINI, SEMUANYA TERSERAH RAKYAT, APAKAH MERASA NIKMAT DENGAN MEMBIARKAN APBD DIJADIKAN BANCAAN BROMOCORAH BERKEDOK PEJABAT, ATAU MOMENTUM MEMBALIKKAN KEADAAN AGAR NEGERI KEMBALI WARAS DAN KEWARASAN ITU MEMBAWA KESEJAHTERAAN SEBANYAK-BANYAKNYA RAKYAT?
.
Yang pasti Ahok memang sangat fenomenal, tingkah-polahnya menjadikan sangat banyak rakyat negeri ini memperhatikan, bukti bahwa DKI adalah barometer, juga Ibu Kota yang merasa dimiliki oleh seluruh rakyat negeri ini.
.
Sekaligus saya juga ingin menanggapi adanya wacana “Relawan Jokowi” yang ingin mengusung “Risma-Djarot” maju untuk menandingi “Ahok-Heru”, menurut saya itu wacana basi, dan semakin kasihan Pak Djarot ........... dimana-mana ternyata hanya sebagai ban serep itupun sangat mungkin karena mengantongi KTA-PDIP bukan? Ingat wakil itu tidak menentukan apa-apa dalam pemerintahan, karena wakil itu hanya mendukung agar pemimpinnya sukses. TIDAK ada keputusan Wakil, yang ada itu keputusan Pemimpin toh? KEPRES ; PERGUB ; dll (tidak ada jatah untuk wakil). Sekali lagi ya, menurut prediksi saya, Ahok hanya mungkin terkalahkan karena dikadali oleh peraturan, dicurangi, direkayasa sedemikian rupa, silahkan semua partai gabung jadi satu, munculkan semua tokoh bahkan mantan Presiden sekalipun untuk maju lawan Ahok, dan saya masih tetap menjagokan Ahok, dan menurut “rasa saya” Risma-Yoyok lebih punya bobot agar seru, tapi saya yakin PDIP tidak akan berani “berjudi” semacam itu. Maaf kalau lebai, tapi yang pasti dalam PILKADA, antusias dukungan oleh banyak rakyat secara gratis blom pernah terjadi bukan? Ketika dibanyak mall ada booth Teman Ahok dikerubuti banyak warga untuk memberi dukungan, saya ampe terharu, trenyuh dan berkaca-kaca, malu kalau harus menitikkan air mata, maaf saya memang termasuk sensi, sedikit melankolis. Jadi ingat iklan kecap, wkwkwkwkwk..... ( #SPMC-SW, Minggu, 26 Juni 2016)
.
.
CATATAN:
Jangan lupa Rabu, 29 Juni 2016 adalah ULTAH Pak Basuki Tjahaja Purnama (AHOK).
.
.
Sumber gambar pemanis artikel:
news.detik .com
.

Tuesday, June 7, 2016

"PENGHULU ‪#‎SPMC-SW NGAWININ AHOK DENGAN PDIP"




"PENGHULU ‪#‎SPMC-SW NGAWININ AHOK DENGAN PDIP"
.
.
Opini Spekulatif Suhindro Wibisono
.

Ada banyak beredar spanduk pasangan "Ahok Djarot", lalu tokoh-tokoh partai PDIP menampik bahwa hal itu hasil ulahnya, dan wacanakan itu adalah kerjaan rakyat yang mendukung pasangan tersebut, kok tampak yakin tahu kalau tidak terlibat? Oh maaf mereka juga hanya menduga ya? Semoga ada benar rakyat yang memasang, walau saya bingung menarik logika rasionalnya, kemungkinan tentu bisa saja, tapi saya tidak berani mengamini pernyataan semacam itu? Spanduk politik dibiayai rakyat, dipasang oleh rakyat, hehehe .....? Maaf saya tidak sampai sono untuk berani beropini gitu. Logikanya piye?
.
Pak Ahok sudah jelas nyatakan akan maju lewat jalur perorangan dan akan berpasangan dengan Pak Heru dan sebentar lagi sudah akan dapat dukungan sejuta copy KTP warga DKI. Jadi kan sangat kecil kemungkinan Pak Ahok yang pasang, karena justru Pak Ahok yang perintah untuk turunkan spanduk-spanduk itu. Dan Pak Djarot juga tidak mengakuinya. Rakyat mana yang kebanyakan duit, walau memang banyak warga Jakarta yang kaya raya, tapi coba sebutkan secara "nguuuwawur" siapa tokohnya kira-kira, dan saya akan terawang tanggapi secara rasional versi saya tentunya. Kecuali bisa temukan orang yang mengakui memasang bisa kita tanya langsung apa motifnya? Karena kalau motifnya ingin memasangkan pasangan tersebut, lalu apakah menyuruh Pak Ahok menelan ludahnya sendiri?
.
Tidak rasional menurut saya, sekali lagi maaf. Mungkin ada partai yang sedang galau, partai yang justru banyak tokohnya gaduh, gaduh karena seolah tidak sadar masuk lumpur menjerumuskan partainya sendiri ke lembah memalukan. Tapi kalau boleh mengira-ngira siapa yang pasang spanduk, saya duga kalau tidak kelompok perorangan Ahok ya kelompok partai (perorangan) Djarot, kalau diluar kedua tokoh tersebut bukankah lebih aneh bin ajaib? Lalu siapa dari kedua kubu tersebut, kalau bilang Teman Ahok kan lebih aneh lagi bukan? Jadi memang nasibnya rakyatlah yang selalu menjadi kambing hitam hehehe ..... Rakyat ngefans yang kebanyakan duit. Sak karepmu!
.
Banyak tokoh PDIP yang sampai saat ini masih berwacana dengan sangat terang benderang bahwa partai PDIP "tidak" akan dukung calon dari jalur perorangan, "tidak" akan dukung calon yang tidak daftar ke PDIP sebagai Balon Gubernur DKI 2017, dan ada lagi syarat lainnya, yang sudah sangat ceto welo-welo bahwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak memenuhi syarat untuk dicalonkan. Semoga mereka-mereka yang koar-koar itu tidak tampak seperti badut kalau pada akhirnya Ahok justru didukung oleh PDIP. Tapi sungguh harus dihormati, dan semoga memang betul itu adalah suara partai secara bulat, karena kalau itu tidak terjadi, betapa malunya tokoh-tokoh partai tersebut. Atau sebagai politisi memang tidak boleh punya rasa malu? Siap malu? Dan harus plin-plan sesuka hati didepan khalayak umum? Semoga tidak jadi ngenes ya.
.
Berikut wacana saya agar semua tetap terhormat? Karena Ibu Mega punya kesempatan luar biasa, dan itu kesempatan yang memang sangat mengagumkan, sungguh suatu anugrah dari Tuhan, punya kesempatan begitu luar biasa untuk negara ini. Jika memang PDIP "sreg" ingin mencalonkan Ahok maju, maka lakukan hal berikut.
.
Ibu Mega minta “PAK AHOK JADI ANGGOTA PARTAI PDIP” lalu beri dukungan seperti Nasdem dan Hanura memberi dukungan. Jadi Ahok tetap maju lewat jalur independen (perorangan), “ALASANNYA UNTUK MEMBERI DUKUNGAN DI PARLEMEN (DPRD) AGAR TIDAK SELALU GADUH”, bila perlu (tidak harus lho) minta Ahok juga narik Heru untuk jadi anggota partai PDIP, atau Pak Heru dipersilahkan mau gabung dengan partai pilihannya asal masih dalam lingkup KIH (Koalisi Indonesia Hebat) atau tidak berpartai. Bukankah Nasdem dan Hanura juga memberi dukungan ketika Pilpres yang lalu sebagai kelompok KIH. Kalau itu terjadi bukankah semua jadi tidak ada yang dipermalukan? Semua tokoh di PDIP tidak bisa protes toh kenyataannya kader PDIP yang maju (Ahok). Memang itu jadi malangkadak dan nyeleneh, anggota partai tapi tidak dimajukan lewat partainya, ya biarkan saja, kan dipolitik itu hampir semua yang aneh bisa jadi tidak aneh kalau ujung akhirnya adalah kemenangan. Bukankah politik itu memang adu pinter untuk menarik hati rakyat agar mendukung dengan ukuran akhir kemenangan? Walau sebenarnya Teman Ahok seolah dikalahkan, tapi pada kenyataannya bukankah daftarnya pasangan Ahok-Heru lewat Teman Ahok? Kalau PDIP mau sedikit mengalah, sangat mungkin akan dapat bonus hadiah berlipat ganda, bukankah sejuta dukungan untuk Ahok juga akan sangat mungkin memilih PDIP dikemudian hari jika Ahok ada di PDIP juga? Sangat mungkin Ahok juga akan setuju yang siapa tahu pada waktu akan datang dapat dimajukan menjadi RI-2 bahkan berikutnya RI-1, dan bisakah dibayangkan pada Pileg tahun 2019 yang akan datang, ketika PDIP punya jurkam Pak Jokowi dan Pak Ahok? Adakah Partai lain yang kira-kira mampu menandingi dominasi PDIP? Bukan takabur lho, tapi berlogika rasional dan silahkan kita diskusikan kalau mau komplain.
.
Meminta Ahok meninggalkan Teman Ahok, jelas menuai kebencian dari banyak pihak, pertama dari "sejuta" pendukung Ahok, kedua mempermalukan Ahok karena Ahok menjadi orang yang tidak bisa dipercaya janjinya. Saya yakin Ahok juga tidak akan mau, dan seandainya saya ada diposisi Ahok, saya akan memilih tetap dijalur perorangan walau harus kalah sekalipun. Jadi janganlah mempermalukan dan menyudutkan tokoh yang akan kita dukung, agar sang tokoh tetap dapat tegak berdiri, karena saya sangat yakin Ahok siap menerima kondisi apapun, bahkan untuk kalah sekalipun dari pada dipermalukan dan mencederai janji kepada sejuta pendukungnya yang sudah mau rela memberikan copy KTP tanpa dibayar.
.
Ada lagi yang ingin saya sampaikan, jika memberi dukungan pada Ahok lalu ada pamrih untuk menempatkan orang-orang partai di Pemerintahan DKI (Pemprov), sebaiknya jangan beri dukungan sekalian pada Ahok, ingat Ahok pernah berani meninggalkan Gerindra bukan? Ahok memang bukan Jokowi, tapi Ahok tidak akan mengkhianati jika partai masih waras mendukung rakyat. Kalau tidak bisa memberi dukungan dengan kebebasan, mau ikut cawe-cawe dalam pemerintahan, apalagi ikut mengatur tetek-bengek yang sok tahu tentang pemerintahan DKI, sebaiknya jangan mendukung. Percayalah Ahok jauh lebih lihai dari yang kalian duga. Lebih baik mengkritik kebijakan-kebijakannya kalau memang perlu dikritik, atau mengusulkan sesuatu yang mungkin dianggap perlu, tapi bukan perintah sendiko dawuh gusti karena Ahok memang typenya keras, tegas, berani, jujur tapi sekaligus juga peka. Paduan dari karakter itu semua menjadikan Ahok tokoh langka dan terpenting rakyat menyukainya. Monggo dipertimbangkan .....
.
Saya akan mendukung Ahok jika masih sesuai janjinya, karena hanya ada hitungan jari jumlah politisi yang janji dan kejujurannya dapat kita pegang, dan salah satunya adalah Ahok itu sendiri. Kalau untuk komitmen pilihan dukungan saja tidak berani menepati, adakah harapan janji lain bisa ditepati? Begitu juga suara banyak teman saya yang lain plus keluarganya masing-masing menurut rumpi yang dapat saya simpulkan. Bahkan ada teman saya yang rada kelotokan nyeletuknya gini: "Andai ada pemilihan legislatif saat ini, saya akan memilih Nasdem tidak peduli siapapun tokohnya", gila kan memperhatikan jengkel suasana hatinya? Padahal saya tahu persis sebelumnya dia bukan simpatisan Nasdem.
.
Menyimak pemberitaan dibanyak tempat, di dumay maupun di kelompok-kelompok masyarakat, bahkan saya juga pernah tahu ada kelompok yang tadinya tidak suka dengan Ahok bisa berubah karena mencermati kejujuran dan keberanian Ahok, banyak rakyat yang memberi dukungan karena ingin perubahan, maka untuk kali ini, saya malah berani memprediksi, bahkan andai semua partai gabung untuk melawan Ahok di Pilkada DKI 2017 yang akan datang, saya masih yakin pemenangnya adalah pasangan Ahok-Heru karena faktor Ahok! Maaf kalau dianggap saya terlalu lebai atau bahkan takabur, dan sesungguhnya saya suka geli banyak tokoh partai lawan membandingkan survei era Jokowi vs Foke yang lalu, yang katanya Jokowi hanya memulai dari 6 persen yang akhirnya mengalahkan Foke. Tidak perlu diurai kenapa pasangan Jokowi-Ahok yang menang ketika itu, karena apapun uraiannya toh tidak akan dipercaya bukan? Tapi saya sebagai rakyat jelata yang punya hak pilih ketika itu sudah yakin bahwa yang akan menang adalah pasangan Jokowi-Ahok yang memang saya dan banyak rakyat juga jagokan, seperti api dalam sekam yang luput dari pengamatan andai memang betul survei itu memang pernah jujur diadakan. Kali inipun rasanya justru melebihi waktu dulu itu terhadap Jokowi, karena input datanya jauh melebihi yang tersaji waktu itu, rakyat justru lebih PD terhadap pencalonan Ahok sekarang, setidaknya menurut rasa saya kalau memang tidak boleh mengatas namakan mayoritas rakyat DKI, ingat lagi, di negeri ini sejuta dukungan itu hanya baru ada pada Ahok kali ini bukan?
.
Sebelum ada tokoh politik Jokowi dan Ahok, saya tidak peduli siapa yang akan menang menjadi pemimpin, karena yakin siapapun yang menang tidak akan mengubah keadaan. Begitulah ketika itu, dan Ahok benar-benar mengubah pandangan itu semua di DKI saat ini. Maka sekali lagi, kalau tidak percaya dengan suara saya sebagai rakyat, silahkan kerubuti Ahok dengan menggabung semua partai yang tersisa, dan jagoan saya tetap Ahok. Andai survei waktu Jokowi vs Foke dulu sejatinya benar tanpa rekayasa, harusnya sudut pandangnya adalah, dengan modal 6 persen saja rakyat bisa menang, apalagi kali ini rakyat pendukung Ahok punya modal lebih 50 persen plus sejuta dukungan pasti. Pakailah logika rasional, bukan logika sesuai kepentingan, kecuali memang kepentingan kampanye, bukan kepentingan kalkulasi kemana harus melangkah, itu yang dapat saya sampaikan untuk Ibu Mega sebagai pemilik hak veto partai PDIP, karena bagaimanapun juga, kenyataannya saya sering kali memilih PDIP ketika pemilu Legislatif yang lalu-lalu, terlebih pada Pemilu Legislatif terakhir, saya malah juga ikutan mempromosikan ala saya kepada sahabat dan handai taulan, maaf, karena ada Pak Jokowi.
.
Suara PDIP dari hitungan kursi DPRD memang cukup untuk mencalonkan menjadi kandidat Gubernur, tapi apakah itu berarti korelasi dengan jumlah suara rakyat pemilih? Bukankah kenyataan matematikanya bukan begitu? Geridra punya kursi DPRD DKI 15, PKS punya kursi 11, gabungannya cukup untuk mencalonkan kandidat Gubernur karena syaratnya hanya 22 kursi, tapi kenapa mereka tidak berani bersuara mengusung jagoannya, lalu baru kemudian menarik partai-partai lain agar mendukung? Yang ada Gerindra justru intens komunikasi dengan PDIP untuk bersatu melawan Ahok, kalau saya boleh menerka dan menganalisa hal itu, apakah PDIP mau ikut terpuruk bersama Gerindra? Ingat posisi Gerindra "kecil" kemungkinan untuk bisa mendukung Ahok, rasa malu bercampur marah sudah sangat pekat, walau politik memang memungkinkan hal-hal yang mustahil, tapi posisi PDIP masih lebih baik relasinya dengan Ahok dari pada Gerindra, dan itulah kenapa saya bilang Ibu Mega punya kesempatan berlian lagi saat ini setelah waktu itu menetapkan Jokowi sebagai calon Presiden.
.
Prediksi saya Ahok hanya bisa dikalahkan jika ternyata dijegal untuk tidak bisa maju dengan segala daya upaya dan tipu daya, yang berarti rakyat akan semakin membenci ulah para politisi, dan itu artinya rakyat akan semakin membenci partai politik, side back!! Kembali ketitik nadir kebencian rakyat terhadap partai politik dan para politisi! Jika mau, Ibu Mega punya kesempatan yang luar biasa, mengalah untuk menang dalam meraih hati semesta rakyat Indonesia, menggapai kesempatan jauh lebih berdampak digdaya menghadapi Pemilu Legislatif 2019 mendatang dibanding 2014 yang lalu. Rakyat akan betul-betul terkesima jika melihat Ibu Mega menyatukan Jokowi dan Ahok dalam wadah satu partai, tinggal sekarang saya ingin melihat langkah yang akan diambil Ibu Mega, semoga Ahok juga mendapat manfaat baiknya, karena kalau semua jaringan persekutuan terjalin dengan landasan kejujuran tanpa tipu daya, hasilnya justru akan mencengangkan pelakunya itu sendiri. Sudah saatnya rakyat bangkit, Indonesia akan segera menjadi hebat. Mau atau tidak, diakui atau tidak, kenyataannya Ibu Mega punya kesempatan untuk andil cukup banyak. Salam hormat saya untuk Ibu Mega, Pak Jokowi dan Pak Ahok, semoga banyak mendapat kebahagiaan dalam hidup ini. GBU all. ( #SPMC SW, Rabu, 8 Juni 2016 )
.
.
CATATAN:

 
Berikut perolehan suara dan kursi 10 partai politik untuk DPRD DKI Jakarta (2014~2019):


1. PDIP: 1.231.843 suara (28 kursi)
2. Gerindra: 592.568 suara (15 kursi)
3. PPP: 452.224 suara (10 kursi)
4. PKS: 424.400 suara (11 kursi)
5. Golkar: 376.221 suara (9 kursi)
6. Demokrat: 360.929 suara (10 kursi)
7. Hanura: 357.006 suara (10 kursi)
8. PKB: 260.159 suara (6 kursi)
9. NasDem: 206.117 suara (5 kursi)
10. PAN: 172.784 suara (2 kursi)


(Sumber “detiknews”)
.
Artikel ini juga surat terbuka yang utamanya untuk Ibu Mega dan Pak Ahok, akan saya emailkan kemudian, tujuan untuk yang lain juga sebagai penghantar agar ada yang berkenan segera menyampaikannya kepada Ibu Mega yang barangkali tidak tersampaikan yang saya emailkan langsung, terimakasih. Maaf jika kurang berkenan.
.
Jangan lupa kalau kejadian Pak Ahok benar jadi member PDIP, penyerahan KTA-nya agar didepan para jurnalis agar banyak partai lain melongo, dan gaungnya langsung keseluruh pelosok nusantara, karena pada kenyataannya, Pak Ahok juga punya banyak penggemar diseluruh wilayah NKRI. (SW)
.
.

Sumber gambar:
Primadaily .com

.
~~~~~~~~~~~

"EROSI" EKSEKUSI MATI GEMBONG NARKOBA




~~ "EROSI" EKSEKUSI MATI GEMBONG NARKOBA ~~
.
.
Opini Dilema Ngrancu ala ( ‪#‎SPMC‬ ) Suhindro Wibisono.
.

.
KETIKA hukum Indonesia menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap pembawa narkoba Mary Jane Veloso asal Filipina, bukankah artinya hakim tidak percaya bahwa Mary Jane merupakan korban tipu daya sindikat narkoba yang memanfaatkannya menjadi kurir? Bukankah itu pula yang terjadi pada kasus hukum Rita Krisdianti di Malaysia yang sedang tertimpa masalah dan dijatuhi hukuman mati?
.
KETIKA itu banyak tokoh yang menginginkan Indonesia terus melaksanakan hukuman mati terhadap Mary Jane karena merasa Indonesia jangan sampai diintervensi hukumnya, padahal di Filipina sono khabarnya orang yang memanfaatkan Mary Jane tertangkap (menyerahkan diri?), dan itulah alasan kuatnya kenapa hukuman mati terhadap Mary Jane tertunda pelaksanaannya. Lalu apa alasan kuat untuk membela Rita Krisdianti?
.
KETIKA itu ada juga tokoh yang bersuara "Apapun alasan Mary Jane, bukankah kenyataannya Mary Jane yang terbukti membawa narkoba dan tertangkap? Jadi kenapa harus pusing takut salah?" Begitulah yang pernah saya lihat ditipi, alibi mereka karena curiga yang menyerahkan diri (tertangkap) di Filipina sono adalah settingan agar Mary Jane bebas dari pelaksanaan hukuman mati, dan memang itulah yang sedang terjadi, kenyataan bahwa Mary Jane tidak ikut dieksekusi, maaf saya tidak ingat nama-nama tokoh yang bersuara tersebut, yang membela Pemerintah agar segera mengesekusi mati semua yang sudah ditetapkan akan dieksekusi, karena terlalu banyaknya melihat berita dari banyak tipi yang menayangkan diskusinya tentang hal itu. Patriot dan gagah banget para politisi dan para pengamat itu kala itu. Dan ingat saya tokoh-tokoh itu juga yang sekarang mendesak Pemerintah agar all out membela Rita Krisdianti, apapun tarohannya! LUAR BIASA ..... Agar terlihat patriot juga rupanya. Tapi agar adil, apakah pemerintah Indonesia juga dapat menangkap siapa orang yang menyuruh Rita Krisdianti membawa koper itu? Sepertinya Mary Jane berangkat dari Filipina, lalu apakah Rita Krisdianti berangkat ke Malaysia ketika tertangkap itu dari Indonesia?
.
KETIKA coba mengikuti apa yang sudah diputuskan hakim di negeri ini, juga hakim di Malaysia, maaf beribu maaf, saya sepemikiran dengan para hakim tersebut. Kalau Mary Jane dan Rita Krisdianti tidak paham sama sekali isinya apa koper yang dibawa, sungguh susah dipahami hal itu bisa terjadi, mengingat kasus atau metode penyelundupan narkoba seperti itu bukanlah hal baru bukan? Apalagi dikabarkan juga bahwa rute perjalanan Rita Krisdianti (mungkin dari stempel dalam paspornya) banyak kemanca negara, itulah alasan kuat kenapa hakim menolak alasan bahwa Rita Krisdianti merasa dijebak atau terjebak. Andai saya "nitip" barang bawaan kepada Anda, lalu saya membelikan tiketnya untuk Anda sebagai rasa terimaksih, apakah hal semacam itu pernah terjadi pada kehidupan nyata? Apa tujuan mereka ke negara tersebut ketika tertangkap? Rita Krisdianti ke Malaysia bukankah tidak sedang diterima bekerja disana, dan Mary jane juga tidak akan bekerja di Indonesia? Apa masuk akal kalau mereka mau melancong alias tamasya ke luar negeri, sementara bukankah kehidupannya juga sedang diposisi tidak berlebih untuk dapat foya-foya atau jalan-jalan tamasya (maaf)? Rita Krisdianti sedang sudah nganggur 3 bulan di Macau selepas kerja dari Hongkong dan menurut pengakuannya sedang ingin pulang kampung di Ponorogo, tapi belok "bisnis" dulu ke Thailand dan singgah di Penang (Malaysia) yang tertangkap itu, apa iya kalau misalnya Anda mau kongsi bisnis ama orang lain Anda tidak tahu dagangan apa yang Anda bawa?

.
KETIKA seseorang nitip satu koper barang kepada orang lain yang akan pergi keluar negeri, apakah itu wajar atau yang nitip kurang ajar? Kecuali itu bos Anda, dan kalau hanya teman, andai saya yang dititipi oleh teman, saya tidak akan membawanya, sesohib apapun teman saya itu, karena saya anggap berarti teman saya tidak tahu diri nitip kok koper, sekedar bungkusan kecil oleh-oleh untuk kerabat mereka di negara yang akan dikunjungi yang dititipi masih bisa dipahami, dan itupun juga harus saya ketahui isinya, kalau mau bungkus juga harus saya lihat sendiri. Bagaimana seseorang nitip barang kepada kita kalau kenyataannya kita tidak tahu alamat orang yang nitip, tidak dapat membuktikan siapa orangnya, atau bahkan kita tidak punya foto-foto atau data-data yang nitip barang, diera sekarang, yang nota bene hampir semua HP ada kameranya, mana foto-foto orang yang menitip barang itu? Apakah salah hakim berkesimpulan bahwa pembawa narkoba juga ikut terlibat sindikat peredaran narkoba, setidaknya menjadi kurir karena bayarannya mahal dan sangat mungkin diiming-iming bonus lagi jika dapat meloloskan narkoba tersebut, karena menurut rasa saya, sangat tidak mungkin seseorang yang baru kita kenal apalagi tidak saling memahami antar mereka lalu menitip barang atau koper untuk kita antarkan keorang lain, apa engga takut kalau kita bawa kabur? Jadi menurut saya, relasi titip menitip barang itu tidak mungkin terjadi kalau tidak saling memahami, terlalu naif menganggap hakim akan membebaskan hal semacam itu, dan berlindung dibalik keluguan sungguh memprihatinkan. Repot memang kalau alibi tidak rasional mau dianggap benar, dan lebih repot kalau kenyataannya ada yang pernah dianggap benar, karena kalau itu yang terjadi, saya kok justru curiga hakimnya yang masuk angin.
.
KETIKA kita setuju bahwa narkoba merusak generasi bangsa, dan peredaran narkoba adalah sindikat internasional, lalu negara ini juga sudah sepakat untuk kerja sama pemberantasannya, siapapun yang terlibat peredarannya harus ditumpas. Jadi misalnya Rita Krisdianti membawa masuk sendiri ke negeri ini sabu 4 kg lalu tertangkap, apakah tidak boleh dijatuhi hukuman mati karena anak bangsa sendiri? Saya baca dibanyak artikel juga ditanggapan-tanggapan dumay bahwa Freddy Budiman sudah layak dieksekusi, bukankah yang bersangkutan adalah WNI juga? Jadi sesungguhnya apa maunya kita?
.
KETIKA atau ANDAI agar paragraf artikel ini seragam, sekali lagi "andai", andai saya jadi Presiden, ketika saya mencanangkan eksekusi mati terhadap terpidana mati kasus narkoba, saya juga akan mengumumkan kepada rakyat negeri ini, bahwa negara sudah berkomitmen untuk memberantas peredaran narkoba, dan kita sudah sepakat kerja sama secara international untuk memberantas peredaran narkoba, maka jika ada WNI tertangkap diluar negeri maupun didalam negeri dalam kasus peredaran narkoba, maka negara tidak akan membantu WNI tersebut, kecuali hanya sekedar mencermati persidangannya sudah dilakukan secara fair atau tidak. Itu baru negara hebat, bila perlu kasih contoh negara lain, bahwa kita memang bermaksud memerangi peredaran narkoba secara total dan tidak pandang bulu. Maka dengan begitu kita juga dapat dengan kepala tegak dan tidak ragu-ragu melaksanakan hukuman mati kepada siapapun, warga negara apapun untuk pelaksanaan eksekusi hukuman mati jika memang keputusan pengadilannya begitu. Dalam kasus narkoba, menurut saya berpikirnya harus global, menganggap bahwa kasus di negara lain dicermatinya anggap seperti di negara sendiri. Maafkan saya kalau dianggap tidak cinta sesama warga negara, karena memang ini adalah pendapat versi saya, sangat mungkin versi yang kontroversial. Bukankah SPMC = "Sudut Pandang Mata Capung" = "Sudut Pandang Majemuk".

(5M)
MEMPERHATIKAN kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan ;
MENCARI-tahu mana benar-benar "benar" dan mana benar-benar "salah";
MENYUARAKAN kebenaran-kebenaran ter-gadai-kan dan di-gadai-kan ;
MENGHARAP kembali ke dasar-dasar kebenaran ter-lupa-kan dan di-lupa-kan ;
MENOLAK benarkan hal-hal tidak semestinya, menolak salahkan hal-hal semestinya.
.
Kalau menurut Anda saya salah membuat artikel ini, anggap saja saya lagi ngrancu, jadi sekali lagi maaf. Salam persatuan dalam kebhinekaan. ( © #SPMC SW, Selasa, 07 Juni 2016 )
.
.
Sumber gambar:
anekainfounik .net

Friday, June 3, 2016

"YAKIN AGAMA ANDA PALING BENAR?"




.
"YAKIN AGAMA ANDA PALING BENAR?"
===============================
.
.
Renungan Opini : (‪#‎SPMC‬) Suhindro Wibisono.
.
.
Bukan karangan saya, tapi ada tertulis kurang lebih begini:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu. Dan, kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.”
.
~~~~~
.
Beragama memang harus pakai "logika", pakai akal budi, gunakan logika rasional untuk memahami agama, selayaknya bukan menelan virus fanatik tanpa mau memahami mengapa begitu dan kenapa begitu?
.
Ketika Anda mempertanyakan logika agama Anda, itu memang sudah seharusnya. Tapi ketika anda blom memahami agama Anda, bukan berarti agama Anda tidak benar bukan? Yang tidak rasional adalah TIDAK BOLEH mempertanyakan logika agama Anda, jadi Anda tidak boleh mempertanyakan logikanya bagaimana kenapa "itu begitu", dan sebagainya.
.
Agama sejatinya bukan doktrin, agama adalah ajaran, dan sewajarnya tentang ajaran, bukankah seharusnya dipahami secara logika? Maka ketika agama tidak bisa atau tidak boleh dipertanyakan logikanya, saya meragukan ajaran agama tersebut.
.
Ujilah ayat-ayat kitab sucimu, carilah pemahamannya apa, dan itu bisa sangat berbeda makna yang tersurat dan makna yang dimaksud dalam ajarannya agama tersebut. Lihatlah tafsirnya atau tanyakan pada ahlinya, karena sangat mungkin mempelajari ajaran agama tidak selayaknya hanya sepotong-sepotong dari ayat-ayat yang tertulis di kitab sucinya, bahkan sangat mungkin tidak juga dapat dipahami ayat per ayat karena dalam "satu" rangkaian wacana biasanya juga dipenggal menjadi beberapa ayat. Maka jangan menghakimi ketika Anda tidak memahami, mempertanyakan silahkan karena memang "ajaran" sudah selayaknya dipertanyakan agar teruji dan benar-benar dimengerti oleh yang mempelajari ajaran agama tersebut.
.
Ayat kitab suci jika betul itu adalah wahyu atau firman Tuhan, logikanya tidak akan takut dipertanyakan, karena bukankah firman atau wahyu Tuhan sudah selayaknya mengandung kebenaran? Tuhan tidak pernah membuat agama, Tuhan juga tidak membuat kitab suci, tidak ada alat tulis disurga sana, maka Tuhan hanya berfirman atau mewahyukan ajarannya, dan manusialah yang menuliskan firman atau wahyu tersebut. Maka untuk membedakan dan menyelidiki apakah firman atau wahyu tersebut betul sejatinya datang dari Tuhan, maka sudah selayaknya firman tersebut dipertanyakan dan diuji berdasarkan logika rasional, disejajarkan dengan logika ketuhanan sebagai mana kita pahami tentang sifat-sifat Tuhan itu sendiri.
.
Firman atau wahyu yang asli bersumber dari Tuhan, menurut saya adalah firman atau wahyu yang mengandung kebenaran universal, kebenaran yang rasional secara awam. Jadi pasti sangat tidak rasional ketika ada ayat dalam kitab suci yang menganjurkan pembunuhan, karena itu berlawanan dengan sifat ketuhanan. Tuhan adalah pencipta kehidupan, tidak mungkin menganjurkan manusia untuk membinasakan manusia lain, karena itu maknanya bertentangan dengan karya Tuhan sendiri. Tentu tidak bisa dikaitkan dengan hukum positif dalam UU penjatuhan hukuman mati, karena kitab suci memang "semestinya" bukan UU hukum negara.
.
Ayat-ayat kitab suci memang bukan pelajaran ilmu pasti, maka ketika ayat-ayat itu mewacanakan penciptaan, logika yang anda gunakan bukanlah logika pengujian apalagi dengan meminta pembuktian ilmiahnya, ingat logika rasional adalah bukan harus logika ilmiah. Logika rasional adalah logika yang dapat dipahami dan bertujuan POSITIF, kebalikannya adalah logika irasional. Begitu juga memahami logika pamahaman surga dan neraka, karena siapa yang dapat membuktikannya? Apakah Anda mau meninggal terlebih dahulu untuk pembuktian tersebut, dan itupun juga tidak bisa membuktikan apapun juga, karena bukankah nenek moyang kita yang sudah meninggal juga tidak bisa menginfokan kepada kita yang masih hidup tentang keberadaan surga dan neraka itu?
.
Pemahaman saya, Tuhan itu bukan politisi juga, maka ketika ada ayat kitab suci yang mewacanakan sesuatu tapi tidak "to the point", itulah butuh pemahaman tafsir apa maksud positif dari bunyi ayat tersebut. Tapi ketika (andai) dalam ayat suci itu mewacanakan sabda Tuhan yang mirip orang berpolitik, saya ragu apakah itu sejatinya ayat Tuhan? Karena Tuhan tidak mungkin takut dengan ciptaannya seberapapun banyak ciptaan itu, karena Tuhan punya kuasa untuk mematikan manusia tanpa alasan apapun, juga bisa melalui air bah maupun bencana alam lainnya. Jadi Tuhan tidak perlu melakukan tipu daya mengelabuhi manusia, menyesatkan, memalsukan dan sejenisnya makna negatif, karena Tuhan memang bukan penipu. Ragukanlah wahyu atau firman Tuhan jika ada yang menyiratkan demikian, karena memang sangat menyimpang dengan sifat ketuhanan itu sendiri. Tuhan tidak mungkin mengajarkan membenci manusia lain, membenci sekelompok manusia lain, apalagi membenci manusia suatu bangsa. Karena bukankah Tuhan yang menciptakan itu semua? Bukankah Tuhan mengajarkan pertobatan?
.
Jadi yang ingin saya sampaikan adalah, pilah dan pilihlah ayat-ayat dalam kitab suci Anda, karena memang kitab suci itu hasil karya manusia walau sangat mungkin terinspirasi atau mendapat petunjuk Tuhan. Bukankah tidak ada manusia yang sempurna, termasuk juga manusia yang mendapat julukan dan gelar nabi sekalipun bukan? Gunakanlah dalil positif sesuai sifat ketuhanan jika ingin "mengadili" asli atau tidak firman atau wahyu Tuhan yang terdapat dalam kitab suci apapun juga. Karena mustahil Tuhan mengajarkan kesadisan, nyuri, nyopet, ngrampok, zinah, perkosa, korupsi, bunuh manusia, dan sejenisnya itu bukan? Apalagi mengajarkan wacana pembelaan Tuhan dengan membunuh umat manusia lain karena tidak seagama dengan kita, menurut saya itu pasti ajaran Tuhan yang disesatkan. Tuhan bukan saja tidak butuh dibela, tapi seandainya Tuhan tidak disembah sekalipun, apakah Tuhan menjadi bukan Tuhan lagi? Apakah tidak keblinger memusnahkan kehidupan yang adalah karya Tuhan sendiri dengan mengatas namakan kehendak Tuhan melalui yang tersurat dalam ayat kitab sucinya? Itulah yang perlu kita pilah dan singkirkan, atau sangat mungkin kita salah memahaminya secara keseluruhan makna yang tersirat didalam ayat tersebut dan kaitan dengan ayat lainnya.
.
Patokan umum untuk melaksanakan ajaran Tuhan dalam semua agama adalah gunakan dalil kebaikan, positif, betujuan baik, kasih, tolong menolong dan hal-hal positif lainnya. Kalau yang berlawanan dengan hal itu, percayalah itu adalah kesesatan, dan kesesatan itu juga bisa terjadi karena memang disesatkan, atau karena salah mamahaminya. Sangat mengerikan tontonan membunuh manusia lain dengan takbir menyebut nama Tuhan, apakah perlu berpikir dua kali untuk memahami bahwa itu ajaran agama yang disesatkan? Hati-hati, gunakanlah logika waras agar tidak terseret sesat ajaran agama Anda, be positif ...... ( #SPMC SW, Selasa, 31 Mei 2016 )
.
.
Sumber gambar:
abelpetrus.wordpress .com