Thursday, December 31, 2015

'ANNO DOMINI "Kembaran" YESUS'


ANNO DOMINI "Kembaran" YESUS
.
Opini: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
Tahun 2015 akan segera digusur oleh 2016, sang waktu sungguh sangat perkasa, adakah yang mampu menghentikannya walau hanya satu detik saja? Nuansa tahun baru sudah terasa beberapa hari sebelumnya, banyak sudah yang libur bersama, adakah diantara kalian yang tidak ikut mengucapkan "Selamat Tahun Baru" menjelang dan tiba waktunya pada 1 Januari 2016 yang sudah tinggal beberapa jam lagi?
.
Tahun 2016, itu maknanya 2016 tahun yang lalu Yesus lahir di Nazaret, memang itu penanggalan untuk menandakan tentang kelahiran Yesus yang oleh Nasrani juga disebut Tuhan Yesus. Maka hingga saat ini, era sebelum kelahiran Yesus disebut sebelum masehi (SM) sesudah kelahiran Yesus disebut Masehi (M).
.
Penanggalan Masehi dalam bahasa Latin disebut "Anno Domini" (AD) artinya "Tahun Tuhan", sedang penanggalan masehi dalam bahasa Inggris disebut Common Era yang disingkat "CE" artinya "Era Umum", sedangkan penanggalan sebelum masehi istilahnya "Before Christ" (BC) (sebelum 'kelahiran' Kristus) atau "Before Common Era" (BCE) artinya Sebelum Era Umum.
.
.
Untuk semua pembaca "SPMC",
.
SELAMAT TAHUN BARU
PF. 1 JANUARI 2016
.

~~~~~~~~~~~~
.
Semoga tidak ada "fatwa haram" untuk saling ucapkan "Selamat Tahun Baru". (SPMC SW, 31 Desember 2015).
.
.
.
Sumber gambar:
republika .co .id

Friday, December 25, 2015

"DICARI, NATAL YANG HALAL"

"DICARI, NATAL YANG HALAL"
.

Opini Wacana Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.

UANG palsu itu "bukan" uang. Ketika komunitas kami mempunyai mata uang tersendiri sebagai hal yang utama dan itulah yang selalu ada di dompet kami. Lalu komunitas Anda punya mata uang tersendiri dan itulah yang selalu ada di dompet Anda. Komunitas mereka juga punya mata uang tersendiri dan itulah yang selalu ada di dompet mereka. Kenapa ada diantara Anda yang menuduh mata uang kami palsu, juga menuduh mata uang mereka palsu? Padahal kenyataannya mata uang kami berlaku sah dan bisa digunakan diantara komunitas kami masing-masing yang Anda tuduh palsu. Sementara kami juga mengakui bahwa mata uang didompet Anda adalah uang yang asli bagi komunitas Anda. Kalau mata Uang di dompet kami sebutannya Rupiah, mata uang di dompet Anda sebutannya Riyal, mata uang di dompet mereka sebutannya Dolar, apakah itu ada masalah? Bukankah tetap saja maknanya adalah UANG?
.
Uang maknanya adalah dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang kita butuhkan, sebagai nilai tukar benda maupun jasa yang telah kita sepakati bersama nominalnya. Uang palsu tidak sah untuk transaksi, dan pasti dipenjarakan jika ketahuan, bukankah begitu saudaraku?
.
Tuhan saya adalah pencipta jagat raya, air, tumbuh-tumbuhan dan semua kehidupan, apakah Tuhan anda ciri-cirinya sama dengan Tuhan saya? Kalau sama kenapa anda sering kali menuduh Tuhan saya beda dengan Tuhan Anda? Kenapa Anda sering kali sangat lantang menuduh Tuhan kami palsu? Atau memang Anda punya Tuhan yang beda ciri-cirinya dengan Tuhan kami? Atau memang Tuhan ada lebih dari satu menurut Anda?
.
Kalau kami menyebut Gusti, Anda menyebutnya Allah SWT, mereka menyebutnya Tuhan Yesus, yang lain menyebutnya Sang Hyang Widhi, juga ada yang menyebut Krishna, dan sebutan-sebutan lain untuk Tuhan mereka masing-masing, kenapa Anda menjadi sewot dan menuduh Tuhan mereka bukan Tuhan saudaraku?
.
Kenapa Anda suka sekali "mencopet" dompet orang lain untuk melihat mata uang mereka hanya untuk mengolok bahwa uang mereka palsu karena dompetnya tidak berisi uang Riyal, KENAPA? Apakah wawasan Anda tidak terlalu sempit? Apakah itu bukan ciri-ciri fanatik yang sering saya katakan? Kenapa justru Anda tidak malu melakukan itu semua? Dan itu semakin menguatkan dugaan saya, fanatik memang salah satu cirinya adalah tidak rasional, dan "tidak punya rasa malu" adalah salah satu sifat dari tidak rasional itu.
.
Ketika Anda juga dengan enteng menuduh orang lain menyembah berhala, menuhankan manusia, Tuhan dianggap beranak dan diperanakkan, itulah tuduhan membabi-buta karena Anda tidak paham dogma mereka. Menghakimi tanpa tahu masalah, apakah bukan ngawur namanya? Dapatkah Anda keluar dari jati diri Anda sejenak, lalu memikirkan tentang Ka'bah dan Lempar Jumroh, andai ritual itu adanya di kepercayaan lain, Nasrani misalnya, saya tidak bisa bayangkan sebutan apa yang akan Anda sematkan pada mereka. Tapi ummat lain yang seringkali Anda tuduh menyembah berhala apakah ada yang mengolok Anda untuk hal itu? Yang ada justru ikut prihatin ketika ada banyak korban meninggal ketika ritual Lempar Jumroh.
.
Mengucapkan Selamat Natal di setarakan dengan mengucapkan Syahadat, mengucapkan selamat natal haram karena imannya dianggap sama dengan yang diberi ucapan, atau diartikan ikut mengakui keimanannya orang yang diberi ucapan selamat, mereka yang merayakan natal adalah merayakan kelahiran Yesus yang dianggap Tuhan oleh Nasrani, karena itulah dianggap haram memberikan ucapan selamat natal, begitu dalih mereka yang fanatik. Itu menyangkut dogma mereka saudaraku, kenapa Anda kepo amat, apakah ada yang memaksa Anda untuk juga mengakui bahwa Yesus itu adalah Tuhan bagi Anda? Lha wong yang minta Anda memberi ucapan selamat natal aja juga tidak ada. Saya kasih info ya, sesama nasrani saja tidak ada yang ngemis untuk minta diberi ucapan selamat natal, apakah Anda percaya? Saya sungguh prihatin dengan pola pikir orang-orang yang fanatik.
.
Kalau pembenaran-pembenaran nalar yang Anda utarakan terus berkembang ke hal-hal tidak masuk akal lainnya, apakah beragama itu sejatinya untuk mengkotak-kotakkan manusia? Doeloe di negeri ini saya tidak pernah jumpai hal-hal aneh semacam itu, tapi beberapa tahun belakangan ini kenapa kita justru menjadi sangat susah menjalin persaudaraan, dan ngenesnya justru batasan-batasannya adalah Agama yang dipercayai bersumber pada kebenaran Tuhan yang Esa. Kalau memang Tuhan hanya ada satu dan Dia adalah pencipta Anda dan saya, kenapa pengkotak-kotak'an itu harus kita lakukan? Sangat ngenes ketika Anda kutip ayat yang Anda anggap suci untuk membenarkan dalih Anda, bukankah ujung akhirnya Anda mengatakan bahwa semua yang Anda lakukan adalah perintah Tuhan? Apa benar ada ajaran Tuhan untuk kita agar saling bertentangan? Apakah Anda yakin sudah memahami ajaran agama Anda sendiri dengan betul? Mengimaninya dan bukan fanatik?
.
(Bagi orang fanatik) Mengucapkan selamat natal dianggap juga mengakui Yesus sebagai Tuhan, dan itu haram hukumnya, padahal HARAM itu sangat banyak macamnya, makan daging babi juga haram menurut muslim, apakah berteman dengan orang yang makan babi tidak haram juga? Bukankah itu maknanya sama, berarti mengakui babi tidak haram? Bukankah harusnya Anda juga boleh menganggap hal itu serupa? Saya juga pernah mendengar, wadah atau alat masak yang pernah dipakai untuk memasak barang haram walau sudah dicuci juga akan menghasilkan makanan haram. Apa jadinya kalau semua itu dikaitkan dan bahkan malah dikembangkan, kenapa tidak sekalian berpikir bahwa babi juga hidup di bumi yang sama kita tinggali, lalu dianggap haram tinggal ditempat yang sama dengan babi? Makin lama kok jadi makin tidak rasional. KAREPMU LAH!! (SPMC SW, Jumat, 25 Desember 2015)
.
===========================
.
 
"SELAMAT NATAL" untuk semua teman yang ikut merayakan. GBU
.
===========================
.
.
Sumber gambar:
www.intelijen .co.id

Monday, December 21, 2015

“SILSILAH ‘KRONI’ ALLAH”



“SILSILAH ‘KRONI’ ALLAH”
.
Opini Logika Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono​.
.
.
Kalau misal ada Bapak namanya Tuhan, dan Tuhan punya 6 orang anak, dan mereka diberi nama:

Kepercayaan ; Hindu ; Buddha ; Katolik ; Kristen ; Islam, lalu ke 6 anakNya tersebut mempunyai anak-anak juga, “misalnya”:
.
KEPERCAYAAN memiliki anak:
Jolelono Lono ; Tardjo Binangun ; Teng Sing Hie ; Adhyatmo ; Murti ; Marwah ; Ki Ageng ; Abimanyu ; .....
.
HINDU memiliki anak:
Pande Putu ; Kuncoro ; Suro Dimojo ; I Ketut Gede Warse ; Darmini ; Tanuri Kamis ;  ....
.
BUDDHA memiliki anak:
Suanto Husada ; Suharyo Kusuma ; Go Su Meng ; Muchtar Suhardi ; Lindaningsih ; Kwik Kian Gie ; ....
.
KATOLIK memiliki anak:
Ratna Mursini ; Albert Cahyanto ; Julita ; Alijan ; Mariana ; Johanna ; Sugiharto Wicaksono ;  ...
.
KRISTEN memiliki anak:
Welliam ; Jason Liong ; Hardjindro ; Paulus Tarsus ; Nely SKK ; Elen Soegi ; Riana ; Hilda ; ....
.
ISLAM memiliki anak:
Zagita Arca ; Nugroho Iman Santoso ; Muhammad Isbandy ; Asmaniar Asnif ; Rullie Setiawan; Agus Jumadi ; Ahmad Sofian ; Afiza Lubis Butet ; Awi Zhang ; Kiagus Antonius ; Castra Sukandar ; .....
.
“ANDAI” . . . . . , anak ISLAM berantem dengan anak KRISTEN, anak KATOLIK berantem dengan anak KRISTEN, anak BUDDHA berantem dengan anak HINDU, anak KEPERCAYAAN berantem dengan anak ISLAM, anak ISLAM berantem dengan saudaranya sendiri, anak KATOLIK berantem dengan saudaranya sendiri, dan seterusnya semua saling silang dengan berbagai kemungkinan dengan anak siapa mereka berantem, SIAPA YANG PALING BERSALAH?
.
Apakah yang bersalah ...
TUHAN?
KEPERCAYAAN?
HINDU?
BUDDHA?
KATOLIK?
KRISTEN?
ISLAM?

Menurut saya, yang paling bersalah adalah ke 6 anak TUHAN itu, karena itulah bukti bahwa mereka tidak bisa mendidik anak-anaknya sendiri.
.
Betul ada yang mengatakan isi atau cara pengajaran adalah salah satu tolok ukur, justru itulah kenapa tidak mencermati lagi kurikulumnya? Apakah betul kurikulum yang ditulis oleh semua anak Tuhan itu sesuai dengan petunjuk Tuhan yang memang adalah satu-satunya Bapak dari ke 6 anakNya tersebut? Apa mungkin Bapak ke 6 anak tidak menginginkan anak-anakNya baik semua, cucu-cucuNya sukses semua, rukun semua, bahagia semua? RENUNGKANLAH ....
.
Sekarang, ketika Tuhan sudah tidak ikut cawe-cawe lagi, sudah tidak memberi wejangan-wejangan lagi kepada ke 6 anakNya, kenapa tidak mengingat satu kata kunci keseragaman yang pernah diutarakan oleh Tuhan untuk 6 anakNya? Bukankah Tuhan mengutamakan KASIH? Dan itulah kata kunci yang seharusnya digunakan oleh ke 6 anakNya untuk mengoreksi kurikulum ajarannya masing-masing apakah ada yang keluar dari KASIH? Bukankah dalil KASIH itu yang memungkinkan keiginan TUHAN terlaksana yang justru demi kenyamanan semua manusia?
.
Jadi apakah tidak malu mengatakan paling baik kurikulumnya kalau menghasilkan lebih banyak anak didiknya yang berantem apalagi saling cakar-cakaran sesama saudara kandung seimannya? Sisirlah semua kurikulum kalian, karena memang kalian masing-masinglah yang pada awalnya menuliskan kurikulum kalian masing-masing itu. Kalau kalian anggap kurikulum itu murni seratus persen dari Tuhan, apakah mungkin kurikulumnya jadi berlainan? Atau karena sudah tahu Tuhan tidak mau ditanya lagi, maka kalian mengatasnamakan kurikulum itu hasil karya Tuhan? Apakah itu tidak kebangetan? Apakah bermaksud berlindung dibalik nama Tuhan untuk semua kurikulum yang walaupun itu berpotensi menimbulkan pertikaian? Apa mungkin Tuhan bermaksud mengadu domba anak cucunya sendiri? Ayolah berlogika waras dengan landasan KASIH untuk semua kurikulum pelajaran kita masing-masing. Kalau kalian tidak berani dan tidak boleh merubah kurikulum yang sudah tidak layak lagi untuk ukuran saat ini, setidaknya jangan diumbar-umbar dan diajarkan lagi, karena memang tujuan akhir ajaran adalah memanusiakan manusia agar dapat bersosialisasi kepada manusia lainnya yang dalam penggambaran artikel ini layaknya saudara dan saudara sepupu sendiri, dan semua itu dibawah naungan Tuhan sebagai GOD FATHER-nya. Kita semua sebetulnya satu darah silsilah, marga kita sama kalau kalian mau mengingat Tuhan dan menyadari silsilah yang saya gambarkan dalam artikel ini. Kenapa ada diantara kalian yang justru tidak mau disamakan Tuhannya? Jadi apakah kalian memang bukan dari silsilah yang saya wacanakan? Yakin kalian tidak tersesat? MENYEDIHKAN ...
.
Contoh ketika ada ayat yang menggambarkan persetubuhan anak dan bapak, antar saudara, dan semacamnya yang menurut kalian sangat tidak layak. Walau memang itu ada tertulis, apakah layak dianggap bahwa itu adalah kurikulum yang juga pasti diajarkan? Kenapa tidak berpikir bahwa kalau hal kejadian itu tidak pernah ada, apakah Anda dan saya menjadi sudah ada saat ini? Ingat, karena kita percaya bahwa awal dari kita adalah hanya Adam dan Hawa. Perkembangan dan tuntutan zamanlah yang membuat saat ini kita menilai bahwa itu adalah hal yang sangat mengerikan, biadab, bahkan layaknya binatang, tapi itu tetap tertulis walau saya yakin bukan merupakan kurikulum yang diajarkan. Keberanian meminggirkan kurikulum semacam itulah yang harus dilakukan pada semua “sekolahan” yang ada, itulah opini saya kalau memang ingin membuat ketentraman bersama, dan KASIH adalah kunci utama untuk menyisir seluruh isi kurikulum untuk di afkir atau setidaknya di parkir di gudang sejarah jika ada kurikulum yang bertentangan dengan kemanusiaan dan utamanya KASIH, karena bukankah TUHAN sendiri Maha Pengasih dan Maha Penyayang, apakah masuk akal kalau mengamini kurikulum sekolah-sekolah anak cucunya berisi saling bermusuhan?
.
Kalau ada diantara kalian yang berpikir untuk menyatukan hanya akan ada satu sekolahan, dan pemikiran itu dihasilkan dari kurikulum pelajaran yang kalian ikuti, jelas kurikulum kalian layak dikoreksi lagi untuk dipilah mana yang masih layak diaktifkan dan mana yang sudah layak dianggap sebagai sejarah. Karena kita sekolah disekolah tertentu atau memilih tempat sekolah itu berdasarkan “rasa”, rasa suka, rasa sesuai, rasa sreg, rasa yakin, rasa ingin, rasa setuju, rasa tidak dipaksa, rasa tidak diintimidasi, rasa tentram, rasa nyaman, rasa benar, rasa tidak sesat, rasa sesuai bakat, rasa cinta, ..... Bahkan jika ada yang tidak sekolah sekalipun, lambat laun akan diamini juga seperti yang terjadi di negara-negara maju sana, dan di negeri ini sangat mungkin juga sudah terjadi, contohnya adalah di KTPnya tertulis bersekolah  disekolah A, B, C, D, E, F, .... tapi kenyataannya tidak pernah pergi bersekolah disekolahnya. Atau kalau mau contoh extrim, karena semua sekolah memang tidak pernah mengadakan ujian, apalagi mungkin semua sekolah lebih mengutamakan jumlah siswa, tak terhitung banyaknya siswa-siswa yang hanya datang kesekolah hanya sekedar ikut pelajaran ritual tanpa makna. Atau mungkin masuk sekolahnya setahun sekali atau dua kali saja. Bukankah memang tidak bisa dinilai hati dan pemikiran semua siswa?
.
Mana yang lebih baik mengaku beragama paling baik di dunia tapi berkelakuan biadab, dibandingkan dengan yang tidak beragama tapi penuh dengan welas asih dan suka menolong sesama manusia? Kalau Anda menjawab lebih baik beragama dan punya welas asih serta suka menolong sesama manusia, jelas Anda tidak paham pertanyaannya ..... hehehehehe ... karena kondisi ideal tidak perlu dimasalahkan bukan? Kalau mengacu HAM, lalu ditambah banyaknya contoh yang mengenaskan akan hasil didikan dari sekolah tertentu, di negeri ini bukan tidak mungkin lambat laun akan banyak yang terdaftar sekolah, tapi kenyataannya tidak pernah bersekolah, lalu apakah pilihan itu menjadi salah? Bukankah tujuan bersekolah adalah memanusiakan manusia, tapi kalau bersekolah justru menghasilkan hasil didiknya tidak bisa berhubungan dengan sesama manusia lainnya diluar teman sekolahnya, untuk apa lagi bersekolah disekolah semacam itu? Andai yayasan yang menaungi sekolah itu segera menyadari keadaan, yang sangat mungkin lupa mendidik guru-guru yang dimilikinya sebelum guru-guru itu sendiri mendidik murid-muridnya, saya kok yakin hasil didiknya justru akan lebih baik. Jangan lupa mengutamakan KASIH juga ketika mendidik guru-guru tersebut.
.
Karena mungkin ada yang belum menyadari bahwa semakin banyak manusia yang pendidikan sekolah formalnya semakin tinggi , ditambah perkembangan teknologi yang semakin canggih, itu mengakibatkan semakin banyak pula manusia berlogika secara rasional, dan hal itu mau atau tidak akan mendegradasi  kepercayaan kepada agama. Dan pegangan paling kuat mereka adalah HAM, dan itupun rasional bukan? Tapi apakah lambat laun “sekolah-sekolah” itu akan hilang? (Jangan lupa dalam bahasan ini agama saya ibaratkan sebagai sekolah lho.) Saya yakin kok tidak, bukankah saat ini disemua sekolah juga sangat banyak muridnya yang telah berpendidikan formal sangat tinggi dan mumpuni? Semakin banyak orang-orang berpendidikan tinggi ikut masuk kesekolah tertentu, percayalah itu akan berdampak positif untuk semuanya, “untuk semuanya” maksud saya adalah juga untuk yang tidak bersekolah disekolah itu. Karena tentu saja mereka akan lebih bisa mengerti jika terjadi diskusi lintas “sekolah” untuk lebih mengedepankan logika rasional untuk menemukan titik temu yang lebih masuk akal. Dan mereka-merekalah yang juga akan merubah peradapan dari dalam walau hanya secara perlahan. Extrimisme, ketidak setaraan gender, dan hal-hal lain yang tidak sesuai dengan HAM akan berubah, itupun kalau mereka tidak terjebak untuk menikmati kenikmatan yang menguntungkan pribadinya. Contohnya adalah, ketika ada yang pindah sekolah demi agar boleh menikmati punya istri lebih banyak, apa yang bisa kita harapkan untuk perubahan dari yang bersangkutan? Maaf, jangan marah karena terlalu sensi ya. (SPMC SW, Sabtu, 19 Desember 2015 )
.
.
Sumber gambar:
viaimoodh.blogspot .com

Friday, December 18, 2015

“MBLENGER LOGIKA KEBLINGER”




“MBLENGER LOGIKA KEBLINGER”
.
Opini Logika: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
Ngenes ketika lihat tipi dan mendengar alibi pernyataan “menyuap tidak menggunakan uang negara” dari terdakwa Prof. sangat senior yang sedang diadili tersangkut kasus penyuapan hakim pada lingkaran kasus Gubernur Sumut, GPN.
.
Saya sempat termanggu atas pernyataan profesor tersebut yang mempertanyakan kerugian negaranya dimana? Hemmm .... sepertinya itulah pernyataan yang semakin meyakinkan kita bahwa negara ini memang sudah bener-bener diambang keblinger. Profesor lho itu, banyak banget anak didiknya yang mantan magang di kantor advokatnya yang nota bene juga sudah banyak menjadi pengacara-pengacara top di negeri ini.
.
Apa bener suap yang dilakukan tidak ada kaitannya dengan uang negara? Taruhlah penyuapan itu menggunakan uang dari dompetnya, tapi apa iya jasa kepengacaraannya gratis? Padahal kasusnya sangat berkaitan dengan kasus korupsinya Gubernur Sumut - GPN, dan tentu saja uang hasil korupsi itu juga untuk membayar jasa advokat sang Profesor bukan? Lalu duit itulah yang digolongkan untuk menyuap Hakim, bukankah urutannya begitu? Kalau membela tentang kasus perceraian atau pertikaian dan tanpa dipungut biaya pengacara lalu nyogok pake duitnya sendiri, mungkin alibinya lebih rasional, walau itu juga pernyataan yang kebangetan. Nyogok kok mau dianggap benar, benar-benar tontonan keblinger oleh orang yang sudah bergelar Profesor. Masihkah kurang contoh betapa bobroknya negara ini?
.
Apakah Profesor terlalu senior sampai lupa malu, atau memang semua pengacara diharuskan tidak boleh punya malu dan tidak harus punya etika? Jadi ingat ketika pada awal masalah justru tidak mengakui tingkah penyuapan yang dilakukan anak buah adalah instruksinya, lalu berulah banyak macam ketika di tahanan, kenapa sekarang jadi ngaku kalau nyuap tidak merugikan negara? Sepandai-pandai tupai melompat sekali waktu pasti jatuh juga. Tapi apakah penyuapan ini kali pertama dilakukan? Hayo siapa yang berani jawab? Dan saya tidak bertanggung jawab atas apapun jawaban kalian lho. (SPMC SW, Kamis, 17 Desember 2015.)
.
.
Sumber gambar:
Segalaberita .com
.
.
PS: Mblenger = Jenuh / Bosan
.
.
.
= = = = = = = = = = = = =
.
SYARAT MENJADI ADVOKAT
.
warga negara Republik Indonesia; bertempat tinggal di Indonesia; tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara; berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun; berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum; lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat; magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor Advokat; tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi. Hal ini senada apa yang terurai dan tercantum dalam UU Advokat Pasal 3 ayat 1.
.
.
SUMPAH ADVOKAT
.
Dalam UU Advokat mengenai penyumpahan telah diatur di Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi
(1) Sebelum menjalankan profesinya, Advokat wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh di sidang terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya.
(2) Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1), lafalnya sebagai berikut :
“Demi Allah saya bersumpah/saya berjanji :
ü bahwa saya akan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia;
ü bahwa saya untuk memperoleh profesi ini, langsung atau tidak langsung dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siapapun juga;
ü bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pemberi jasa hukum akan bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan;
ü bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi di dalam atau di luar pengadilan tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada hakim, pejabat pengadilan atau pejabat lainnya agar memenangkan atau menguntungkan bagi perkara Klien yang sedang atau akan saya tangani;
ü bahwa saya akan menjaga tingkah laku saya dan akan menjalankan kewajiban saya sesuai dengan kehormatan, martabat, dan tanggung jawab saya sebagai Advokat;
ü bahwa saya tidak akan menolak untuk melakukan pembelaan atau memberi jasa hukum di dalam suatu perkara yang menurut hemat saya merupakan bagian daripada tanggung jawab profesi saya sebagai seorang Advokat.
.
(3) Salinan berita acara sumpah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh Panitera Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dikirimkan kepada Mahkamah Agung, Menteri, dan Organisasi Advokat.
.
.
NOTES:
Syarat dan Sumpah Advokat disalin dari:
Kantor Hukum Legowo & Partners
Yang dicari via Google.

Wednesday, December 16, 2015

MENYADAP ETIKA MAKELAR



MENYADAP ETIKA MAKELAR
.
Opini Wacana: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
Sadap menyadap pembicaraan diributkan untuk mengadili sidang etika, sebetulnya mereka mau menyingkap pelanggaran etika atau mengadili kasus pidana? Pelapor adanya pelanggaran etika justru diadili layaknya pesakitan, bukankah MKD diadakan untuk mengadili anggotanya, apakah lupa bahwa pengadu bukan anggota? Kalau memang pengadu mengada-ada yang tidak ada, kenapa tidak dilaporkan saja ke-kepolisian sebagai pencemaran nama baik? MKD mempermasalahkan keaslian bahan buktinya, kalau meragukan bahwa kejadian tersebut itu ada, kenapa tidak dipertemukan saja mereka yang terlibat? Atau mintakan saja penilaian antara transkrip dan rekaman asli yang ada di kejaksaan, mintakan penilaian secara resmi, kalau transkrip salah, silahkan seret pengadu kewilayah pencemaran nama baik dan fitnah. Itulah rasionalitas, apakah para Yang Mulia mau membodohi rakyat yang kalian wakili?
.
Mencermati sidang MKD oleh 17 hakim dengan sebutan “Yang Mulia”, tapi ternyata justru para yang mulia sendiri tidak paham tentang etika, saya jadi paham kenapa yang mulia tidak ada yang merasa malu? Sangat lucu dan memang menggelikan ketika sidang etika mempermasalahkan rekaman pertemuan adalah hasil sadapan, rupanya para Yang Mulia bingung dan tidak bisa membedakan mengadili etika, pidana, perdata, pencurian, susila, ....
.
Sepertinya para Yang Mulia tidak paham benar apa makna merekam atau menyadap pembicaraan, dan itu sungguh memprihatinkan. Pendapat saya tentang menyadap pembicaraan dan tidak sah adalah jika penyadapan itu dilakukan oleh yang tidak berwenang dan atau DILAKUKAN OLEH MEREKA YANG “TIDAK” TERLIBAT DALAM PEMBICARAAN YANG DISADAP. Kalau yang melakukan perekaman adalah yang terlibat pembicaraan itu sendiri, kenapa itu dianggap menyadap dan tidak sah? Menurut saya, itu adalah bagian dari pembuktian untuk memperkuat pernyataannya yang agar tidak dianggap mengada-ada. Dan bukankah makna dari MENYADAP pembicaraan adalah “MENCURI” dengar? Lalu kalau yang merekam adalah juga yang terlibat berbicara, apakah ada unsur mencuri dengar? Apakah para Yang Mulia tidak bermaksud mempermalukan diri sendiri?
.
Sadap menyadap, apa bedanya dengan fungsi CCTV? Kalau tidak merasa bersalah kenapa harus takut dianggap bermasalah? Apakah para Yang Mulia bermaksud menghalalkan perbuatan haram asal tidak ketahuan? Apakah para Yang Mulia bermaksud melindungi sejawat walau yang bersangkutan tidak beretika? Salahkah rakyat membaca bahwa para Yang Mulia yang dianggap dapat menegakkan etika justru berlaku seperti badut? Atau apakah sejatinya semua wakil rakyat (anggota DPR) adalah para badut? Apakah itupula sebabnya kalian ingin membrangus kewenangan penyadapan oleh KPK agar para perampok uang rakyat dapat selamat? Sudah sedemikian bobrokkah etika para wakil rakyat? DPR itu sejatinya Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Perampok Rayat?
.
Kalau mau mencarikan jalan keluar agar DPR lebih waras, saran saya adalah berikan wadah bagi para pemain bebas sesuai nurani masing-masing anggota dewan yang berani menentang para ketua partainya, karena ketika anggota partai kampanye untuk memperebutkan kursi DPR mereka pakai dana sendiri, tentunya akan takut di recall atau dipecat oleh partainya jika berani melawan suara partai, padahal suara partai itu identik suara Ketua Umumnya. WADAH yang saya maksud adalah, aturan main (UU) agar anggota DPR tidak bisa dicopot oleh partainya, karena memang anggota DPR terpilih adalah mewakili rakyat pemilihnya, bukan mewakili partainya secara langsung, partai hanyalah kendaraan atau baju sebagai syarat untuk bisa maju ikut kompetisi, tapi rakyat yang memilihnya percaya kepada yang bersangkutan bukan utama kepada partainya. Jadi kalau ada masalah terhadap anggota DPR yang bukan karena melanggar hukum, maka anggota DPR tersebut tidak bisa direcall/dipecat oleh partainya, yang bisa adalah anggota DPR tersebut dipecat sebagai anggota partai, dan kalau itu terjadi, maka anggota partai tersebut masuk ke WADAH Fraksi Sementara yang saya maksud, jadi Wadah Fraksi Sementara di DPR bertujuan menampung semua anggota DPR yang dipecat oleh partainya sampai masa keanggotaan DPR berakhir, dan semua anggota DPR yang masuk di Wadah Fraksi Sementara tersebut tidak boleh menjadi anggota partai lain selain kembali kepartai asalnya. Dan kalau ternyata anggota DPR banyak yang masuk ke WADAH tersebut, mereka bisa membentuk Fraksi Sementara tersendiri, memilih pemimpin Fraksi Sementara, dan sebagainya. Saya yakin kalau hal itu terjadi, anggota DPR justru akan lebih berani memperjuangkan suara rakyat, lebih independen, lebih banyak yang vokal dan tidak asal membebek partainya saja. (SPMC SW, Selasa, 15 Desember 2015)
.
.
CATATAN:
Artikel kemarin yang sudah hampir kedaluwarsa karena sekarang sudah dibacakan keputusan tentang kasus “Papa Minta Saham”, saya menyayangkan kalau akhirnya nanti ternyata yang diputuskan adalah “Pelanggaran Berat”, karena hal itu masih akan ada drama yang cukup panjang, lebih praktis kalau “Pelanggaran Sedang” saja, karena pelanggaran sedang sudah cukup untuk membuat SN dicopot sebagai Ketua Dewan, dan itu sudah cukup mempermalukan yang secara otomatis akan kelimpungan sendiri sebagai anggota dewan. Pelanggaran berat mengharuskan MKD membentuk sidang panel ad hoc untuk menentukan apakah SN juga bisa dicopot sebagai anggota DPR? Yang padahal menurut saya tidak terlalu penting lagi selain juga proses terlalu panjang, selain juga lusa DPR akan reses. Semakin meyakinkan bahwa MKD memang sedang bermain politik walau dalam sidang etik. NGENES.
.
Jadi kalau selama ini melihat wakil ketua DPR (pimpinan) yang lain membela mati-matian Ketuanya, walau terkesan sangat memalukan dan memang tidak punya malu, maklumi saja, "mungkin" takut akan ikut tergusur kalau ternyata pimpinan DPR adalah merupakan paket dan ada kemungkinan harus dikocok ulang. Dan drama pencopotan anggota MKD adalah juga termasuk dramatisasi permainan politik kepentingan yang sebodo amat dengan etika kepatutan, hanya sebagai tambahan bukti tidak ada yang peduli pada rakyat yang katanya diwakili. (SW, 16/12/2015)
.
.

Sumber gambar:
www.kompasiana .com

Saturday, December 12, 2015

TUHAN ITU ESA, TAPI KENAPA ADA DIMANA-MANA?


TUHAN ITU ESA, TAPI KENAPA ADA DIMANA-MANA?
.
{ Maaf kalau LOGIKA saya "gila" atau "sesat" menurut Anda, jadi walau Anda tidak setuju dengan isi artikel saya kali ini, semoga Anda tidak ikut tersesat dalam kegilaan saya. Bagi yang fanatik akut dengan agamanya sendiri, mohon tidak ikut membaca artikel ini, berarti juga jangan memberi tanggapan kalau hanya baca judulnya saja, TQ.}
.
.
Opini Logika Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.

.
TUHAN ITU ESA, TAPI KENAPA ADA DIMANA-MANA?
Pernyataan yang sudah seringkali kita dengar, tapi apakah Anda sudah mendapatkan keterangan yang memuaskan? Menurut LOGIKA saya, yang sangat mungkin salah atau tidak Anda suka, begini yang pernah saya kongkow dengan teman waktoe itoe ....
.
Samar-samar jadi ingat entah sudah berapa tahun yang lampau pernah diskusi dengan teman yang berinisial nama PTL, waktu itu pemahaman saya mengumpamakan seperti program komputer, google misalnya, bukankah hanya pakai metode sharing saja? Jadi ketuhanan adalah Tuhan mengcopy “embrio” kedalam inti sanubari pada setiap kehidupan manusia tentang makna Tuhan itu sendiri. Jadi makna Tuhan ada dimana-mana, itu bukan berarti Tuhan juga ada didalam botol, didalam kulkas, di alamari pakaian, dan seterusnya. Tapi karena Tuhan ada di sanubari terdalam kita, maka ketika kita ada dimanapun, berarti kita juga akan membawa embrio ketuhanan yang memang sudah dalam diri kita. Itulah sebabnya, mustahil kita dapat menipu Tuhan, karena memang ketuhanan ada didalam diri kita masing-masing. Boleh jadi koruptor/pembunuh mendapat hukuman ringan dalam berkorupsi/membunuh karena alibi meyakinkan yang diutarakan, lalu merasa sudah “bersih lagi” ketika selesai menjalani hukuman, tapi apakah Tuhan tidak paham sejatinya semua yang terjadi? Bagaimana kita menipu diri kita sendiri, karena Tuhan juga bersemayam pada diri kita masing-masing sebagai saksi? Jadi sogok’an kepada penegak hukum agar mendapat hukuman ringan, itu ejawantah dari TIDAK mempercayai adanya hukum Tuhan, banyak orang-orang semacam itu di negeri ini, justru “merasa” sangat terhormat, banyak juga di barisan terdepan ketika pada upacara keagamaan, mereka bangga dengan agamanya tapi sekaligus juga memperdaya sanubari sendiri dan berusaha menipu atau menyogok Tuhannya sendiri.
.
Dan yang terjadi kemudian adalah banyak beramal, menyumbang yatim piatu, dan sejenisnya. Berharap Tuhan mengampuni segala perbuatan curangnya, padahal uang yang untuk menyumbang adalah uang haram, Tuhan dianggap tidak paham sebab-akibat, Tuhan dianggap sangat mudah dikibuli dengan kemunafikan, bagaimana kita dapat membohongi diri sendiri? Itulah semua usaha untuk menentramkan rasa, karena sejatinya agama adalah masalah rasa dan perasaan yang menerbitkan iman untuk mengimani. Hanya kesadaran yang sehat (logika rasional) dengan pedoman KASIH itulah yang akan menyelamatkan kita di hadapan Tuhan, jadi siapa bilang beragama tidak dibutuhkan logika? Zikir adalah tuntunan pikiran agar selalu ingat ketika pikiran kita mulai memikirkan hal-hal negatif untuk kembali ke hal-hal yang positif, karena semua hal memang diawali dari pikiran kita. Zikir dalam kepercayaan lain juga banyak sekali ragamnya, bahkan kita juga bisa menciptakan “zikir” kita sendiri untuk hal-hal positip alam pemikiran kita agar selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa. Zikir memang butuh dihafal agar dapat lebih mudah diaplikasikan tanpa contekan, tapi yang lebih penting untuk menghalau pemikiran negatif, zikir harus selalu diingat makna kata-katanya, karena tanpa kesadaran akan makna zikir, tak ubahnya kita seperti merancu (ngigau) tanpa makna apa-apa karena pemikiran negatif tetap melanda kita walau mulut kita kenyataannya sedang ber zikir. Apakah saya salah bertutur? Mohon wawasannya bagi yang lebih ahli ...... Tq.
.
Kalau ingin terbebas dari rasa bersalah, maka jalan yang paling mungkin adalah “kesesatan”, maka ketika kita beragama dengan sesat, tujuan utamanya adalah menghilangkan rasa bersalah dengan menciptakan kebenaran semu sesuai dengan yang kita mau. Biasanya mereka menyadur ayat-ayat suci sebagai sarana pembenar tindakan mereka, lebih seringnya adalah jihad, membunuh manusia lain justru dialibikan kebenaran yang di ridho Tuhan, lebih kebacut lagi membunuh dan memerangi manusia lain dengan alibi membela Tuhannya, dan melupakan logika kebenaran bahwa manusia lain yang dibunuh atau diperangi adalah ciptaan Tuhan yang dialibikan untuk dibela itu juga. Jadi sesungguhnya yang merusak agama adalah kesesatan/penyesatan oleh ummatnya sendiri.
.
Apakah Tuhan perlu dibela, kalau mau lebih extrim, apakah pembelaan agama apapun itu layak untuk ajang penghilangan nyawa sesama manusia? Bukankah agama diadakan sebagai sarana pembentukan rohani dan moral manusia agar berbeda dengan binatang yang tidak pernah merasa bersalah ketika membunuh binatang lainnya? Kalau agama kita dijelekkan, tapi kita tetap mengimaninya sebagai jalan menuju kebaikan atau jalan menuju surga sesuai keyakinan kita, lalu apakah itu jadi sangat masalah? Yang banyak terjadi justru kita acapkali kepo terhadap agama orang lain, mengutarakan ayat-ayat yang jelas menyinggung kepercayaan orang lain, dan itu sungguh tidak etis walau ada tertulis diayat suci kitab kita. Karena sepengetahuan saya berdasar apa-apa yang pernah saya baca dan juga logika menurut saya, Tuhan itu tidak pernah membuat kitab suci apapun juga, Tuhan juga tidak pernah membuat agama apapun juga. Tuhan hanya bersabda tentang KASIH, KEBENARAN, PETUNJUK dan LARANGAN. Tuhan tidak pernah menyebut nama agama apapun juga, karena memang semuanya itu adalah kebijakan manusia “bijak” yang bermaksud agar mengajarkan sesuai kebijakan Tuhan lebih mudah dipahami secara awam oleh mereka-mereka yang suka dengan pengajaran tersebut. Lalu kenapa terjadi banyak agama atau kepercayaan, karena sabda-sabda Tuhan padamasa tertentu disabdakan sesuai jalan yang dikehendakiNya, lalu oleh kroninya yang diberi sabda itulah agama dibentuk. Jadi ajaran agama apapun itu karena memang agama adalah buatan manusia juga kitab-kitab sucinya itu adalah hasil tulisan manusia, walau memang manusia “bijak” tersebut bermaksud demi kebaikan dan demi kehendak Tuhan, tapi karena sebijak-bijaknya manusia adalah juga tetap manusia yang memang tidak sesempurna Tuhan Yang Maha Esa, maka ketidak sempurnaan hasil karyanya adalah sangat mungkin, jadi bukan tidak mungkin bahwa disemua kitab suci juga terjadi kekilafan, itu analisa saya. Maaf kalau ada yang kurang berkenan.
.
Lalu bagaimana kita tahu dan menilai ajaran Tuhan yang sebenarnya, yang tidak tercemar oleh kebijakan manusia bijak sekalipun yang ikut tercampur didalam ayat-ayat kitab suci baik karena disengaja maupun tidak, juga untuk menangkal ajaran yang disesatkan agar terlihat benar oleh pelakunya? Maksud baik belum tentu menghasilkan kebaikan, apalagi maksud tidak baik, termasuk diantaranya agar tampak kepercayaan tersebut adalah yang paling baik dan paling benar, upaya manusia bijak sekalipun perlu dibuktikan oleh waktu apakah maksud-maksud tersebut bisa sinkron dengan kehendak Tuhan yang adalah Maha Sempurna? Termasuk upaya-upaya oleh manusia yang dianggap bijak sekalipun, karena itulah mengapa tidak ada manusia yang dianggap sempurna bukan? Tolok ukurnya menurut saya adalah dasar dari sabda-sabda Tuhan yang harus kita cermati berdasarkan “konsistensi”, sekali lagi KONSISTENSI tentang sifat-sifat ketuhanan itu sendiri. Harap diingat, Tuhan Maha Sempurna, maknanya Tuhan memang sudah sempurna dari awal hingga akhir, jadi kalau menganggap Tuhan menyempurnakan apa yang pernah diajarkan, “silahkan renungkan”, menambahkan hal lain yang dianggap juga benar tentu berbeda dengan menyempurnakan atau mengoreksi sabdaNya sendiri. Karena juga seingat saya, dalam kitab-kitab yang pernah saya dengar dari khotbah oleh mereka yang mempercayai kitab-kitabNya, Tuhan tidak pernah membatalkan sabda-sabdaNya, tidak pernah mengoreksi, atau menyatakan tidak berlaku lagi, dan bukankah itu sebangun dengan makna Tuhan Maha Sempurna?
.
Diatas tadi sudah saya utarakan tentang dasar-dasar dari sabda Tuhan, yakni: “KASIH ; KEBENARAN ; PETUNJUK ; LARANGAN”, dan keempat hal itu bisa dilandasi dalam satu kata kunci “KASIH”, jadi kalau ingin memahami apakah ayat-ayat kitab suci kita mana yang layak kita imani, kita harus punya FILTER sendiri dengan hanya berpedoman dengan “kasih”. Larangan menipu, menyakiti, mencuri, merampok, membunuh adalah karena KASIH. Jadi kalau ada ajaran yang mengajarkan untuk membunuh dengan dalih apapun juga, renungkanlah hal itu apakah ada landasan/kandungan kasih didalamnya? Tuhan tidak mungkin mengajarkan untuk membunuh sesama manusia apapun dalihnya, sementara Tuhan sendiri adalah juga Maha Pengampun, bukankah begitu logikanya? Jadi Kebenaran, Petunjuk dan Larangan yang ada dalam ayat-ayat kitab suci kita tanpa landasan “Kasih” sudah sepatutnya kita pertanyakan berulang kali dalam sanubari kita, apakah betul itu termasuk sabda Tuhan yang juga adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang?
.
Lalu bagaimana tentang pernyataan dalam artikel ini untuk diaplikasikan kepada manusia yang tidak beragama, yang tidak percaya akan adanya Tuhan itu sendiri?

.
(“Jadi ketuhanan adalah Tuhan mengcopy “embrio” kedalam inti sanubari pada setiap kehidupan manusia tentang makna Tuhan itu sendiri.”)
.
Ketuhanan itu artinya sangat luas, dan sekali lagi landasannya adalah “kasih”. Jadi boleh saja manusia itu merasa tidak beragama, merasa tidak mengenal Tuhan, juga tidak mempercayai adanya Tuhan. Tapi ketika manusia itu sendiri mempunyai rasa malu, rasa bersalah, rasa berterimakasih, rasa sayang menyayangi, rasa bersyukur, rasa welas-asih, bisa dipercaya dan sejenisnya, itulah sejatinya tanda-tanda Tuhan hadir dalam diri orang tersebut. Lalu bagaimana ketika ada manusia yang sangat bengis, kejam tidak berprikemanusiaan, tapi tidak bisa kita juluki sesat karena tidak percaya agama dan juga tidak percaya adanya Tuhan? Bukankah hal semacam itu juga pernah kita dengar baik dalam cerita sejarah maupun berita-berita yang entah kapan tepatnya terjadi? Hal yang memang sangat langka terjadi, seperti halnya bisakah kita membayangkan andai ada orang yang dari kecil diajarkan bahwa mencuri, merampok, membunuh adalah suatu kebenaran, lalu apakah menjadi aneh kalau hal itu dilakukan dikemudian hari oleh yang bersangkutan? Itulah pentingnya kita sebagai manusia utamanya sebagai orang tua dari anak-anak kita untuk mengajarkan “kasih” sesuai dasar ajaran dari Tuhan yang embrionya telah ditanamkan kepada kita semua sebagai manusia, embrio tersebut perlu dibina, dirawat, dan dipelihara agar tetap terjaga dan semakin berkembang sesuai makna KASIH itu sendiri. Dan untuk menjaga “kasih” itu agar tidak melenceng ukurannya adalah UNIVERSAL. Makna kasih universal adalah, kasih yang berlaku dan diterima oleh siapa saja tanpa membedakan SARA. Apakah ada yang SETUJU? Silahkan beri tanggapan kalau ingin diskusi, walau menurut Anda saya ada salah, mohon tidak caci-maki ya, TQ. (SPMC SW, Minggu, 13 Desember 2015)
.
.
Sumber gambar:
Agamabuddhaindo .wordpress .com

Saturday, December 5, 2015

APA BUKTI AGAMA ANDA TERBAIK?



APA BUKTI AGAMA ANDA TERBAIK?
.
 
Renungan Opini: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
BUAH GAMBARAN BAIK ATAU BURUK POHONNYA, POHON DINILAI DARI BUAHNYA. Pohon menyangkut siapa penggemar dan pemegang sahamnya, juga pengelolanya, dan tidak menilai siapa pemberi bibitnya.
.
.
Sumber gambar:
gambar-gambar--lucu.blogspot .com
.

Friday, December 4, 2015

“MUSUH ALLAH APAKAH JUGA MUSUH KITA?”




“MUSUH ALLAH APAKAH JUGA MUSUH KITA?”
.
Opini Kesadaran Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
(JANGAN memberi tanggapan jika blom kelar baca artikel status ini, JANGAN caci maki karena itu memang sangat tidak etis dalam semua diskusi)
.
.
"ALLAH SWT MENJANJIKAN SIAPA MANUSIA YANG MEMBELA JALANNYA....INSHAA ALLAH AKAN DIPERMUDAH JALAN HAMBANYA...."
.
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
.
Bukankah itu maknanya siapa yang mengikuti ajaran Allah maka akan diberi hadiah (dipermudah jalannya), kalau mau langsung dianggap keabadian, adalah diberi hadiah surga.
.
Lalu apa urusannya dengan MUSUH ALLAH??
.
Allah kok dimusuhi? Jangan ditarik-tarik ke masalah "Musuh Islam" adalah MUSUH ALLAH. Renungkan dan pelajari lewat psikologi atau logika yang rasional, manusia secara umum itu lebih respek dengan kebaikan, jadi semuanya lebih terjadi karena hukum sebab~akibat saja.
.
Makna yang ingin saya sampaikan adalah, kebaikan tidak mungkin dimusuhi oleh umum, hanya orang tidak waras yang memusuhi kebaikan, dan syukur orang waras lebih banyak dari yang tidak waras. Kekerasan, teroris, yang suka dipamerkan dan nyata diimplementasikan itulah yang menimbulkan ketidak sukaan umum (sebab~akibat). Lalu kalau “andai” mau ditarik ke musuh Islam, apakah bukan yang mencatut dan menyiratkan sangat Islami tapi sekaligus juga melakukan kekerasan, teroris, dan sebagainya itu yang adalah musuh Islam sejatinya?
.
Jadi hayo RENUNGKAN dan telisik lebih dalam, jangan biasakan menyalahkan orang lain terlebih dahulu. "Sebab~Akibat". Kalau mau ditarik kemasalah agama, utamanya Islam seperti yang dikupas beberapa teman dengan menyatakan “musuh Islam adalah musuh Allah”, lalu kita anggap umum adalah "kafir", sementara menurut saya, umum tidak mungkin memusuhi kebaikan, jadi andai benar ada umum("kafir") yang memusuhi Islam, apa sebabnya? "Sebab" itulah musuh Islam yang sejatinya bukan? Tapi andai anda paham siapa yang saya maksud dengan "penyebab" itu, itupun juga bukan MUSUH ALLAH, karena penyebab itu adalah pengimplementasi kekerasan, teroris, kejahatan yang tidak disukai oleh umum. Allah tidak mungkin punya musuh, cobalah simak di semua aliran kepercayaan, cobalah ingat-ingat bagaimana cara semua manusia berusaha untuk berkomunikasi dengan Tuhan Yang Maha Esa, melalui doa yang dipanjatkan, dan adakah doa yang memusuhi Allah? Kalau doa saja tidak ada, bagaimana kita berpikir Allah punya musuh? Karena penyataan adanya “musuh Allah”, itu bisa dimaknakan tidak percaya bahwa Allah punya kemampuan “Kun Fayakun”.
.
Hayo berlomba berbuat baik, BUKAN melakukan kekerasan, BUKAN mengajak jihad, BUKAN menjadi teroris, karena umum itu "pasti" menyukai kebaikan. Itulah cara promosi yang paling efektif untuk mengiklankan agama anda menurut saya, apapun agamanya. Karena ketika kita selalu menyangkal kenyataan, itu artinya kita tidak menyadari adanya kekeliruan, itu artinya walau tidak disadari kita akan selalu terjerat dikubangan masalah, karena tidak mampu menerima kenyataan. KESADARAN adalah kunci pentingnya. Tidak banyak manfaatnya ketika menyatakan kecap “A” nomor satu, terbaik, bahan bakunya pilihan, hanya satu-satunya yang resmi terdaftar, koki pencipta resepnya mendapat banyak penghargaan dan piala, dan tetek-bengek lainnya. Padahal bersamaan dengan itu juga banyak berita bahwa penikmat/pemakan kecap “A” tersebut banyak yang keracunan, muntah-muntah, bahkan banyak juga yang meninggal dunia walau kecap “A” tersebut tidak dijadikan “bahan utama”. Sebagai penanggung jawab pabrik kecap “A”, bukankah hal itu sangat penting untuk ditindak lanjuti dalam tatanan manajemen dan implementasi bukan hanya sekedar kecaman?
.
Musuh agama paling nyata adalah ummatnya sendiri, yang sangat mungkin karena salah memahami, atau memang mungkin sengaja membelokkan makna agamanya demi kepentingan diri sendiri dan juga kepentingan kelompoknya. Lalu demi kehormatan manusia, kita suka melemparkan semua sebab kepada setan atau iblis dengan alibi berhasil menggoda kita sebagai manusia. Kita tidak pernah berani mengakui keserakahan, keegoisan, bahkan kebengisan diri kita sendiri, iblis dan setan justru kita jadikan tempat untuk berlindung. Apakah itu ingin membuktikan bahwa kita sebagai manusia selalu kalah dengan setan atau iblis? Bukankah manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan dianugrahi keistimewaan luar biasa? Karena manusia diberi akal dan pikiran, budi pekerti, sanubari, welas asih, tepo seliro, tolong menolong, sekaligus keegoisan, "kebengisan" yang sejatinya terbukti bisa melebihi setan dan iblis itu sendiri. Semuanya adalah plihan, karena memang tidak mungkin Tuhan “mengunci” manusia untuk menjadi manusia egois atau bengis. Sepemahaman saya mengunci itu bukan sifat Tuhan! (SPMC SW, Kamis 3 Desember 2015.)
.
CATATAN:
Maaf kalau menyebut nama agama Islam dalam artikel status ini, karena status ini merupakan hasil elaborasi dari tanggapan-tanggapan yang ada di lapak artikel status saya sebelumnya (“JIHAD lawan MUSUH ALLAH”). Jadi maksud saya bukan ingin menjelekkan agama Islam, karena justru ingin agar Islam menjadi baik atau bahkan yang terbaik sebab Islam adalah mayoritas di negeri ini, bisa dibayangkan betapa sangat besar pengaruhnya jika mayoritas atau kalau boleh diumpamakan “gerbong utama” membawa angin kebaikan secara nyata.
.
BUAH GAMBARAN BAIK ATAU BURUK POHONNYA, POHON DINILAI DARI BUAHNYA. Pohon menyangkut siapa pengelolanya, dan tidak menilai siapa pemberi bibitnya.
.
Kata-kata awal dari artikel status ini di salin dari tanggapan NIS yang juga disalin oleh RO, maaf kalau ada juga yang sebelumnya telah menuliskan tapi terlupakan namanya. (SW)
.
.
Sumber gambar:
keluargacinta .com

"JIHAD lawan MUSUH ALLAH"





"JIHAD lawan MUSUH ALLAH"
.
 
Opini Acakadut: Suhindro Wibisono.
.
 
Mohon kerelaannya mengumpulkan sumbangan untuk biaya JIHAD memerangi "MUSUH ALLAH" seperti yang diungkapkan oleh status Mustaminikila Kila, sumbangan harap ditransfer ke :
.
 
Nama: Masyaalah  
Norek: 123 456 789 0
Bank: Samiun bin Samimawon
(Nilai sumbangan "serelanya", yang tidak nyumbang akan dimasukkan kerak neraka jahanam!!)
.

Untuk menjaga kerahasiaan agar MUSUH ALLAH tidak melarikan diri, maka datanya tidak di publish disini. Jika sangat ingin tahu, harap menghubungi Intelijen yang telah ditunjuk oleh Allah, yaitu "Yang Mulia Baginda Bapak MK", tapi harus bersumpah tidak membocorkan rahasia Allah, agar MUSUH ALLAH segara dapat ditumpas. Suwun. (Guyon dot com, 30 Nopember 2015)
.
 
Sumber gambar:  
dahsyat-me.blogspot .com
.
.
===========================
.
 
Grup "SUDUT PANDANG MATA CAPUNG" (SPMC), hayo silahkan gabung, dan mohon undang teman-teman anda juga .....
.
===========================

Tuesday, November 24, 2015

“MENILAI MANAJEMEN ‘KEBERANIAN’ PRESIDEN”



“MENILAI MANAJEMEN ‘KEBERANIAN’ PRESIDEN”
.
Opini Rasa: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
Satu dua hari ini melihat “lagi” di tipi Pak Presiden Jokowi menghimbau para menteri untuk tidak berpolemik, padahal blom lama juga menyampaikan hal yang serupa. Ketika itu polemik karena kasus Pelindo, Petral, antara menteri RR, SS, RS, sekarang kembali terulang antara menteri RR, SS, LP dalam kasus “papa minta saham”, dan saya tidak ingat apakah sebelumnya juga ada?
.
Saya memang bukan ahli manajemen, tapi hanya mengandalkan logika dan rasa, dan itulah sebab maaf kalau logika dan rasa yang ingin saya utarakan tidak sesuai dengan ilmu manajemen, dan konyolnya, sudah tahu tidak paham kok memaksakan membuat artikel ini, yang penting maafkan saja kalau ternyata hasilnya ngawur ya. Terimakasih kalau berkenan melanjutkan membaca artikel ini.
.
Pak Presiden Jokowi, sebelumnya maafkan saya, karena Pemerintahan yang sekarang sedang berlangsung di NKRI sini, komandannya adalah Bapak. Apapun keadaannya, utamanya tentu saja tentang semua kementrian yang ada, lebih spesifik lagi para menteri yang ada, kalau diibaratkan anggota dari suatu orkestra, akan menghasilkan persembahan yang indah, menarik, mengesankan, mengagumkan itu sangat tergantung dari konduktornya, dan itu diibaratkan Bapak Presiden Jokowi.
.
Orkestra akan sangat berhasil jika konduktornya berani disiplin dan menunjukkan apa-apa yang menyimpang yang dilakukan oleh anggota dari orkestra tersebut, sehingga ketidak harmonisan dalam usaha pengolahan untuk mempersembahkan konser tidak perlu juga dipersembahkan kepada penontonnya, hal itu adalah urusan dapurnya orkestra saja. Begitulah perumpamaannya menurut saya Pak Presiden, maka ketika Bapak menghimbau para menteri untuk tidak saling bersilang pendapat, apakah ada manfaatnya disampaikan ke publik? Era keterbukaan sepertinya memang sekarang adalah waktunya, tapi apakah tidak harus dipilih lagi keterbukaan-keterbukaan apa yang layak dan tidak? Karena kalau saya boleh merasakan, himbauan Bapak untuk agar menteri tidak saling bersilang pendapat, justru kurang baik untuk Bapak sendiri, karena hal itu berkaitan langsung dengan posisi Bapak yang adalah konduktor orkestra yang Bapak adalah pembentuk orkestranya.
.
Menurut saya, keterbuakaan yang terpenting adalah justru antara Bapak dan para menteri itu sendiri. Seandainya ketika bapak mengetahui ada para menteri yang bersilang pendapat, bukankah akan lebih bagus kalau ditegur langsung saja? Kumpulkan contoh bukti pemberitaannya, panggil menteri-menteri yang terlibat, bicarakan terbuka, lalu carikan jalan keluarnya, dan selesaikan langsung, karena kalau dipanggil bersamaan tentu juga akan mengurangi adanya penilaian pilih kasih, pro sana-pro sini. Dan tidak perlu harus di publish, karena memang itu urusan dapur kepemimpinan, semakin banyak diumbar, bukankah menggambarkan bahwa kepemimpinan tidak pada rel yang benar? Rakyat lebih senang melihat hasil atau sajian orkestra yang mengagumkan, tidak terlalu penting proses latihan atau pengarahan oleh konduktorya. Semakin diumbar banyak masalah, sangat mungkin penonton ogah kalau harus membeli karcis untuk melihat pagelaran konsernya, apatis, cuek, atau dianggap tidak beda dengan yang lain-lainnya, yang selama ini pernah ada. Contoh lain mumpung ingat, ketika ada Menko mengutarakan bahwa ada Menteri yang diundang rapat tidak pernah mau datang, kalau kita saja tahu, apakah Konduktor tidak tahu? Lalu apakah hal itu akan didiamkan? Kalau memang Menko tidak berhak mengkoordinasi Menteri yang dimaksud, itulah yang juga perlu dijelaskan, agar rakyat tidak disuguhi tontonan yang justru semuanya itu ada dibawah Bapak sebagai konduktornya.
.
Saya menyadari, keadaan perpolitikan negeri ini tidak memungkinkan Presiden bisa merdeka memilih para menterinya, jangankan Bapak Jokowi yang bukan pemimpin partai, Presiden sebelumnyapun saya pikir juga tidak bisa merdeka memilih para menteri, semuanya pasti mempertimbangan kepentingan banyak hal. Dan saya maklum kalau Bapak juga mendapat banyak titipan harus memilih para menteri dari partai dimana Bapak sebagai membernya, partai koalisi, pendukung, dan banyak pihak yang telah berkontribusi untuk memenangkan kompetisi menjadi RI-1, juga pertimbangan lain agar pemerintahan dapat berjalan sesuai yang Bapak harapkan. Tapi apapun keadaannya, apapun pertimbangannya, apapun kelihaian yang sudah dituangkan, anggota orkestra yang ada adalah dianggap Bapak yang memilihnya, karena memang begitulah aturan mainnya, jadi kalau ada yang mendikte, tentunya yang salah adalah yang mau didekte bukan? Itulah makna hak prerogatif walau tersembunyi banyak kepentingan didalamnya. Dan jadi Pemimpin suatu negara memang tidaklah semudah tampaknya, akan menjadi tekanan ketika keadaan tidak sesuai hati nurani.
.
Saya percaya Bapak Jokowi adalah seorang yang jujur, tahu berbalas budi, tidak suka mencari musuh, semua itu bisa positif dan juga bisa negatif. Tapi menjadi pemimpin justru harus bisa mengolah itu semua menjadi hal-hal yang positif untuk kepemimpinan yang sedang diemban. Koduktor orkestra yang hebat adalah yang bisa memimpin anggotanya yang beragam, yang biasa-biasa saja maupun yang hebat untuk mencapai harmonisasi secara kesatuan dalam orkestra yang dipimpinnya. Itulah dibutuhkan pengawasan dan ketegasan, berani memberi tahu kalau ada anggota yang sudah membuat sumbang, panggil atau temui pemain itu dan beritahukan masalahnya, tidak perlu risih atau merasa tidak enak, karena memang Bapak adalah konduktornya. Maaf kan saya atas kupasan yang sangat mungkin tidak menyenangkan ini, tapi saya termasuk yang dulu mengusulkan agar Bapak dicalonkan menjadi RI-1, dan sampai saat ini masih banyak berharap atas kepemimpinan yang Bapak komandani.
.
Ada lagi yang ingin saya utarakan, kepemimpinan memang adalah banyak dihadapkan oleh pilihan-pilihan, dan dari pilihan-pilihan itulah sejarah akan mencatat apakah pemimpin itu menjadi hebat atau biasa-biasa saja. Selama kepemimpinan itu bersih, membela sebesar-besar kepentingan rakyat banyak, tidak perlu lagi risau apa yang akan terjadi. Jadi kenapa harus takut memilih keberpihakan? Karena memilih atau tidak memilih, itu juga pilihan, tapi keberanian memilih dengan perhitungan yang matang dan berniat baik serta tidak melanggar undang-undang, adalah lebih baik dari pada membiarkannya begitu saja. Bukankah itu memang gunanya ada pemimpin? Yang juga berani menyatakan yang salah adalah salah, dan juga berani menghukum yang salah, agar ketertiban umum terlaksana dengan baik.
.
Contoh yang ingin saya kritisi lainnya adalah, ketika melihat pernyataan Menko LP setelah selesai kunjungan dari Aussie, menyatakan bahwa pelaksanaan hukuman mati jilid 3 akan ditunda,”mereka” senang, karena pemerintah masih ingin konsentrasi pada pembenahan ekonomi. Sungguh saya sempat terhenyak, apa urusannya kalau “mereka” (Aussie) senang? Apakah hal itu tidak bertentangan dengan pernyataan Presiden sebelumnya, yang mandiri dalam hukum dan politik, yang menyatakan jangan ada yang mengintervensi. Terus pernyataan Menko itu apa maknanya? Coba kita telisik lebih dalam alasan ingin membenahi ekonomi terlebih dahulu, karena yang ingin saya tanyakan, bukankah sejak merdeka sampai saat ini, NKRI juga selalu membenahi ekonominya? Kapan kita pernah merdeka dalam bidang ekonomi? Kapan pernah terjadi tidak ada rakyat miskin di negeri ini? Apakah yang melaksanakan hukuman mati juga merangkap yang membenahi masalah ekonomi? Kalau dibilang berkaitan sebab musababnya, itu juga berarti gembong narkoba justru merusak masa depan generasi muda bangsa, dan membuat ekonomi negara akan semakin hancur. Apakah hal itu berarti pelaksanaan hukuman mati untuk gembong narkoba sudah tamat? Kalau memang itu pilihan pemerintah, sebaiknya jangan dibiarkan Pak Komandan (Presiden/Konduktor), beri peryataan yang jelas, agar tidak berkembang wacana bahwa menko lebih berkuasa dari komandannya, atau karena memang Komandan bermaksud meminjam bawahan untuk menyampaikan kepada penonton/rakyat? Itulah contoh pilihan-pilihan kebijakan yang harusnya berani diambil oleh pemimpin, yang akan mencatat namanya dalam sejarah kepemimpinan negeri ini nantinya. Maaf kalau saya sudah menabrak norma-norma kepatutan, karena kalau saya teruskan “nyinyir” saya, pembacanya mungkin akan semakin eneg. Maaf. (SPMC SW, Selasa, 24 Nopember 2015.)
.
.
Sumber gambar:
alfrizodewa.blogspot .com.

"PAMER"


"PAMER"
.
Opini Analogi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
KETIKA ada teman diskusi sering kali pamer ayat-ayat dalam tanggapan, lalu dalihnya juga sesuai dengan ayat yang disodorkan yang kurang lebih begini bunyinya, "kewajibannyalah menyodorkan walau hanya satu ayat", padahal diskusi di publik adalah bukan oleh kelompok ummat yang sama kepercayaannya, dan konon khabarnya hal semacam itu paling tidak etis untuk obrolan di negaranya bule(barat). Tapi karena ini Indonesia, yang ada justru menjadikan debat-kusir saling mempertanyakan, kalau kebetulan saya ikut terlibat didalamnya, sayapun juga ikut mempertanyakan, lalu jawabnya juga dengan pamer ayat "kewajiban untuk mengabarkan", dan mengatakan yang bersangkutan hanya syiar bukan yang membuat ayat, karena memang hanya kepercayaannyalah yang diterima Allah sesuai dengan ayat yang juga disebutkannya lagi. Dan maaf, dengan terus terang saya menilainya "fanatik akut".
.
KETIKA saya pernah menerangkan bahwa DISEMUA ajaran kepercayaan ada juga ayat-ayat "serupa" yang menyatakan bahwa ajarannyalah yang paling baik, ajarannyalah yang paling benar, bahkan hanya lewat ajarannyalah baru bisa diterima Sang Pencipta ......, tapi ummat dari kepercayaan lain menyadari bahwa ayat-ayat tersebut hanya untuk kalangan sendiri itulah sebabnya tidak dipamerkan didepan umum seperti yang dilakukan. Dan sangat mengejutkan ketika justru yang bersangkutan mengatakan "kalau sama, itu berarti kepercayaan kamu adalah sama dengan kepercayaan saya", dan saya langsung mbatin "benar-benar fanatik akut ditambah haus." Lalu saya jawab, karena kepercayaan saya ada lebih dahulu, itu artinya kepercayaan kamu yang menyamai kepercayan saya, jadi lebih pas kalau kepercayaan kamu sama dengan kepercayaan saya. Debat-kusir memang hanya membuat rame suasana dan tidak memperoleh banyak manfaat, selain saling mengetahui karakter masing-masing.
.
KETIKA menyadari debat-kusir itu sangat sering dilakukan juga oleh beberapa teman yang lain, yang biasanya juga karena ada yang pamer ayat, maka saya coba membuat artikel ini, artikel yang ingin menerangkan makna tentang "pamer ayat" versi kaca mata saya lebih detail lagi, dan untuk hal itu saya butuh perumpamaan agar gampang membuat ilustrasi untuk dipahami. Sori kalau menabrak sekat-sekat kenyamanan anda para pembaca.
.
KETIKA menyadari ada banyak aliran kepercayaan didunia ini, dan semuanya punya kitab suci pegangan sendiri-sendiri yang tentu saja berbeda satu dengan yang lainnya, itu ibarat adanya banyak negara di dunia ini. Bedanya kalau negara punya batas wilayah, kepercayaan tidak punya batas wilayah karena batasannya adalah ideologi ummatnya. Negara punya konstitusi dan UU, dan setiap konstitusi dan UU tersebut pasti tidak sama persis antara punya negara yang satu dan yang lainnya. Mirip mungkin, seperti contohnya UU NKRI yang memang diawali "bersumber" dari Eropa. Dan kebanyakan isi UU semua negara adalah mirip, contohnya tidak ada UU yang tidak menjatuhkan hukuman kepada warga negaranya yang tertangkap menjadi perampok atau menjadi maling bukan?
.
KETIKA ada sekumpulan orang dari manca negara diskusi, lalu si "Polan" tiba-tiba mengatakan bahwa konstitusi dan UU negaranya adalah yang terbaik lalu menunjukkan bunyi konstitusi atau UU negaranya, dapat dibayangkan kalau si Badu dari negara lain akan terbelalak, si Amir dari negara lain lagi garuk-garuk kepala, si Mey Lan dari negara lain lagi geleng-geleng kepala, dan begitu juga dengan si Umar Bakri, si Budi, si Unyil, si Bolang, .... yang mungkin melongo karena mbatin kok ada orang begitu aneh, pasti mereka semua akan menganggap si "Polan" adalah manusia fanatik bukan? Saya pikir itulah yang terjadi ketika ada orang mengutarakan ayat-ayat kepercayaannya dihadapan umum jika tidak ada yang memintanya, kecuali memang yang diskusi atau khotbah menyadari bahwa mereka sedang berbicara didepan ummat ideologi yang sama. Memangnya semua orang yang diskusi peduli dengan ajaran kepercayaannya? Memangnya semua yang diskusi percaya dengan aya-ayat si Polan? Andai saya yang utarakan ayat, apakah kalian percaya? Kenapa si Polan tidak berpikir seperti itu untuk ayat-ayat yang di utarakan? Tidak paham atau ya karena fanatik akut itu? Memangnya ummat lain kepercayaan suka dengan ayat-ayat si Polan? Memangnya semua yang diskusi peduli dengan kostitusi dan UU negara si Polan? Salahkah kalau ada yang menjuluki orang semacam si Polan itu aneh? Dan fanatik akut itulah yang saya stempelkan, maaf. (SPMC SW, Kamis, 19 Nopember 2015.)
.
.
Sumber gambar:
iyasung.blogspot .com
.
.
CATATAN:
Judul dan Gambar adalah pendukung untuk berperan penting mempromosikan artikel, "maaf" kalau dianggap tidak pas atau tidak etis. Jangan terlalu sensi ya, dan awalnya artikel ini saya beri judul "PAMER AYAT", tapi karena susah mencari gambar pendukungnya, dan kemudian mendapatkan gambar yang saya sertakan ini, jadilah seperti yang sekarang ini, harap maklum. TQ. (SW)

Wednesday, November 18, 2015

“KHOTBAH SESAT” | Opini Sensi


“KHOTBAH SESAT”
.
 
Opini Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
Menurut saya, maaf kalau keliru, salah satu ciri khotbah/tausiah “SESAT” adalah ketika menyerukan atau meminta agar ummat jihad memerangi manusia lain karena distempel MUSUH ALLAH. Tapi kalau diperhatikan dari video-video yang beredar, seruan tersebut justru disambut dengan takbir oleh ummat. Miris dan ngenes itulah campur aduk rasa melihat kenyataan tersebut.
.
Kalau tidak ada standard keilmuan dan ditertibkan agar tidak semua orang boleh khotbah atau tausiah, percayalah kepercayaan tersebut sangat mungkin justru akan semakin menjadi kepercayaan yang menakutkan. Apa lagi kalau semuanya didiamkan, tidak pernah ada teguran, bukankah itu seperti tidak ada yang mengkoordinasi? Semuanya dibiarkan jalan sendiri-sendiri, tanpa manajemen yang mengatur, kok seperti serba liar. Apakah memang disengaja? Atau masih belum paham sehingga belum ada keinginan untuk mengkoordinirnya?
.
Apa mungkin manusia atau sekelompok manusia bahkan manusia satu negara bisa menjadi “musuh Allah?” Kalau mau perang dengan Allah medan perangnya dimana? Kalau mau membantai Allah harus ngeluruk kemana? Allah itu sudah sempurna dari awal hingga akhir, ada yang menyembah Allah atau tidak, Allah tetap sempurna. Lalu apakah masuk akal Allah butuh dibela? Jadi apakah sejatinya ada manusia yang menjadi musuh Allah? Agama semestinya merupakan salah satu ajaran agar manusia tidak sama dengan binatang, dimana yang kuat adalah penguasanya. Jadi kalau ada khotbah yang menyerukan untuk memerangi orang lain, pastilah itu ajakan sesat, karena bertujuan mengadu-domba manusia , mengadu ummatnya dengan ummat lainnya, seperti mengadu binatang saja. Mengerikan sekaligus menjatuhkan nilai mulia kepercayaan agama itu sendiri.
.
Pemerintahan suatu negara dengan kelengkapannya, yang sudah disetujui bersama melalui konstitusi dan semua UU-nya, itulah yang seharusnya menjadi pagar dan alat untuk memaksakan aturan main yang telah disepakati. Ketegasan adalah kunci penting dalam menjaga ketentraman umum, maka harus diimplementasikan dengan adil dan tegas. Bukan adanya pertimbangan karena pejabat atau rakyat jelata, sikaya atau simiskin, tua atau muda, juga bukan karena mayoritas atau minoritas. Bukankah lambang dari keadilan hukum adalah orang yang ditutup matanya? (SPMC SW, Rabu, 18 Nopember 2015.)
.
.
Sumber gambar:
www.dakwatuna .com
.
.
Mbatin:
Apakah soal khotbah itu tidak ada urusannya dan bukan menjadi urusan Kementrian Agama? (SW)

Monday, November 16, 2015

"TEMBUS PANDANG"

.
"TEMBUS PANDANG"
.
 
Greget Opini: (SPMC) Suhindro Wibisono
.

Beberapa waktu yang lalu, karena waktu melesat begitu cepat, saya tidak ingat pasti sudah ada satu tahun atau belum ketika saya begitu sering mendapat SMS iklan penawaran kacamata tembus pandang. Pastinya ada juga para pembaca yang pernah mendapat iklan tersebut bukan? Sebaiknya jangan diteruskan dengan imajinasi liar apa yang terjadi andai kacamata tersebut benar berfungsi seperti imajinasi Anda, terlebih kalau anak remaja dengan libido tinggi yang memakainya.
.
Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Sudirman Said, Senin, 16 Nopember 2015 pagi, mengadukan ke MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) DPR RI masalah pencatutan nama Presiden dan Wapres untuk masalah perpanjangan kontrak PT Freeport yang akan berakhir pada 2021 mendatang, nama yang diadukan adalah pimpinan DPR SN, pucuk pimpinan lembaga yang merasa terhormat dan merasa mewakili seluruh rakyat negeri ini. Padahal apakah tidak tahu bahwa UU mengatakan perpanjangan hanya boleh dilakukan dua tahun sebelum masa kontrak itu berakhir? Itu artinya tahun 2019. Calo spekulasi, atau memang merasa sakti? Apakah tidak menyadari bahwa era kepemimpinan sudah berubah? Apakah itu tidak menggambarkan bahwa begitulah kelakuan sang calo sebelum-sebelumnya?
.
Andai Anda dan saya dulunya adalah kelompok bandit lalu sekarang menjadi orang-orang yang memegang jabatan terhormat, kita tentu saja saling tahu semua tingkah laku masing-masing atau "borok-borok" kita bukan? Itulah yang namanya saling memegang rahasia, kita sama-sama tahu kartu truf masing-masing, dan kita biasanya akan saling menyandera satu sama lain, buntutnya adalah TST saja agar kita merasa sama-sama terhormat.
.
Segera setelah adanya pelaporan ke MKD DPR, SN sowan ke Istana Wapres, kok begitu longgar ya protokolernya? Apakah sudah ada daftar acaranya? Atau karena insidentil dan merasa sangat penting? Kenapa ke Wapres? Apakah karena satu almamater jaket kuning? Apakah minta perlindungan karena sesama kader? Lalu menyodorkan alibi terlebih dahulu sebelum rame digunjingkan, dan terbukti lumayan ampuh ketika Wapres memberi keterangan pers yang bernada seolah-olah tidak ada masalah yang menjurus salah. Padahal sebelumnya Wapres seolah juga mendukung pengungkapan masalah ketika diinfokan namanya ikut dicatut untuk dimintakan upeti saham. Apakah ada kartu truf yang diingatkan sehingga Wapres harus mengikuti skenario untuk berubah wacana dan menganggap tidak ada masalah penting yang serius? Adu sakti dan strategi, permainan catur baru dimulai. Siapa jagoan Anda? Semoga seperti kasus PSSI, Wapres tidak jadi terus ikut cawe-cawe lagi. Andai saya punya kesempatan dan boleh menghimbau Pak Presiden, saya akan minta Pak Presiden menugaskan Menko Rizal Ramli untuk mendukung Menteri ESDM agar dapat membongkar kasus "pencatutan" nama dengan seterang-terangnya. Atau semoga ada yang mbisiki Pak Presiden setelah baca artikel saya ini. GR dot com .... Lalu saya berandai lagi, coba Wapres-nya Ahok? Sikat semua .....
.
Sudahkah pembaca memperhatikan apa tanggapan yang diberikan oleh para (wakil) pimpinan DPR yang lain atas kasus pencatutan nama tersebut? Wakil pimpinan justru menyalahkan yang melaporkan, mengungkit kesalahan-kesalahan lain atas ijin yang sudah diberikan kepada PT Freeport, lalu yang lainnya mengatakan Menteri ESDM mengada-ada, menganggap justru akan merusak negara kalau pembicaraan dibelakang layar dianggap dapat mempengaruhi hal-hal penting. Aneh dan menggelikan ..... Anggota DPR apalagi sudah menjabat wakil pemimpin kok sepertinya tidak paham tentang lobby? Padahal pada kasus lain ketika disorot kinerja DPR, ingat saya yang bersangkutan pernah mengatakan bahwa "kerjanya DPR itu juga termasuk lobby-lobby jadi jangan hanya dilihat di sidangnya saja." Apakah konsisten? Kenapa jadi terkesan memaksa hingga harus mencla-mencle? Atau apakah itu semua menggambarkan musang juga akan berkumpul dengan musang? Tikus juga akan mengelompok dengan tikus? Mengenaskan. Mengenaskan ketika ada yang ingin mengungkap kesalahan justru dibalas dengan mengungkap kesalahan yang ingin mengungkap, itulah contoh nyata cara berpikirnya preman, karena bukan untuk mengutamakan perbaikan keadaan negara, tapi lebih mengedepankan alibi pembenaran borok dengan mengungkap apa yang juga dianggapnya borok. Padahal kalau memang tahu sebelumnya ada borok, kenapa mendiamkan saja? Bukankah tugas DPR untuk mengawasi agar borok-borok itu tidak terjadi? Kenapa justru seperti berpendapat: "Kalau kamu boleh membuat borok, ya jangan ribut-ribut kalau kami juga membuat borok." Mau dibawa kemana negiri ini kalau para wakilnya berpikir seperti preman?
.
Jadi apakah ada yang berani berpendapat bahwa rekam jejak kejujuran itu tidak penting untuk pemimpin (maupun wakil rakyat)? Dan salah satu unsur keberanian pemimpin adalah karena rekam jejaknya jujur, sejarah kejujuran itu tidak menjadi beban, karena tidak takut kartu trufnya diketahui lawan untuk digunakan menekan atau menyandera pemimpin.
.
Bola sudah ditendang ke MKD DPR, dan itu langsung mengingatkan atas kasus dukungan kampanye Capres Amerika Donald Trump saat kunjungan ke Amerika, maaf saya kok tidak mendengar lagi bagaimana kasus itu akhirnya setelah pemanggilan MKD dicuekin saja? Sudah menguap begitu saja, atau hanya hangat-hangat tahi ayam? Atau saya yang terlewatkan pemberitaannya karena terlalu sering debat-kusir di facebook? Apakah itu yang diistilahkan MKD mandul dalam banyak pemberitaan? Dan apakah kali ini, kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres MKD juga akan mandul? Apalagi saat ini toh tidak sampai menerima upeti, baru wacana, jadi ya jangan heran kalau akan berlalu dengan begitu saja, karena seperti biasa di kita, kita akan segera melupakan, apalagi kalau ada kasus apapun itu yang heboh, pemberitaan media akan segera berganti, dan berita heboh itu pasti akan ada karena memang begitu besar dan kompleknya negeri ini. Padahal kalau ada kocok ulang semua pimpinan DPR, sejujurnya saya termasuk yang akan tersenyum sambil bertepuk tangan. Tapi sepertinya kok MKD akan mandul lagi .....! Capek deh. (SPMC SW, Selasa, 17 Nop 2015)
.
.
Sumber gambar:
nasional.tempo .co
.
.
Mbatin:
Jangan-jangan MKD DPR yang harusnya dibubarkan saja kalau selalu mandul dan tidak punya gigi? Atau DPR-nya sekalian? Saya tanya kepada para pembaca. (SW)


Sunday, November 15, 2015

"KIAMAT MENJELANG?"



"KIAMAT MENJELANG?"

.
Opini Risau: (SPMC) Suhindro Wibisono
.

Paris - Perancis mendapat giliran pertama prahara, ISIS dituding sebagai pelakunya, lalu Eropa jadi terguncang, karena sangat mungkin ISIS menyusup ke Eropa berbaur gelombang ratusan ribu pengungsi yang beberapa bulan ini masuk ke Eropa. Jerman yang awalnya "sanggup" menerima dalam jumlah besar, harus menyerah juga melihat kenyataan gelombang pengungsi terus berdatangan.
.
Pemimpin Jerman "Angela Merkel" yang awalnya dielu-elukan kelompok-kelompok yang mempunyai rasa empati terhadap kemanusiaan, kelompok HAM, bahkan ada yang menggadang layak dicalonkan untuk mendapat hadiah Nobel atas kepeduliannya terhadap para pengungsi, apakah tidak mulai merasa bersalah? Hanya tinggal tunggu waktu jika para pengungsi itu menimbulkan masalah lain, selain sangat mungkin tersusupi anggota ISIS, menampung ratusan ribu manusia bukanlah perkara mudah. Ekses sosialnya sangat mungkin terjadi, bagaimana kalau berbenturan dengan warga Jerman sendiri? Ratusan ribu manusia dalam waktu yang bersamaan, manusia itu punya rasa frustasi, ditambah kendala bahasa, sungguh bukan masalah mudah, sangat mungkin akan terjadi benturan sosial andai tidak disusupi ISIS sekalipun.
.
ISIS sesumbar pernah akan membuat bencana di Eropa, apakah tragedi Paris - Perancis yang sudah diberitakan menelan korban meninggal 129 orang dan luka 352 orang pada Jumat, 13 Nopember 2015 malam itu adalah awalnya? Vatikan mulai risau, karena ISIS juga mengancam akan "mengganti" benderanya dengan bendera ISIS!
.
Presiden Indonesia Joko Widodo pada Sabtu, 14 Nop 2015 mengecam teroris atas tragedi Paris - Perancis, lalu hari itu juga terbang ke Antalya - Turki untuk menghadiri KTT G-20 yang mengadakan konferensi tanggal 15 dan 16 Nopember 2015, yang salah satu bahasannya adalah juga menanggulangi teroris. Pastinya akan semakin disegerakan langkah-langkah yang akan diambil secara bersama, dan kenyataannya negara-negara Eropa langsung menyatakan "siaga" atas keadaan negara dan kotanya masing-masing, begitu juga dengan Amerika sampai Singapura.
.
Masih ingat ketika sebelum Abu Bakr al-Baghdadi medirikan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) eksis, yang terkenal adalah Al-Qaida dengan bosnya Osama Bin Laden, semuanya dibedah oleh banyak peneliti dan tokoh, mereka rame-rame membuat buku, itulah topik pilihan yang dijamin akan laris manis dan akan mendunia, garis besar kupasan mereka adalah kedua kelompok "teroris" itu justru adalah buatan Amerika sendiri atau akibat perang atau serangan yang dilakukan oleh negara Eropa demi kepentingannya. Kebebasan berpendapat negara-negara maju itu memang luar biasa, termasuk mengupas dan menerbitkan buku tentang Jesus, mulai Jesus Punya Gundik sampai Jesus adalah Hoax, kebebasan yang menginspirasi dan menciptakan peluang larisnya buku yang diterbitkan, bahkan akan dengan segera mendunia, begitulah kebanyakan dari manusia, senang dipermainkan perasaan sentimentilnya, lalu keingintahuan mereka menjadikan buku-buku tersebut laris manis, dan kabarnya buku-buku semacam itu justru paling banyak penjualannya di negara-negara berkembang. Dikoleksi oleh mereka sebagai modal debat, pembenar alibi mereka bahwa ajaran Jesus itu adalah sesat, dan teroris itu adalah ulah Amerika dan Eropa sendiri. Yang buat buku sebodo amat penting bukunya laku, yang koleksi buku punya "amunisi" baru dan penambah spirit kebenaran yang mendukungnya. Siapa yang salah?
.
Karena bahasan artikel saya ini tentang teroris, maka menurut saya, maaf kalau salah, Amerika memang punya kepentingan di Timteng, masuk akal kalau demi kepentingannya mereka mengadu-domba kelompok-kelompok di Timteng sana dan Osama Bin Laden adalah juga pernah mendapat pelatihan oleh Amerika sendiri, lalu Abu Bakr al-Baghdadi adalah mantan pengikut Osama Bin Laden, lalu menjadi tangan kanannya dan kemudian mandiri menciptakan ISIS, jadi ISIS sepertinya bukan buatan Amerika. Begitu menurut pemahaman saya.
.
EGOIS adalah kunci utama untuk semua prahara didunia ini, lalu manusia dengan segala macam akal budinya, agar tidak sama dengan hewan, melemparkan masalah egois adalah ulahnya iblis atau setan. Lalu silahkan cermati semua keadaan, ketika para koruptor tertangkap, mereka berpendapat sedang mendapat "cobaan", iblis sedang menggodanya, bahkan juga tega mengatakan Allah sedang mencobainya. Maka ketika Amerika, Eropa, Rusia juga China ikut campur urusan di Timteng sana, awalnya tentu juga karena rasa "egois". Egois atas kepentingannya, egois atas kebutuhan minyak bumi yang banyak terdapat di Timteng sana. Padahal seharusnya hal-hal itu bisa dihentikan kalau mereka percaya kepada lembaga PBB, jadi tidak bisa negara lain mencampuri urusan negara lain selain oleh PBB.
.
Jadi bukan tidak mungkin jika kiamat akan segera terjadi, itu semua justru karena ulah manusia sendiri, karena keserakahan manusia entah secara pribadi atau bersama sebagai suatu kelompok, negara atau sekutu, dan hal itu dipicu oleh suatu hal yang namanya EGOIS ditambah rasa sentimentil oleh idiologi agama. Agama yang awalnya dipercaya agar membuat manusia dapat mengendalikan perasaan egoisnya, justru diplintir untuk membenarkan tingkah laku egois itu sendiri. Pada agama apapun, pada kelompok apapun, ketika menyerukan "KITA HARUS MELAWAN ATAU MENGHANCURKAN MUSUH-MUSUH ALLAH (TUHAN)", itulah tanda nyata kesesatan yang anehnya justru diterima sebagai kebenaran. Apa mungkin Allah punya musuh manusia? Bukankah manusia adalah ciptaan Allah itu sendiri? Semua jagad raya dan kehidupan dipercaya dicipta oleh Allah, kalau ada yang mengganggu Allah, apa susahnya Allah melenyapkannya? Bukankah tinggal kun fayakun? Bukankah Allah mampu membuat tsunami, membelah lautan, memusnahkan manusia dengan menciptakan gempa bumi, angin puting beliung, banjir bandang dan segala macam lainnya? Bahkan mencabut nyawa saya tanpa alasan apapun juga boleh dan sangat mungkin bukan? Maka perhatikanlah semua pendakwah, dari agama apapun juga, kalau mengajak memerangi manusia lain dengan alasan manusia yang dimusuhi adalah MUSUH SANG PENCIPTA, itulah kesesatan yang dibungkus perbuatan yang dipikirnya heroik, WASPADALAH. Karena Sang Pencipta tidak butuh pembelaan, Andai Sang Pencipta tidak ada yang menyembah sekalipun, Sang Pencipta tidak akan berkurang apapun juga. Karena Sang Pencipta memang sudah sempurna dari awal hingga akhir. (SPMC SW, Minggu 15 Nop 2015).
.
.
CATATAN:
Saya ikut berduka atas korban yang terjadi di Paris - Perancis, baik bagi keluarga dari yang meninggal maupun yang terluka.
.
Untuk Pemerintah NKRI, pendapat saya adalah: Menangani masalah umum harus dengan ketegasan, kesetaraan perlakuan dengan tolok ukur yang sama adalah keharusan. Jika ada penyimpangan terlalu lama didiamkan, umum akan menganggapnya sebagai kebenaran, maka jangan menyalahkan keadaan jika suatu saat negeri ini terlanjur menjadi seperti di Timteng sana. Itulah gunanya konstitusi negara sebagai acuan, bukan atas dasar mayoritas atau minoritas, bukan atas dasar pejabat atau rakyat jelata, semuanya harus diperlakukan secara setara dan tegas! (SW)
.
.
Sumber gambar:
internasional.kompas .com