Friday, March 27, 2015

"AHOK MIMPI HIDUP DI NEGERI GEMBONG BAJINGAN KORUPSI" || #PuisiSensi

       (Gambar: jakarta.coconuts.co)



(¤ 1/11)
-KETIKA sudah duga kisruh APBD Jakarta,
-tidak akan lari kemana-mana
-Hak Angket itu ajang wacana
-Gertak sambal, nampang perkasa
-Kita buktikan tindak lanjutnya ...


(¤ 2/11)
 

-KETIKA debat di tipi undang tokoh terkenal,
-Pengamat, Politikus, dipilih mayoritas bebal

-Ada begundal buat surat terbuka nakal
-Semua gregetan kecam Ahok binal
-MERASA LEBIH SANTUN PADAHAL "DAJJAL"


(¤ 3/11)
 

-KETIKA Wakil Baginda alibi damaikan
-Panggil Ahok dan Dewan bergiliran
-Himbau ada perdamaian
-SALAHKAN komunikasi Ahok pada Dewan

-Apa terkontaminasi kelompok bajingan? 

(¤ 4/11)
 

-KETIKA awal kisruh Ahok banyak dibela
-Gempuran wacana kekasaran Ahok dicerca
-Ibarat zebra diteror kumpulan singa
-Reduplah kegeraman pembela
-Ahok lelah digugat etika

(¤ 5/11)

-KETIKA hanya sorot temperamen Ahok
-Semua tokoh membuta, Dewan lebih bobrok!
-Umpatan Dewan jauh lebih jorok
-Berpihak begundal tampak nyolok
-SEMUA JADI HALAL KALAU BERKELOMPOK


(¤ 6/11)
 

-KETIKA cermati semua keadaan
-POKOK PERKARA KORUPSI ANGGARAN
-Mengapa jadi komunikasi disalahkan?
-Alibi etika ditonjolkan?
-Jaga marwah koruptor tetap elegan?!


(¤ 7/11)

-KETIKA ingat sejuta perkara
-Hanya heboh sebagai wacana
-"KORUPSI MEMANG DIPELIHARA!"
-Kalau ada oknum terpenjara
-Ngenes ..... dianggap apes saja

(¤ 8/11)
 

-KETIKA KPK dikalahkan
-Kisruh APBD diributkan
-Coba cermati wacana perdebatan
-Tanyakan sanubari kebenaran
-SIAPA SEJATI SEMUA PEMBELA BAJINGAN?


(¤ 9/11)
 

-KETIKA dengar bisik sanubari
-Semua jawab aku dapati
-Salahkah pemberi gelar Negeri ini?
-"NEGERI GEMBONG BAJINGAN KORUPSI"
-Jadi ngenes atau sakit hati?


(¤ 10/11)
 

-KETIKA Ahok andai terjungkal
-Ingatlah hai para koruptor dajjal
-Kalian paksa anggap aku bebal
-Kalahkan jujur alasan binal
-APA DEWAN ITU KORUPTOR JUGA BEGAL?


(¤ 11/11)
 

-KETIKA semua nyata terpaparkan
-Masihkah tidak malu katakan:
-"Banyak anggota dewan membanggakan,
-banyak politisi baik kelakuan"
-BENAR-BENAR BEGUNDAL SETAN ......!

.
(SPMC SW, Blogspot, Maret 2015)
 
         (Gambar: gambaranehunik.com)
 
.
**********************
.
 
Catatan:
.
Hanya puisi sensi, kalau tidak ada yang tersakiti, tanda Negeri ini masih ada harapan, atau karena tidak ada yang baca. Kalau banyak yang tersinggung, semoga bukan karena tertabrak, tapi karena tidak rela ....... terbukti "jujur" ternyata tidak diharap di Negeri ini. Maaf telah ngelantur dengan membuat puisi ini. ADAKAH PEMBACA PUNYA KEGERAMAN SAMA? (((SW)))
.
                  (Gambar: bidhuan.com)


Tweet from @basuki_btp
@basuki_btp: Saya minta maaf kepada publik atas kejadian saat wawancara beberapa hari lalu. Saya sedang sangat kesal dgn kemunafikan
.
Tweet from @basuki_btp
@basuki_btp: Tapi sikap saya jelas, untuk para koruptor dan kemunafikan, saya tdk akan pernah minta maaf utk ketidaksantunan saya terhadap mereka
.
— Ahok Basuki TPurnama (@basuki_btp) March 20, 2015
.
--------------------
Puisi Sensitif Sebelumnya:
--------------------
.
 
AHOK: "PEMAHAMAN NENEK LU !! - DASAR PENIPU !" || #PuisiSensi
.
 
http://t.co/6zS6hg3Qm2
.
-----------------

Wednesday, March 18, 2015

AHOK: "PEMAHAMAN NENEK LU !! - DASAR PENIPU !" || #PuisiSensi

                           (Gambar: kaskus.co.id)

Coba renungkan keadaan Negeri ini
Dibalik hiruk-pikuk semua gaduh
Diawal terjadi semua kisruh
Kerucut masalah pemicu kita rawan bubrah
Karena kita lupa ajarkan moral
Terlena nikmat culas
Berlomba jadi kaya modal tipu daya
Bodo amat saudara sebangsa celaka
Penting AKU kaya raya hebat martabat
Hukum dan agama jadi senjata penindas
Juga pembenar semua laku bringas


Tentang Nenek Asyani di Situbondo
Tentang Nenek Fatimah di Tangerang
Tentang Nenek Minah di Banyumas
Tentang Siluman RAPBD DKI
Tentang Kasus Begal Motor
Tentang Kasus Bambang Widjojanto
Tentang Kasus Abraham Samad
Tentang Kasus Budi Gunawan
Tentang Kasus "Cicak versus Buaya"
Tentang Kasus Sutan Bhatoegana
Tentang Kasus Ketua MK
Tentang Kasus Obor Rakyat
Tentang Kisruh Partai PPP
Tentang Kisruh Partai Golkar
Tentang Heboh exis ISIS
Juga semilyar tentang Kasus Kisruh lain



                          (gambar: jokowihok.blogspot.com)
 

Semua karena kita hilang moral jujur
Entah kemana moral jujur kita abai?
Entah kemana moral jujur kita lalai?
Entah kemana moral jujur kita gadai?
Bukankah sangat memprihatinkan?
Ketika Ahok justru dielu karena jujur
Apa hebatnya jujur?
Bukankah itu dasar moral kita?
Sebagai salah satu pembeda
Pembeda sebagai manusia
Atau kita sudah bukan lagi manusia?
Atau kita sedang transformasi?
Jadi spesies mahluk baru?
Tidak punya malu walau penipu
Sungguh itu membuatku pilu

 

Usahawan Industri rumahan ditangkap Polisi
Penjual "gorengan" campur plastik agar awet renyah
Pembuat mie basah, kikil, rambak 

Minuman warna-warni, Ikan asin pemutih
Baso tikus, daging sapi oplos babi hutan
Masih banyak tapi tidak ingat lagi
Gunakan formalin, pemutih, pewarna textil ...
Pembuat mie sudah berpuluh tahun lakukan
Lalu apa jawab ketika di introgasi
Utarakan jawab dengan nada tanya
Pembuat mie mana tidak serupa dengannya?
Sungguh miris .....
Bukankah semua sangat jelas terlihat?
Mereka semua bodo amat akibat
Penting kaya raya sendiri
Berlindung dibalik keluguan
Berpura tidak paham akibat
Tapi dilakukan dengan sembunyi
Bukankah itu kontradiksi?


Lebih rancu kisruh APBD DKI
Ahok bak Pendekar Mabuk cerita silat
Adu pernyataan mengumbar wacana
Mabuk geregetan rasa kebangetan
Jengkel adanya anggaran siluman
Mengungkap bejat anggaran konyol
12 triliun rencana anggaran disusupkan
Ajang korupsi gila-gila-an
Lebih 40 triliun dalam tiga tahun
Lupa logika anggap Ahok terus bodoh
Sukses rampok UPS tahun lalu diulang
Milyaran anggaran UPS diselundupkan  

30 Milyar anggaran buat buku trilogi Ahok
Itu peruntukan nilai anggaran tidak waras
Anggaran sosialisasi pemahaman SK-SK Gebernur
Ahok disposisi "Pemahaman Nenek Lu !!"
Dan itu pembatalan anggaran fantastis
Banyak lagi selundupan anggaran konyol dan gila
Jadi salahkah banyak rakyat bela Ahok?


 


                                      (Gambar: youtube.com)

Dan aku menduga
Kisruh APBD DKI tidak akan lari kemana-mana
Karena apa?
Ahok hanya seorang diri dalam ring kegaduhan
Korupsi itu bisa terjadi karena kerja sama
Kerja sama Dewan dan Eksekutif
Ahok harus lawan orang luar dan orang dalam
Posisi Ahok sekarang tidak punya partai
Ahok bilang masih ada anggota dewan baik
Tapi itu bukan berarti akan bela Ahok
Yang baik hanya akan jadi penonton
Mau kemana lagi perkara ini?
Ke lembaga penegak hukum?
Itu setali tiga uang
Jangan-jangan Ahok akan kejeblos
Bukan pengadilan kebenaran terjadi
Tapi keberpihakan
Bukankah itu terjadi belum lama ini?
Coba hayati heboh gugatan praperadilan
Ketika Hakim menangkan si Badu
Tinggal condong ke saksi ahli si Badu
Andai Hakim ingin menangkan si Polan
Tinggal condong ke saksi ahli si Polan
Itu banyak kenyataan tentang hukum kita
Mau kekiri atau kanan, sama dianggap benar
Jadi hukum adalah alat, alat halal berpihak!
Tapi melihat gelagat
Kisruh ini tidak akan ke pengadilan
Satu persatu Dewan mulai balik badan
Salah duga tentang Ahok
Dikiranya tidak "segila" itu
Ternyata Ahok lebih "gila" dari orang gila
Modal Ahok hanya kejujuran
Jujur menerbitkan yakin kebenaran
Kebenaran menerbitkan keberanian
Lalu kalau jujur-benar-berani sudah diyakini
Ahok pun tertawakan batalnya pemanggilan Istri
Hasil setting foto ternyata tidak mempan
Gagal maneng gagal maneng Son.....
Bahkan menantang agar dirinya dipanggil
Supaya bisa telanjangi banyak Anggota Dewan
Hayo ....mau bagaimana hadapi orang "kentir"?
Jadi salahkah banyak ibu memberi bunga?
Banyak masyarakat bela bubuhkan tanda tangan
Banyak rakyat "merasa" muak Begal APBD
Begal APBD sudah setengah abad terjadi
Itulah sebab dianggap sudah wajar dan benar
Maka ketika Ahok ingin meluruskan
Ahok distempel "cina-gila-anjing-bangsat"
"Ahok bodo, tidak bisa komunikasi dengan Dewan"
Itulah sumpah serapah kebangetan
Umpatan Dewan ungkap amat sangat jengkel
Karena kelanggengan Begal APBD mau di stop
Lalu seperti biasa di Negeri ini
Tidak akan ada tuntas perkara
Semua akan berlalu begitu saja ...

 

Paparan diatas menggambarkan
Dari level bawah sampai level atas
Langkanya moral jujur diantara kita
Jadi jangan harap Negeri ini segera baik
Banyak ketidak warasan terjadi
Lupa "rasa malu" juga sangat penting
Cobalah ingat ketika nonton tipi
Dialog mantan pejabat teras
Ada mantan Wagub gagal sok pintar
Sok lebih tahu umpamakan zamannya
Padahal dulu tidak akur dengan Bosnya
Lucu, awalnya acungkan jempol ke Jokowi-Ahok
Lalu salahkan Gubernur Jokowi, sekarang Ahok
Juga ada wejangan mantan Gubernur
Tapi aku tidak mau mengulas lebih jauh
Takut kebablasan terbawa emosi
Ingin beri contoh lupa moral rasa malu
Tapi memalukan kalau sampai aku di somasi
Jadi tidak perlu dilanjutkan ya ....

 

Ketika terlalu banyak kasus tidak tuntas
Penegak hukum tidak tegas jadi wasit
Juga tidak adil dengan memihak
Maka Negeri ini tidak akan menjadi baik
Kasus Novel Baswedan ajang tarik ulur kebutuhan
Masih banyak lagi permainan kasus ...
Apa khabar Obor Rakyat?
Apa khabar Rekening Gendut?
Apa khabar Century?
Apa khabar BLBI?
Apa khabar Tragedi Mei '98?
Semilyar apa khabar andai ada catatan
Semua seolah beres
Tak dengar hukuman berat terlaksana
Itu sebab siklus itu akan terulang lagi
Dan lagi .......
Sangat sedikit kasus benar tuntas
Semburat jelas gambar kebobrokan kita



                         (Gambar: tempo.co)

Menurutku .....
Kalau masyarakat suatu Negara baik
Pasti penegak hukumnya baik
Utama Polisinya!
Jadi kalau ingin masyarakat baik
Mutlak Polisi harus baik terlebih dahulu
Baiknya Polisi adalah JUJUR-TEGAS-ADIL
Tapi, Jujur-Tegas-Adil adalah satu kesatuan
Dan kata Gusdur, Polisi jujur kita hanya tiga
Dan aku tidak menilai Polisi kita
Tapi ikut merasakan
Seperti yang pembaca juga rasakan....
Lalu melihat kenyataan Negeri ini sekarang
Sungguh sangat memprihatinkan bukan?
Tidak mungkin menegakkan aturan
Kalau penegak aturan sendiri tidak tegak
Rekayasa kasus itu tabungan kebobrokan
Terima suap itu tabungan dusta
Ketika bobrok dan dusta menggunung
Jadilah kita seperti sekarang
Negeri ini butuh sejuta Hoegeng dan Ahok!?
Yang takut membohongi diri sendiri
Karena percaya Allah tinggal dalam dirinya
Jadi masihkah kita mengaku lebih beragama?
Merasa lebih mulia dari pemeluk agama lain?
Kembalikan moral Jujur dan rasa malu
Maka Allah akan usir Setan dalam dirimu.
.

(SPMC SW, Blogspot, Maret 2015)

.

Notes:
Maaf kalau ada yang tersinggung atas Puisi yang ngelantur ini, tapi itulah ungkapan hati versi kaca mata saya, kalau ada yang benar tersinggung, anggaplah sebagai kritik, tapi tetap, sekali lagi maaf.

.

-------------------
Artikel-artikel saya terkait AHOK:
-------------------
.
"(GUBERNUR AHOK itu) ANJING - BANGSAT - BEGO!!!"
.
 
http://t.co/epEEUDSsle
.
--------------------
.
"SETELAH SERING URAK'AN, SEKARANG AHOK MBALELO!"
.
 
http://t.co/fvcuJ3ImjQ
.
-------------------
.
"PLEASE AHOK, KEEP RAHASIA JOKOWI TERLIBAT KORUPSI BUS KARATAN....."
(kiamat kami nanti .....)
.

http://t.co/mttGyYofru
.
-------------------
.
"KUPAS 1001 MACAM DOSA JOKOWI PADA HARI ULTAH AHOK"
.
 
http://t.co/2Lf9t8UJHO
.
------------------
.
DI MK ADA CERITA AHOK DAN AMOK MASSA
.

http://t.co/LxsjeR0oX7
.
------------------------
.
WASIAT AHOK : "MATI ADALAH KEBERUNTUNGAN"
.
 
http://t.co/S2zIEIDMEA
.
-------------------------
.
SAYA NEMU BOROK KENAPA JOKOWI & BASUKI DICACI-MAKI DAN DIBENCI
.
 
http://t.co/o0haiNgV7l
.
-------------------------
.
KEGALAUAN PAMONG PRAJA JAKARTA KARENA ULAH JOKOWI & BASUKI
.

http://t.co/pVBjy9RXa2
.
--------------------------
.
RAHASIA UNIK ||  TERNYATA GUBERNUR DKI MEMANG TIDAK BECUS!
.

http://t.co/a13QeOIlJC
.
--------------------------
.
MENGUNGKAP DUKUN & SUHU PEMBERI MANTRA KEHEBATAN Jokowi & Ahok
.
 
http://t.co/YupJH4XWBV
.
------------------------------

.
SENSITIF || "AHOK MUSLIM SEJATI BERJUBAH NASRANI"
.
 
http://t.co/VyRkfTmzgo
.
--------------------
.
BASUKI, Selain KRISTEN, CINA Lu !
.
 
http://t.co/0duYoZiEvW
.
--------------------

Thursday, March 5, 2015

DEWAN: "(GUBERNUR AHOK) ANJING - BANGSAT!!"


               (Gambar: antaranews.com)



Blogspot. Melihat video tayangan hasil mediasi/konfirmasi Mendagri antara Eksekutif DKI yang dipimpin oleh Ahok dan Anggota DPRD (Dewan), itulah tayangan seru Kamis, 5 Maret 2015, selama ini Dewan dan juga banyak tokoh yang anti Ahok selalu mengatakan bahwa Ahok itu: kasar ; arogan ; tidak etis , karena sering berkata-kata yang tidak patut dan menuduh "penipu - maling - koruptor". Lalu video tersebut menyuguhkan nuansa yang berbeda, ketika Ahok akan mengklarifikasi riwayat RAPBD, dengan menanyakan langsung kepada pejabat Pemprov yang nota bene itu berarti bawahan Ahok, pertanyaan Ahok yang menyulut ribut menurut saya adalah: " . . . yang di input sesuai pembahasan atau tidak? ..."

Setelah mencermati kejadian berikutnya, diawali oleh yang mulia Haji Lulung memotong pembicaraan Ahok, saya menilai beliau termasuk yang paling cepat melihat gelagat tidak menguntungkan yang akan dituai Anggota Dewan. Salut! Karena keributan tentang RAPBD DKI yang terjadi saat ini, saya termasuk yang terjerumus termakan asumsi bahwa Ahok memanipulasi RAPBD dengan memasukkan RAPBD yang tidak sesuai bahasan dengan DPRD. Artikel saya yang ada tendensi menyalahkan Ahok tersebut berjudul:

"RAKYAT BERSATU TIDAK TERKALAHKAN, KAFIR AHOK SAATNYA DIMAKZULKAN"


http://t.co/taPo2gqk7U

Saya meminta maaf kalau ternyata salah, dan itu terjadi karena saya terhasut pernyataan-pernyataan semua anggota DPRD juga tokoh-tokoh penentang Ahok yang selalu berkoar-koar bahwa Ahok telah melanggar prosedur UU karena telah memasukkan RAPBD bodong ke Mendagri.

Kalau betul Ahok memasukkan RAPBD bodong, seharusnya pertanyaan Ahok tidak dipotong supaya menelanjangi Ahok sendiri bukan? Yang lain baru sadar suasana akan tidak menguntungkan Anggota Dewan, maka beberapa saat kemudian menciptakan suasana hiruk pikuk dan gaduh supaya jangan sampai terungkap riwayat RAPBD. Begitulah kecurigaan saya, kecurigaan bahwa jawaban yang akan diberikan oleh yang meng input RAPBD akan mengungkap "topeng" anggota Dewan. Padahal katanya ingin buka-bukaan, apakah kejadian itu membuat stigma buruk Anggota Dewan semakin tidak terbantahkan?

Yang paling menunjukkan "ketololan" berikutnya dalam tayangan video kemarin itu, dalam mencipta kegaduhan supaya kebenaran riwayat RAPBD tidak terungkap adalah adanya umpatan dari Anggota Dewan "ANJING - BANGSAT . . ." Apakah umpatan itu lebih halus dari yang selalu di stigmakan terhadap prilaku Ahok? Dan betul Anggota Dewan itu terhormat? Atau menggambarkan kekalutan dan kejengkelan yang memuncak karena merasa akan terpojok dan ditelanjangi? Jengkel dan ngamuk karena merasa DEWAN TERHORMAT paling hebat kok mau dikalahkan oleh hanya seorang Gubernur yang menyadang nama AHOK pula? Mohon pencerahannya para pembaca. (SPMC SW, Maret 2015)

Catatan:
Mohon maaf judul artikel ini: "DEWAN: (GUBERNUR AHOK) ANJING - BANGSAT!!"

Memperhatikan debat-debat yang banyak diadakan oleh tipi dalam kisruh RAPBD DKI kali ini, berdasarkan kalkulasi rasa, sepertinya maling berjamaah itu tampak semakin nyata. Atau dalam artikel inipun saya juga salah persepsi lagi? Maaf lagi kalu gitu.

Seandainya ada jurnalis kreatif (KompasTV mungkin?), mewawancarai pejabat yang dituju Ahok kemarin itu, melanjutkan pertanyaan Gubernur Ahok dan menyiarkan hasil wawancaranya, saya yakin tipi yang menyiarkan akan naik rating karena menjawab keingin tahuan rakyat, dan rakyat yang ingin tahu salah satunya adalah saya. Juga bertujuan mengungkap kebenaran. Apakah kreatif semacam itu susah? Atau tidak mau agar kegaduhan itu berpanjang-panjang dulu? Wallahualam ...(((SW)))

Wednesday, March 4, 2015

"KPK DISUSUPI PELAWAK, TUKUL ARWANA KALAH LUCU" || #PuisiSensi

       (gambar: cnnindonesia.com)

- Pegawai KPK demo protes putusan PLT Pimpinannya
- Tolak putusan pelimpahan kasus ke Kejaksaan
- Tak tahan aku jadi kepo
- Batalkan niat puasa tidak ikut rumpi
- Coba buat puisi untuk kritisi
- Tak dapat prediksi apa jadi puisi ini
- Kalau kesruduk, anggap aku lagi mabuk
- Itulah sebab mohon maaf kalau ngaco
- Sebagai bukti, aku cuekin pakem puisi
- Apa memang puisi punya pakem?


- Pak Ruki, Pak Seno, ikut demo karyawan KPK
- Di tipi lihat Pak Ruki tanda tangan petisi
- Kepalkan tangan nyanyi "Maju Tak Gentar"
- Ingat sehari sebelumnya ngaku kalah
- Aktor utama pelaksana pelimpahan perkara
- Aku jadi blank tak tahu harus berujar apa
- Kucek mata takut hanya mimpi
- Yakinkan diri apa sesungguh terjadi?
- Seketika ingat Tukul Bukan Empat Mata
- Masyur sebab sanggup olok diri sendiri
- Tukul pembawa acara tipi canda masa kini
- Tukul bukan pejabat tinggi yang butuh disegani
- Sekali lagi aku yakinkan diri
- Nyata memang aku lihat tipi berita
- Kukira Tukul akan segera kalah pamor oleh KPK


         (Gambar: news.detik.com)

- Pak Ruki, Pak Seno bolehkah aku tanya?
- Kenapa sehari sebelumnya dilimpahkan?
- Lalu ikut demo menentang pelimpahan
- Apakah itu tidak menggelikan?
- Atau pelimpahan itu karena paksaan?
- Karena sebelumnya rajin ke Istana
- Apa pelimpahan itu petunjuk yang mulia?
- Gema hebat jadi Ketua KPK jilid satu
- Bagaimana aku terima kontradiksi ini?
- Dari pada tunduk karena dipaksa
- Andai hati lawan petunjuk Baginda
- Mundur lebih hormat bahkan lebih hebat
- Bukankah Bapak bilang lebih nyaman pensiunan?


- Putusan Hakim praperadilan kalahkan KPK
- Nyatakan KPK tidak sah tetapkan tersangka
- Kasasi urung dikirim karena akan ditolak
- Kabar KPK tak punya hak Peninjauan Kembali
- Apa lalu putus asa limpahkan perkara?
- Kenapa tidak coba cara lain?
- Kenapa tidak endapkan atau tidurkan saja?
- Apa praperadilan ultimatum harus limpahkan?
- Sementara itu mintakan fatwa ke MK
- Apa KPK berhak usut kasus semua Polisi?
- Juga fatwa lain alasan menang praperadilan
- Karena fatwa MK juga akan manfaat
- Hadapi semarak praperadilan
- Bangunkan kasus jika didukung fatwa MK
- Itu lebih bermartabat dari dilimpahkan
- Maaf aku memang tak paham hukum

 
- Kasus dilimpahkan ke Kejaksaan
- Jaksa Agung katakan akan limpahkan ke Polri
- Itu juga sangat menggelikan tambah memilukan
- KPK ditelanjangi dirumah sendiri
- Setelah Tukul siapa lagi padanannya?
- Mungkin pembaca bisa memberi tahuku
- Padahal Polri juga ikut datang ke KPK
- Kenapa malu-malu tidak langsung limpahkan sendiri?
- Kalau ingat sejarahnya kasus
- Sudah pernah disidik Polri
- Lalu kasus akan kembali ke Polri
- Doeloe Polri nyatakan kasus clear
- Kalau kasus sama diusut lagi
- Apa mungkin akan beda hasil?
- Artinya 'goblokkan' pengusut sebelumnya
- Jadi masihkah harap beda?
- Agar Polri telan buah simalakama?
- Ah yang mboten-mboten saja


- Betul Pak Ruki, itu hanya satu perkara

- Tapi dampak amat luar biasa
- Pelimpahan kasus dampak negatif dua Institusi
- KPK akan sangat dilemahkan
- Polri juga, jika telan buah simalakama
- Kalau ternyata Polri tetap sama bilang clear
- Pantulan gaungnya akan jatuhkan KPK
- Bukti selama ini KPK suka rekayasa perkara
- Ikut bermain politik demi citra pimpinan
- Status tersangka gampang dikendalikan
- Akan banyak lagi tuduhan menyedihkan
- Batal limpahkan kalau belum lanjur
- Itu pendapatku walau ngawur
- KPK memang perlu dibenahi
- Jangan sandangkan tersangka berlama-lama
- Tidak etis, tidak proper, tidak firm
- Bisa jadi melanggar HAM
- Ayo jangan lakukan lagi
- Segera bereskan yang sudah lanjur
- KPK disegani karena terbukti profesional


       (Gambar: hukumonline.com)

- Pak Ruki dan Pak Seno
- Ingat latar belakang Bapak berdua
- Perhatikan perserta demo "badut" kemarin
- Salahkah jika banyak rakyat curiga?
- Konflik kepentingan penjara Bapak berdua
- Apa bisa Bapak Ruki lupa jasa almamater?
- Bela KPK dalam pelimpahan kasus?
- Gosip Bapak Seno judicial review UU KPK
- Apa tidak konflik batin jadi Plt Pimpinan KPK?
- Jika ucap tidak sama nyata dalam tindak
- Apa batin Bapak-Bapak tidak tersiksa?
- Kenapa terima tugas kalau justru buat kisruh?
- Maaf jika aku tidak sopan isi puisi ini


- Pak Presiden janji tidak campuri hukum
- Jadi apakah artinya pasrah bongkok'an?
- Terserah apa dilaku penindak hukum bawahan?
- Apa tidak perlu diperjelas lagi arti "campuri"?
- Heboh pelimpahan kasus itu bukan peradilan
- Kencang beredar kabar karena barter
- Menurutku Itu kebijakan sarat makna politisasi
- Presiden enggan dituduh campuri peradilan
- Apa heboh pelimpahan kasus didiamkan?
- Bukankah mirip dengan Presiden tolak grasi?
- Menurutku, Presiden harus campuri
- Jadi wasit pengamat adil bukan penonton
- Sejatinya itu makna jabatan Presiden
- Presiden dituntut adil, tegas, arif
- Diamkan melenceng bawahan bidang hukum
- Juga akan tuai kegaduhan rakyat
- Hasil akhir juga dipundak Presiden
- Walau tidak bermaksud menggurui
- Masihkah kurang sreg pendapat ini?
- Memang tidak mudah: adil - tegas - arif
- Itu sebab juga tidak mudah bisa jadi Presiden
- Kalau masih boleh ingatkan sebagai rakyat
- Jadikan pemberi saran "tokoh-tokoh" purna pamrih
- Atau perhatikan suara rakyat kebanyakan
- Semoga Yang Mulia bijak mengemban tugas.


(SPMC SW, Blogspot, Maret 2015)
 
                    (Gambar: timlo.net)


Catatan:
Sekali lagi mohom maaf kalau ada yang tersinggung atas isi puisi ini, hanya sekedar pelampiasan uneg-uneg sambil ngigau siapa tahu ada manfaat pelampiasan untuk para pembaca yang punya uneg-uneg serupa, kalau terpaksa harus di "remove" puisi ini oleh admin karena dirasa kurang ajar, saya pun pasrah bongkok'an. Salam (((SW)))

************************

Sunday, March 1, 2015

"RAKYAT BERSATU TIDAK TERKALAHKAN, KAFIR AHOK SAATNYA DIMAKZULKAN"

                        (Gambar: merdeka.com)

Blogspot. Ribut lagi DKI, kali ini tentang RAPBD yang tidak disahkan oleh Mendagri, kenapa tidak disahkan, yang saya tangkap mulanya karena RAPBD  tidak ada tanda tangan persetujuan Ketua DPRD dan atau para Ketua Komisi yang telah membahas RAPBD tersebut. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apakah berarti ada RAPBD palsu? Jawab singkatnya “iya”! Siapa yang memalsukan, tentu saja tudingan tertuju kepada yang memasukkan RAPBD, berarti Pemerintah DKI, dan itu dikomandani oleh AHOK. Dalam hal ini, seandainya Ahok tidak menduga bahwa RAPBD pasti TIDAK akan disetujui oleh Mendagri, itu berarti Ahok lupa paham prosedur, tapi kalau Ahok sudah menyadari itu dan tetap melakukan dari pada menempuh cara lain, berarti Ahok punya strategi lain, atau setidaknya “kurang sabar”, dan itulah sebab berkobar “Perang Badar”.


Semua anggota DPRD jadi “ngambek”, campur aduk kepentingan dalam urusan ngambek tersebut, termasuk dendam kesumat yang sudah sangat ingin menjatuhkan “Kafir Ahok” yang terus terang pernah disuarakan FPI dan tampak di “amini” oleh beberapa anggota DPRD dengan ikut demo dalam pelengseran Ahok beberapa waktu lalu itu. Tentu saja juga ada kepentingan yang sangat ditentang Ahok, yang memasukkan anggaran “siluman” dalam RAPBD DKI. Dan kepentingan lain, sehingga bulatlah kehendak anggota DPRD mengajukan hak angket yang semakin memanaskan situasi DKI, sangat mungkin semua anggota DPRD yang sudah geram terhadap Ahok menghendaki dapat membuka gerbang pemakzulan terhadap Gubernur DKI, utamanya saya duga dari Partai dimana Ahok pernah berada, juga dari jajaran Ketua DPRD yang sudah sangat sering “berantem” dengan Ahok.

Pelabelan arogan dan kasar-nya Ahok kenapa selalu dipermasalahkan? Kalau minta Ahok berprilaku seperti orang asli Solo atau Yogya, bukankah itu meng-ada-ada? Apa iya kita akan menyalahkan semua orang Batak atau mungkin juga orang Madura, dan mungkin juga daerah lain hanya karena kita pikir kurang beradat halus? Apakah itu bukan mengada-ada, cari-cari masalah sebetulnya tidak salah, atau istilah hukumnya kriminalisasi seperti gosip cicak vs buaya? Soal seringnya Ahok menuding siapapun dengan kata-kata “maling-rampok-penipu, …..dan lain-lain”, kalau mau dicermati lebih detail, itu lebih karena ulah Jurnalis melakukan potongan-potongan berita supaya bombastis, bahkan tidak jarang meng-adu-domba supaya gaduh dan beritanya lebih heboh. Apakah itu berarti saya menuduh banyak Jurnalis bohong? “Bukan!” Tapi kenyataannya memang Jurnalis suka memenggal-menggal pernyataan Ahok, hanya menitik beratkan kata-kata yang kasar saja, padahal kalau dicermati secara utuh, lengkap latar belakang apa sebab Ahok berkata yang dituduhkan arogan dan kasar itu, setahu saya tidak pernah melihat Ahok menyebut nama seseorang lalu dikatainya maling-rampok-penipu ….dan sebagainya. Sebagai gambaran, atas suatu masalah, misal Ahok mengatakan ada anggota DPRD yang korupsi atau diistilahkan maling, apakah itu salah sementara Ahok mengetahui data yang dituduhkan itu? Padahal diluar juga banyak rakyat yang geram karena ulah banyak koruptor, termasuk banyak tuduhan dialamatkan ke anggota DPR(D) bukan? Saya justru curiga …anggota DPRD yang gampang “kebakaran jenggot” alias gampang tersinggung, jangan-jangan benar dirinya itu maling?

Kembali ke masalah RAPBD heboh karena tuduhan ada anggaran siluman 12.1 T, saya melihat jelas adanya komunikasi yang tidak nyambung, bukankah seharusnya Ahok bisa telepon dulu ke Ketua DPRD-nya untuk mempertanyakan hal tersebut sebelum memasukkan RAPBD lain ke Mendagri? Karena toh pasti tidak disetujui kalau tidak ada tandatangan persetujuan DPRD? Atau bisa jadi Ahok memang sudah sangat siap dan mengkalkulasi apa yang memang akan atau justru diharap terjadi. Tapi mencermati apa yang disuarakan Ketua DPRD yang tersinggung karena Ahok telah memasukkan RAPBD yang tidak ada tanda persetujuan DPRD, maaf menurut saya kurang bijak. Karena Ketua DPRD hanya mempermasalahkan “palsu atau bodong” RAPBD, tidak mempermasalahkan kenapa hal itu terjadi? Ibarat “Gajah dipelupuk mata tidak mau dilihat, kuman diseberang lautan di-gadang sebesar Gunung Everest”, dan biasanya hal itu terjadi karena tidak adanya komunikasi yang harmonis, alias ada api dalam sekam, saling curiga karena aslinya memang sudah saling tidak suka. Menurut saya seharusnya Ketua DPRD meyakinkan terlebih dahulu betul atau tidaknya tuduhan adanya anggaran siluman, baru memutuskan perlu tidaknya hak angket, kalau ternyata nanti terbukti ada anggaran siluman yang diselundupkan, salahkah rakyat curiga bahwa memang benar ada korupsi berjamaah di DPRD itu sendiri? Bukankah dengan keputusan bulat mengajukan hak angket juga bisa dimaknai jangan-jangan DPRD menggunakan strategi perang “Sun Tzu”, serang terlebih dahulu sebelum kedok kita semua terbongkar?! Wkwkwk ….guyon lho, karena pasti sangat menyedihkan kalau benar begitu kejadiannya bukan? Dan sepertinya Ahok memang tidak mudah ditaklukkan, lebih tepatnya tidak mudah dikadali sekaligus tidak mudah digertak! Hayo mau pakai ilmu apalagi kalau ngadepin orang macam ini? Asal jangan “main kayu” saja ya….

            (Gambar: news.detik.com)

Gubernur DKI AHOK, nama lainnya adalah Basuki Tjahaja Purnama kependekannya BTP yang boleh disingkat Bersih - Transparan - Profesional. Butuh keteguhan moral untuk berani berprinsif seperti itu, memang bisa banyak makna, tapi hanya ada dua makna hebat didalamnya, yakni “Asli hebat” karena memang benar BERSIH - TRANSPARAN - PROFESIONAL, atau “penipu hebat” yang pakai kedok itu. Dan saya percaya Ahok memang jujur, karena sampai saat ini saya belum pernah dengar ada pejabat lain di Negeri ini yang berani mengatakan “hartanya siap dibuktikan secara terbalik” alias siap ditelusuri asal muasal kekayaannya. Dan untuk ukuran Indonesia, jelas Ahok orang yang maniak! Maniak kejujuran, sampai sering marah-marah melihat kenyataan yang ada, dan itulah salah satu hal saya menduga Ahok tidak takut dipecat, karena memang dia punya modal besar tentang kejujuran. Lebih rela dipecat dari pada membiarkan terjadinya perampokan yang apalagi hal itu terjadi diwilayah kekuasaan kerjanya. Dasar maniak! Hehehe ….

Mau tahu cerita lain tentang Ahok, ini sedikit cerita yang karena satu dan lain hal, saya tidak ingin mengungkap sumbernya, karena memang saya juga tidak membuktikan kebenarannya, tapi sebagai intermezo, bolehlah ya …. Beberapa waktu yang lalu, Ahok, bisa jadi Ahok sendiri atau mungkin istrinya, atau berdua, ingin membeli rumah, biasa ada strategi pemasaran perumahan, kalau Anda mau beli rumah banyak sekali cara bayarnya, ada yang cash keras, cash keras bertahap, kredit …dan lain-lain. Untuk cara yang ber-embel-embel cash biasanya ada diskon khusus, maka ketika mengetahui Ahok ingin membeli rumah, ditawarilah keistimewaan khusus, akan diberi diskon khusus yang bisa jadi 2 kali diskon yang resmi. Hehehehe …..enak sekali ya jadi orang terkenal, lalu setelah itu, Ahok tidak pernah datang lagi untuk melanjutkan proses transaksi beli properti tersebut, alias batal beli. Ternyata jajaran Direksi Perumahan tersebut salah duga, dikiranya memberi keistimewaan akan menarik hati Ahok, atau mungkin direncanakan sebagai promosi terselubung perumahan tersebut dipilih Gubernur, atau mungkin dikiranya kesempatan untuk menjalin pertemanan. Ternyata Ahok justru berpikir itu adalah unsur “gratifikasi”, jadi ingat Pak Hugeng mantan Kapolri di era doeloe!

Jadi, sebetulnya Ahok adalah fenomena di NKRI, karena saat ini memang sudah sangat langka kejujuran di Negeri ini, kalau toh banyak anggota DPR(D) yang sering kali berargumen: “Janganlah digebyah uyah, masih banyak kok anggota DPR(D) yang baik, yang bersih dan bla-bla-bla …..” Memang tidak tepat berkata begitu, tapi intinya kurang lebih begitu ….lalu maaf samar-samar rasanya saya juga pernah dengar Sutan Bhatoegama pernah mengatakan begitu, bahkan dengan bersumpah untuk meyakinkan atas kebersihannya, lalu akhirnya …….? Topeng monyet …. Sedih ternyata banyak dari kita yang tampak gagah perkasa, gagah dengan topeng kemunafikannya!

Sebagai rakyat, saya coba nekat mengingatkan Ahok, menyangkut RAPBD kali ini, karena dibahasnya adalah antara komisi-komisi DPRD dan SKPD(dan atau lainnya), maka kalau boleh diibaratkan SKPD adalah mewakili Pemerintah dalam hal ini pimpinannya adalah Ahok, itu berarti mereka adalah bawahannya Ahok. Maka ketika ada hal-hal yang sekiranya tidak benar, kalau saya jadi Ahok, pertama sekali saya tentu akan menyalahkan orang sendiri(SKPD) sebelum menyalahkan orang lain(DPRD), bukankah DPRD tidak mungkin korupsi sendirian tanpa dukungan eksekutif, ibaratnya bertepuk mestinya ya pakai dua tangan bukan? Kalau alasannya dipaksakan, jelas itu alasan model anak kecil yang tidak pas sebagai alasan kalau memang sejatinya tidak ikut terlibat didalamnya. Seandainya dalam hal ini, Ahok mengumpakan dirinya sendiri yang terlibat dalam pembahasan RAPBD, apakah kira-kira Ahok bisa menyetujui penyelewengan kalau dirinya sendiri tidak ikut menikmatinya, apakah mungkin Ahok beralasan “dipaksa”? Pak Gubernur, jangan lupa musuh dalam selimut ya. Karena semua itulah, sejatinya saya justru menduga Ahok kini sedang tersesat, tersesat dirimba yang dipenuhi oleh para koruptor, jadi apa mungkin mengimplementasikan kejujuran, sementara ternyata tidak ada satupun orang lain jujur dirimba yang dimasuki Ahok saat ini? (SPMC SW, Maret 2015)


Tambahan:
Judul Artikel ini mengingatkan saya untuk berharap semoga geger DKI tidak ada yang menyangkutkan ke ranah agama dan juga ras, bukankah kita tidak bisa memilih untuk lahir sebagai ras apa? Karena menurut saya, percayalah tiket test masuk surga tidak mungkin ditanyakan soal Ahok kenapa bisa jadi Gubernur DKI Jakarta. Jangan marah ya kalau saya salah duga pertanyaan test masuk surga.

Semoga Pak Ahok juga ingat membandingkan dengan kasus Bus TransJakarta, bukankah yang akhirnya ditahan orang eksekutif sendiri? Karena saya perhatikan di tipi tidak banyak yang mencurigai, mereka hanya mengaitkan pertarungan antara Ahok dan Anggota Dewan, padahal saya curiga bagaimana kalau seandainya Ahok juga sedang diadu domba? Itulah saya mengibaratkan Ahok tersesat “sendirian” di rimba penuh tipu daya yang menganggap korupsi adalah wajar dan biasa. Dapatkah kita membayangkan situasi kerja Ahok, bisa jadi yang terlihat mengkhawatirkan hanya Ahok seorang? Ibarat se-ekor kuda dikepung kawanan singa yang lapar. Apa sudah begitu bobrok Negeri ini, atau lebih bobrok dari yang saya gambarkan? Memilukan sekaligus menyedihkan, dan maafkan artikel ini seperti menggambarkan kerancuan dalam kejengkelan yang memang sedang saya rasakan. Sekali lagi maaf. (((SW)))