Wednesday, May 13, 2015

"RUNTUT DOSA KELAM TRAGEDI MEI '98" || #PuisiSensi


                                 (Gambar: sekitarkita.com)
 

Oleh: Suhindro Wibisono
         12 Mei 2015 | Edited
 

.
BLOGSPOT. Setiap bulan Mei, mengingatkan kita akan akhir 32 tahun "era kejayaan" masa lalu di Negeri Antah Berantah, memang bukan waktu yang singkat untuk masa kekuasaan di era sekarang, masa di mana sebetulnya Antah Berantah tidak mengikuti sistem monarki seperti di Negerinya Ratu Elizabeth.

 

Pengalaman masa itulah yang membuat Negeri Antah Berantah kembali menegaskan tafsir makna "statuta" yang dimilikinya, dan kalau memang itu sudah "final", maka berarti Negeri Antah Berantah tidak akan pernah lagi menikmati masa kekuasaan lebih dari satu dasawarsa.
Untuk memotret era yang juga terkenal dengan parodi "Isih Penak Jamanku toh", di mana hal itu sangat kebetulan juga terjadi di Negeri Antah Berantah, maka Puisi ini ada untuk menegok kebelakang, Puisi yang menyitir Negeri Antah Berantah, siapa tahu mirip dengan rekam memori Anda.

 

Selamat menikmati ...... 32 tahun perjalanan rezim ... (SPMC SW, Mei 2015)


       
                          (Gambar: kaskus.co.id)
 

.
¤1
Di Negeri Antah Berantah nan menawan
Tersebut Perwira tampan rupawan
Idola hati para Putri Bangsawan
Trending topic banyak kalangan

.
¤2
Perwira cemerlang banyak bakat
Putra tersayang Begawan Ningrat
Begawan idola para Teknokrat
Baginda-pun menaruh hormat

.
¤3
Putri Baginda juga terpikat
Gayung bersambut hati terpaut
Baginda berbesan Begawan
Semua serasa dalam genggaman

.
¤4
Karir Perwira giat memanjat
Rekan sejawat hanya bisa terperanjat
Banyak atasan jadi sederajat
Perwira jelma Jenderal dengan cepat

.
¤5
Jenderal piawai simpan jumawa
Baginda punya banyak rencana
Karir melesat bak meteor
Banyak atasan terteror

.
¤6
Strategi Baginda kondang hebat
Tahta digenggam jaring dirancang
Jadi Baginda masih juga kurang
Bintang ke-lima pun disemat

.
¤7
Mabuk kepayang gelimang kuasa
Semakin mabuk tumpuk harta
Tak pernah cukup puaskan hati
Itulah sebab tak mau henti

.
¤8
Terpikir satu periode lagi
Tunggu sematkan bintang tertinggi
Tepat hitungan menantu ganti
Tinggal alihkan kekuasaan Negeri

.
¤9
Gusti tak mau kompromi
Rakyat tak tahan lagi
Konon Jenderal punya strategi
Culik Aktivis pejuang hak asasi

.
¤10
Tragedi dicipta atau tercipta?
Tragedi terjadi tanpa kompromi
Tragedi berlangsung tanpa dibendung
Tragedi tragis sangat bengis

.
¤11
Pemerkosaan massal terjadi
Penjarahan massal terjadi
Pembakaran massal terjadi
Pembunuhan massal terjadi

.
¤12
Tak satupun pemerkosa tertembak?
Tak satupun penjarah tertembak?
Tak satupun pembakar tertembak?
Tak satupun pembunuh tertembak?

.
¤13
Kemana Pengayom Negeri?
Kemana Laskar Penjaga Negeri?
Kemana Penegak Hukum Negeri?
Kemana para Jenderal sembunyi?

.
¤14
Apakah dibiarkan?
Apakah dikondisikan?
Layak-kah predikat Negeri?
Andai Antah Berantah itu Negeri?

.
¤15
Kondisi Negeri gawat
Banyak Negeri terperanjat
Banyak Negeri menghujat
"Antah Berantah Negeri bejat!"

.
¤16
Baginda sadar terlalu lama kuasa
Walau rencana belum terlaksana
Kenyataan hitungan nyata beda
Gusti tidak menutup mata

.
¤17
Gagal konsep tragedi preman
Mahasiswa duduki gedung dewan
Terperanjat lihat kenyataan
Lengser keprabon akhir pilihan

.
¤18
Curiga Jenderal berbuat laknat
Dunia serentak menggugat
"Ungkap biang-kerok bejat!"
Malu berkawan kalau tak berbuat

.
¤19
Seperti biasa sampai kini
Ewuh pekewuh terjadi
Siapa tidak hutang budi?
Mantan Baginda sumber kuasa Negeri

.
¤20
Sang Jenderal terpojok
Dicurigai gembong momok
Tim pencari fakta dibentuk
Coba bongkar mafia terkutuk

.
¤21
Sudah diduga para aktivis
Masalah tidak akan tuntas
Siapa bisa dan berani urai?
Rezim Gurita tali-temali

.
¤22
Yang tersirat rakyat nilai
Tertinggi pangkat dalam alumni
Kalau Jenderal bukan biang keladi
Apa mau dipensiun dini?

.
¤23
Minggat sejenak langkah jitu
Ingatan pendek rakyat negeriku
Kurang dua tahun hilang khabar
Mantan Jenderal mudik jadi saudagar

.
¤24
Seiring jalan waktu dan gelora
Impian raih kuasa masih terjaga
Mantan pejabat mode buat partai
Mantan Jenderal jelma bos politisi

.
¤25
Kekayaan dan impian melenakan
Korban penculikan jadi punokawan
Memaafkan atau tergadaikan?
Tergantung wacana penilaian

.
¤26
Julukan pelanggar HAM jadi semu
Memori sang waktu hanya segitu
Berdalih tidak pernah dipenjara
Alibi tidak terlibat perkara

.
¤27
Korban tak tergadai kuat ingat
Perjuangan keluarga masih giat
Kamisan mematung berbusana hitam
Depan Istana tagih peradilan HAM

.
¤28
Tak ada gubris, tak peduli cibir
Semua dianggap nyinyir
Tak ada penguasa sanggup adili
Gurita mafia ciutkan nyali

.
¤29
"Kemanusiaan yang adil dan beradab"
Kita wacana, Amerika tindak nyata
Sang tokoh distempel biadab
Dilarang masuk negerinya

.
¤30
TIAP pilihan Pemimpin Negeri nanti ...
Pasti banyak Politikus rasa paling bijak
Meringis manis umbar sejuta janji
Masihkah iklan kecap menjebak?

.
¤31
Ayo rakyat gunakan ingatan bijak
Telisik KEBERSIHAN REKAM JEJAK
Kita cari pemimpin bijak dan cakap
Abaikan janji manis kecap

.
¤32
Kita butuh pemimpin bersih dan berani
Berantas narkoba dan korupsi
Tegakkan hukum tidak diskriminasi
Jaga utuh Negeri sesuai Konstitusi.

.
                  -----¤¤¤-----

                       (Gambar: indonesia.ucanews.com)
------------------------------

.
CATATAN:
.

Mohon maaf kalau salah dan kurang berkenan,mohon tidak emosi kalau ada persamaan persepsi, sekali lagi karena itu "hanya cerita Negeri Antah Berantah ..... " (((SW))).
.

---------

Puisi tersebut adalah edited lalu repost dari:
.

REKAM JEJAK TRAGEDI MEI '98 || #PuisiSensi
.
 
http://t.co/GFuh4q7Gex
.
-------------------

"MAY DAY, SKENARIO DRAMA POLITIK CITRA: ONENG - PDIP - PRESIDEN"

                          (Gambar: indopos.co.id)


(BLOGSPOT) Menurut beberapa berita, pagi ini Oneng (RDP) akan mengerahkan para buruh untuk menggeruduk Istana menyampaikan banyak tuntutan kepada Presiden, kalau ingin tahu apa saja tuntutannya bisa cari via Google atau cermati berita tipi siang ini mungkin akan banyak yang memberitakan. Tapi yang menarik adalah pernyataan menyesalnya Oneng telah menganjurkan memilih Jokowi-JK pada Pilpres yang lalu. Lalu banyak yang memberi apresiasi atas kebesaran jiwa tersebut, maka dituailah sanjungan: hebat, pro buruh dan sebagainya ….

Effendi Simbolon juga banyak mengecam Presiden Jokowi, salah satu pernyataannya tentang kehendak untuk pengangkatan BG sebagai kapolri sebetulnya juga banyak politisi PDIP yang punya misi sama, maka saya anggap memang itulah garis kebijakan partai. Heboh pemberitaan tentang ES terutama karena mewacanakan pernyataan tentang yang perlu di-reshuffle bukan kabinetnya, tapi pimpinannya. Tentu itu pernyataan menarik untuk para jurnalis media bukan?

Lalu ayo kita simak kedua tokoh kontroversial tersebut di atas, sambil nyerempet partainya. Pasti banyak yang masih ingat ketika Pilkada Jabar yang lalu, waktu itu Oneng mencalonkan diri dan kampanyenya dibantu Pak Jokowi, begitu juga dengan ES waktu ikut Pilkada Sumut. Jadi apakah masuk akal kalau kedua tokoh tersebut “sejatinya” benar memusuhi Presiden Jokowi yang nyatanya memang mereka bertiga dari partai yang sama PDIP?

                          (Gambar: kabar24.bisnis.com)
 
Politik memang penuh intrik, dalam hal pencitraan segala hal bisa dilakukan, untuk meraih simpati rakyat, tipu daya pun kalau bisa dihalalkan. Terlebih sebentar lagi akan ada Pilkada serentak, syukur nama partai bisa banyak mendongkrak calon Kepala Daerah jagoannya nanti.

Ramalan skenario Oneng mungkin gini, besok unjuk rasa bersama buruh nggeruduk Istana menyampaikan tuntutan, lalu kalau memungkinkan Presiden akan menemuinya, tapi kalau tidak mungkin ya tidak apa, karena khabarnya akan mengerahkan buruh sebanyak 50 ribu orang, bukankah mengendalikan massa sebanyak itu juga tidak mudah? Langkah berikutnya adalah Presiden mengabulkan sebagian tuntutan pengunjuk rasa, maka Oneng akan semakin tampak bak pahlawan, mungkin saja ada yang menjulukinya Srikandi Indonesia.

Partainya terlihat hebat karena membela wong cilik, dan tetap mengkritisi Pemerintah walau Pemerintahan dari partainya sendiri, menagih janji kampanye Presiden, dan bla-bla-bla ….

Itu ramalan versi saya, karena kalau memang Oneng niatnya mengaku salah dulu telah menganjurkan buruh memilih Capres Jokowi-JK, bukankah akan tampak elegan dan penuh rasa tanggung jawab kalau yang bersangkutan mengundurkan diri dari PDIP misalnya?

ES dan Oneng seolah-olah berani lancang, tebakan saya itu semua adalah skenario, kalau asli berani dan bener mbalelo, apa ketua partainya akan mendiamkan kadernya saling gontok-gontokan? Apalagi yang dimusuhi adalah Presiden yang dicalonkan oleh ketua umumnya. Saya pikir tidak mungkin terjadi kalau tidak ada skenario. Kalau saya boleh berpendapat, jangan terlalu kelewatan, salah-salah seperti menepuk air dalam dulang, karena itu bisa menciptakan api dalam sekam di hati rakyat. Jangan lupa tentang banyaknya pernyataan waktu menjelang Pilpres dulu, banyak rakyat yang sebetulnya memilih presidennya bukan partainya. Maka ketika pada akhirnya rakyat menyadari bahwa presidennya ternyata tidak bisa berbuat apa-apa karena bukan ketua partai, sangat mungkin pada Pilpres yang akan datang PDIP akan gigit jari, karena rakyat kapok untuk memilih lagi walau ada calon presiden idaman di dalamnya.

Bukankah sangat lucu ketika semua tokoh partai pengusung berseberangan dengan Presiden usulannya sendiri? Sementara rakyat yang melek rasa pro-presidennya? Salahkah kalau akhirnya rakyat memberi stempel Presiden Boneka ketika akhirnya Presiden menuruti kehendak Partai? Apakah hal-hal semacam itu tidak akan dicatat di benak rakyat? Kalau mau membuat sejarah tidak tercela, kenapa tidak benar-benar membebaskan Presiden berkarya, kecuali memang tujuan partai sebangun dengan nurani Presiden, silahkan saja berkolaborasi. Dan itu saya sedang membicarakan tentang penunjukan individu “pembantu” Presiden yang sering kali terjadi tarik ulur kepentingan.

Kalau tidak percaya dengan Presidennya karena menganggap Presiden melupakan partainya, kenapa dulu dicalonkan? Kalau curiga Presiden mudah dipengaruhi oleh pembisik-pembisik yang bermaksud menjauhkan Presiden dengan partainya, berarti dulu salah mencalonkan Presiden yang terpilih saat ini. Padahal saya melihat Presiden Jokowi bukan tipe orang yang tidak tahu balas budi, tapi saya juga melihat Pak Jokowi orang yang jujur, dan mungkin kejujuran inilah yang suka menjadikan kendala besar di bidang politik yang penuh intrik. Bahkan bukan tidak mungkin kejujuran bisa dimaknai kebloonan, atau dianggap culun. Padahal kalau mau memberi kesempatan, bukan tidak mungkin akan sangat mengharumkan nama pengusungnya, karena dianggap orang yang menemukan dan memberi kesempatan sehingga semuanya bisa menjadi baik, utamanya adalah kebaikan Negara.

                          (Gambar: nurjaan.org)

Jadi cobalah jangan pakai lagi politik intrik, percayalah kekalahan atau mempermalukan Presiden terlebih oleh tokoh-tokoh partainya sendiri, itu sama dengan menyulitkan Presiden. Kalau saya boleh ibaratkan Presiden adalah keluarganya partai, maka seharusnya dari pihak keluargalah yang memberi contoh menghormati atau menghargai Presidennya terlebih dahulu, maka orang lain juga akan menghargai Presiden tersebut. Silahkan kritik Presiden kalau salah mengambil kebijakan, tapi bukan kebijakan penunjukan bawahan Presiden yang karena bukan keinginan Partai, karena itu namanya “mencampuri” atau bahkan ingin mengambil alih hak Presiden yang sangat mudah terbaca oleh rakyat. Jangan lupa Politik itu pekerjaan yang berkesinambungan, bukan hanya untuk kepentingan sesaat.(SPMC SW, 1 Mei 2015)
.
 
“SELAMAT HARI BURUH”
.
.
 
Cerita Pinggir:
 

Sekedar contoh, saya pernah melihat suatu keluarga yang anaknya menjadi Pastor, lalu saudara terutama orang tua Pastor tentu sangat sulit memanggil anaknya atau adiknya yang sudah menjadi Pastor tersebut dengan sebutan “Romo” misalnya. Padahal anaknya tersebut untuk tingkatan Pastor juga termasuk punya kedudukan atau semacam senior atau bahkan pembimbingnya(gurunya) para calon Pastor. Bukankah sangat aneh ketika ortunya atau saudaranya ketemu pastor lain yang lebih yunior dari anaknya atau bisa jadi mantan murid anaknya, mereka memanggilnya “Romo” dan begitu menghormatinya, tetapi memanggil anak, adik, saudara sendiri tidak mau memanggil Romo. (((SW)))

“HAJI LULUNG DIGELEDAH, UNJUK AWAL KABARESKRIM DAN KAPOLRI BARU”



                       (gambar: m.1mobile.co.id)
  
BLOGSPOT. Hari ini Bareskrim Polri menggeledah ruang Haji Lulung Lunggana di DPRD DKI, juga ruang Komisi E lantai 1 Gedung DPRD, hal itu berkaitan dengan APBD DKI utamanya masalah anggaran yang berkaitan dengan USB …. oup salah ….. maksud saya UPS! Hehehehe ….
     
Kalau mencermati koar-koarnya HLL selama ini yang terlihat di tipi-tipi, yang mengesankan begitu meyakinkan dan dibubuhi image religius, semuanya tentu saja bermaksud menggambarkan “kebersihan”, jadi ingat tentang SB yang tersangkut kasus gratifikasi THR dari SKK Migas yang hari-hari sekarang sedang berlangsung di pengadilan. Apakah HLL juga menyerupai SB, justru orang-orang tidak bersih itu paling suka berkedok agama?


Jadi ingat tentang tantangan HLL terhadap Gubernur DKI, ketika mengatakan “Kalau saya atau bahkan anak buah saya ada yang terlibat korupsi di APBD, saya akan mengundurkan diri dan siap mempertanggung jawabkannya. Sebaliknya kalau ada anak buah Gubernur yang terlibat korupsi, maka AHOK juga harus mengundurkan diri.” Waktu dengar pernyataan tersebut, saya secara tidak sadar nyeletuk “LHO …!?”, hanya itu yang bisa saya ucapkan ….. Jadi kalau Udar Pristono nantinya terbukti korupsi, maka Jokowi dan atau Ahok harus mengundurkan diri? Logika apa lagi ini …….. Serupa yang terpenting membuat status “tersangka” kepada pimpinan KPK, yang terpenting lengser dulu, yang lain urusan belakangan. Sebelum saya lupa, kutipan pernyataan HLL yang saya tuliskan tersebut diatas, itu hanya berdasar ingatan saya, maaf sangat mungkin tidak tepat begitu.


Sekarang tinggal kita tunggu hasil kerja Bareskrim Polri, apakah mereka juga bisa menjerat HLL seperti KPK membuat tersangka SB. Karena perbedaan yang nyata adalah waktu itu ada nyanyian Rudi Rubiandini, sedangkan kasus HLL ini tidak terdengar heboh gosipnya. (SPMC SW, 27 April 2015)