Friday, January 29, 2016

"NYINYIR GUGAT & HUJAT TRINITAS” || (Opini Sensi)


"NYINYIR GUGAT & HUJAT TRINITAS”
.
.
Opini Sangat Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
KETIKA diskusi ada yang ngotot minta bukti ayat tentang trinitas, saya mbatin: Sebenarnya dia paham masalah trinitas. Mau ngetes sambil mengolok. Atau benar pingin tahu? Tapi gaya bahasa dan intensitas yang disampaikan adalah mengolok dan menyalahkan.
.
Sesungguhnya saya juga tidak pernah mendefinisikan tentang dogma trinitas Nasrani, dan saya duga tidak semua nasrani paham tentang dogma trinitas juga (maaf kalau salah). Tapi yang saya pikirkan adalah, kenapa ya mereka begitu usil mempertanyakan tentang dogma trinitas Nasrani? Memang kalau Nasrani salah apakah mereka juga ikut disalahkan? Atau mereka harus bertanggung jawab agar umat Nasrani masuk Surga bersamanya? Apa dipikir mereka yang ngotot mempertanyakan sambil mengolok juga pasti masuk surga?
.
Sepertinya mereka punya misi “menyalahkan” agar ummat Nasrani berduyun-duyun pindah agama, lalu diklaim dapat hidayah, dan menurut saya itu pasti kurang cerdas, bukan begitu caranya saudaraku, yang anda lakukan itu mustahil dapat terjadi, karena dogma trinitas dalam Nasrani adalah dogma terpenting dalam ajaran agamanya, kalau yang Anda lakukan terbukti, maka bubarlah Nasrani. Apakah hal itu tidak terlalu lebai? Kenapa tidak terpikir bahwa semua Nasrani juga tidak mau terjerumus, termasuk pemimpin ummatnya? Apakah Anda pikir mereka juga mau menerima begitu saja jika hal yang Anda pertanyakan itu memang benar salah sesuai praduga Anda? Bukankah pemimpin ummat itu juga manusia biasa seperti kita? Untuk menjadi pemimpin ummat bukankah juga harus mempelajari kebenaran rasionalitas agamanya? Andai Anda diposisi mereka, apakah Anda mau melanjutkan kalau dogma agama yang Anda pelajari amburadul dan tidak masuk akal? Atau Anda merasa lebih pintar dari mereka semua, jadi anda lebih tahu tentang kesesatan mereka dibanding yang benar mempelajarinya?
.
Tidak semua ummat Nasrani dapat menerangkan dengan simpel tentang dogma trinitas, dan itu memang disayangkan, tapi memang sungguh tidak simpel, berbagai perumpamaan sudah banyak yang mengutarakan agar lebih mudah dipahami apa itu dogma trinitas, ada yang mengumpamakan matahari dengan sinar dan panasnya, ada yang mengumpamakan segitiga, cerita tentang kekekalan, dan masih banyak lagi, dan itu semua juga membuktikan bahwa dogma trinitas Nasrani memang tidak simpel untuk dipahami. Andai paham sekalipun tentang dogma trinitas, apa bisa dengan mudah menjabarkan dengan merangkai kata untuk menyampaikan agar mudah dipahami oleh orang lain? Tidak semudah itu bukan? Tapi dengan sengaja gencar mempertanyakan sekaligus menghujat dogma Nasrani oleh ummat kepercayaan lain, apakah itu etis? Apakah itu bukan kepo namanya? Ngapain ikut campur urusan rumah tangga lain? Mempertanyakan sambil bermaksud mempermalukan untuk berharap dapat muntahan bola takterduga boleh-boleh saja, asal tidak emosional ketika ayat-ayatnya juga dipertanyakan.
.
Dunia semakin maju, perkembangan informasi benar-benar mengalami revolusi, jarak antar manusia bukan lagi halangan untuk saling berkomunikasi, apa yang terjadi dibelahan bumi lain, hampir seketika itu juga dapat diketahui oleh manusia dibelahan bumi lainnya. Tuntutan HAM (Hak Asasi Manusia) adalah sangat rasional, karena itu maknanya kebebasan individu setiap manusia, memperjuangkan kesetaraan tanpa membedakan SARA, tapi hal itu sekaligus juga akan mendegradasi kepercayaan terhadap agama. Sesungguhnya diskusi tentang agama memang tidak pernah basi, itulah hebatnya ideologi agama, merasuki jiwa setiap manusia yang mengimaninya. Jalan pintas untuk menancapkan dalam benak ummat adalah penanaman virus fanatik, dan itu bisa dilakukan oleh semua agama. Utamanya adalah penanaman semenjak dini, karena usia dini adalah usia pada masa-masa menerima tanpa mampu menolak. Dan hasilnya sudah dapat diterka, maka ketika kita mengamati bahwa generasi saat ini lebih tidak toleran dari pada generasi-generasi yang lalu, itu juga menyiratkan bahwa ternyata kita telah salah dalam beragama. Bukankah beragama itu bertujuan memanusiakan manusia? Apakah ditakuti manusia lain itu termasuk memanusiakan manusia?
.
Jadi kalau mau dipetakan, untuk meraih ummat sebanyak-banyaknya dalam kelompok beragama, penanaman virus fanatik adalah jalan pintas dan garansi lebih awet dari pada jalan rasionalitas, lawannya adalah tuntutan HAM dan kemajuan ilmu pengetahuan. Tapi seperti semua perbuatan untuk mencapai tujuan, pasti ada konsekwensinya, penanaman virus fanatik menghasilkan ummat yang menakutkan, sedang kalau ingin mengikuti arus perubahan, utamanya mengiringi HAM dan modernitas ilmu pengetahuan, kalangan agamawan harus berani mengupas agamanya serealitas mungkin, kemajuan ilmu pengetahuan menuntut semua serba rasional, jadi betul-betul menjudikan ayat-ayat di kitab sucinya masing-masing untuk boleh atau tidak dikupas dengan logika rasional, dan mereka yang bisa melewati ujian itu maka akan mendapatkan ummat yang lebih sesuai dengan zamannya, beriringan dengan HAM dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dan ayat-ayat dalam kitab suci agama memang sudah selayaknya selalu diperbaiki tafsirnya, agar dapat selalu mengiringi perkembangan zaman dan selalu memanusiakan manusia itu sendiri(kekinian). Memperbaiki tafsir tentu saja bukan merubah makna, karena hal itu tentu tidak mungkin. Tapi menurut saya agama memang masih sangat dibutuhkan oleh ummat manusia, ada sesuatu yang kurang lengkap jika manusia tidak mengakui Tuhan sebagai penciptanya, setidaknya itu lah yang saya rasakan, bagaimana dengan Anda?
.
Maaf sudah ngalor-ngidul menyampaikan uneg-uneg, padahal blom menyampaikan kupasan sesuai judul artikel ini, TRINITAS. Begini logikanya ala saya, pemahaman sederhana karena memang saya bukan termasuk kelompok agamawan yang bertanggung jawab secara langsung terhadap suatu agama. Tentu saja mohon maaf kalau salah menjabarkannya.
.
KETIKA ada yang ngotot mempertanyakan: Mana ayatnya tentang trinitas?? ; Darimana pakem trinitas itu? ; Apakah hanya berdasar kepada asumsi atau firman? ; Adakah ayat secara konteks memberitakan itu??? ; KALAU HANYA ASUMSI ....AHHH SEPERTI KARANGAN NOVEL SAJA. ; Untuk membuat pakem atau dogma ajaran tentu tidak bisa lepas dari firman ...sekarang silahkan Anda copas ayat yang menghasilkan dogma tersebut, sebab kita tidak mungkin menafsirkan sesuatu tidak terikat kepada firman. ; Jika tidak ada ayat trinitas berarti Yesus bukan Tuhan. Kenapa menuhankan Yesus? Muka tembok tidak tau malu hehehehe ... (.)
.
Itulah kengototan mereka mempertanyakan dengan gencar dan berulang-ulang, padahal seingat saya, saya juga blom pernah mendefinisikan dengan benar apa itu trinitas secara tersirat, tapi saya menangkap makna pertanyaan terpenting mereka, KENAPA YESUS DIANGGAP TUHAN? KENAPA NASRANI MENYEBUTNYA TUHAN YESUS?
.
Nekat, inilah keterangan yang saya sampaikan: Anda harus pahami dulu apa arti trinitas? Bukankah Trinitas adalah 3 dalam satu, tiga individu sebagai satu kesatuan. Kalau Anda sering mengumpamakan 1+1+1= 3 .... berarti Anda itu sangat menggelikan ... memang ini matematika? Berarti Anda tidak memahami arti sederhana dari Trinitas itu sendiri. Trinitas itu dogma, tahu apa arti dogma? Dogma itu artinya menangkap makna dari ajaran, dan ajaran adalah ayat-ayat itu sendiri. Jadi dogma tidak harus ada dalam bunyi ayat, tapi tidak boleh keluar dari pemahaman makna. Inti dari dogma trinitas yang Anda masalahkan adalah membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, mengapa nasrani menyebut Yesus adalah Tuhan Yesus, Dia adalah Allah yang hidup. Kalau Anda mau cari ayat yang menuliskan TRINITAS di ayat, setahuku memang itu tidak ada, karena memang Trinitas adalah dogma, hasil pemahaman, dan Nasrani setuju merumuskan dengan memberi nama dogma Trinitas.
.
Lalu masih ada kengototan pertanyaan berikut: Saya hanya menegaskan bila dasar dari trinitas adalah kesepakatan dari para dewan gereja apa tidak menyalahi firman? Sebab kesimpulan tidak bisa kita jadikan hukum yang kuat dari ajaran.
.
Tanggapan saya adalah: Membuktikan, ingat MEMBUKTIKAN! Dan yang dibuktikan tentu saja adalah sejarah kenyataannya, utamanya juga ayat-ayat yang menggambarkan hal itu. Hal yang rasional kenapa Yesus adalah juga Tuhan .... SEKALI LAGI YA, TRINITAS ADALAH DOGMA.
.
Lalu, "KENAPA YESUS DIANGGAP TUHAN OLEH NASRANI?" , berikut versi saya.
.
Ingat, banyak sekali ucapan Yesus yang tidak menyiratkan bahwa Yesus adalah Tuhan, karena memang Yesus adalah juga Nabi. Tidak ada yang memaksa Anda harus percaya, tapi menghakimi dogma kepercayaan lain, itu sungguh menggelikan .... utamanya kalau salah. Ketuhanan Yesus justru lebih terungkap ketika semuanya tergenapi, karena memang "kala itoe" juga tidak ada yang percaya bahwa Yesus itu juga Tuhan .... sangat mungkin mirip seperti yang kalian proteskan saat ini ... dan itu rasional .... mana mungkin bisa begitu saja diterima bahwa ada manusia bahkan nabi yang mengaku Tuhan? Gambaran itulah yang terjadi "waktoe itoe" .... sampai semuanya tergenapi apa yang tertulis pada kitab-kitab sebelumnya ..... baru banyak yang ngeh bahwa Yesus adalah Tuhan itu sendiri.
.
Yohanes 10:30. Isa Al-Masih: " Aku dan Bapa adalah satu."
Yohanes 14:9-11. Yesus: "... Barangsiapa telah melihat Aku, Ia telah melihat Bapa... percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku...".
Yohanes 11:25. Isa Al-Masih: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati"
Isa Al-Masih menyiratkan bahwa diri-Nya dapat memberikan kehidupan. Pernah tahu cerita Yesus membuat burung dari tanah kemudian meniupnya, bukankah cerita itu mirip dengan penciptaan Adam manusia pertama?
.
"Bukankah Sang Pemberi kehidupan hanya Allah?"
.
Banyak sekali bukti Isa Al-Masih punya otoritas Allah, karena sejatinya Ia adalah Allah itu sendiri.
.
~ ~ ~ ~ ~
.
Kalau ingin menjaring ummat, bukankah seharusnya kalian “pamer” kebaikan? Berlomba dalam kebaikan adalah rasional, dan ukuran klasiknya adalah: “Buah menujukkan kebaikan pohonnya, dan pohon dinilai dari buahnya”. Tereak dan sesumbar paling benar, paling baik, paling rasional, paling diridho Tuhan, paling welas asih, dan paling-paling lainnya yang serba wah dan hebat, apakah ada gunanya kalau kenyataannya banyak menghasilkan buah-buah yang kurang baik bahkan mencemarkan? Tidak mengakui buah busuk hasil dari pohon yang sama memang termudah dan praktis, lalu apakah terpikirkan apa yang ada dibenak semua orang atas pengingkaran itu? Lalu mengusik sejarah kekelaman kepercayaan lain sepertinya waras, padahal kita hidup di kekinian bukan? Dan kekinian itulah yang kita hadapi bersama, siapapun kita.
.
Sejatinya (setidaknya menurut saya), tidak masalah apapun agama Anda. Karena memang itu bukan tiket untuk masuk Surga, karena memang Tuhan tidak pernah membuat agama, agama hanya penuntun agar manusia lebih mudah memahami welas asih (bukankah larangan dan perintah Tuhan juga bertujuan akhir welas asih?), penuntun agar manusia selalu teringat kehendak Tuhan, penuntun agar manusia lebih manusiawi, bukankah itu tujuan kita beragama? Tidak beragama bukan berarti garansi pasti masuk Neraka, karena (masih menurut saya, maaf sebelumnya) Tuhan tidak tergila-gila untuk disembah, Tuhan pastinya lebih memilih Anda berlaku welas asih terhadap sesama manusia dari pada Anda menyembah Tuhan lalu mendustai sesama, sewenang-wenang, bahkan tega membunuh manusia lainnya. Tuhan Maha Sempurna, maknanya juga tetap sempurna ada atau tidak ada yang menyembah. Dan saya menegaskan bahwa saya tidak menganjurkan Anda tidak perlu beragama, karena dengan beragama saja kita masih melihat begitu banyak kebrutalan terjadi, pasti akan lebih menjadi-jadi kebrutalan itu seandainya semua manusia tidak beragama bukan? Atau kebrutalan yang terjadi dengan mengatas namakan agama adalah cermin kesesatan kita beragama? Apakah bukan itu efek negatif jalan pintas yang kita tempuh, menanamkan virus fanatik kepada ummat agar menjaring ummat sebanyak mungkin dengan cara instan? Itulah yang saya renungkan dalam pemikiran. Maaf.
.
Trintitas adalah kesatuan antara Bapa~Putra~Roh Kudus (Allah~Yesus~Roh Kudus), mohon ada yang berkenan memberi pencerahan tantang “Roh Kudus” yang memang belum saya bahas sama sekali. Maaf karena memang saya tidak “memahami”, beruntung itu bukan masalah penting yang dipertanyakan, dan semoga tidak menjadi dipertanyakan setelah ada pernyataan ini, kecuali sudah ada yang berkenan memberi pencerahan. Terimakasih. (SPMC SW, Jumat, 29 Januari 2016.)
.
.
.
Sumber gambar:
www .pulsk .com

.