Friday, September 27, 2013

PCMP || MEMANG JOKOWI LAYAK PIMPIN NEGERI INI ??


( Image source : ardhiansyahkwd.wordpess.com )

b l o g s p o t, Sep 2013. Menjelang Pemilu Presiden 2014, banyak tokoh yang mematut diri, mencitrakan bahwa dirinya layak menjadi persiden negeri ini.
Yang paling terlihat oleh masyarakat adalah tokoh-tokoh yang mengiklankan diri di tipi, karena iklan di tipi memang perlu biaya mahal, maka yang lebih ter-expose apabila tokoh tsb nota-bene owner dari tipi itu sendiri. Bahkan mematut diri tsb ada yang sudah dilakukan jauh-jauh waktu sebelumnya.
Kemudian menerbitkan buku tentang dirinya, memoles diri sedemikian rupa dengan menunjuk penulis biografi pilihan. Menampilkan kehebatan-kehebatan, kebaikan-kebaikan dirinya yang merasa sudah melakukannya untuk republik negeri ini. Tentu saja sangat menarik, karena namanya juga iklan terselubung, kalau toh ada episode yang menggambarkan kejelekan sang tokoh yang sangat tidak wajar kalau tidak dituliskan, penulisannya juga bisa melihat dari sudut pandang positifnya atau pembelaan dirinya, atau ditampilkan pendapat tokoh lain yang tentu saja settingnya adalah demi kebaikan sang tokoh.
Ditambah dengan permintaan tanggapan oleh orang-orang penting tapi masih “kroninya”, ataupun kata pengantar oleh tokoh mumpuni yang tentu semuanya adalah bagian dari rencana yang memang diharapkan. Maka dengan begitu akan menunjukan kewajaran/nilai kebenaran autobiografi buku tsb supaya sepertinya wajar dan tidak memihak.
Lalu banyak tokoh yang lebih rajin blusuk’an/tour keliling nusantara, memberikan bantuan serta janji demi citra diri. Tentu saja menyertakan wartawan dalam rombongannya. Beberapa dari mereka terlihat polesan karena memang bukan begitulah tabiat sejati-nya.
Untuk semua itu, tentu saja perlu dana yang tidak sedikit bukan ? Dan semua itu masih ditambah biaya konsultan politik yang konon kabarnya berbiaya sangat mahal, kabarnya ber-milyar-milyar rupiah tapi tanpa garansi ! Ternyata tumbangnya rezim Orde-Baru juga menciptakan pekerjaan-pekerjaan yang bahkan tidak terpikir oleh banyak orang sebelumnya.
Presiden adalah jabatan politik, dan selama ini yang kita tahu ttg politik salah satunya adalah menghalalkan segala cara bukan ?
Maka ketika segala upaya sudah dilakukan, termasuk penggiringan survei, dan ketika jagoan-nya tidak juga menampakkan tanda-tanda menyenangkan, mulailah melakukan cara-cara pedekatan kepada lawan potensial, menawarkan koalisi, tapi kalau itupun tidak mendapat tanggapan yang memadai, maka cara terakhir akan dilakukan, menjatuhkan citra lawan !
Dan yang terakhir ini sungguh sangat miris, berjuta cara akan dilakukan, dan bahkan mungkin tidak peduli lagi hal itu etis, wajar, curang, layak, memalukan atau tidak, semua hal akan dikorek, sekecil apapun adanya potensi untuk menjatuhkan pesaing akan digunakan, termasuk melempar gosip murahan. Bahkan sangat banyak yang menggunakan agama, terlebih kalau lawan politiknya tidak se-agama, jadi ngeri membayangkan hal tsb, Tuhan-nya diadu, tapi sepertinya mereka semua tidak ada yang takut kuwalat, apakah karena mereka memang tidak memahami agamanya dengan benar, atau memang baginya agama hanya merupkan topeng belaka ? Sungguh kasihan.
Gila jabatan sampai rela mempertaruhkan rasa hormat, dan tidak sedikit yang mencatut ayat-ayat suci kitab agamanya untuk menjerumuskan banyak umat yang lain. Ternyata jabatan betul-betul membutakan, membutakan akal sehat, membutakan pikiran, membutakan martabat, membutakan hati nurani, dan membutakan kemanusiaan itu sendiri.  Atau bahkan yang sering terlupakan adalah menjadi setan dalam tubuh manusia dan merasa menjadi tokoh terhormat pula.
Coba bayangkan kalau orang semacam itu akhirnya memenangkan pemilihan, apa yang Anda harapkan darinya untuk memimpin Anda ? Terhormatkah ? Dan layakkah seluruh rakyat menghormatinya ? Apakah mereka akan takut melakukan korupsi, sedangkan menggadaikan Tuhan-nya saja dilakukan demi ambisi kemenangan ?
Jadi bagaimana seharusnya memilih presiden ? Apa yang harus dipertimbangkan ?
Dari gambaran tsb diatas, sebetulnya sudah sangat jelas ada calon presiden yang menggunakan bermacam cara untuk meminta rakyat, mempengaruhi rakyat, bahkan membeli suara rakyat untuk memilihnya. Padahal suara rakyat katanya adalah suara Tuhan.
Maka logika berpikir kita adalah, menanyakan dalam hati kita masing-masing siapa yang kita(rakyat) kehendaki sebetulnya. Apakah tokoh tersebut yang menggunakan berbagai cara untuk supaya rakyat memilihnya ? Atau memang justru rakyat yang menghendaki tapi tokoh tersebut tidak memaksakan diri atau membujuk-bujuk rakyat untuk memilihnya ?
Anda dapat menyimpulkan sendiri bukan, siapa sebetulnya yang diinginkan rakyat untuk dipilih, bukan siapa yang menginginkan untuk dipilih rakyat.
Itulah yang harus Anda pilih, karena memang ia tidak pamer diri, tidak menampilkan diri secara vulgar agar tampak hebat dimata rakyat.
Jangan pilih tokoh yang gila kekuasaan, gila jabatan, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, bahkan bila perlu tidak ragu menjual Tuhannya.
Karena kalau ada yang menjatuhkan lawan dengan meminjam ayat agama, walau sepertinya dilakukan oleh tokoh yang tidak ikut berkompetisi, itu adalah bagian dari kerja team, termasuk strategi konsultan politik yang berbiaya tinggi yang sudah disinggung diatas.
Berhati-hatilah, jangan hanya memilih bungkus mewah, atau siapa tahu merupakan musang berbulu domba, atau lebih gilanya adalah setan bertubuh manusia ?
Siapa yang tidak mengenal negeri kita ini, negeri GEMAH RIPAH LOH JINAWI, apa yang tidak ada dinegeri kita ? Berlian, mas, minyak, batu bara, gas, hutan, laut yang kaya, tanah yang subur, dll, semuanya mempunyai potensi yang luar biasa, dan semuanya ada dibumi pertiwi negeri ini !.
Lalu kenapa rakyatnya sangat banyak yang menderita, yang miskin, bahkan yang harus disiksa dinegara orang sebagai TKI, atau bahkan dihukum mati karena membela diri sebagai budak yang tidak layak ?! KENAPA ?
Mungkinkah karena kita salah memilih pemimpin ? Karena ternyata sang pemimpin hanya mengutamakan dirinya, keluarganya, kelompoknya, kaumnya ? Padahal sejatinya pemimpin negeri ini adalah untuk memimpin seluruh rakyat, dan menyejahterakan semuanya bukan ? Jangan-jangan kita lebih terpesona oleh bungkus yang menawan, lebih mengutamakan berpendidikan tinggi, lupa menelisik moralnya, dan jangan pula mengabaikan sejarah kelam tentang dirinya.
“Coba kita renungkan, siapa yang korupsi ber-milyar-milyar bahkan sampai ber-triliun-triliun di negeri ini ? Adakah diantara mereka yang kurang pendidikannya ?
Bukankah kebanyakan dari mereka yang korupsi adalah mereka yang berpendidikan tinggi, bahkan banyak diantaranya yang Profesor ? Dan juga yang memegang Jabatan !.” (**)
Kita butuh pemimpin yang berani bertindak tegas, adil, dan tidak takut menegakkan kebenaran, sehingga ketertiban bernegara tetap terjaga, tidak ada lagi klaim dominasi mayoritas, SARA, dll. Dan ternyata nyali itu tidak tergantung dari latar belakang sang tokoh bukan ?
Karena kesalahan adalah kesalahan, dan itu harus ditindak tanpa pengecualian. Karena memang semua itu teramanat pada konstitusi sebagai pedoman sang pemimpin.
Ayo kita bijaksana memilih pemimpin negeri ini, supaya kita tidak terus-menerus terjerembab pada kubangan kemiskinan, kubangan ketidak adilan.
Supaya kita bangga yang sejatinya sebagai Bangsa Indonesia. SEMOGA (© By SPMC SW, All rights reserved)
PCMP = Panduan Cerdas Memilih Presiden

*****************************
NOTES :
Jadi siapakah menurut Anda yang layak jadi pemimpin negeri ini pada 2014 nanti ? Ada banyak nama terkabarkan, seperti misalnya ARB, Prabowo, Wiranto & HT, Mahfud MD, Roma I, Hatta R, Megawati, JK, Dahlan I, Jokowi, Gita W, Anies B, dll.
———————————-
Kata-kata penting dari artikel ini :

SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TUHAN, maka pertimbangan untuk memilih presiden adalah :
SIAPA SEBETULNYA YANG DIINGINKAN RAKYAT UNTUK DIPILIH, BUKAN SIAPA YANG MENGINGINKAN UNTUK DIPILIH RAKYAT.
—————————————
(**) Cuplikan dari artikel :
KUGADAIKAN CINTANYA ( Maafkan aku anak-anakku )
http://t.co/X2MQvrkWUQ
—————————————
Artikel-artikel menarik untuk Kebangsaan :
.
SENSITIF || DEBAT-KUSIR CARI AGAMA BERGARANSI SURGA
http://t.co/HdqRbsE2eE
.
.
SENSITIF || “AHOK MUSLIM SEJATI BERJUBAH NASRANI”
http://t.co/VyRkfTmzgo
.
.
SENSITIF || DEMO TOLAK PEMBANGUNAN GEREJA KATHOLIK DI TANGERANG
http://t.co/T6teWW2Eet
.
————————————
Artikel terbukti menelanjangi partai Gerindra, Demokrat, PAN, ( siapa mau menyusul jadi korban ? ) :
.
JOKOWI TELANJANGI POLITISI
http://t.co/3qKQwes7yO
.
——————–
Artikel membuat banyak orang emosi :
.
BASUKI, Selain KRISTEN, CINA Lu !
http://t.co/0duYoZiEvW
.
———————————–
www.kompasiana.com/suhindrowibisono
———————————–

Monday, September 23, 2013

SENSITIF || DEMO TOLAK PEMBANGUNAN GEREJA DI-TANGERANG


( Image source : suara-islam.com )
.

b l o g s p o t, Demo tolak pembangunan gereja St.Bernadeth - Tarakanita pada Minggu 22 Sept 2013 di Graha Raya, RT 07/04 Kelurahan Sudimara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, rasanya memang memprihatinkan kita semua. ( MERDEKA.COM )

Awal berita tsb saya tahu karena ada yang mengirim message dan meminta tanggapan saya atas keadaan tsb, jadi ingat kalau beberapa waktu sebelumnya ada juga yang mengadu dari agama hindu dan aliran kepercayaan mengeluh ttg kepercayaannya yang merasa dilecehkan.
Padahal ttg agama, saya bukanlah ahlinya, dan saya hanya pernah menulis artikel .....
.

SENSITIF || DEBAT-KUSIR CARI AGAMA BERGARANSI SURGA

http://t.co/HdqRbsE2eE
.
.

SENSITIF || "AHOK MUSLIM SEJATI BERJUBAH NASRANI"

http://t.co/VyRkfTmzgo
.
.

TUNGGANGI KUDA-mu Jangan TUNGGANGI AGAMA-mu

http://t.co/FkldNAmbDo
.

AGAMA memang sangat sensitif, dan paling banyak ditunggangi oleh tokoh politik dan diplintir oleh tokoh agama itu sendiri, yang kalau kita telisik lebih dalam lagi adalah tokoh-tokoh yang justru kurang paham atas agamanya sendiri.

Pernahkah terpikir oleh Anda, sebelum orde reformasi ini, berapa banyak manusia dinegeri ini yang agamanya diberikan(dengan paksa) oleh pemerintah dengan dalih kepercayaannya tidak diakui oleh negara. Bahkan kalau mau mencermati lebih teliti lagi, tokoh-tokoh yang sudah meninggalpun juga diberikan agama yang sesuai dengan kemauan pemerintah bukan ?
Coba Anda mengunjungi makam-makam zaman Majapahit atau bahkan tokoh-tokoh sebelumnya kalau ada, terus kalau ada upacara untuk memperingatinya, kalau engga salah istilahnya "manganan" atau apa ya ?, pakai doa-doa cara apa yang digunakan ? Padahal menurut sejarah, agama yang digunakan untuk acara tsb konon belum masuk Indonesia semasa hidup tokohnya. Contohnya Ken Arok, Gajah Mada, Ronggolawe, Hayam Wuruk, dll.
Padahal menurut cerita orang tua-tua, sebelum-sebelum-nya orde yang sekarang ini, kalau mengadakan upacara untuk memperingati tokoh Ronggolawe misalnya, masih pakai cara Kejawen, pakai tumpengan, kemenyan, dll, juga doa yang digunakan.

Dalam UUD 1945 dinyatakan, tiap-tiap penduduk diberi kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya serta menjamin kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya.
Tapi anehnya pemerintah secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.

Dan hebatnya, pelurusan makna yang tercakup dalam UUD 1945 pernah dirasakan oleh rakyat negeri ini justru pada era presiden GUS DUR, yang nota- bene cucu pendiri NU, pendiri partai PKB ( berarti tokoh politik juga ), dan juga penyandang nama depan KH ( Kyai Haji ) yang berarti menurut orang awam seperti saya, adalah tokoh yang tidak perlu diragukan lagi atas pengetahuan ttg agamanya sendiri bukan ?

Terus kalau ditarik sebagai pembelajaran antara pemerintahan GUS DUR, pemerintahan yang sekarang dan demo penolakan pembangunan gereja yang sering kali kita dengar pemberitaannya bagaimana ya ?

Yang terlihat belakangan ini adalah adanya pembiaran ketika demo penolakan tersebut terjadi. Padahal kalau dilihat dari sudut pandang apapun itu, pastinya demo penolakan tsb adalah melanggar peraturan yang ada. Misalnya ....apakah demo tsb ada ijinnya ? Karena pertanyaan tsb juga bisa menjalar ke perbandingan demo yang lain, seperti misalnya pernah kita dengar adanya pembubaran paksa ketika ada sekelompok orang yang mendemo ttg sesuatu yang ada kaitannya dengan pemerintah dikarenakan demonya tidak berijin.
Atau apakah karena ada kaitannya dengan agama tertentu jadi pemerintah seolah-olah takut untuk menindaknya ?, jadi membiarkannya dan menjadi penonton saja ?

Sedangkan demo penolakan pembangunan gereja yang terjadi Minggu 22 Sept 2013 di Graha Raya, pertanyaannya dan juga merupakan masukan untuk aparat keamanan adalah, kalau seandainya pembangunannya tidak mempunyai surat-surat yang diwajibkan, bukankah seharusnya demo-nya ke kantor pemerintahan yang menagani urusan pembangunan untuk minta dihentikan pembangunan tsb, sekalian mempertanyakan kenapa mendirikan bangunan tanpa surat didiamkan saja ?. Karena negara kita negara hukum, bukankah  seharusnya prosedurnya begitu ?

Ketika saya mencoba menggali persoalan yang didemokan, yang katanya ada pelanggaran perjanjian yang sudah ditanda tangani diatas meterai oleh ketua panitia pembangunan gereja dan rakyat setempat, ternyata info yang saya dapatkan adalah, adanya tekanan dan pemaksaan oleh demo beberapa tahun sebelumnya, tanpa perlindungan dan saksi oleh aparat keamanan yang menjamin keselamatan pihak yang didemo. Selayaknya perlu diselidiki duduk permasalahannya bukan ?. Termasuk apakah betul pihak yang bertanda tangan adalah MEWAKILI otoritas  rumah ibadah yang akan dibangun ? Dan apakah perjanjian dibawah tekanan diijinkan(sah) ?

Sebetulnya dibeberapa tanggapan atas kasus-kasus semacam ini yang pernah saya baca adalah, adanya suara yang mempertanyakan kenapa kalau agama mayoritas mendirikan rumah ibadah tidak pernah ada yang menentangnya ? Dan apakah sudah diselidiki bahwa diseluruh Indonesia semua rumah ibadah punya IMB ? Saya pikir itu adalah tanggung jawab pemerintah untuk menjawabnya bukan ?

Tapi mengenai adanya pernyataan dari pihak mayoritas yang mengatakan, sudah dikasih hati - ngerogoh ampela, sungguh menggelitik untuk mempertanyakan, karena hal tsb semestinya juga berkaitan dengan sejarah perkembangan agama di negeri ini bukan ? Bukankah yang merasa mayoritas yang sekarang, adalah pemberian dari agama yang sudah ada sebelumnya ? Berarti ngerogoh ampela juga ya ? Atau pertanyaannya adalah, memang negeri ini dimiliki oleh mayoritas ? Bukankah berdasarkan konstitusi semua warga negara sama hak dan kewajibannya ?.

Sungguh absurd ketika ada tokoh/pejabat yang membandingkan jumlah rumah ibadah dengan yang ada di Amerika, Eropa atau tempat-tempat lain diluar negeri sana, apakah di negara-negara tersebut landasan negaranya sama, menganut Pancasila juga, ber-Bhinneka Tunggal Ika juga ?
Kalau mau membandingkan dan menyama-nyamakan, kenapa kementerian agama tidak ditiadakan saja, bukankah di Amerika tidak ada kementerian tsb ?  Padahal di negara paman-sam sana, warga boleh tidak beragama. Terus perjalanan sejarah bangsanya kan juga tidak sama. Kalau toh disana dipersulit pembangunan masjid misalnya, apakah harus membalas disini dipersulit pembangunan gereja ? Apa korelasinya ? Mungkin disana ada trauma 9/11, dan apakah disini umat minoritas juga sering melakukan pengeboman ?  Terus kalau pengeboman dianggap sesuatu yang tidak baik, bukankah selayaknya pembangunan rumah ibadah bagi mereka yang tidak melakukan pengeboman justru harusnya dipermudah ?
Apakah tidak mengesankan bahwa kita adalah bangsa pendendam, egois ? Dan lebih tragisnya adalah kalau toh itu dianggap kesalahan yang dilakukan oleh negara lain, kenapa harus ditimpakan kepada saudara sebangsa sendiri hanya karena agamanya berbeda dengan pejabat tsb ? Atau karena iri, takut minoritas menjadi lebih maju ? Kalau selevel pejabat/tokoh saja pernah berpendapat begitu, bagaimana dibawahnya ?
Begitu juga ketika bulan puasa yang lalu ada bom meledak ditempat ibadah tertentu dan memberi pesan sebagai solidaritas atas kejadian dinegara lain, yang nota-bene tidak ada sangkutannya dengan tempat bom itu meledak, hanya kebetulan warna agamanya sama, sungguh menyedihkan, bahwa itu semakin menunjukan kurangnya kita memahami ttg agama kita sendiri, juga semakin menguatkan praduga bahwa kita adalah bangsa pendendam, egois, fanatik, militan dan bisa jadi yang lain lagi sebutannya. Padahal .....secara logika, kalau memang mau membantu saudara seagama, ya kenapa tidak pergi saja kenegara tujuan yang terjadi masalah dan membelanya disana ? Kenapa justru harus mencelakakan saudara sebangsa sendiri ?

Jadi ingat tentang Israel, kalau mau memeranginya, ya sebaiknya kesana saja bukan ? Jangan jadikan saudara sebangsa sendiri menjadi sasaran, karena takutnya kita amat sangat sensitif, melebihi negara asal agama kita. Coba kita merenungkan tanpa emosi, bukankah negara Israel itu sangat kecil dan dikepung oleh negara-negara yang sama dengan mayoritas agama dinegeri ini ? Kenapa sepertinya kok rakyat kita lebih militan dari rakyat negara-negara sekitar Israel ? Kenapa mereka tidak bersatu membela seperti yang kita inginkan untuk melakukan, bukankah mereka lebih dekat untuk berperang ?
Jadi ingat Gus Dur lagi, yang entah memakai pertimbangan apa ingin membantu rakyat palestina melalui jalur diplomatik, apakah mungkin dengan pertimbangan bahwa hal itu lebih mungkin dan masuk akal dari pada harus menghancurkan negeri sendiri ?  Seperti bom Bali, padahal untuk menentang Amerika(barat), tapi menghacurkan negeri sendiri dan membunuh banyak saudara sebangsa sendiri. Sepertinya betul banyak orang mengatakan pemikiran Gus Dur jauh melampaui kaumnya, merupakan guru bangsa.

Ketika membaca tanggapan dari seorang yang beragama mayoritas, yang juga mempertanyakan tentang takutnya alasan atas penyebaran agama yang sedang didemo tsb akan mempengaruhi lingkungan sekitar, dan ybs mengatakan kalau kita meng-imani dengan benar agama kita sendiri, rasanya ketakutan tsb tidak beralasan. Sungguh menyejukkan, dan saya yakin masih banyak orang-orang di negeri ini yang benar-benar tetap Indonesia walau apapun agamanya. SEMOGA........(© By SPMC SW, Sep 2013. All rights reserved)

**************************
NOTES :
Seandainya pemerintahan melakukan ketegasan dengan tidak memihak atas suatu golongan, banyak masalah bangsa ini yang tidak berkembang lebih runyam bukan ?
Konon ceritanya, persaudaraan diantara kita sebagai sesama warga bangsa saat ini jauh lebih parah dibanding tahun enam-puluhan.
Dalam hal-hal semacam itu, angat jempol atas pemikiran-pemikiran mendiang Gus Dur yang ternyata masih tetap relevan dan menyejukkan.
Beruntung bangsa ini pernah mempunyai anak bangsa seperti beliau.
Maafkan saya kalau ada yang tidak berkenan dengan artikel ini, karena saya hanya sangat mendambakan kebaikan untuk semua golongan yang ada.(SW)
--------------------------------------
ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK :
.

SENDIKO DHAWUH JOKOWI ATAS TUGAS MAHA BERAT DARI IBU MEGAWATI

http://t.co/u7XhF9YLrO
.
.


RAHASIA UNIK ||  TERNYATA GUBERNUR DKI MEMANG TIDAK MAMPU !

http://t.co/a13QeOIlJC

.
.

JOKOWI & BASUKI TELANJANGI POLITISI

http://t.co/3qKQwes7yO
.
.

BASUKI, Selain KRISTEN, CINA Lu !

http://t.co/0duYoZiEvW
.
.

www.kompasiana.com/suhindrowibisono

--------------------------------------------------

Saturday, September 21, 2013

JOKOWI & PDIP BISA UBAH PERPOLITIKAN NKRI SETARA AMERIKA


(Image source : ceritawayang.blogspot.com ~ Srikandi PDIP)

.
b l o g s p o t, Menyambung surat-surat saya untuk PDIP sebelumnya, maka surat ini saya harapkan sedikit menggugah tokoh-tokoh PDIP, dan Ibu Mega terutamanya.
Pertama tentu saja memohon kembali yang sudah saya tulis, mohon men-CAPRES-kan Pak Jokowi sebelum pemilu legislatif, karena memang banyak rakyat juga para GOLPUT yang tidak percaya pada partai apapun itu, dan kebetulan PDIP punya Pak Jokowi yang sedang diinginkan rakyat dan para golput untuk memimpin negeri ini.
Karena dengan men-CAPRES-kan pak Jokowi sebelum pemilu legislatif, saya yakin PDIP akan menjadi pemenang pemilu secara mayoritas, juga diuntungkan menampung para golput yang berdasarkan pengamatan saya, banyak yang akan turun gunung memilihnya.
Berdasarkan pertimbangan tsb, maka seandainya PDIP berani tidak perlu berkoalisi terlebih dahulu dengan partai apapun termasuk juga tidak janji akan berkoalisi, tentu akan lebih menguntungkan.
Saat ini rakyat sudah sangat ingin mempunyai pemimpin yang menganggap jabatan adalah palayanan, jujur, bersih, berani, dan tidak punya sejarah kelam ttg dirinya. Dan saat ini kriteria itu semua yang terbaca oleh rakyat ada pada sosok Jokowi.
Kalau PDIP dan Ibu Mega berkehendak dicatat sejarah dengan tinta emas, inilah saatnya, karena Ibu Mega punya kesempatan untuk itu, dan sejatinya hanya sedikit orang yang punya kesempatan. Kali ini Ibu Mega punya kesempatan merubah Indonesia menjadi luar biasa. Bahkan Ibu Mega punya kesempatan merubah perpolitikan di Indonesia menjadi barometer dunia. Itu berarti Ibu Mega adalah wanita satu-satunya di Indonesia yang punya kesempatan untuk itu dan bisa mewujudkannya.
Begini uraiannya kalau menurut pandangan saya sebagai orang awam.
Dengan men-CAPRES-kan Pak Jokowi sebelum pemilu legislatif, tentu saja harus optimis PDIP dapat memperoleh suara mayoritas. Untuk lebih meyakinkan lagi, bisa saja diumumkan juga CAWAPRES-nya, tentu saja cawapres yang dipilih adalah sekaliber Pak Jokowi. Misal : Mahfud MD, Dahlan Iskan, dll, tapi untuk Dahlan Iskan tidak bisa karena ybs ikut konvensi partai Demokrat. Kriteria pemilihannya selain jujur dan bersih, haruslah yang TIDAK TERIKAT oleh partai lain.
Tentu saja dengan perjanjian yang tidak perlu dipublikasikan ( atau bahkan harus dipublikasikan sekalian sebagai iklan untuk minta dukungan masyarakat ), bahwa kalau hasil pemilu legislatif PDIP tidak menang mayoritas, maka CAWAPRES-nya kemungkinan akan diganti karena butuh koalisi dengan partai lain, tapi kalau menang s/d pemilihan presiden, maka CAWAPRES-nya harus masuk PDIP. ( Harus masuk PDIP-nya ini yang tidak perlu publikasi )
Kemudian setelah menang sampai dengan pemilu presidennya, dan saya sangat percaya pasti menang, Pak Jokowi dipersilahkan bebas memilih menteri-menterinya tanpa ada titipan apapun dan tidak tersandera oleh partai manapun. Supaya Pak Jokowi bisa memilih menteri-menteri yang jujur.
Mengingat sejarah terjadinya banyak korupsi di negeri ini adalah karena kebutuhan biaya untuk partai, maka pesan tugas untuk presiden dan wakil-nya adalah merubah system perpolitikan yang ada di Indonesia, bahwa partai akan dibiayai oleh negara dengan proporsi sesuai perolehan suaranya, dan hal itu sangat mungkin karena PDIP memenangkan mayoritas kursi parlemen.
Lalu mengurangi jumlah partai yang ada, dengan cara misalnya ditentukan HANYA untuk pemilu 2019 hasil suara kurang dari 10 persen, maka partai tsb harus bubar, tidak ada merger lagi. Maka dengan begitu jumlah partai otomatis akan berkurang setelah pemilu 2019.
Kalau memungkinkan penggantian UU untuk selamanya tidak boleh ada pendirian partai politik baru lagi tentu akan lebih bagus, kalau tidak mungkin, maka peraturannya harus dipersulit, seperti ….. partai baru tidak dibiayai oleh negara sampai semua tahapan pemilu pertama yang diikutinya selesai, dan jika hasilnya kurang dari sepuluh persen maka partai baru tsb harus bubar.
Karena terbukti selama ini makin banyak partai, korupsi makin meraja lela.
Kalau PDIP mempelopori hal tsb, dan terlaksana, betul-betul torehan tinta emas sejarah.
Dan kalau PDIP berpikir peraturan tsb dibuat bukan karena saat itu PDIP sedang mayoritas, tapi demi kebaikan bangsa, ya mestinya tidak perlu takut diprotes, dan sejarah yang akan membuktikannya. Karena peraturan tersebut juga berlaku untuk PDIP bukan ?. Harus berpikirnya seperti membuat peraturan sepak bola, dimana offside, hand ball, kartu kuning, kartu merah, dll., bukan untuk kepentingan sesaat karena partai sedang mayoritas diparlemen.
Untuk hal tsb, sepertinya Pak Mahfud MD banyak memahami dan bisa membantu.
Semoga uraian artikel ini masuk akal.
Artikel Ini adalah ”Surat untuk PDIP #5” yang saya tujukan untuk :
Yth Ibu MEGAWATI,
Semoga Ibu banyak mendapatkan kebahagiaan dalam hidup ini.
Mohon maaf kalau kurang berkenan.
Wassallam,
kompasiana, Minggu 22 September 2013.
(© By SPMC SW, All rights reserved)
*************************
RINGKASAN SURAT-SURAT SEBELUMNYA
Surat #1
————–
.
( SURAT UNTUK PDIP )
http://t.co/5unOnFiBCT
Oleh: Suhindro Wibisono | 01 July 2013 | 10:15 WIB
.
Salut akan ketokohan Pak Jokowi.
Momentum penting untuk PDIP men-CAPRES-kan Pak Jokowi supaya tidak lagi menjadi partai oposisi, dan mengusulkan pengumuman pen-CAPRES-annya jangan terlalu cepat, sekitar bulan Desember 2013, atau intinya adalah sebelum pemilu legeslatif supaya perolehan suaranya mayoritas, karena kalau terlalu cepat akan rentan penjegalan, juga memberi kesempatan pak Jokowi berbuat banyak untuk DKI dengan lebih tenang yang tentu saja merupakan tambahan promosi tersendiri.
Surat #2
————-
.
JOKOWI Bikin BANGKRUT-nya Politikus Rakus
http://t.co/deH74wLKFO
Oleh: Suhindro Wibisono | 15 July 2013 | 20:17 WIB
.
Kalau PDIP men-CAPRES-kan Pak Jokowi, kemungkinan biayanya jauh lebih murah karena kepopuleran Pak Jokowi itu sendiri. Dan memberikan banyak pelajaran per-politik-an Indonesia, karena akan banyak politikus yang menghamburkan hartanya tapi malah menghasilkan kekalahan.
Kemudian Pak Jokowi sangat mungkin menjabat presiden untuk kedua kalinya, dan biayanya akan jauh lebih murah jika Pak Jokowi berhasil pada periode pertama kepresidenannya. Berkaca dari jabatan walikota Solo periode ke-dua.
Tapi yang perlu dijaga kewibawaan Pak Jokowi oleh partai PDIP adalah, anggota DPR/DPRD dari partai PDIP jangan melibatkan diri pada korupsi !
Surat #3
————-
.
“dik JOKOWI ojo lali mengko desember ngumumin nyapres . . .  .   .”
http://t.co/xuF69RJytb
Oleh: Suhindro Wibisono | 19 July 2013 | 18:42 WIB
.
Memimpikian Ibu Mega sudah memberi tahu Pak Jokowi tentang rencana pen-CAPRES-an-nya dan akan di-umum-kan sekitar Desember karena dengan begitu Pak Jokowi berkesempatan melakukan banyak hal untuk DKI.
Surat #4
————-
.
Catatan Sejarah BUNG KARNO ; MEGAWATI ; JOKOWI
http://t.co/VzxerHwnNw
Oleh: Suhindro Wibisono | 21 July 2013 | 10:36 WIB
.
Memberikan pandangan ulang tentang pen-CAPRES-an Pak Jokowi, BUKAN-CAWAPRES.
Memberikan gambaran ulang tentang banyaknya rakyat diluar sana yang tidak peduli dengan calon-calon anggota DPR bahkan juga banyaknya GOLPUT yang tentu saja itu menggambarkan kurangnya perhatian terhadap partai sekalipun. Dan fenomena Jokowi kali ini merubah pandangan semua itu.
Memohon Ibu Mega berkenan mengumumkan pen-CAPRES-an Pak Jokowi sebelum pemilu legislatif dan lebih baik tidak berkoalisi dengan partai lain dalam penentuan CAWAPRES-nya, jadi tidak perlu mengumumkan CAWAPRES.
***********************

Thursday, September 19, 2013

RAHASIA UNIK || TERNYATA GUBERNUR DKI MEMANG TIDAK MAMPU !



         ( Image source : apakabarnews.com )

.

b l o g s p o t, Banyak sekali artikel maupun berita di TV, bahkan datangnya juga dari kalangan tokoh yang cukup mumpuni, mereka semua rame-rame menyerang Jokowi, dan kalau yang lebih sopan, biasanya ulasan atau perkataannya adalah dengan nada mempertanyakan.
Seperti misalnya mempertanyakan tentang apa ya prestasi Jokowi untuk DKI ? Macet masih - banjir masih, cetusnya lagi. Lalu ada lagi yang menilai rendah hasil kerja tentang penataan PKL Tanahabang, Waduk Pluit, dll ....... Apakah hal remeh temeh semacam itu tergolong fenomenal ?, imbuhnya lagi ..... Yang semakin lama ulasannya tidak menyadari akan menelanjangi diri-sendiri atau mungkin bahkan menelanjangi jagoannya.

Jadi ingat artikel saya yang sudah semakin nyata banyak terbukti ....
.

JOKOWI & BASUKI TELANJANGI POLITISI

http://t.co/3qKQwes7yO
.

Kembali ke artikel ini, dimana mereka para haters(pembenci/penyerang) Jokowi, keasyikan meremehkan hasil kerja Jokowi, sampai lupa berpikir bahwa ....memang hasil kerja penataan PKL Tanahabang adalah hal yang biasa saja, begitu juga dengan Waduk Pluit, dll ..... tapi yang mereka lupa menilai adalah ......kalau hal-hal yang dianggap biasa itu, remeh temeh itu, sudah berapa Gubernur DKI - TIDAK MAMPU menyelesaikannya ?

Malah yang paling konyol adalah pernyataan kalau lebih baik gubernur sebelumnya, boleh memanfaatkan tanah-tanah negara untuk menggelar dagangan guna mencari makan, dst dst .......
Semakin menunjukkan dirinya adalah orang yang tidak suka ketertiban, alias juga suka dengan pelanggaran peraturan. Bukan main, kasihan sebetulnya .....

Lalu masalah media darling, selain para haters, banyak juga tokoh politik dan pengamat politik ternama ikutan menilai, Jokowi sangat diuntungkan karena selalu diberitakan terus menerus oleh TV, padahal hanya blusuk'an dan tidak ada prestasi apa-apa, katanya lagi. Terus ada juga yang mengatakan, siapa ya bandar(bos) dibalik itu semua ? Yang bayarin media untuk pencitraan Jokowi maksudnya.
Yang menggoreng nama Jokowi jadi melambung tinggi sekali, kata yang lain lagi. (Kok seperti menggoreng kerupuk saja hehehe ...)

Luar biasa ..... pernyataan dan kecurigaan yang membuat saya kurang bisa mengerti cara berpikir mereka itu. Menurut saya, mereka yang "ditugaskan" untuk menjatuhkan Jokowi, maaf, kurang canggih !.

Mereka agaknya juga lupa berpikir, bahwa ada tokoh-tokoh yang punya stasiun TV, atau raja media, juga sudah ada yang  mencalonkan diri sebagai CAPRES/CAWAPRES, sudah meng-iklankan diri bahkan dari tahun lalu.
Kalau Jokowi dapat sebutan media darling, terus yang punya stasiun TV, yang jadi raja-raja media, dibilangnya apa ya ? Super media darling gitu ? Bantu saya kasih tahu sebutannya ya ...... (TQ).
Tapi apa hasilnya ? Survei membuktikan Jokowi masih lebih unggul bukan ?

Cara mereka menilai Jokowi, lebih mengedepankan rasa iri atau mungkin kalut, takut jagoannya kalah. Sehingga lupa berpikir secara jernih, dan penilaian yang dilandasi dengan iri - takut - kalut tsb, hasilnya biasa sering kali bikin jeblok diri sendiri, dan menaikkan posisi lawan. Seperti yang sering kita dengar psikologi dipertandingan olah raga gitulah kira-kira.
Apalagi dengan menyerang yang membabi-buta, takutnya seperti bumerang, rakyat tidak sebodoh yang Anda kira, jangan meng ada-ada yang tidak ada, karena justru itu akan berbanding terbalik dengan yang diharapkan.

Coba bayangkan kalau ada yang bayarin Jokowi ke-media-media yang mereka sebut men-darling-kan itu, apakah tokoh-tokoh yang punya stasiun-stasiun TV - yang menjadi raja-raja media - tidak tahu ? Lalu apakah akan membiarkannya - mendiamkannya ? Apakah bukan merupakan senjata untuk melumat habis Jokowi yang sampai saat ini masih merupakan idola rakyat konon kabarnya diseluruh pelosok negeri ?

Padahal menurut saya, kenapa Jokowi menjadi media darling ? Bukan karena Jokowi hebat, tapi karena Jokowi jujur, bener-bener tulus mau bekerja untuk rakyat, dan meng-anggap jabatan adalah melayani bukan dilayani. Ditambah kesederhanaan, dan kenyataan untuk tidak risih dengan rakyat, alias tidak mi-ya-ye-ni (istilah jawa-nya) layaknya pejabat-pejabat yang gila hormat yang sering kali kita lihat di berita-berita tv bukan ?
Justru apa yang ada pada Jokowi itulah yang dilihat hebat dimata rakyat.

Coba bayangkan, ketika pejabat open house merayakan lebaran, Jokowi malah mendatangi rakyatnya untuk meminta maaf. Sederhana kalau sudah terungkap, bukan fenomenal memang. Tapi efek-nya sungguh luar biasa bukan ? Lalu apakah salah kalau media itu sendiri justru men-darling-kan Jokowi, lalu Jokowi jadi buah bibir, lalu jadi fenomena, lalu jadi berita yang selalu ditunggu rakyat, lalu dengan cepat menyebar ke seantero negeri, lalu rakyat meng-gadang-gadang-nya jadi pemimpin negeri ini ?
Helo para haters, menurut analisa saya begitulah runtutannya, runtutan yang sangat tidak kalian suka tapi terjadi, dan masih terus berlangsung. Gelombang arus cinta rakyat yang saya rasa susah dihentikan, bisa jadi istilah sono-nya menjadi bola salju. ( Maaf karena memang saya belum pernah pegang salju )

Rakyat rindu hal-hal semacam itu, rasanya seperti dongeng-dongeng HC Andersen, jangan-jangan rakyat mungkin saja masih menganggap itu semua adalah mimpi ...... Kok ada ya pemimpin seperti ini ...... bisa jadi mereka masih tidak yakin karena kenyataan yang sangat mirip dongeng, itulah sebabnya mereka sangat mengidolakan, takut dongengnya tidak nyata dan impiannya sirna, dan rakyat dalam hal itu diwakili oleh pembawa-pembawa berita, dan itulah sebab adanya media-darling kepada tokoh dongeng tsb bukan ?

Semoga paparan saya dipahami oleh pesaing atau para haters Jokowi, dan menganjurkan jagoannya melakukan hal-hal serupa dengan kreasi-kreasi lain yang pastinya banyak sekali ........
Dengan begitu akan semakin banyak bermunculan kebaikan-kebaikan untuk negeri ini, karena percayalah kebaikan-kebaikan tsb memang sangat dibutuhkan, karena negeri ini bukan hanya dipimpin oleh seorang presiden bukan ?

Jangan lupa, walau Anda tidak perlu berterima kasih atas kupas-tuntas rahasia fenomena-nya Jokowi pada artikel ini, pesan saya adalah, jangan hanya berpikir untuk menjatuhkan lawan, karena perlombaan ini adalah perlombaan unjuk kebaikan, dan Anda akan kehilangan waktu untuk berbuat baik kepada rakyat yang akan menilai Anda, kalau hanya sibuk untuk mengorek mencari kejelekan lawan.

Tapi saya minta maaf, saya tetap mengharap Jokowi di-CAPRES-kan oleh partainya, dan pengumuman itu bisa dilakukan sebelum pemilu legislatif kalau PDIP tidak ingin jadi partai oposisi lebih lama lagi. Karena berdasarkan pengamatan saya, rakyat kurang begitu percaya pada partai apapun itu, tapi rakyat mencari tokoh idola dimana partai itu berada, dan kini kebetulan PDIP punya Jokowi. Semoga Jokowi memberikan banyak kebaikan untuk negeri ini., dan juga banyak bermunculan tokoh-tokoh jujur yang peduli kepada rakyat seperti Jokowi & Basuki. (© By SPMC SW, Sep 2013. All rights reserved)

******************************
NEBENG :

Yang bisa menyampaikan ke Pak Jokowi/Pak Ahok, mohon sampaikan link artikel dibawah ini untuk menanggulangi penyerbuan mobil murah di DKI ............... (TQ)
.

PENGATURAN KEPEMILIKAN KENDARAAN DI DKI

http://t.co/uznSvq40iA
.

----------------------------------------------
Artikel menarik :
.

SENSITIF || "AHOK MUSLIM SEJATI BERJUBAH NASRANI"

http://t.co/VyRkfTmzgo

.
-----------------------------------------------
Artikel terkait :
.

CATATAN SEJARAH BUNG KARNO ; MEGAWATI ; JOKOWI

http://t.co/VzxerHwnNw
.

-------------------------------
http://www.kompasiana.com/suhindrowibisono
-------------------------------

Sunday, September 15, 2013

KONTROVERSI HATI KONVENSI PARTAI TANPA MAHFUD MD & JOKOWI

   ( Image source : langsungpilih.com )



b l o g s p o t, Hari ini konvensi partai Demokrat mulai diperkenalkan tokoh-tokoh pesertanya, semoga sukses penyelenggaraannya.
Konvensi partai ? Pertanyaan menggelayut dalam benak saya, sehingga terusik untuk menuliskannya sambil mempersepsikan menurut saya tentu, itulah sebab mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan.
Kenapa diadakan konvensi ? Pertanyaan simpel tapi menjawabnya tidak sesimpel “yes or no” bukan ?
Kalau kita merujuk partai Demokrat di Amerika yang terkenal sampai disini karena konvensi-nya, waktu konvensi Barack Obama vs Hillary Clinton, tapi kedua tokoh tsb adalah dari satu partai.
Lalu konvensi yang pernah diadakan oleh partai Golkar di-era Akbar Tanjung sebagai pemimpinnya, pesertanya banyak tokoh diluar partai, seperti juga konvensi partai Demokrat kali ini.
Menurut pengamatan saya, ketika diadakan konvensi partai Golkar dulu, banyak yang mengatakan inilah terobosan, tapi ternyata pengadaannya tidak langgeng, kenapa ?
Kalau ditarik kesamaan dari konvensi yang diadakan oleh partai Golkar dan partai Demokrat, menurut pengamatan saya adalah karena kedua partai tsb dalam masalah. Bukankah pencetusan ide diadakannya konvensi karena elektabilitas partai-partai tsb pada posisi yang sangat rendah ? Data banyak survei mengatakan begitu ketika pernyataan diadakannya konvensi oleh partai-partai tsb.
Jadi kalau menurut saya, konvensi adalah cara/alat yang diharapkan oleh partai untuk mendongkrak elektabilitas yang terpuruk. Dan itu sah-sah saja.
Mencermati konvensi partai Demokrat sekarang dimana pesertanya adalah tokoh-tokoh hebat dinegeri ini.
Yang menggelitik saya adalah, kenapa mereka mau ikut konvensi ?
Mestinya ya banyak sekali ulasannya, faktor eksternalnya adalah, bisa jadi karena ketum partai Demokrat adalah Pak SBY, sedang faktor internalnya adalah, siapa ya yang tidak ingin jadi penguasa negeri ?
Sedang menurut saya pertimbangan yang dikesampingkan oleh tokoh-tokoh pesertanya adalah :
- Selayaknya mereka mengacu partai Golkar yang pernah mengadakan konvensi, yang ternyata konvensi tidak diadakan lagi, itu menunjukkan bahwa konvensi hanya digunakan sebagai cara/alat untuk mendongkrak elektabilitas partai penyelenggara konvensi.
- Begitu juga dengan partai penyelenggara konvensi saat ini, karena kalau tidak, kenapa konvensi tidak diadakan tahun 2009 yang lalu ?
- Adakah jaminan konvensi juga akan diadakan untuk periode-periode berikutnya ?
Dan yang tidak kalah penting adalah, jangan lupakan logika kebenaran.
Coba kita telisik pandangan umum yang sering kita dengar ttg suatu partai, dimana partai adalah sarana/alat untuk tujuan mencapai kekuasaan, juga ada istilah peng-kaderan dan loyalitas. Lalu kalau misalnya Anda menjadi Anggota suatu partai, lalu Anda merasa mampu, merasa loyal, dan telah menjalani jenjang peng-kaderan dari bawah sampai tokoh penting di partai tsb.
Lalu partai mengadakan konvensi dengan juga peserta dari luar partai, dan Anda tidak diundang untuk ikut konvensi, logikanya bagaimana ? Terus nanti kalau yang menang adalah orang dari luar partai bagaimana ? Jadi kalau bukan karena sangat memanfaatkan para tokoh pesertanya, logikanya peserta konvensi adalah hanya dari dalam partai itu sendiri.
Itulah yang saya tidak habis mengerti kenapa pesertanya mau ikut konvensi padahal mereka adalah tokoh-tokoh hebat yang tidak buta huruf dengan perpolitikan, dan bahkan punya pendidikan yang sangat tinggi-tinggi yang seharusnya punya cara berpikir dengan logika yang sangat mumpuni bukan ?
Seandainya para tokoh tsb berkenan memberikan pencerahan, mungkin KONTROVERSI HATI saya tidak sepenasaran sekarang.
Terus terang saja saat ini saya mengidolakan Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD, bagus Pak Jokowi tidak ikut konvensi. Dan apakah karena sang Profesor Mahfud MD membatalkan keikutsertaannya, maka Bapak yang punya hajatan beranggapan pestanya kurang meriah jadi tidak hadir dalam pembukaan konvensi tsb ? Semoga hanya karena benar berhalangan, sehingga acara yang boleh disepadankan dengan “ngunduh mantu” tsb tidak bisa dihadirinya, dan para calon mantu tidak ber-prasangka bahwa camer tidak menyukainya. (© By SPMC SW, Sep 2013. All rights reserved)
****************************
NOTES :
Konvensi terbukti cara(ALAT) untuk mendongkrak keterpurukan, jadi pesertanyalah yang DIPERALAT untuk mendongkrak keterpurukan tsb.
Semoga amal perbuatan peserta konvensi mendapat balasan yang setimpal hehehehe …..
Wassallam
——————————
Artikel menarik yang layak dikunjungi :
.
SENSITIF || “AHOK MUSLIM SEJATI BERJUBAH NASRANI”
http://t.co/VyRkfTmzgo
.
.
BASUKI, SELAIN KRISTEN, CINA LU !
http://t.co/0duYoZiEvW
.
.
BASUKI TJAHAJA PURNAMA, SELAIN CINA, KRISTEN PULA !
http://t.co/LG7kReVb6p
.
.
JOKOWI & BASUKI TELANJANGI POLITISI
http://t.co/3qKQwes7yO
.
————————

Friday, September 13, 2013

ASUPAN SEHAT BONUS NIKMAT


( Image Source : caradietyangbenar.com )

.
b l o g s p o t. Bagi mereka yang kira-kira setengah umur ( 50 tahun dan keatas ), punya kesehatan yang baik adalah anugrah yang luar biasa, bahkan banyak yang menganggap suatu kemewahan yang sangat didambakan.
Karena banyak diantara mereka yang mempunyai harta berlimpah tapi tidak dapat menikmati kekayaannya karena adanya penyakit yang diderita.
Itulah sebabnya kalau ingin memiliki kesehatan yang baik, biasakan hidup dengan asupan makanan/minuman sehat sejak dini, karena memang dari situlah kesehatan kita berawal.
Hati2 memilih makanan/minuman siap saji/makan, bukan karena mahal dan eksklusif maka makanan/minuman tsb pasti baik.
99% semua makanan/minuman kaleng/cup/botol/pack/dsbnya yang punya masa berlaku (kedaluwarsa) satu bulan atau lebih adalah “TIDAK LAYAK” untuk menjadi makanan kesukaan, tidak peduli seberapa mahal harganya, dan juga dibuat oleh siapa (negara mana). Kecuali air mineral dan sejenisnya yang memang layak minum.
Ingatlah, banyak bahan kimia yang “memang diijinkan” untuk makanan/minuman, entah itu sebagai pengawet, penguat rasa, stabilizer, pewarna, pengembang, dll. , dan itulah biang keroknya !!.
Kalau semua makanan/minuman yang masuk ketubuh Anda mengandung bahan kimia yang walaupun memang diijinkan, dari yang Anda pikir cuman sedikit, akan menumpuk juga. Dan itulah awal dari berbagai macam penyakit yang akan menghinggapi Anda. Berhati-hatilah !!.
Jadi kalau memilih makanan jangan hanya memilih - Praktis - Enak - Mahal - Gengsi. (Mei 2011)
Wassallam,©By SPMC SW
****************************
Jangan lupa olah raga teratur yang sesuai
——————————————–

Friday, September 6, 2013

SENSITIF || "AHOK MUSLIM SEJATI BERJUBAH NASRANI"






( Image source : rickynjeldjaelani.blogspot.com )

.

As-salāmu`alaykum,
b l o g s p o t , FATSAL-1 ; FATSAL-2. Isi dari fatsal-1 & 2 tolong lihat di : artikel sensi …

“DEBAT-KUSIR CARI AGAMA BERGARANSI SURGA”
http://t.co/HdqRbsE2eE
.

BangsaKU - NegaraKU - BenderaKU - KotaKU - KampungKU - SekolahKU - KampusKU - GengKU - IdolaKU - KeluargaKU - AyahKU - IbuKU - IstriKU - AnakKU - SaudaraKU - TemanKU - PacarKU - …….. - A G A M A K U

Itulah akhiran “KU” yang bisa menyebabkan nyawa tidak ada harganya, karena bisa menyebabkan rela menjadi teroris, perkelahian perorangan,  perkelahian antar kelompok, perkelahian antar kampung, perkelahian antar fans, perang saudara sebangsa, bisa menimbulkan perang antar negara, atau bahkan perang dunia !

Bukan main, begitu pentingnya EGO kita sebagai manusia harus dikendalikan, dan untuk itu tentu saja akan sangat arif kalau kita tidak mempertentangkannya bukan ?

Ketika aku mengatakan : agamaku paling sempurna ; Allahku lah yang punya kuasa di Surga dan di bumi ;
Allahku adalah ALLOH SWT, sedangkan tuhan agama lain diciptakan oleh Alloh SWT dan akan kembali kpd Alloh SWT.

Jelas memang aku harus “ber-anggapan” begitu, karena itulah pengajaran untuk meneguhkan ke-iman-nan, dan percayalah bahwa mereka yang beragama selain agamaku juga akan begitu, membuat pernyataan bahwa Tuhan-nya lah yang paling Esa dan menganggap Tuhanmu tidak sebenar Tuhannya.
Aku-Kamu-Dia juga menganggap bigitu bukan ?

Dan sesungguhnya, ketika aku mengatakan Tuhan dari agama lain tidak seperti Tuhan-ku, apalagi aku mengatakan Tuhan-nya adalah ciptaan Tuhan-ku, jelas sekali aku membuat pernyataan yang tidak memahami, atau aku sebetulnya hanya membenarkan sesuai versiku sendiri.
Begitu juga mereka yang tidak membenarkan Tuhan-mu, mereka juga hanya membenarkan sesuai versinya sendiri.
Logikanya bagaimana, ketika isi kitab sucinya hampir sama, yang kalau istilah modern-nya sekarang ini adalah copyright(copas)-nya satu sumber, terus yang satu mengatakan tidak mengakui sumber-nya ? Bukankah itu juga berarti bahwa yang tidak mengakui juga tidak mengakui sumber dari kitab sucinya itu sendiri ? Atau juga bisa diartikan, kalau salah berarti keduanya juga salah bukan ?

Lalu kalau kita cermati pada QS 2; (1-5). Yang taqwa itu adalah ia yang (1)… (2)… (3)… (4) mengimani kitab (Qur’an) dan kitab-kitab sebelumnya … , (5)…
Maaf kalau salah kasih contoh, karena kalau benar begitu, berarti ada keterkaitan sumbernya bukan ?

Kalau kita simak disemua artikel ttg agama, yang ujung-ujungnya pemberian tanggapan, tidak ada yang happy ending, pasti berantem karena selalu tidak ada pihak yang mau mengalah. Bahkan banyak sekali menggunakan kata-kata layaknya “kebun binatang”, apakah sesudahnya akan melegakan untuk semuanya ? Saya sangat yakin TIDAK !.

Tapi itulah yang terjadi, dan akan selalu ber-ulang, sepertinya engga ada capeknya. Agama memang sungguh sangat dahsyat, itulah sebabnya bahkan banyak yang rela melakukan bom bunuh diri untuk keyakinan agamanya, yang justru orang lain menganggapnya kesia-sia’an. Sayang sekali memang, pemanfaatan kurangnya wawasan oleh mereka yang mampu mencuci otak generasi muda agar dengan senang hati melakukan kehendaknya. Sungguh luar biasa, penghilangan nyawa yang bahkan sangat murah harganya, dibanding ketika ada orang tua yang mau menjual organ tubuhnya untuk bisa menebus ijasah anaknya yang masih tertahan di yayasan.
Kenapa tidak dinyatakan haram saja perbuatan teroris di “Indonesia”, apakah tidak boleh menyatakan begitu ? Untuk kepentingan bangsa Indonesia sendiri. Maaf, atau memang halal ?

Dan ketika ada teroris yang tertangkap, lalu menjalani persidangan, kenapa tim pembelanya hanya itu-itu saja, betulkah mereka sebetulnya murni menegakkan UU ttg pembelaan tersangka, bukan meng-amin-ni pergerakkannya ?, dan alangkah baiknya kalau pembelanya tidak memberi nama …….. Muslim, walaupun memang tidak melanggar peraturan yang ada, tapi apakah itu mewakili semua muslim ?
Ketika ada ribut-ribut soal Ahmadiyah, saya kurang memahaminya memang, tapi yang saya tangkap adalah, banyak dari kita menghendaki Ahmadiyah jangan menggunakan label Islam ?, apakah case tsb (muslim~islam) tidak boleh disepadankan ? Mohon pencerahannya, saya hanya ingin memahami, mohon maaf jika pertanyaan-pertanyaan saya kurang berkenan, dan bahkan kalau MAYORITAS pembaca menghendaki paragraf ini dihapus, akan dilaksanakan.

Kembali kedebat kusir yang sebetulnya ingin saya tulis, bukankah ternyata mereka yang sangat ngotot berdebat ttg kebenaran agamanya, yang juga sangat yakin bahwa mereka sangat memahami apa yang diperdebatkan, karena kalau tidak begitu maka tidak ada perdebatan, dan tentu saja tidak ada ke-fanatik-an, padahal sejatinya mereka kebanyakan tidak benar-benar memahami tentang agama yang diperdebatkan itu. Entah tentang agamanya sendiri, terlebih agama yang dijelekkan.

Begini pembuktiannya….

Mereka biasanya lupa melihat kedalam, lupa melihat dirinya sendiri, atau lebih tepatnya lupa mengukur pengetahuannya sendiri ttg agama yang sedang diperdebatkan tsb.

Penggambarannya begini, pada agama Islam misalnya, kita mengenal tokoh seperti Gus Dur, Prof.Dr. Ahmad Syafii Maarif, KH. Ahmad Hasyim Muzadi, dan banyak lagi tokoh lainnya yang hebat-hebat, bahkan juga banyak yang hebat dipendidikan formalnya ( misalnya profesor, doktor, dll ).
Begitu juga dengan tokoh-tokoh di agama lain, entah itu Kristen, Katholik, Budha, Hindu …. pastinya banyak tokoh-tokoh hebat dan juga tidak kalah berpendidikan yang ada didalamnya.
Kenapa ya dari mereka kok saya tidak mendengar mereka menjelekkan agama lain ? Bukankah seharusnya mereka lebih pandai soal agama dari kita ? Atau jangan-jangan ttg agama, kita yang lebih hebat dari mereka ? Hehehehe ….. Apakah kita tidak keterlaluan ?

Atau kita masih mau berdalih, ah mereka para tokoh tsb sebetulnya kan cuma jaga gengsi saja, mereka kan cuma jaga hubungan baik saja, cuma JAIM, cuma ewuh pekewuh, cuma jaga tata krama, cuma saling menghormati, apa lagi lah …. terserah kita mau mendiskripsikannya ……

Seandainya saya jadi salah satu tokoh tsb, saya tentu akan berpikir begini, aku kan juga mau masuk surga, begitu juga istri/suami dan anak-anakku, maka aku akan benar-benar mencari tahu sebisa-bisaku, selogika-logikaku, apakah agama yang sedang saya jalani ini salah atau tidak. Kalau salah ya tentu saja aku akan pindah dari pada harus masuk neraka.
Bukankah begitu seandainya Anda juga ? Bahkan tidak diposisi tokoh itupun, kita juga begitu bukan ? Dan kalau toh Anda memutuskan tidak pindah agama, itu berarti Anda yakin akan kebenarannya, seperti tokoh-tokoh hebat tsb, juga seperti saya.
Bukankah ada ungkapan, walau saya adalah perampok, saya tentu mengharap anak saya jadi ustad/pendeta/biksu … atau jadi dokter/pengusaha/…, atau setidaknya jangan seperti saya !.

Banyak bukti ketidak mengertian kita terhadap agama lain, walau terkadang kita meng-klaim telah memahami agama yang kita jelekkan, itu juga tercermin ketika ada yang memberi tanggapan atas artikel-artikel kehebatan wagub DKI ~ AHOK, juga berita ttg Ahok memberi biaya ibadah umroh ke-penjaga makam Pangeran Wijaya Kusuma, antara lain tanggapannya begini :

- Ahok itu muslim  kalau berserah diri mengatakan ’serahkan pada Tuhan’
- Ahok seorang Nasrani tapi berperiliku sangat Islami.
- Inilah muslim sejati.
- Ahok, sayang sekali kenapa kamu bukan muslim.
- Ahok adalah muslim sejati dengan jubah nasrani.
- Dan lain-lain yang justru mengundang senyum bukan ?.

Menganggap kebaikan hanya ada pada agama tertentu saja, bukankah itu sangat mencerminkan ketidak pahaman kita tentang agama orang lain yang sering kali kita klaim lebih jelek dari agama kita ?.
Bukankah itu juga bisa mencerminkan kehausan kita, kehausan akan kebaikan ?!.

Itulah sebabnya, mengapa kita begitu sibuk tereak menomor satukan agama kita, tidak cukupkah kita yakini dan pahami sendiri saja.
Lalu ayo kita berbuat baik, jujur, tidak anarkis, apalagi mencelakakan orang lain dengan menjadi teroris, jangan pula tereak akan menumpas koruptor kalau ternyata malah ditangkap KPK sebagai koruptor itu sendiri.
Apa yang dilakukan Jokowi, Ahok, Ruhut, Fathanah, Luthfi, dan lain-lain, termasuk saya, kamu, dia, itu adalah mencerminkan dirinya masing-masing, dan secara tidak langsung juga termasuk didalamnya AGAMA kita masing-masing bukan ?.
Jadi kalau menurut saya, kalau kita ingin meng-iklankan agama kita, bukan dengan melakukan sweeping, mengobrak-obrik, memaksakan kehendak, meneror, supaya ditakuti, supaya dihormati, dll.
Percayalah itu semua menerbitkan ketakutan kepada khalayak umum, dan juga otomatis memberi penilaian ttg agama yang menakutkan, APAPUN ITU AGAMANYA.

Bukankah itu akan berbanding terbalik dengan yang kita harapkan ? Maaf kalau memang sebetulnya justru itu yang diharapkan, lalu dimana letak “rahmatan lil‘aalamiin” ( agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta ), atau jangan-jangan kita juga salah memahami ttg agama kita masing-masing ?

Jadi untuk apa kita harus menjelekkan agama lain, apakah kita masih ngotot dan tidak malu, untuk mengatakan kita lebih pinter dari tokoh-tokoh hebat yang memang sudah terkenal, atau kita selama ini lupa menggunakan logika, bahwa ternyata kita telah disesatkan oleh mereka-mereka yang selama ini menceramahi kita, yang mengajarkan kekerasan, mengajarkan penghujatan, mengajarkan ke egoisan, mengajarkan kebencian kepada umat lain, atau bahkan mengharapkan kita menjadi teroris untuk mewujudkan negara syariat, atau kita merasa hebat ketika dijadikan laskar bringas dan bisa melakukan sweeping yang bahkan sangat tidak mencerminkan “akhlakul karimah” (segala sifat atau perbuatan yang baik) ?.
.

Terkadang kita suka berpegang pada keajaiban-keajaiban untuk meyakinkan bahwa itulah tanda kebenaran yang membuat kita menjadi yakin tentang agama kita, dan memang harus begitu, tapi hendaknya keyakinan tsb tidak membuat kita menjadi fanatik seperti pakai kaca mata kuda.
Karena percayalah, keajaiban-keajaiban itu juga terjadi disemua agama.

Sebelumnya saya infokan, bahwa saya tidak anti terhadap orang yang ingin merubah masa depannya, terlebih menyangkut kehidupan akhirat-nya, maka ketika ada orang pindah agama, terkadang kita mengatakan ybs mendapat hidayah, sungguh tidak salahkah kita semudah itu memberi penilaian ? Atau karena kita memberi penilaian karena seolah-olah kita memenangkan suatu perlombaan ? Atau dengan kepindahannya itu kita merasa mendapat dukungan kebenaran pilihan ?
Percayalah bukan itu semua ukurannya, jangan-jangan ybs pindah agama karena untuk memenuhi permintaan calon istri/suami-nya, atau karena ingin memudahkan ketenaran apalagi kalau itu dilakukan oleh warga negara asing, sepertinya itulah cara instan untuk menjadi bintang bukan ?. Jadi betulkah kita mengatakan itu hidayah, bukan pemanfaatan ? (Maaf kalau salah)

Tentang pindah agama, ini pun juga banyak terjadi ke agama lain. Cuman mungkin kita tidak mencermati karena bukan tokoh penting yang pidah agama, sehingga terluput dari cap murtad. Atau bahkan harus dibunuh karenanya, maaf saya kurang terlalu paham. Karena setahu saya, pada banyak agama lain, agama selalu bisa ditafsirkan sesuai dengan kontek zaman-nya, sehingga agamanya masih tetap relevan. Itu berarti dengan tetap berpegang teguh nurani kebaikan, mempersepsikan(tafsir) ulang hal-hal yang bisa jadi sudah sangat tidak relevan lagi di-zaman ini, termasuk menganggap sesuatu yang tidak harus dihukum mati ketika ada umatnya, atau bahkan tokohnya yang pindah agama sekalipun, seperti misalnya ada pendeta, romo, biksu, ustad … yang mengundurkan diri atau bahkan pindah agama. Bukankah penghilangan nyawa itu sendiri sangat kontradiktif dengan pengajaran Agama apapun ? Dan bukankah Agama adalah ajaran/jalan pribadi berhadiah surga yang tidak bisa diwakili oleh siapapun ? 

Saya pernah membaca artikel, ketika seorang yang setingkat dai/pastur/pendeta/biksu ditanya, apakah ybs mendapat “panggilan” atas perannya sekarang ?. Jawabannya sungguh luar biasa : sebaiknya dilihat saja - ketika nanti saya meninggal dunia - apakah posisi saya masih seperti sekarang ?

Kita sering kali mendengar banyak tokoh mengatakan “kafir” terhadap orang/tokoh lain diluar agamanya, apakah betul pemahaman terhadap agamanya sendiri tidak salah ? Bukankah justifikasi kafir itu untuk mereka yang se-agama tapi mereka ‘mbalelo’ ?. Karena justifikasi tsb sungguh kurang nyaman didengar, dan tentunya juga kurang menyenangkan untuk yang dituju.
“Agamaku untukku, agamamu untukmu” apakah itu bukan bermakna bahwa kita tidak berhak meng-kafir-kan umat dari agama lain ?
Mohon pencerahannya …..
.
Wassallam, (© SPMC SW, Agu~Sep 2013. All rights reserved )

*****************************

Rekomendasi kunjungan artikel :
.


BASUKI, SELAIN KRISTEN, CINA LU !
http://t.co/0duYoZiEvW
.
.

BASUKI TJAHAJA PURNAMA, SELAIN CINA, KRISTEN PULA !
http://t.co/LG7kReVb6p
.
.

SENSITIF || DEBAT-KUSIR CARI AGAMA BERGARANSI SURGA
http://t.co/HdqRbsE2eE
.
————————–
CATATAN PINGGIR :

Judul artikel ini dipilih dari suatu tanggapan yang di-edit dengan pertimbangan lebih “menjual”, harap maklum …..
————————