Saturday, December 31, 2016

"SIAPA TERSESAT AGAMA SESAT?"




"SIAPA TERSESAT AGAMA SESAT?"
.
Opini Logika Sensi #SPMC Suhindro Wibisono.
.

Di habitat aslinya, ikan teri selalu mengelompok dengan ikan teri, begitu juga dengan ikan cakalang, ... Hyena juga suka mengelompok, kelelawar, burung walet, burung gelatik, belalang, .... Kalau manusia, mengelompok berdasarkan tabiatnya, profesinya, hobinya, "rasanya" ..... Maling sering bersekutu untuk malakukan aksinya, copet, perampok juga begitu .....
.
Manusia punya jiwa, roh, aura, kharisma, nurani, etika, empati, rasa, pendapat, itulah yang membedakan dengan binatang. Orang-orang "pandai" ada yang dapat berkomunikasi dengan orang pandai lain melalui "empati tele wicara rasa", seolah cocok, lalu mereka merasa sreg berteman, orang-orang berilmu kebatinan itu mengelompok tersendiri seolah batin mereka dapat berkomunikasi, dan mungkin saja benar berkomunikasi karena kita sebagai awam tidak paham bagaimana mereka berkomunikasi.
.
Dukun jahat, dukun santet, berarti bisa komunikasi juga dengan roh-roh jahat agar santet dan kejahatannya dapat terlaksana bukan? Dan dukun jahat, dukun santet itu berarti juga mempunyai nurani jahat sesuai dengan profesinya. Sama seperti orang baik menilai perampok, apa mungkin orang baik menilai perampok itu baik? Kecuali mungkin mereka saudaranya.
.
Orang yang belajar apapun akan terpengaruh dengan yang dipelajari itu. Bahkan sangat mungkin menjiwainya sehingga terbentuklah karakter atau bahkan menjiwai sesuai dengan apa-apa yang dipelajari itu. Didikan akan mempengaruhi jiwa seseorang, sapta marga prajurit juga akan mempengaruhi prajurit itu sendiri, doktrin komunispun juga begitu ......tapi tetap ada saja yang desersi, mbalelo bukan?
.
Dari semua doktrin tentang ajaran, yang paling hebat merasuki diri manusia adalah ideologi agama, manusia bisa rela melakukan apapun juga demi agamanya. Tapi hal itu biasanya terjadi pada agama-agama yang tidak rasional, yang tidak bermuatan kebenaran universal, "AJARAN AGAMA YANG DISESATKAN", atau ajaran yang sejatinya bukan ajaran Tuhan tapi dianggap ajaran Tuhan, bisa juga salah mempelajari agamanya. Karena Tuhan adalah kebaikan dan hantu (setan) adalah kejahatan, jadi ajaran apapun itu yang tidak bertujuan menjadikan manusia menjadi lebih baik, pastilah itu ajaran sesat, ajaran jahat, ajaran hantu, dan pasti bukan ajaran Tuhan. Tuhan tidak mungkin mengajarkan kejahatan, karena kejahatan itu sendiri adalah wilayahnya hantu (setan/iblis).
.
Kenyataannya bukankah selalu ada orang baik dan orang jahat disemua agama? Karena agama itu banyak menyangkut wilayah tafsir, itulah akar masalah juga. Andai semua menyadari bahwa apapun tafsir yang kita persepsikan atas isi kitab suci, jika tafsir itu bertujuan negatif, mencelakai manusia lain, menjahati orang lain apapun agamanya, juga termasuk memperburuk keadaan bumi, maka harusnya menganggap bahwa kita telah SALAH menafsir isi kitab suci itu.
.
Jika ada ayat kitab suci tidak bisa ditafsir positif, dan memang maknanya membenarkan orang melakukan hal negatif, saya curiga itu bukan ajaran Tuhan, tapi ada penyusupan ajaran hantu dalam kitab suci oleh oknum manusia. Tafsir itu sudut pandang sesuai kacamata kita, contohnya pisau adalah baik jika digunakan dokter untuk melakukan bedah guna penyembuhan penyakit, dan jahat jika digunakan untuk membunuh. Jadi ayolah kita tetapkan bersama mulai saat ini, apapun tafsir kita tentang kitab suci kita, jika kita menafsirkan negatif, merugikan manusia lain dan juga merusak bumi, maka kita harus segera sadar bahwa kita telah salah tafsir, atau jika kita dengar dari kotbah, artinya kita sedang disesatkan oleh sang pengkotbah! Hanya penyesat yang mengajak ummat untuk memusuhi ummat manusia lain, bahkan memprovokasi agar ummat melakukan jihad dan rela mengorbankan jiwa untuk membela Tuhan. HATI-HATI DAN TOLAK SAJA.
.
Menurut rasa saya, ajaran Tuhan yang benar seharusnya menghasilkan kebaikan, lebih banyak menghasilkan manusia-manusia menjadi welas asih, itu artinya manusia yang TIDAK EGOIS. Jadi memang EGOIS adalah awal segala macam masalah. Pribadi maupun kerumunan atau kelompok manusia egois sering ditampilkan dengan prilaku beringas, brutal, merasa benar sendiri, melawan aturan umum, bahkan tega menyakiti manusia lain untuk melampiaskan sifat egoisnya. Semakin beringas atau semakin negatif perbuatan pribadi atau kelompok mereka, menggambarkan semakin egois. Kelompok egois pastilah semuanya egois, karena memang manusia cenderung akan mengelompok sesuai sifatnya dan lain-lain yang dibahas pada awal-awal tadi, jadi bayangkan betapa lebih egoisnya pemimpin kelompok yang dikategorikan bringas dan egois tersebut. Bukankah pemimpin biasanya melebihi yang dipimpin? Hitler, Sadam Husein, Idi Amin, Dimas Kanjeng, adalah contoh manusia-manusia "tega", karena itulah juga sifat yang mendukungnya untuk menjadi pemimpin kelompoknya. Hebatnya ternyata manusia punya keistimewaan untuk dapat sadar, tobat atau insyaf, tapi sayang tidak banyak.
.
Seperti yang pernah saya tulis di artikel lain, kalau mau menilai suatu ajaran itu baik atau tidak, ya nilailah hasilnya. Walau memang mustahil suatu ajaran menghasilkan seratus persen manusia baik semua, karena sangat banyak sifat dasar manusia yang memang sudah tidak baik dan menetap pada diri manusia itu, maka apapun ajaran agamanya belum tentu dapat menghilangkan sifat tidak baik itu, apalagi jika masih ditambah mendapat ajaran yang disesatkan, bisa dibayangkan bagaimana hasil kejahatannya.
.
Egois pada manusia juga didukung oleh hilangnya ajaran tradisional yang bermula pada keluarga lalu lingkungan. Tradisi rukun, guyub, tepo seliro, toleran, saling tolong, kejujuran, dan lain-lain yang bersifat baik, doeloe sangat terasa di negeri ini, lalu kini seperti sesuatu yang langka. Untuk ukuran budaya, tradisi, etika, itu adalah sesuatu yang sangat cepat perubahannya pada bangsa Indonesia. Ketika melihat koruptor tidak punya malu, itulah ukuran kenyataan yang sangat benderang hilangnya tradisi baik di negeri ini. Dan yang paling ngenes justru ajaran agama tampak paling dominan memberikan sumbangan kearah negatif itu. Dengan dalih menjaga kemurnian agamanya, lalu mengkotak-kotak'kan masyarakat yang majemuk menjadi merasa lebih benar jika batasan kotak-kotak itu dipertegas. Dan hebatnya justru merasa yang lebih benar, lebih pas dengan agamanya, yang berarti selama ini sebelumnya dianggap salah kaprah.
.
Kalau surga akherat belom pasti karena blom ada yang membuktikan dan bisa mengabari kita, kenapa kita tidak menggapai surga dunia dahulu? Surga dunia itu adalah "tidak egois, jujur dan tidak menyakiti orang lain serta berpegang kebenaran universal bukan kebenaran sendiri maupun kelompoknya saja." Kalau Anda menganggap harus kaya untuk menggapai surga dunia, ya silahkan saja. Atau ada yang menganggap harus pandai, harus punya kekuasaan, harus jadi pemuka agama, harus punya istri 7, harus apa saja baru merasa menggapai surga dunia, silahkan! Asal tetap ya itu, "tidak egois, jujur dan tidak menyakiti orang lain, serta menjunjung kebenaran universal."
.
Banyak alibi dengan pernyataan kurang lebih begini: "Ajaran kita sudah baik, kitab suci kita paling sempurna, paling benar, paling rasional, itu kan diselewengkan oleh OKNUM maka menjadi tidak baik, disesatkan. Mereka sebetulnya bukan beragama sama dengan kita. ....." Apakah dengan melempar ke OKNUM urusan menjadi selesai dan kita merasa terbebas dari citra negatif itu? Bagaimana kita mengingkari mereka tidak seiman dengan kita jika cara ibadahnya serupa dengan kita, dan merekapun juga menyatakan beragama sama dengan kita, mengakui junjungannya sama dengan kita, bahkan kitab sucinyapun mengaku sama dengan kitab kita? Menilik pengalaman dibanyak negara, bukankah apa yang kita bilang (kelompok)oknum itu jika kuat dan perkasa juga akan memusnahkan siapa saja yang tidak setuju dengan mereka? Jadi apakah kita harus pasrah dan membiarkan mereka berkembang biak dengan cukup menudingnya sebagai "oknum" saja? Kalau agama kita disesatkan, dan itu sangat mencederai kemanusiaan, lalu begitu banyak juga yang diam-diam mendukungnya, baik mendukung pendapat maupun mendukung dengan cara pendiaman, tahu pura-pura tidak tahu karena sebenarnya menyetujui, sebetulnya apakah itu bukan karena memang ajaran yang memang bisa ditafsir begitu? Bukankah sangat nyata bahwa pelaku yang berniat melakukan bom bunuh diri tidak pernah tidak ada? Pernah lihat pemberitaan pemakaman tokoh teroris, begitu banyak yang mengelu-elukan dan dianggap pahlawan agamanya, lalu kita dengan enteng melempar semua hal itu kepada "oknum", ADA APA SEBENARNYA?
.
Oyolah ikut aktif peduli, peduli kepada bangsa dan negara dengan cara apa saja, tapi jangan dengan cara hanya melempar tudingan kepada si "OKNUM", dan artikel ini adalah juga bentuk kepedulian saya mengingatkan kita semua untuk mewaspadai lingkungan kita masing-masing, termasuk mencermati tempat ibadah kita masing-masing jika ada kotbah yang menjurus kepenyesatan, kotbah mengajak ummat menganggap jahat manusia lain apalagi sampai menganjurkan ummat untuk melakukan kejahatan yang sangat tidak manusiawi. Waspadalah karena itu semua adalah kotbah ajaran hantu, bila perlu rekam dan sebutkan datanya siapa pembicaranya, kapan dan dimana lokasinya, bantulah pemerintah menjaga ketentraman negara kita ini, karena itu juga termasuk membantu agama kita yang bermaksud disesatkan oleh tokoh pengkotbah. Kalau kita melihat penyesatan itu dan tidak mau melakukan apa-apa, bukankah artnya kita juga bagian dari mereka walau ada dikelompok cuek?
.
Maaf artikel ini sangat panjang, artikel terakhir saya untuk tahun 2016, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan, juga mohon maaf kalau selama tahun 2016 saya sudah banyak membuat artikel yang kurang berkenan, saya menyadari artikel saya memang banyak sentilan-sentilannya, dan itu bukan tidak disengaja, tapi saya bermaksud untuk agar banyak yang peduli, peduli dan juga ikut bertanggung jawab atas kebaikan bangsa dan negara ini melalui peran kita masing-masing sebagai bagian dari warga bangsa itu sendiri.
.
Selamat Tahun Baru, semoga selama tahun 2017 kita semua akan banyak mendapatkan kebahagiaan. GBU all. (#SPMCSW, Sabtu, 31 Desember 2016)
.
.
Sumber gambar:
RAIH STAR BLOG
.
.

Wednesday, December 28, 2016

"MEMAHAMI TUHAN JADI INGET GOOGLE"


"MEMAHAMI TUHAN JADI INGET GOOGLE"
.
Sepintas Opini ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
Siapa bilang Tuhan tidak ada? Tiap pribadi punya pengalaman masing-masing terhadap Tuhannya, tergantung diri sendiri untuk mengenal Tuhannya itu sendiri. Dan Tuhan biasanya selalu hadir dalam ketulusan waktu Anda mencarinya.....
.
Imanlah yang paling efektif untuk mempertemukan Anda dengan Tuhan Anda sendiri ....
.
Kalau ada yang mempertanyakan bahwa seolah saya sedang berpendapat bahwa Tuhan ada banyak sebanyak jumlah manusia itu sendiri, Anda tidak salah ...... tapi Tuhan adalah juga Esa, lalu bagaimana memahaminya .....
.
Sama memahaminya seperti program google, hanya share(sharing) saja, dan saya tidak menyamakan bahwa Tuhan itu setara google lho ya ..... biasa suka dipleset-plesetkan tuduhannya....
.
Karena sejatinya Tuhan telah meniupkan/menyematkan roh ketuhanan pada setiap kehidupan manusia, itu sebab napa dibilang Tuhan ada dimana-mana, ya karena yang menyatakan ada dimana-mana.
.
Tuhan itu hakikat yang bisa mandiri menyertai manusia, tapi tetap Esa, dan yang saya maksud mandiri adalah tergantung dari iman manusia itu sendiri untuk mempercayainya dan berkomunikasi dengan Tuhannya masing-masing. Jadi maksudnya adalah pada saat bersamaan detik ini misalnya, sangat mungkin seseorang merasa berjumpa dengan Tuhannya, tapi ada orang lain juga sedang berjumpa dengan Tuhannya, itulah yang saya maksud kemandirian itu, kemandirian yang menepis anggapan bahwa Tuhan ada banyak. Maaf kalau ngawur, pan saya bukan ahlinya, saya hanya menulis menurut rasa saya saja, dan artikel pendek ini sangat singkat saya tulis, tercepat yang pernah saya buat. Sekali lagi maaf kalau salah kaprah. (#SPMCSW, Rabu, 28 Desember 2016)
.
.
Berikut video kesaksian Andy F. Noya yang saya dapatkan dari cari via google juga.

Tuesday, December 27, 2016

"MINTAKAN FATWA PADA MUI"

"MINTAKAN FATWA PADA MUI"
.
Opini Sensi ala #SPMC Suhindro Wibisono.
.
"Fatwa itu untuk ummatnya sendiri, ngapain orang luar kepo? Kalau mereka menolak saudara seiman kita untuk menjadi pemimpin dinegara antah berantah sono karena alasan tidak seiman, kita juga diem saja. Lalu kenapa kok sekarang mereka jadi rese kalau kita menolak kafir jadi pemimpin? Sehat atau tidak? Sudah sangat jelas bahwa memilih kafir jadi pemimpin itu haram hukumnya, janganlah jadi imam yang menyesatkan ummat, titik titik titik ..."
.
Itulah kurang lebih tausiah yang pernah aku dengar dari beberapa video pendek yang beredar, aku katakan "kurang lebih" karena memang aku tidak menyalin lengkap apa pernyataan yang tausiah, aku hanya pernah dengar sudah lumayan lama dari beberapa video yang berseliweran dan mampir di WA, jadi ya mustahil dapat menuliskan dengan tepat, bahkan siapa yang menyatakan saja aku juga tidak ingat lagi. Tapi menurut Anda apakah paragraf pertama artikel ini menurut pean adalah fitnah? Apakah pean tidak sering dengar atau baca hal senada itu entah dimanapun dalam keseharian kita, utamanya di dumay dimana kita sering berinteraksi ini? Maaf kalau aku dianggap ngigau, tapi sunguh aku tidak bermaksud fitnah.
.
Jika yang tausiah itu benar, artinya Gus Dur yang ngawur, karena aku pernah dengar Gus Dur bilang boleh memilih non muslim untuk pemimpin pemerintahan. Jadi piye menurut pean? Kalau hal yang begitu sering menimbulkan polemik saja para imamnya tidak bisa bersepaham, maaf aku boleh tanya, apakah ajarannya memang suka melihat kekisruhan yang sering terjadi karena hal itu? Apa tidak berpotensi membenturkan ummat diakar rumput kalau hal itu didiamkan? Siapa pemimpin ummat tertinggi yang bisa dianggap paling mumpuni untuk dimintakan pendapatnya guna menengahi hal itu? Bukankah MUI mbak/mas bro? Bagi yang tidak paham siapa Gus Dur yang aku maksud, mintalah tolong Google untuk kasih tahu, tapi aku yakin semua pembaca pasti sudah paham siapa Gus Dur, itulah sebab tidak perlu aku terangkan.
.
Tapi apakah imam yang menyatakan "haram" itu lupa bahwa NKRI bukan berdasarkan agama? Apakah imam itu lupa bahwa pemimpin pemerintahan bukan imam dalam agama? Aku harus tanya siapa? Jangan ada yang nyeletuk tanya pada rumput yang bergoyang ya, tar dikira nyontek lagunya Ebiet.
.
Sebetulnya, bukankah polemik soal haram atau tidaknya memilih "kafir" sebagai pemimpin pemerintahan di negeri ini itu sudah sangat lama terjadi? Lalu kenapa didiamkan dan justru terlihat dinikmati, kenapa saya bilang dinikmati, karena itu adalah pemandangan yang masif dan sudah sangat ceto welo-welo, bukankah kalau benar tidak bermaksud untuk menikmati, dan agar tidak selalu menjadi polemik, kenapa tidak: "MINTAKAN FATWANYA SAJA PADA MUI." Simpelkan? Monggo kalau ada yang berani memintakan fatwa, kita saksikan agar kita semua juga tahu bahwa MUI benar mengeluarkan fatwa tanpa ada pertimbangan lain selain pertimbangan keagamaannya. BERANI MUI?
.
Maaf kok aku sudah begitu panjang tapi malah blom membahas awal kalimat artikel ini, "Fatwa itu untuk ummatnya sendiri, ngapain orang luar kepo?" Apakah benar begitu adanya? Keponya itu bagaimana ya? Lalu ada berseliweran meme didumay, isinya kurang lebih gini: "Waktunya puasa diminta menghormati yang tidak puasa ; Waktunya natal disuruh toleransi yang sedang merayakan natal" Apakah benar begitu kenyataannya? Karena menurut sudut pandangku, aku bacanya gini: Puasa itu kan pean yang diharuskan puasa oleh ajaran pean, lalu yang tidak puasa disuruh bagaimana lagi? Diharuskan ikutan puasa juga? Apa engga aneh? Puasa itu kan harusnya juga bermaksud menahan godaan, padahal para pedagang makanan juga sudah lebih menutupi tempat dagangannya dibanding hari-hari biasanya bukan? Yang masalah adalah adanya ormas sangar sewenang-wenang sweeping maksain warung/resto pedagang makanan harus tutup!
.
Lalu soal natal, minta toleransi bagaimana ya maksudnya? Adakah ummat kristiani ngemis-ngemis minta diberi ucapan selamat natal misalnya? Yang masalah adalah adanya ormas sangar sewenang-wenang sweeping dengan dalih mau periksa saudara seimannya apakah dipaksa pakai pernak-pernik atribut natal atau tidak? Ini paling lucu, karyawan publik ya pakai pernik sesuai musimnya mbak/mas bro, kalau dipaksa ikutan ibadah kristiani, itu baru boleh kita kecam rame-rame, dan aku juga mau ikutan mengecamnya. Kalau pean dalihnya mengawal fatwa MUI, lalu apa toh makna sesungguhnya dari fatwa? Terus kenapa ormas begitu repot dan gaduh sweeping segala, apa memang itu tugasnya ormas? Pemaksaan memang melanggar HAM dan tidak boleh, silahkan melaporkan jika mengalami "pemaksaan", tapi memahami tugas pelayanan publik, bukankah sudah seharusnya non partisan? Non partisan yang aku maksud di sini bukannya tidak beragama lho ya, hanya netral selama tugas saja. Ingat, yang termasuk tugas pelayan publik itu juga termasuk dokter, pilot, polisi, sopir angkutan umum, dan lain-lain, bagaimana kalau lama-lama semua diktotak-kotakkan harus sesuai dengan imannya, awalnya apa yang tampak luarnya, lalu kemudian harus sesuai imannya, dan bolehnya hanya melayani yang seiman saja. Mungkin aku dianggap lebai, tapi bukankah sebelumnya fatwa tentang seragam bagi pelayan publik sesuai musim itu juga tidak ada, lalu sekarang menjadi ada.
.
Kalau boleh kritik yang keluarkan fatwa, kenapa keluarkan fatwa yang justru potensi dilanggar oleh ummatnya sendiri? Ketika saya melihat gambar foto Kapolri pakai topi santa, juga melihat anak buahnya patroli pakai topi santa, terus bagaimana yang mengeluarkan fatwa tersebut menyikapinya melihat itu semua? Tidak tahu ya? Beberapa musim natal yang lalu dan sampai saat ini juga polemik tentang boleh atau tidaknya ummat muslim memberi ucapan selamat natal pada ummat kristiani? Mungkin ada ulama yang menyatakan "boleh" juga ada ulama menyatakan "tidak", lalu kenapa polemik itu juga seolah dipelihara? Apakah sengaja agar akar rumput ummat selalu kisruh? Monggo ... "MINTAKAN FATWANYA SAJA PADA MUI." Simpelkan?
.
Jadi menurut kacamataku, polemik musim natal dan polemik musim puasa bukan karena mayoritas yang diminta bertoleransi, tapi karena ada sekelompok ormas yang sweeping seolah merasa paling berkuasa, padahal bukankah sweeping seharusnya tugas aparat negara? Sedang mengenai akar masalah, apakah boleh ummat muslim memberi ucapan selamat natal, ucapan selamat tahun baru, ucapan selamat imlek, juga ucapan-ucapan lain, ditambah boleh tidak "kafir" menjadi pemimpin pemerintahan? Agar jelas, "MINTAKAN FATWANYA SAJA PADA MUI" Simpelkan? (#SPMCSW, Senin, 26 Desember 2016)
.
.
CATATAN:
Maaf bagi yang kurang berkenan dengan artikelku ini, karena itu semua hanya menurut pendapatku.
.
Met NATAL bagi mereka yang merayakan, dan blom baca artkelku sebelumnya yang juga sudah memberikan ucapan Met NATAL.

Met TAHUN BARU 2017 bagi semua yang boleh menerima ucapan selamat tahun baru, double engga apa-apa ya?
GBU all ......(SW)
.
.
Sumber gambar:
satuislam .org

Thursday, December 22, 2016

"NATAL KOTAK-KOTAK"

"NATAL KOTAK-KOTAK"
.
Desember adalah aroma natal
Itu kenyataan juga di mancanegara
Bahkan juga di negeri komunis
Globalisasi tak bisa dihindari
.
Di negeri ini justru menuai kontroversi
Foto di depan pohon natal diharamkan
Diskusinya sangat mengkotak-kotakkan
Mau dibawa kemana negeri ini?
.
Namanya karyawan pelayanan publik
Deket lebaran ya aroma muslim
Deket natalan ya aroma nasrani
Deket sincia ya aroma angpao
.
Kenapa baru diharamkan sekarang?
Apakah dulu-dulunya belom tahu?
Apa haram halal tergantung tanya?
Napa tidak mengacu lain negara?
.
Ketika konstitusi negeri diadu kitab suci
Kitab suci hanya untuk ummatnya
Konstitusi untuk semua warga negara
Agenda apa kalian inginkan?
.
Turis mancanegara fotoria rumah ibadah
Rumah ibadah banyak macam agama
Masih ingat Obama kunjungi Istiqal
Apa itu semua bukan haram juga?
.
Negeri ini bukan negeri agama
Iman itu di sanubari bukan ada di pernak-pernik
Agama bukankah harusnya jadikan guyub?
Napa justru ingin mengkotak-kotakkan?
.
Kalau mayoritas ingin bagi-bagi negeri
Mau buat negara federal seperti Amerika
Atau daulat merdeka masing-masing
Ayolah konsensuskan saja
.
Agar negeri ini tidak selalu gaduh
Habiskan energi dan buang waktu
Karena menjadikan negara agama
Pasti terjadi perpecahan juga
.
Kalau tidak setuju dan tetap mau NKRI
Pemerintah harus berani tegas
Mencegah potensi perpecahan
Panduan konstitusi bukan kitab suci
.
. . . . . . . . . ~o0o~
.
.
Puisi Galau Negeri ala #SPMC Suhindro Wibisono
Jumat, 23 Desember 2016.
.
Met Natal 2016
Met Tahun Baru 2017
GBU all

.
.
Sumber gambar:
id.aliexpress .com

GALAU TAPI BELUM RISAU


"GALAU TAPI BELUM RISAU"
.
.
Opini Galau #SPMC Suhindro Wibisono
.
Waktu mareen ituu...dengerin wawancara dari radio Elshinta, yang menggelitik adalah pernyataan dari yang diwawancara, bahwa muslim yang foto didepan pohon natal itu haram. Alasannya karena itu bisa ditafsirkan bahwa yang foto seolah identik bukan muslim, karena pohon natal adalah termasuk pernak-pernik agama lain dan sangat identik bukan islami. (tidak menyebut langsung nasrani/kristen) hhhhh ......
.
Lalu kalau kalian semua lihat foto yang menyertai artikel ini, apa tafsir kalian? Apakah boleh ditafsir, siapapun yang sholat dimasjid itu menjadi haram karena didepan masjidnya sengaja dipasang (diadakan) pohon natalnya?
.
Memang foto itu sepertinya bukan ada di NKRI, dan sudah dinyatakan juga bahwa fatwa hanya berlaku untuk wilayah NKRI, justru itulah yang membuat saya tanda tanya, apakah hal-hal semacam itu yang jika terus berkembang akhirnya menerbitkan aliran islam tersendiri lagi? Maaf kalau salah "tanda tanya" dan ngelantur.
.
Tapi kalau boleh jujur tanya, mau dibawa kemana negeri ini?? Utamanya ketika mendengarkan di video yang ada di dumay, ketika konstitusi negara diadu dengan kitab suci. Apakah yang menolak konstitusi jika tidak sama dengan kitab sucinya paham, bahwa kitab suci itu ngurusi ummatnya, sedangkan konstitusi negara mengurusi semua warga negaranya yang menganut berbagai macam agama. Bukankah negara ini bukan berdasarkan kitab suci? (#SPMCSW, Kamis, 22 Desember 2016)
.
.
Sumber gambar:
Dreamers .id
.
.

Tuesday, December 20, 2016

~ ‘MET NATAL, IMANUEL ~




.
~ ‘MET NATAL, IMANUEL ~
.
.
Opini Jelang Natal ala #SPMC Suhindro Wibisono.
.

BUAH MANGGA, adakah dari kalian yang tidak kenal dan paham? Boleh ya saya gambarkan bagian-bagiannya secara garis besar, terdiri dari kulit, daging buah dan biji. Adakah yang tidak setuju? Bukankah begitu standardnya? Kulit tidak bisa berdiri sendiri untuk menjadi buah mangga, begitu juga daging buah dan bijinya bukan? Biji mangga dikampung saya namanya "pelok", bacanya pe dari kata pelok seperti baca kata pepaya, pecel, petai, pedang, ... (just info).
.
Tuhan, ada yang menyebut "Dzat" , tidak bisa digambarkan, tidak berbilang, tidak menyerupai apapun, bahkan ada yang pernah mengutarakan tidak tertampung oleh wadah apapun(?), dan banyak lagi mereka memberi definisi, tapi juga banyak yang menyatakan bahwa Tuhan punya kemampuan tak terhingga, tak terbatas, sampai ada sebutan 99 nama untuk mewakili Tuhan yang serba Maha itu. Walau kita susah membayangkan bahwa Dzat dapat mencipta alam semesta dan semua kehidupan, ayolah kita berusaha memahami pemahaman mereka semua tentang Tuhan, yang terpenting bukankah tujuan baiknya?
.
Lalu bolehkah saya tanya, “APAKAH TUHAN TIDAK MAMPU” menjadikan bagian dari diriNya menjelma menjadi manusia untuk membimbing atau mengajarkan kapada ummat manusia agar mengenal "buah mangga" secara utuh itu? Atau tidak boleh mampu? Atau tidak percaya bahwa Tuhan mampu melakukan itu? Adakah cara lain yang lebih baik untuk dapat melakukan bimbingan kepada manusia selain juga menjadi manusia juga? Apa kira-kira manusia mau dibimbing binatang, atau bahkan mahluk halus? Bukankah kalian juga pernah berpendapat bahwa Tuhan tidak mungkin bisa dilihat oleh manusia? Jadi bukankah sudah betul bagian dari Tuhan menjadi manusia yang sempurna agar ummat manusia dapat lebih mudah memahamiNya? (Paham cerita dari kulit/daging/pelok untuk memahami mangga)
.
Manusia memang bukan dicipta yang pertama oleh Tuhan, ada tertulis Tuhan mencipta manusia lalu malaikat dan iblis diminta untuk bersujud, bukankah itu juga bermakna manusia lebih istimewa dari mereka? Jadi adakah makhluk lain yang lebih layak untuk menjadi guru manusia?
.
Ketika ada yang protes kenapa Tuhan harus bersusah-susah menjadi manusia untuk jadi guru manusia, bukankah Tuhan maha segalanya? Kalau kalian mau gampangnya, lalu bukankah buntutnya kenapa Tuhan harus mencipta manusia? Bukankah kalian nanti juga akan protes kenapa Tuhan menciptakan kesedihan, malapetaka, ada yang terlahir tidak sempurna dan segala macamnya? Lalu kenapa kalian tidak protes adanya perbedaan keberagaman, tapi justru begitu banyak menghakimi dan merasa benar sendiri? Apakah itu prilaku waras? Bukankah menggelikan kalau kalian menyadari bahwa adanya keberagaman itu adalah karya Tuhan lalu kalian berusaha memporak-porandakan? Masihkah kurang jelas yang saya maksudkan?
.
Bukan tanpa sebab bagian dari Tuhan lewat kelahiran sebagai mana manusia pada umumnya, karena hal itulah cara terbaik agar tidak dilakukan oleh iblis atau mahluk lainnya. Utamanya adalah dikandung tanpa melakukan hubungan badan sebagaimana Anda dan saya tercipta. Tapi proses itulah justru yang menggambarkan keillahianNya. Dan itupun juga sudah dikabarkan bukan? Karena kita saat ini tidak hidup di zaman kehidupanNya sebagai manusia, maka pernahkah tertulis dikitab suci bahwa Dia sebagai manusia pernah dikatakan punya dosa? Adakah manusia pernah dinyatakan tidak punya dosa seandainya hidup normal sampai menginjak usia dewasa? Termasuk manusia yang ditunjuk sebagai nabi sekalipun? Jadi apakah kalian tidak percaya bahwa yang menjadi manusia itu adalah bagian perumpamaan saya dari buah mangga, entah itu kulit, daging buah atau peloknya?
.
Sulitnya Anda memahami bukan tidak mungkin karena sudah tertanam dibenak bahwa tidak ada yang boleh benar selain ajaran agamaku. Dan itulah akar masalah. Padahal seandainya Anda paham satu hal saja dari apatoh makna ajaran agama sesuai kitab sucinya, itu sudah cukup membuat "dunia kita" ini nyaman untuk kita tinggali bersama. Apakah itu? Ternyata kita seringkali lupa bahwa ajaran agama A ya hanya untuk ummat A, ajaran agama B ya untuk ummat B, dan seterusnya, jadi ya jangan dicampur adukkan. Tapi yang sering saya lihat sangat kebangetan adalah ayat kitab suci A untuk mengadili ummat B atau mengadili isi kitab suci B. Maka ketika ada Imam dari suatu agama khotbah didepan ummatnya sendiri tapi menyinggung atau menyalahkan ummat agama lain walau mengutip kitab sucinya, itulah khotbah lupa ajaran agamanya dan yang tidak menghargai tetangga. KEBANGETAN!
.
Kalau mau hebat, ajaran agama apapun itu seharusnya yang penting ditekankan untuk ummatnya adalah ajaran yang tidak bertujuan menyakiti manusia lainnya, termasuk menyakiti istri/suaminya atau keluarganya. Karena ajaran Tuhan seharusnya bukan untuk saling menyakiti, karena Tuhan itu sendiri adalah kasih. Dan hanya dengan adanya kasih didunia maka kehidupan ini masih ada dan terpelihara. Bukankah dunia akan sudah lama "kiamat" andai didunia ini tidak ada kasih, karena tanpa kasih semua manusia saling berantem seperti binatang buas yang hanya mengelompok egois dan rela membunuh kelompok lainnya. Bukankah juga ada kelompok manusia yang bahkan sudah satu agama dalam wadah satu negara tapi justru kenyataan negaranya tidak aman dan terjadi saling bunuh oleh kelompok lain yang beragama sama? Apakah beragama justru menjadikan manusia semakin seperti binatang buas bahkan melebihi?
.
Jadi sekali lagi yang terpenting beragama menurut saya adalah pelajari saja dari kitab suci Anda hal-hal yang tidak menyakiti manusia lain, termasuk menyakiti pasangan Anda! Mintalah persetujuan kerelaannya untuk hal-hal yang sekiranya akan menyakiti jika Anda lakukan, jadi justru jangan menyodorkan ayat-ayat demi keegoisan Anda untuk merasa paling benar karena menurut Anda sudah sesuai dengan kitab suci. Bukankah kitab suci bertujuan mengajarkan kebaikan, bukan menyakiti, maka dalih apapun yang Anda sodorkan walau tertulis dikitab suci kalau kenyataannya menyakiti pasangan Anda, jelas Anda sudah salah tafsir kitab suci itu. Maaf, begitu rasa saya.
.
Balik kemasalah "buah mangga" sebagai upaya saya menggambarkan tritunggal, dan utamanya tentang Yesus yang memang ada karena sabdaNya, menurut saya itu membuktikan bahwa Yesus bukanlah manusia seperti kita yang terjadi karena relasi ayah dan ibu kedua orang tua kita. Dan Anda tidak harus percaya bahwa Yesus itu Tuhan seperti Nasrani menyebutnya Tuhan Yesus, karena memang ajaran agama A bukan untuk ummat B, dan seterusnya, dan kebalikanya juga. Biarkan saja kalau Nasrani salah, toh Anda tidak mungkin ikut diadili atas kesalahan itu, karena justru terjadi masalah kalau Anda menyalahkan mereka, kepo agama tetangga padahal sudah paham kitab suci tuntunannya beda. JANGAN LAKUKAN!
.
Saat ini, Rabu, 20 Desember 2016, apakah terlalu cepat kalau saya mengucapkan “SELAMAT NATAL” bagi Nasrani yang akan merayakan natalan, dan saya juga mengucapkan “SELAMAT TAHUN BARU 2017” untuk menyongsong tahun baru yang akan datang? Bagi mereka yang diharamkan menerima ucapan-ucapan selamat itu dari saya, abaikan saja dan anggap bukan saya tujukan untuk kalian yang diharamkan menerima ucapan selamat. Walau hanya di dumay, tapi kita masih boleh tetap berteman bukan? Maaf. (#SPMCSW)
.
.
Sumber gambar:
OLX .co .id
.
.
.
TAMBAHAN:
==========
.
Matius 1:18-25


Konteks:
“KELAHIRAN YESUS KRISTUS”


1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita. 1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, 1:25 tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.
.
Rasul Besar Yohanes 16:28, “bahwa Isa Al-Masih datang dari Allah (Kalimat Allah). Aku (Isa Al-Masih) datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan datang kepada Bapa.
.
Rasul Besar Yohanes 1:1, 14, “ Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”.
.
.

IMANUEL = Allah beserta/menyertai kita.
Imanuel = Immanuel
.
.

Wednesday, December 7, 2016

"AKU INGIN DENGAR JIHAD LEBIH SANGAR"



"AKU INGIN DENGAR JIHAD LEBIH SANGAR"
.
Opini Rasa ala Logika #SPMC, Suhindro Wibisono
.
Ketika gempa 6.5 SR di Aceh pagi tadi lalu seperti biasa susulannya diikuti gempa-gempa lebih kecil SR-nya, dan tercatat setidaknya 10 kali gempa susulan terjadi. Tapi gempa susulan itu sebetulnya juga tidak boleh diremehkan, karena misalnya suatu bangunan sudah digoyang pada gempa pertama, strukturnya sangat mungkin jadi tidak sekokoh lagi seperti sebelum terjadi gempa, maka jika harus digoyang lagi pada gempa-gempa susulannya yang walaupun goncangannya lebih lemah, bukan tidak mungkin bangunan tersebut menjadi roboh. Atau jika suatu bangunan sudah roboh pada goncangan pertama, maka goncangan berikutnya sangat mungkin membuat bangunan itu semakin "tiarap", dan jika awalnya ada manusia yang terperangkap dan tidak segera ditolong, sangat mungkin gempa-gempa berikutnya semakin memperparah keadaan korban tersebut, karena kumungkinan tertimpa benda-benda lain yang awalnya belom menimpanya. Bukankah begitu logikanya?
.
Gempa, memang itu adalah kejadian alam, tapi karena alam ini buatan Tuhan, beranikah Anda mengadili bahwa gempa itu hanya suatu hal yang kebetulan saja? Artinya Tuhan tidak terlibat sama sekali didalamnya? Bagaimana kita sebagai manusia seharusnya menyikapi hal itu?
.
Manusia hampir tidak bisa melawan takdir, dan gempa itu adalah termasuk kejadian alam yang menggariskan takdir manusia yang terimbas karena gempa secara langsung karena ada diwilayah tersebut.
.
Sebagai warga bangsa di NKRI sini, dan menurut pengamatan saya sampai dengan saya tulisnya artikel ini (sore), saya dari tadi pagi mencermati tipi berita, ingin tahu apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh ternama di negeri ini. Utamanya tokoh-tokoh yang tidak menjadi aparat negara, yang tidak sedang berkuasa, karena kalau tokoh penguasa bukankah sudah wajar dan selayaknya segera mengerahkan bantuan terhadap korban bencana?
.
Lalu saya teringat demo-demo 4/11 dan 2/12 yang baru saja berlalu, yang menurut berita dan taksiran saya, untuk biaya pengamanan dan fasilitas oleh Pemda DKI jika digabung mendekati 100 milyar! Dan itu masuk akal karena biaya pengamanan juga untuk mengamankan seluruh NKRI yang sedang dilanda demam demo gara-gara tuduhan penistaan agama oleh Ahok. Angka 100 milyar itu bukan tidak mungkin akan membengkak karena perkara tersebut justru belom usai, sangat mungkin justru baru akan dimulai. Terlebih sepertinya sudah begitu banyak tokoh muslim yang sudah berpendapat bahwa jika Ahok tidak dipenjara, maka dianggap aparat negara "tidak adil", sungguh aneh tokoh-tokoh hebat itu, pengadilan blom dimulai tapi kok sudah menghakimi. Juga sudah ada yang menyatakan, jika Ahok tidak dipenjara, maka mereka akan turun menggalang demo yang dijanjikan akan lebih besar lagi, juga ada yang menyatakan demo akan semakin marak sampai lebaran kuda. Artinya biaya pengamanannya saja juga sangat mungkin akan masih bertambah bukan? Dan saya merasa heran kalau mereka mengaku paham bahwa negara ini adalah negara hukum!
.
Ada gosip tokoh-tokoh politik ikut membiayai peserta demo, dan itu rasional saja menurut saya. Mana mungkin demo itu seratus persen dibiayai oleh pesertanya sendiri? Tapi saya juga ingin menyatakan bahwa sangat mungkin ada peserta demo mengeluarkan biaya sendiri, bahkan saya juga pernah dengar ada yang ikut nyumbang ratusan juta untuk demo tersebut, padahal bukan tokoh politik yang punya maksud tertentu, termasuk ada yang ikut nyumbang berkarton-karton air minum, makanan dan lain-lain. Mereka-mereka itulah yang terpanggil karena "merasa" harus membela agamanya, yang tidak rela agamanya dianggap dinistakan oleh Basuki Tjahaja Purnama. KEREN YA?
.
Jadi kalau mau ditotal, biaya demo 4/11 dan 2/12, baik biaya pengamanan maupun biaya peserta, dan mengingat pesertanya juga banyak yang dari luar kota, jangan-jangan sudah mendekati setengah triliun, itu menurut kengawuran saya, dan kengawuran saya yang lain adalah, peserta demo masing-masing yang datang ke Jakarta itu untuk yang tanggal 4/11 maupun yang 4/12 pesertanya masing-masing demo tidak lebih dari 500 ribu orang, terlalu lebai kalau diberitakan ampe jutaan, tapi kalau maksudnya agar terlihat wah dan menggentarkan pemerintah, ya apa boleh buat?!
.
Lalu apa kaitannya saya mengawali artikel dengan ikut memberitakan gempa di Aceh tadi pagi yang sudah tercatat resmi menyebabkan korban meninggal 53 orang tapi juga di gosipkan sudah 97 orang meninggal, dan yang cedera baik berat maupun ringan sudah mencapai kisaran 200 orang itu kok diikuti dengan kupasan tentang demo 4/11 dan 2/12?
.
Maksud saya adalah untuk menghimbau agar yang getol ikutan partisipasi demo-demo kemaren dulu itu, semua yang rela mengeluarkan duit dan waktu untuk membela agamanya yang "merasa" dinistakan, agar lebih rela mengeluarkan duit dan waktu berkali-kali lipat besarnya untuk JIHAD menghadapi teguran Tuhan atas terjadinya gempa di Aceh tadi pagi. BUKANKAH LEBIH MULIA?
.
Cobalah sikapi hal gempa di Aceh tadi itu sebagai kesempatan yang diberikan oleh Tuhan agar kita semua lebih rela berjihad lebih besar daripada peristiwa demo-demo itu untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah di Aceh sono. Karena bukankah peristiwanya lebih jelas atas musibah gempa Aceh dari pada "tuduhan" penistaan agama yang malah akan mengecewakan semua yang demo jika nanti kenyataannya Ahok justru diputuskan tidak bersalah? Atau apakah semuanya akan ngotot sekarang dan nantinya, Ahok harus dinyatakan bersalah dan harus dipenjara? Kenapa kita tidak memilih yang pasti benar saja? Jihad lebih hebat untuk membantu saudara kita yang sedang tertimpa petaka di Aceh sono?
.
Ayo para habaib, kyai, ulama, kaum kaya, dan para relawan semua yang kalian kemaren begitu hebat menyerukan dan ikut untuk jihad pada demo-demo dengan tuduhan penistaan agama, saya juga ingin dengar kalian lebih heboh jihad untuk membantu korban gempa di Aceh sono ya .... SILAHKAN JIHAD LEBIH SANGAR AGAR LEBIH NYATA BENAR .....
.
Dan sampai menjelang saya akhiri artikel ini, saya belum mendengar berita yang saya harapkan itu, selain berita yang memastikan bahwa gempa tadi pagi Rabu, 7 Desember 2016 di Aceh sudah resmi mencatat korban meninggal jadi 93 orang ...... MENYEDIHKAN.
.
Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa kita semua dan para korban diampuni dosa-dosanya, serta keluarga korban dikuatkan menghadapi bencana musibah gempa di Aceh tadi pagi. Amin YRA. (#SPMCSW, Rabu, 7 Desember 2016)
.
.
Sumber gambar:
Viva .co .id

Thursday, December 1, 2016

"NEBAK LOGIKA PRESIDEN & LOGIKA ANIES BASWEDAN"







"NEBAK LOGIKA PRESIDEN & LOGIKA ANIES BASWEDAN"
.
Opini Nebak ala #SPMC Suhindro Wibisono.
.
Presiden Jokowi mengganti Archandra Tahar karena masalah kewarganegaraan. Kemudian diangkat lagi setelah beres masalahnya. Dan sebagai "denda" nya, maka beliau hanya dijadikan sebagai Wamen. Tahun 2019 nanti, kalau kinerjanya baik maka saya koq haqul yakin akan jadi Menteri, andai Pak Jokowi terpilih lagi!
.
Jonan, dari Menteri Perhubungan, dijadikan Menteri ESDM, lalu apakah Jonan punya keahlian dibidang migas misalnya? Enggak juga toh? Sama seperti ketika itu Mahfud MD dijadikan Menhan oleh Presiden Gus Dur. Itu semua sebetulnya mencontohkan, bahwa di level Menteri yang dibutuhkan memang adalah kebijakan, aturan, keberpihakan, manajemen. Mengenai detailnya, tentu dibawah Menteri banyak staf ahlinya. Dan sudah sangat betul Archandra dijadikan Wamennya untuk mendampingi, karena memang dibutuhkan keahliannya, dan Pak Presiden tentu menganggap ybs adalah orang baik yang memang mau mengabdi.
.
Rizal Ramli dicopot sebagai Menko Maritim. Menurut saya, memang terlalu kontroversi, keberpihakannya seperti tidak jelas, seolah hanya memusuhi pihak tertentu dan itupun juga atas dasar praduga yang susah dibuktikan. Sudah sangat betul dicopot apalagi terlihat berpotensi "eker-eker'an" sendiri dengan sesama Menteri. Sebagai bagian dari team, hal itu tentu tidak sehat bukan?
.
Sudirman Said sebagai Menteri ESDM juga dicopot. Seperti biasa, Pak Presiden tidak mau mengutarakan sebab musababnya. Wajarlah bila hal itu dilakukan, untuk tidak mencari musuh. Kita sebagai rakyat awam tidak dapat mengetahui dengan jelas apa masalah sesungguhnya, selain yang terlihat jelas dianggap tidak bisa akur dengan Menko Maritim.
.
Anies Baswedan, kinerjanya justru disorot positif dalam banyak pemberitaan, lalu kenapa dicopot, atau istilah yang sering digunakan oleh Anies adalah "dicukupkan"? Jika boleh disimpulkan dan dipertanyakan, artinya hanya ada beberapa kemungkinan .....


Pertama,
Pak Presiden "ngawur", tapi apa iya ngawur, bukankah Jonan juga diberi jabatan lain? Kalau Jonan ada korupsi misalnya, apa mungkin dijadikan Menteri ESDM yang bahkan terkenal sangat basah? Mengenai kedekatan atau jasa, saya sebagai rakyat awam tentulah melihat Anies lebih banyak berjasa bagi Pak Jokowi. Mereka sering terlihat "runtang-runtung" dimasa kampanye Pilpres. Menjadi juru bicara, dan banyak lagi. Sedangkan Jonan waktu itu sebagai Direktur PT. KAI, bukanlah jabatan yang bisa dengan mudah ditinggalkan begitu saja untuk dapat selalu mendampingi Pak Jokowi bukan?


Kedua,
Pak Presiden "tidak tahu terimakasih", apa iya begitu? Kalau / jika / andai saya yang dicopot sebagai Menteri, padahal saya merasa tidak korupsi. Apalagi merasa dapat pemberitaan yang positif diluaran sono.... Lalu saya dipanggil Presiden untuk dicopot / diganti / "dicukupkan". Apakah rasional kalau saya hanya menyatakan "nggih" saja, walau saya tahu bahwa penggantian dan pengangkatan Menteri adalah hak prerogatif Presiden? Andai saya Profesor seperti Pak Anies sekalipun, saya tentu tidak akan berhenti belajar, dan saya akan menanyakan apa "kekurangan" saya sehingga "dicukupkan" sebagai Menteri? Bukankah itu wajar? Dari pada saya misalnya sebagai Profesor harus mbatin bahwa Presiden sudah "tidak tahu terimakasih"? Jadi apakah betul sesungguhnya Pak Anies tidak punya kesalahan yang sangat fatal? Silahkan kalian renungkan sendiri, karena saya sangat yakin Pak Presiden Jokowi bukanlah orang yang suka menyakiti orang lain dengan sengaja, apalagi bila orang itu adalah teman yang pernah berbuat banyak terhadap dirinya. Apalagi bukankah pencopotan jabatan Menteri yang diberitakan bercitra positif itu kalau benar tidak punya kesalahan fatal, artinya akan mempermalukan yang "dicukupkan" bukan? Apa mungkin hal itu terjadi?
.
Maaf, saya kok sangat curiga Pak Anies tentu sudah melakukan kesalahan yang sangat mendasar sebagai Menteri. Dan kalau itu benar, lalu Pak Jokowi dituding selalu membela Ahok, apakah tuduhan itu rasional? Bukankah Pak Jokowi bisa saja membeberkan kesalahan Anies jika memang tidak tahu berterimakasih dan bermaksud membela Ahok? Tapi itu semua tidak dilakukan oleh Pak Jokowi bukan? Bagaimana menurut Anda? (#SPMCSW, Kamis, 1 Desember 2016)
.
.
Sumber gambar:
twicsy .com

Sunday, November 20, 2016

"PEMERINTAH BARU BERANI DITATARAN MENGHIMBAU"



"PEMERINTAH BARU BERANI DITATARAN MENGHIMBAU"
.
Opini Sensi Hidup Bernegara(#2) #SPMC Suhindro Wibisono.
.

Ketika Presiden membuat pernyataan setelah demo 4 Nopemper 2016 "demo juga ditunggangi aktor politik", maka tokoh politik ada juga yang mengancam presiden bisa di-impeach! (dimakzulkan/dilengserkan). LEBAI, CAPER, atau BIAR TAMPAK HEBAT?
.
Ketika Presiden dalam pernyataan tentang hal yang sama (demo 4 Nopember 2016) juga menyatakan "boleh demo tapi jangan memaksakan kehendak dan jangan merusak", lalu saya lihat dan dengar video Habib yang mengartikan bahwa Presiden sudah salah karena dianggap menganggap Presiden telah menuduh para demonstran memaksakan kehendak dan akan membuat rusuh. Sama saja, apakah itu bukan LEBAI, CAPER, atau BIAR TAMPAK HEBAT?
.
Ketika ada rencana demo besar-besaran jilid III pada 2 Desember 2016, Pemerintah melalui Presiden, Pangab, Kapolri, Kapolda DKI, dan juga banyak tokoh agama diseluruh pelosok nusantara menghimbau agar tidak melakukan demo, "karena bukankah kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok sudah ditangani, disegerakan dan Ahok juga sudah ditetapkan sebagai tersangka sesuai keinginan pendemo? Menurut kacamata saya, itu adalah "himbauan" yang sangat memprihatinkan. Jadi apakah keadilan itu sejatinya tergantung dari tekanan massa?
.
Kacamata saya (semoga salah pakai kacamata), menangkap makna bahwa Ahok harus salah dan dipenjara, bahkan saat inipun juga sudah menghendaki Ahok ditahan, itulah tekanan yang dibuat dengan menggalang massa. Jadi buntutnya hanya jumlah massa saja, jumlah massa yang dianggap harus menyiratkan keadilan, lalu adakah nanti hakim yang berani independen? Hakim yang yakin se yakin-yakinnya menemukan kesalahan dalam mengadili Ahok, seperti keinginan jumlah massa yang dikerahkan?
.
Karena menurut saya, sekali lagi saya nyatakan disini, Ahok tidak ada menghina agama. Ahok memang menyebut ayat al-maida, dan itu sangat jelas bahwa Ahok mengkritik penggunaan ayat tersebut oleh banyak oknum untuk tidak memilih dirinya di Pilkada nanti. Jadi sebetulnya tinggal membuktikan saja, apakah sebenarnya ayat tersebut tidak pernah dipakai oleh oknum untuk tujuan penolakan Ahok (non muslim) jadi pemimpin pemerintahan? Semoga Tim pengacara Ahok dapat mengumpulkan bukti-bukti itu untuk menyanggah tuduhan, karena sepemahaman saya Ahok hanya mengkritik maraknya oknum pengguna sebelumnya, bukan mencemarkan agama.
.
Ketika Presiden banyak anjang sana ke markas ABRI juga BRIMOB, itu baik-baik saja, cuekin saja kalau ada politisi atau pengamat yang nyinyir menganggap presiden mengancam rakyatnya sendiri. Karena mereka LEBAI, CAPER, atau BIAR TAMPAK HEBAT? Tapi ketika Presiden juga jumpa dengan pemimpin-pemimpin partai, ini yang harus hati-hati. Jangan sampai hal tersebut mengartikan (menjadikan) Presiden juga tidak akan berani menindak Ketua Partai yang salah bahkan tokoh-tokoh partai yang adalah anak buahnya ketua partai tersebut.
.
Memang tidak mudah jadi Presiden, pasti akan sangat sering dalam posisi dilematis. Kalau memang pemerintah belum berani menindak "ada tokoh partai yang menunggangi demo 4/11" karena takut dampak yang akan terjadi, kenapa tidak berani menindak mereka tokoh-tokoh yang mengatasnamakan agama yang sudah sangat jelas menyerukan penghasutan agar massanya cenderung makar terhadap pemerintahan yang sah? Sangat banyak beredar bukti video-video itu, dan organisasinya juga jelas, tapi kenapa tidak pernah dilakukan tindakan tegas? Apakah pemerintah takut? Ketika saya juga pernah melihat video pelarangan pengibaran bendera merah putih pada anak-anak sekolah, tak ada aparat yang berani memproses atau manangkap oknum tersebut. Sungguh aparat sepertinya takut menegakkan aturan, itu seperti menyimpan bara dalam sekam, maka ketika baranya semakin meluas lalu jika tertiup angin ribut, pastilah akan memakan korban lebih banyak.
.
Menurut kacamata saya, "preventif" itu adalah mencegah agar kerusakan tidak semakin banyak. Dalam hal menjaga ketentraman rakyat yang memang plural, preventif adalah berani menindak dengan tegas atas bukti-bukti yang ada, karena tanpa ditindak atas hasutan makar dan nuansa membenturkan massa dalam agamanya terhadap pemerintahan yang sah, itu bermakna pemerintah membiarkan api dalam sekam bertambah banyak. Tidak dilakukan tindakan apa-apa, artinya rakyat awam yang lebih mudah terprovokasi akan berpikir bahwa hal itu tidak ada yang salah, sementara video-video hasutan untuk makar dan melawan pemerintahan terus menyebar dan bukan tidak mungkin akan semakin banyak yang mengamininya. Bukankah kalau sampai tersulut dan meledak akan menimbulkan lebih banyak korban, dan kenyataannya semua adalah anak bangsa sendiri? Masih kurang jelaskan PREVENTIF yang saya maksudkan, preventif yang juga menumpas cikal bakal makar, menumpas tunas-tunas potensi memecah belah bangsa.
.
MENGHIMBAU agar demo tidak dilakukan apakah akan ada hasilnya? Saya kok yakin himbauan semacam itu tidak ada manfaatnya. Kalau dilain pihak pemerintah mengakui bahwa demo adalah juga hak yang sesuai UU, lalu kenapa harus menghimbau agar demo tidak perlu dilakukan? Apakah hal itu tidak terkesan pemerintah takut? Masih versi kacamata saya, harusnya demo yang berijin ya didiamkan saja, asal demo tersebut tidak melanggar aturan sesuai UU, kalau mereka ijin demo untuk sholat sepanjang jalan, ya dilihat saja sesuai UU atau tidak, kalau tidak sesuai ya jangan dikasih ijin atau jika masih tetap ngotot ya dibubarkan saja, atau siapa penanggung jawab demo (yang minta ijin) diberitahu dengan sangat jelas waktu meminta ijin, bila perlu diminta buat surat pernyataan diatas meterai, maka dialah yang harus bertanggung jawab. Tapi kalau jumlah massanya yang demo sebanyak waktu 4/11, ya biarkan saja kalau mau sholat, kan sama saja, sama menutupnya jalanan bukan?
.
Intinya sebaiknya pemerintah berani tegas menindak hal-hal yang anarkis, karena hanya dengan ketegasan tanpa pandang bulu maka pemeritahan akan disegani. Tapi ketika waktu demo 4/11 yang juga ada penjarahan waktu malamnya, dan andai tidak terberitakan dengan jelas apa sanksinya, bukankah hal itu akan terulang lagi karena tidak adanya contoh ketegasan oleh pemerintah melalui aparat keamanannya? Sekali lagi, membiarkan nuansa makar itu artinya pemerintah juga merestui hal itu. MENGHIMBAU agar rakyat/tokoh/politisi untuk tidak melakukan sesuatu hal yang dianggap buruk oleh pemerintah, itu TIDAK AKAN MENGHASILKAN APA-APA.
.
Himbauan untuk tidak buang sampah,
himbauan untuk tidak merokok,
himbauan untuk tidak mencopet,
himbauan untuk tidak maling,
himbauan untuk tidak nyopet,
himbauan untuk tidak korupsi,
himbauan untuk tidak memperkosa,
himbauan untuk tidak narkoba,
himbauan untuk tidak KKN, ...


Dan segala macam tetek-bengek lain soal himbauan, bisakah tunjukkan kesaya yang pernah berhasil? Percayalah, tanpa tindakan yang tegas, berani dan adil, "himbauan" itu adalah menggelikan. Jadi kalau menurut saya, apa yang sudah dilakukan Ahok itu sudah sangat betul, pegawai Pemda yang maling ya harus dipecat, yang tidak mau melayani rakyat ya harus digeser. Jadi ketika begitu banyak rakyat yang tidak setuju dengan Ahok, bukankah sebetulnya mereka itu yang ingin melanggengkan kebobrokan di negeri ini? Jadi masihkah Anda heran kenapa negara ini jadi selalu terbelakang? Salah satu hal terpenting adalah karena pemerintahnya tidak berani bertindak tegas, baru sampai tataran beraninya hanya menghimbau. Maaf atas kenyinyiran saya yang mengkhawatiran keadaan bangsa dan negara ini. (#SPMCSW, Minggu, 20 Nopember 2016)
.
.
Sumber gambar:
Merdeka .com

Friday, November 18, 2016

"SESRAWUNGAN BIDADARI TUHAN"



.
"SESRAWUNGAN BIDADARI TUHAN"
.
.
TUHAN, BOLEH AKU TANYA?

Apa sumua bidadari cantik?
Apa semua bidadari baik?
Apa semua bidadari cerdas?
Apa semua bidadari lucu?
Apa semua bidadari menarik?
Apa semua bidadari nggemesi?
.
.
TUHAN, BOLEH AKU TAU?

Ketika bidadari Kau jumpakan aku
Apa rencanaMu?
Andai aku tahu apa mau Tuhanku
Betapa senang hatiku
Agar aku tidak salah laku
Tidak sakiti bidadariMu
.
.
TUHAN, PESANKAN BIDADARIMU

Ingatkanku ketika jahil
Ingatkanku ketika iseng
Ingatkanku ketika gemes
Ingatkanku ketika caper
Ingatkanku ketika bawel
Ingatkanku ketika kepo
.
.
TUHAN, MOHON JANGAN SALAHKAN AKU

Kau kirim bidadari secantik itu
Mbetik dan sering kali lucu
Jika tak kuasa kendalikan gemesku
Aku kan sesali salah dalam laku
Lalu apa solusi galauku?
Tolong Tuhan bisiki aku
.
.
TUHAN, SALAHKAH JIKA AKU .....

Sering kangen jumpainya?
Sering pandang terlalu lama?
Sering iseng menggoda?
Sering senang ketika menggandeng?
Sering gemes untuk membelai?
Sering ingin memeluknya?
.
.
TUHAN, MAAFKAN PROTESKU

Kenapa aku Kau pertemukan?
Bidadari cantik begitu menawan
Bangunkan tapaku dalam kesendirian
Masih kurangkah dosa kulakukan?
Asal tidak sakiti bidadari Tuhan
Aku rela lunasi karma derita kehidupan
.
.
TUHAN, BIMBING DAN INGATKAN AKU

Bimbing aku tak menyakitinya
Bimbing aku tak mendustainya
Bimbing aku tak melecehkannya
Ingatkan aku wanita itu bidadariMu
Ingatkan aku tak tambah dosa melulu
Ingatkan aku perbaiki karma hidupku
.
.
.
***********
.
(PUISI dari alboem kenangan, disadur dan dimodif sesuai kekinian pada Medio Oktober 2016 tapi tetap pakai kacamata jadoel, by #PPSPMCSW) ~ #PangkalanPuisiSPMC Suhindro Wibisono
.
SEKUEL #bidadariqu
.
Sumber gambar:
realita-exsen.blogspot .com
.
**********

Wednesday, November 16, 2016

"PEMBIARAN POTENSI MAKAR, SENGAJA ATAU TIDAK TAU?"



"PEMBIARAN POTENSI MAKAR, SENGAJA ATAU TIDAK TAU?"
.
Opini Sensi Hidup Bernegara #SPMC Suhindro Wibisono.
.

Bom itu mencerabut nyawa anak batita (Intan, Gereja Oikumene, Samarinda, Kaltim), adakah pembenar yang bisa dialibikan, apapun itu? Bukankah sangat ngenes ketika juga ada yang bersuara "pemerintah mengalihkan isu", saya bingung andai yang bersangkutan ngaku sebagai warga negara yang juga cinta negaranya.
.
Ketika kebakaran rumah ibadah di Tolikara - Papua terjadi, saya hampir tak dengar suara lantang dari kelompok beragama sama dengan pelaku pembakaran bersuara, yang ada adalah suara sangat keras hampir dari seluruh pelosok negeri ini untuk mengusut tuntas, bahkan yang garis keras justru berseru untuk jihat membalas, yang bahkan mengancam sangat menakutkan, termasuk ancam kepala pemerintahan segala. Duh serasa negara ini hanya miliknya.
.
Ketika kebakaran rumah ibadah di Aceh Singkil terjadi, saya juga tidak dengar suara keras dari kelompok korban bersuara lantang, tapi tentu saja ada di dumay yang bersuara agar diusut tuntas, dan yang paling menyakitkan ada oknum ummat iseng yang bersuara itu adalah pembalasan.
.
Pembakaran rumah ibadah memang mencederai kemanusiaan, apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah agar hal itu tidak terus berulang?
.
Menurut saya, harusnya diusulkan bahwa setiap agama harus punya hirarki penanggung jawabnya. Strukturnya harus jelas sehingga ada penanggung jawab dan tidak terkesan serba liar, atau tidak terkesan begitu banyak masing-masing kelompok merasa paling benar, dan sok jagoan, jadinya malah terkesan seperti hidup dijaman batu, yang merasa hebat, kuat, berani, brutal adalah pemilik kekuasaan. Terus bagaimana manajemennya kalau hukum rimba yang diberlakukan?
.
Andai diseluruh NKRI ada hirarki tertinggi dalam agama (kepercayaan) A, B, C, D, E, F dstnya .... Contohnya ya, jangan emosi atau marah, ini hanya contoh dan hanya pemikiran saja. Dalam Islam kan ada banyak aliran, bisa saja dalam setiap aliran itu punya pemimpin tertinggi, tapi diatas semua pemimpin tertinggi itu, maka ditunjuklah yang mewakili mereka. Agar lebih mudah memahami yang saya maksud, lihatlah struktur pada angkatan bersenjata kita plus kepolisian misalnya, ada jenjang pemegang kekuasaan yang jelas.
.
Jadi misalnya, boleh saja NU dianggap TNI AD, Muhammadiyah dianggap TNI AL, aliran lain dianggap TNI AU, dan seterusnya, dan seterusnya. Yang tertinggi dalam suatu aliran dianggap ada KASAD, KASAL, KASAU, dan seterusnya. Lalu mereka semua yang pakai nama bendera sama, dalam hal ini contohnya misal Islam, maka yang tertinggi dari seluruh NKRI adalah Panglimanya (PANGAB) agama tersebut. Mengenai penunjukan mulai dari ketua wilayah sampai jejang atasnya, dan sampai paling atas, ya terserah mau bagaimana mekanismenya, silahkan dirundingkan berdasarkan aturan-aturan kesepakatan bersama, karena yang terpenting adalah penghormatan atas kesepakatan tersebut, karena tanpa penghormatan tidak ada gunanya struktur tersebut dibuat bukan?
.
Jadi bukankah kalau ada penanggung jawabnya maka akan mudah dicari siapa penanggung jawabnya? Begitu juga jika ingin menggalang massa, maka akan mudah dilakukan, tapi kesemuanya harus sepakat tunduk pada hukum negara, karena hukum negara memang adalah hukum yang menjebatani untuk semua rakyatnya yang tidak pedulikan apapun agamanya. Tapi yang repot adalah adanya banyak yang bersuara, bahwa konstitusi negara itu harusnya dibawah kitab sucinya, karena kitab suci itu produk Tuhan, sedangkan konstitusi negara adalah produk manusia. Dan hembusan pemahaman semacam itu kepada ummat itulah akar masalah penanaman wacana ke ummat agar berbuat makar. Pemahaman yang dianggap paling benar karena mengadu kitab sucinya dengan konstitusi negara. Padahal tanpa adanya ketentraman dalam negara, apakah mungkin agama dapat berkembang dan terimplementasi dengan nyaman? Contohnya di Palestina, Irak, Suriah apakah mereka dapat menjalankah ibadah sesuai agamanya dengan nyaman dan tentram?
.
Percayalah kesadaran dan rasionalitas dalam beragama itu sangat penting. Membiarkan para pendakwah dari agama apapun sesukanya mengutarakan pendapat, menghina pemimpin negara dan menyerukan makar atau bahkan bersuara lantang agar ummatnya siap jihad, menjadi syuhada, dan siap mati demi agama, bahkan dibarengi dengan mengutarakan ayat-ayat kitab suci, itu sama dengan menanamkan ummat agar berbuat makar, dan itulah akar masalah sesungguhnya. Tapi sepertinya negara (pemerintah) tidak pernah berbuat apapun untuk mencegah hal itu terjadi, berharap rakyatnya cerdas dan bisa memilah dan memilih sendiri mana yang baik dan mana yang buruk. Pemerintah seolah takut mendapat stempel memasung demokrasi, takut dikira melanggar HAM, takut distempel membrangus, takut dikira berbuat sewenang-wenang. Padahal bukankah pemerintah diharapkan dapat menyaring sekaligus membentengi rakyat agar tidak terjerumus untuk terjadinya makar yang bukan tidak mungkin sangat berpotensi negara NKRI menjadi banyak negara?
.
Memberantas itu lebih banyak memakan korban dari pada mencegah, dan untuk mencegah juga perlu tindakan keras dan tegas, tapi berkeadilan. Artinya siapapun menyebarkan kebencian dan potensi menimbulkan makar atas pemerintah yang sah, ya harus ditindak dengan tegas sesuai hukum yang berlaku, membiarkan hal itu berlarut-larut sangat terkesan pemerintah "takut" dan tidak mampu. Maaf. Sama seperti lemahnya penindakan hukum terhadap kasus narkoba, bahkan terkesan banyak oknum pejabat yang juga terlibat, lihatlah kenyataannya sekarang, seolah kasus narkoba sudah menjadi santapan berita sehari-hari, lalu ketika hal itu sudah mewabah, ketika saat ini berkehendak melakukan pemberantasan dengan tindakan keras, itu sudah sangat terlambat bukan? Karena menjadi tidak mudah lagi, sudah terlalu banyak rakyat yang kecanduan, artinya hukum ekonomi tentang "permintaan" sudah merupakan hal yang sangat menggiurkan. Bukankah hal itu merugikan negara dan bangsa karena banyak anak bangsanya yang menjadi "rusak" dan tentu saja menghabiskan biaya jauh lebih banyak dari pada seandainya doeloe-doeloe berani tegas dan keras menindak?
.
Apakah hal semacam itu juga akan terjadi pada makar yang diawali dari hembusan agama? Kalau memang banyak (mayoritas) rakyat berkehendak mendirikan negara ini menjadi negara berlandaskan agama, dan memang pemerintah tidak ingin membendung karena menganggap suara rakyat adalah suatu yang dianggap paling benar, ya kenapa tidak dengan damai saja mencarikan jalan keluarnya? Bukankah UUD juga bisa diamandemen, artinya negara itupun juga bisa diubah jika memang mayoritas rakyat menghendaki bukan? Percayalah jika pemerintah membiarkan penanaman doktrin kepada rakyat yang berpotensi makar itu didiamkan, hanya menunggu waktu saja untuk implementasinya. Dari pada begitu, hal yang tentu akan menelan banyak korban yang semuanya adalah anak bangsa juga, kenapa tidak membagi saja negara ini menjadi banyak negara, lalu negara-negara itu berserikat ..... Jadi seolah tiap propinsi dibagi sesuai agama yang dimau, lalu dibagi secara berkeadilan, dan tiap propinsi mempunyai hukum yang mandiri sesuai dengan kemauan mereka rakyatnya. Hanya khusus ibukota perserikatan negara saja yang memiliki hukum demokrasi seperti saat ini? Dan ibukota perserikatan negara itulah Jakarta ..... Semuanya bisa dibicarakan dan diatur dengan berkeadilan, jadi biarkan rakyat memilih mau tinggal di propinsi (negara bagian) yang mana yang sesuai keinginannya, dengan catatan hak miliknya akan diganti dengan hak milik di negara bagian yang diinginkan, pokoknya semua dengan keadilan. Mungkin butuh waktu teransisi 10 tahun untuk hal itu. Jika ternyata masih banyak rakyat yang mau negara demokrasi, ya bisa saja seluruh pulau Jawa dijadikan satu negara, lalu setelah referendum itu diberlakukan, hendaknya pemerintahan yang akan ada berani menindak potensi adanya penyebaran pemikiran makar. Bukankah intinya tetap sama, keberanian menindak potensi makar adalah hal terpenting untuk kelangsungan hidup bernegara? Jadi mau tunggu apalagi Pak Presiden? Kalau memang UU-nya belom ada untuk penindakan hal itu, ya mbok segera dibuat sebelum semuanya menjadi abu. Bukankah begitu? Maaf, itu semua hanya uneg-uneg yang ada dibenak saya. (#SPMCSW, Rabu, 16 Nopember 2016)
.
.
Sumber gambar:
eradamusmalum.blogspot .com

Wednesday, November 9, 2016

"APAKAH AGAMAMU BENAR UNTUK UNIVERSAL?"



"APAKAH AGAMAMU BENAR UNTUK UNIVERSAL?"
.
Opini Sensi ala #SPMC Suhindro Wibisono
.

Begitu banyak wacana dapat kita perhatikan, lihat, baca dan dengar di sosmed (dumay = WA, FB, Web, dll.), koran/majalah cetak, tipi berita, radio ....
.
Politik "menculik" agama sebagai sarana pembenar bukanlah hal baru di negeri ini, ketika ada calon wanita yang niat jadi pemimpin, maka dinyatakan wanita tidak boleh jadi pemimpin menurut agamanya, ketika ada yang berbeda agama juga jadi calon pemimpin, maka juga diserang pakai agama, "tidak boleh karena tidak seiman".
.
Kenapa hal semacam itu didiamkan? Bukankah penolakan itu untuk pemilihan pemimpin pemerintahan? Bukankah calon pemimpin pemerintahan punya pakemnya sendiri, bukankah konstitusi negeri ini menyatakan "semua warga negara punya hak dan kewajiban yang sama?" Artinya semua warga negara tidak dibedakan atas dasar SARA.
.
Pembiaran itulah akar masalah, karena pembiaran juga bisa diterima bahwa hal itu dianggap tidak salah. Repotnya, kehendak pembiaran juga menggunakan dalil agama, yang mereka semua lupa bahwa agama yang digunakan sebagai pembenar adalah agamanya pembenar itu sendiri. Bukankah negara ini milik kita semua warga negara yang sama? Yang rakyatnya terdiri dari berbagai macam suku, kepercayaan dan agama? Jadi penggunaan alibi hanya berdasar satu keyakinan, apakah itu menjamin keadilan bagi seluruh rakyatnya yang multi itu tadi? Dan hal itulah yang saya tenggarai sejak lama, adanya KESEWENANG-WENANGAN YANG MENYENANGKAN. Andai sejak lama kita sebagai bangsa berani membuat aturan bahwa ranah politik tidak boleh "mencatut" agama apapun, saya kok yakin justru negeri ini akan lebih tentram dan damai.
.
Walau Tuhan adalah Esa, tapi agama adalah relasi antara manusia dan Tuhannya masing-masing individu sesuai dengan keyakinannya. Mencampur adukkan agama dengan politik (kekuasaan/pemerintahan), menurut kacamata saya jelas salah kaprah, karena agama hanya mengurusi ummat seagama, sedang pemerintah harus adil terhadap semua rakyat yang nota bene terdiri dari pemeluk berbagai macam agama.
.
Menurut rasa saya, kementrian agama seharusnya terdiri dari subsistem agama-agama yang ada dimasyarakat ini, termasuk pengadaan subsistem aliran kepercayaan, lalu semuanya itu dibawah naungan Menteri sebagai penanggung jawab secara keseluruhan agama/kepercayaan. Jadi harusnya MUI juga ada didalam bagian subsistem agama yang sesuai. Itu kalau masih mengharap pemerintah seharusnya ikut cawe-cawe urusan agama, kalau tidak mau ikut cawe-cawe, ya kenapa tidak mengikuti apa yang dilakukan banyak negara lain, yang bahkan kementrian agama saja ditiadakan? Bukankah kenyataannya negara-negara itu lebih tentram dari pada negara-negara yang berdasarkan agama? Lalu banyak tokoh-tokoh kita yang ngotot ingin menjadikan negeri ini berdasarkan agamanya? Rujukannya negara mana yang hasilnya lebih baik, keadaannya "toto tentrem kerto raharjo" pak de, bude , om, tante, bro, sis??
.
Ketika jutaan rakyat dari negara berdasar agama ngungsi ke Eropa, padahal sangat ceto welo-welo negara tempatnya ngungsi itu bukan negara yang rakyatnya harus beragama, dan pemerintahannya juga bukan dari agamanya para pengungsi, kenapa kalian diam seribu bahasa? Apakah mereka para pengungsi itu tidak jadi musrik, kafir, murtad, dan entah apalagi julukan kalian yang sering kalian utarakan di dumay? Kalau sejatinya agama itu benar secara universal, bukankah artinya kebenarannya juga bisa berlaku dimana saja dan dalam case apa saja? Bukankah artinya jutaan para pengungsi itu otomatis hampir pasti dipimpin oleh pemimpin yang tidak seagama dengan para pengungsinya?
.
Maaf kalau saya banyak salah dalam tanya, karena hal-hal itu merisaukan nurani saya yang ingin negara ini dalam damai. Dan saya percaya untuk mengurus negara yang menganut demokrasi dengan rakyat yang terdiri dari banyak suku, ras, agama, golongan, memang dibutuhkan kepemimpinan yang tegas adil dan berani. Pembiaran potensi yang mengancam keutuhan negara justru membuat pemerintahan (negara) dalam bahaya. Membiarkan penyebaran potensi-potensi perpecahan, itu ibarat menyebarkan dan memelihara api dalam sekam, membiakkan fenomena gunung es, memelihara macan tanpa kandang dengan penanganan bukan oleh ahlinya, dan semua itu tinggal tunggu waktu saja meledaknya. Lalu kalau peledakan itu terjadi bukan pada masa pemerintahan yang membiarkan potensi tersebut terjadi, seolah pemerintahan lama tidak ikut bertanggung jawab, bahkan klaim bahwa era/masanya adalah masa paling aman, tentram, baik dan benar. Lupa bahwa masalah yang timbul itu bukan seperti membuat popcorn yang langsung meledak dalam waktu singkat. Padahal pemerintahan itu sangat dibatasi waktunya, banyak yang belum menyadari bahwa mewariskan pemerintahan yang membahayakan keutuhan negara dan bangsa seharusnya juga dianggap kesalahan atau kegagalan pemerintahan tersebut. Maknanya, purna bakti pemerintahan jangan menganggap masalah selesai dan menganggap semua hal jadi bukan tanggungjawabnya lagi, mantan memang tidak bisa ikutan cawe-cawe masalah pemerintahan, dan yang dibutuhkan adalah siap mempertanggungjawabkan hasil karya yang siap ditelaah atau dinilai oleh orang lain, juga jangan memakai dalil usang "mikul duwur mendem jero", yang menganggap mantan pejabat tertinggi negara seolah kebal hukum karena layak dan harus dilindungi martabatnya, menurut saya itu justru membahayakan keberlangsungan hidup bernegara kita. Karena pemerintahan yang sedang berlangsung hanya memikir "yang penting selamat", tidak berpikir mewariskan pemerintahan yang baik dan benar. Maaf atas tuangan unek-unek kenyinyiran yang saya pikirkan.
.
Jika Ahok dinyatakan bersalah karena menukil ayat kitab suci kepercayaan ummat lain dan diutarakan pada khalayak umum, dan kesalahannya adalah karena Ahok bukan ummat penganut agama yang ayatnya disuarakan itu, kenapa oknum lain yang banyak memakai ayat yang sama untuk menolak pencalonan Ahok tidak dipermasalahkan dan tidak dipersalahkan? Bukankah ayatnya sama? Ketika juga ada tokoh-tokoh hebat yang beragama sama tidak mempermasalahkan pemimpin dari agama lain, bolehkah saya tanya "kebenaran universalnya dimana atas perbedaan pendapat tersebut?" Saya juga mbatin gini: Jika Ahok menukil ayat yang memang tidak pernah digunakan oleh oknum lain dalam menolaknya, saya setuju Ahok salah. Tapi jika Ahok membicarakan ayat yang justru banyak digunakan oleh oknum lain untuk menyerangnya agar tidak dipilih, lalu Ahok dipersalahkan karena bukan ayat dalam kitab sucinya, salahkah jika oknum-oknum tersebut telah memlintir agamanya demi kepentingan politiknya? Salahkah pendapat pemimpin negara, jika demo Jumat, 4 Nopember 2016 kemaren juga ditunggangi oknum tokoh politik? Lalu banyak yang mengail diair keruh, mempermasalahkan pernyataan pemimpin negara, ada yang bahkan mengancam presiden bisa di impeach! (dimakzulkan). Lebai, kalau yang merasa tokoh tidak merasa menjadi penunggang demo, ngapain jadi tersinggung?
.
Ketika mendengarkan video peryataan pendapat dari SBY, ada mewacanakan "Intelijen Error" dan sebagainya, lalu sumbernya juga menyatakan mendapat info, kok tokoh-tokoh politik yang mengkritik presiden tidak menuntut agar SBY juga membuka nara sumber pembisiknya? Bukankah hal itu lebih berpotensi bahaya? Bagaimana kalau seandainya pejabat tinggi yang membawahi Intelijen emosi dan marah lalu memecat banyak pejabat anak buahnya yang bertanggung jawab terhadap informasi intelijen tersebut karena dianggap membocorkan informasi kepada SBY? Itupun jika dianggap intelijen memang mendeteksi seperti yang dikeluhkan SBY, tapi jika instansi resmi tidak ada yang menuding SBY, lalu SBY berkeluh kesah karena dasar berita dari sosmed yang memojokkannya dalam suatu kasus tertentu, apakah tidak terkesan aneh?
.
Balik kesoal agama yang memang sangat sensi dan juga demo 411 pada Jumat minggu lalu itu. Wacana yang berkembang adalah menuntut agar Ahok diseret untuk diadili, tapi saya membacanya dengan tafsir Ahok harus dipersalahkan dan dipenjara, karena yang utama MUI sudah mengeluarkan pernyataan bahwa Ahok dinyatakan menista agama. Dan itulah ancaman "api dalam sekam" yang saya maksud, keadilannya dimana kalau sudah mengadili sebelum sidang pengadilan digelar? Mengingat begitu banyak tokoh yang berwacana untuk mengadili Ahok tapi juga sekaligus "memastikan" bahwa Ahok harus disalahkan karena terbukti menimbulkan kegaduhan, apakah benar hal semacam itu termasuk ciri-ciri negara hukum? Muatan pesan dan ancaman oleh banyak tokoh bahwa Ahok harus diadili dan harus dinyatakan salah, bahkan jika tidak dinyatakan salah maka Presiden dianggap melindungi juga aparat berwenang dianggap tidak adil, termasuk keinginan transparan presiden juga bisa dianggap kepura-puraan saja, itulah makna yang saya tangkap pakai kacamata saya, dan saya mengharap saya salah pakai kacamata. Andai Ahok dinyatakan TIDAK bersalah, bukankah itu potensi ancaman akan keadaan yang tidak kondusif untuk negeri ini? Itu maknanya ekonomi negara akan terpengaruh, lalu keadaan menjadi tidak tentram, dan pemerintahan dipertarohkan. Apakah agama tidak menjadi menakutkan kalau itu yang terjadi? Lalu pemerintah yang juga harus mengurusi agama kalau kenyataannya sampai harus tumbang karena agama, apakah engga ngenes? Maaf saya ngawur dalam rasa mengkhawatirkan bangsa dan negara ini. (#SPMCSW, Kamis, 10 Nopember 2016.)
.
~~~~~

.
BONUS UNEK-UNEK:
Selamat memperingati Hari Pahlawan, semoga hasil karya para pejuang bangsa sehingga negara ini masih tegak berdiri tidak diluluh lantakkan oleh generasi penerusnya .....
Negara ini jika menjadi banyak negara, percayalah itu bukan karena ulah negara lain, tapi karena ulah rakyatnya sendiri yang mudah terprovokasi, dan sangat egois. Dan kalau hal itu terjadi, negara-negara kecil yang awalnya adalah NKRI, menjadi bukan apa-apa lagi didunia, dan itu semua hasil karya para tokoh kita, yang lebih memilih bercerai-berai demi membela ego agama dan Tuhannya, padahal bukankah Tuhan itu Esa saudaraku? Maaf. (SW)
.
.
Sumber gambar:
Karikatur online

Thursday, October 13, 2016

"GEMES PINGIN PEGANG HIDUNG MANCUNGMU"




.
Keinginan jail membersit di benak
Mungkinkah minta ijin sebelum tindak
Bagaimana kalau ditolak?
Makna kejailan tak padan kehendak
.
Walau itu rencana usil
Inginnya langsung jail
Bagaimana jika dituding tengil?
Lalu sewot dan aku dikucil
.
Pertimbangan itu buatku galau
Hal simpel gini bikin risau
Timbang rasa mau minta restu?
Mengira usil tak bakal ruku
.
Aku takut dikira monster
Atau musang pakai switer
Padahal cuma greget yang meluber
Moga tak jadi jerawat segede neker
.
Andai tahu apa akan terjadi
Biarlah resiko kutanggung sendiri
Ditemplok jika kaget setengah mati  

Pasti itu halusinasi
.
Jangan sampai jadi sakit hati
Dikira lecehkan atau sakiti
Takut dijauhi tak digubris lagi
Bayangan itu sirnakan nyali
.
Sejati ingin usil godamu
Ingin guyon gitu ...
Namun jika beda selera humormu
Bakal tidak ketulung nyeselku
.
Urusan sekocak itu
Haruskah aku ijin Tuhanmu?
Rasa sewindu penasaran berlalu
Belum juga hinggap nyaliku.
.
Akankah tetap penasaran?
Bila tak laksanakan
Biar kuputus kemudian
Tanpa rencana tindakan
.
Harap ada hadiah tak terduga
Agar penasaranku sirna
Moga tidak pernah lupa
Hormatimu bagaimana mestinya
.
Aku hanya ........

"GEMES PINGIN PEGANG HIDUNG MANCUNGMU"

.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
 .
NOTES:
Nostalgia Album Puisi True Story.
Silahkan dibaca dan diresapi, judul memang ada diakhir puisinya.
Mungkin Anda akan kehilangan senyuman jika duluan ngintip judul kocaknya.
Karena memang puisi ini adalah a true story.
Dan saya pernah terpikat jenakanya puisi ini. (SPMCES)
.
---------------

CATATAN: 
Puisi ini di copas dari facebook Group "Pangkalan Puisi SPMC"  yang diunggah oleh Elen Soegi.

(Judulnya ditaruh atas.)

"WONG NDESO SOBO KUTHO"



"WONG NDESO SOBO KUTHO"
.
Amatan & Opini ala (#SPMC) Suhindro Wibisono
.
.
(ORANG DESA SABA KOTA)
Saya pernah tau suatu kenyataan, ada satu keluarga yang generasinya labih tua dari saya, mereka sekitar 7~8 bersaudara gitu deh kira-kira, yang tertua mungkin ada beda 15 tahun umurnya dari saya, dan yang paling muda lebih tua satu dua tahun dari saya. Bisa jadi saya salah ingat, tapi itu tidak terlalu penting dalam cerita, maklum memang saya adalah pengamat, pengamat amatiran yang suka mengamat-amati saja.
.
Ada satu dari bersaudara itu yang paling tinggi pendidikannya dari pada saudara-saudaranya yang lain yang rata-rata hanya SLTA, kalau engga salah ingat sampai MSc. Sepengamatan saya, banyak saudaranya yang membantu pendidikannya, itulah mengapa dia punya pendidikan yang lebih baik dari yang lain, tapi bisa juga karena lebih pinter bukan? Eranya bukan era saat ini lho ya, karena era saat ini begitu banyak kesempatan untuk mencari bea siswa.
.
Pekerjaannyapun jadi yang terbaik dari semua saudara-saudaranya yang lain, saya pernah dengar yang bersangkutan sampai menjadi kepala pabrik disuatu perusahaan, bahkan lalu memegang pabrik baru dari bosnya yang mengembangkan usahanya di Jatim sono .... Itu cerita-cerita yang sempat saya tangkap, tapi saya tidak ada relasi dengan yang bersangkutan, selain hanya pernah kenal dan pernah ketemu ketika masih sama-sama jomblo doeloe, mungkin paling mentok pernah rame-rame nonton bioskup sekali saja.
.
Ketika masih tinggal dikota yang sama dengan saya, walau memang hampir tidak pernah ketemu, tapi ketika itu jabatan di perusahaan tempatnya kerja masih belum tinggi, rupanya terdengar gosip bahwa dia suka ketempat pijat. Saya tidak terlalu jelas bagaimana detailnya, yang jelas akhirnya dia menikah dengan cewe yang menjadi langganan pemijatnya itu. Tentu saja prosesnya sangat seru, saudara yang paling dibanggakan dalam keluarga itu, orangnya tinggi dan cakep, badannya proporsional! Bahkan punya kenalan (pedekate) ama cewe cakep blasteran Jepang dari keluarga lebih terhormat langsung menguap begitu saja. Benar-benar membuat tidak rela semua saudara-saudaranya .......
.
Apa mau dikata, dia begitu kekeh mau menikahinya, banyak argumen diutarakan, mulai dari kasihan dengan cewe tersebut, ingin mengangkat derajatnya, sampai menyatakan benar-benar mencintainya.
.
Sedang dari pihak saudara-saudaranya berkeberatan karena tau status wanita itu (ortu tinggal ibu yang selalu kalah suara) ..... Wanita yang mau dinikahi dibilang cantik sejatinya juga tidak cantik-cantik amat, saya sepertinya penah lihat fotonya dan maaf dibawah standard rata-rata kalau versi rasa saya, warna kulitnya gelap, tidak tamat SD, dan bukankah pekerjaannya adalah juga tukang pijat plus-plus, itu apa bedanya dengan menikahi pelacur? Maaf, ini hanya cerita ya, saya hanya menceritakan kembali yang tertangkap dalam gemuruh diskusi rasan-rasan mereka ketika itoe, ketika proses sebelum pernikahan itu terlaksana.
.
Tanggunglah resikonya sendiri, setelah beberapa waktu berlalu, mereka juga punya anak dari pernikahan itu, tapi sang bapak dari anak itu justru juga hampir merangkap sebagai baby siter, betul-betul DKI, dan yang lebih gila, sang istri kerjaannya hanya foya-foya saja, nongkrong-nongkrong di cafe-cafe di mall .... Sang suami tak berkutik dan bertekuk lutut, ajaib .... banyak yang bilang kena magic alias guna-guna, dan saya percaya .......
.
Waktu hal itu tersiar dikeluarganya, keluarganya masih tidak merelakan, tapi sang suami tak bergeming ..... Cinta itu buta, atau buta karena guna-guna? Mengerikan jadinya, jadi ingat cerita gosip orang sekaya raya Bambang Tri saja juga takluk dibawah kekuasaan sang istri, apakah itu betul terjadi? Jadi siapa bilang ilmu perdukunan itu tidak realita ada? Memang sih bagi yang kuat iman dapat menangkal semua santet, tapi bukankah yang kuat iman juga biasanya tidak suka "jajan" bukan? Rumitnya dunia ini.
.
Puncak acara adalah ketololan logika waras yang susah dipahami, ketika istrinya pergi dengan pria lain dan ketika ada gugatan dari saudara-saudaranya, justru sang suami masih membela istrinya ...... Nalar waras saja tidak habis pikir, dan semuanya hakul yakin itu logika tidak normal. Hati-hatilah bermain api, kalau sudah terlanjur jadi arang sang waktu tidak mungkin dapat menolong anda lagi walaupun dia mau.
.
Coba kita bayangkan apa yang terjadi pada keluarga itu, sang suami begitu perkasa mengepalai pabrik dengan ratusan karyawan, tapi ketika dirumah hinanya seperti melebihi kacung ...., dan ajaibnya tidak pernah mampu melihat penyimpangan sang istri bahkan ketika sang istri pergi dengan pria lain berhari-hari? Guna-guna memang menakutkan bagi orang-orang yang kurang kuat imannya bukan?
.
Lalu kira-kira apa yang akan terjadi dengan sang anak? Jika melihat kenyataan keluarganya seperti itu? Ah hanya Tuhan yang bisa membuat keajaiban-keajaiban, saya sudah sekitar sewindu ini tidak mendengar gosipnya lagi, yg terakhir ya hanya itu, istri dibawa pergi pria lain tapi malah suami bela istrinya, mungkin saja saat ini orang yang saya kenal itu sudah pensiun(?) ..... NGENES
.
Kebiasaan jelek adalah candu atau bibit yang juga akan menjadi mo-limo haruslah diwaspadai. Ketika saya ingat ada teman di fb yang menyatakan suka jajan asal engga ketahuan anak dan istrinya, itulah kebiasaan jelek itu. Bukankah dunia ini sempit, bagaimana kalau kebetulan ketemu seseorang yang dikenal dilokalisasi lalu mengambil gambarnya? Bukankah sekarang semua HP sudah ada kameranya? Kebiasaan-kebiasaan semacam itulah yang namanya candu jurusan mo-limo lewat jalan tol. Lalu jika sang istri juga punya pemikiran sama, selingkuh dengan pria lain asal tidak ketahuan, bagaimana? Itu ibarat melubangi kapal yang sedang berlayar ...... EGOIS
.
Jangan iseng dengan godaan kesenangan yang menjerumuskan, mencoba hal-hal yang tidak perlu dicoba hanya engga enak rasa ketika teman kita ngerasani atau bahkan menjuluki kita banci, penakut, ndeso, ketinggalan zaman, kurang gaul, atau bahkan akan dikucilkan jika tidak mengikuti gaya mereka, karena hidupmu adalah milikmu sendiri ...... Ketika semuanya sudah terlanjur, tidak ada yang bisa menolong Anda, karena sudah terjadi .....
.
Andai Anda suka ("SERING)" nongkrong ditempat-tempat umum sendirian, entah di pub, cafe, atau tempat-tempat keramaian, untuk meghilangkan kejenuhan rutin yang sering menghinggapi, apakah tidak bakalan ada yang memperhatikan Anda? Atau jangan-jangan Anda dicurigai sebagai om senang yang sedang mencari mangsa. Ketika seandainya Anda perempuan, apakah tidak ada yang mengira Anda juga sedang mencari mangsa? Atau kalau hal itu tidak ada yang menduga, bagaimana kalau Anda ketemu ortu teman anak Anda? Apakah Anda dapat menghindari gunjingan-gunjingan negatif sesudahnya? Bisa jadi akan cerita dengan istri/suami dirumah, ngapain suami/istrinya sering nongkrong sendirian di pub atau cafe misalnya? Bukankah akhirnya juga berimbas ke anak-anak Anda seandainya Anda punya anak? SEMUA KESENANGAN DAN KETENTARAMAN RASA ITU ADANYA DI SANUBARI SENDIRI, BUKAN DILUARAN SANA, PERCAYALAH BISA MENGUASAI DIRI ITU LEBIH TIDAK TEROMBANG-AMBING OLEH GALAU YANG SEBETULNYA TERCIPTA OLEH KEINGINAN CIPTAAN KITA SENDIRI.
.
Bujangan(jomblo) sempurna ternyata bebannya lebih ringan bukan? Tapi itu hanya teori, karena julukan "TIDAK LAKU" juga tidak kalah nyelekitnya. Itulah memang dunia, maaf saya melihat dari sudut rasa manusia setengah kolot yang datang dari ndeso so so so so ........ (#SPMCSW, Kamis, 13 Oktober 2016)
.
.
Sumber gambar:
Selipan .com