"SUGESTI PENJARA OTAK KITA"
.
Opini Nekad ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
Ketika sekitar 3,5 dasa warsa yang lalu bokap saya tanya penjual gulai
kambing yang sedang lewat didepan rumah "Kang otakmu masih ada",
pedagangnya tidak marah dan nyantai saja menjawab masih dan berhenti
melayani. Itulah candaan tahu sama tahu ala kampung saya era waktu itu,
jangan ditiru ya.
.
Tahun 2016 sudah berlalu, malam tadi
dirayakan begitu meriah, detik-detik berlalunya waktu bahkan dihitung
dengan heboh, dirayakan dengan saling bersulang, ada yang menyulut
kembang api juga petasan, cepika-cepiki sesama teman, semua hura-hura
merayakannya .....
.
KENAPA? Bukankah itu semua hanya masalah
pikiran manusia saja? Tertanam didiri kita "rasa" semuanya itu, rasa
berbeda, rasa berlalunya tahun 2016 dan diganti 2017, padahal bukankah
siklusnya ya sama saja, tiap hari ya waktunya berlalu seperti biasa,
siklus alamnya sama saja, bukankah manusia sendiri yang memberi
angka-angka 2016, 2017 itu?
.
Itulah luar biasanya pikiran
manusia, begitu juga ketika Anda sedang jatuh cinta. Semua hal memang
ditentukan oleh pemikiran, otak yang bekerja disana, maka sampai detik
ini, saya blom pernah dengar ilmu kedokteran bisa mengganti otak
manusia, kalau ganti hati masih pernah kita dengar, dan tebak'an saya
kok memang otak manusia itu tidak bisa diganti secara fisik. Karena
kalau otak manusia itu diganti dengan otak manusia yang lain, orang
tersebut jadi identitasnya menjadi siapa? Menjadi yang punya otak,
menjadi yang punya tubuh keseluruhannya, atau menjadi bagian dari
keluarga yang membiayai operasinya? Jadi ketika banyak orang berlaku
tega, dan dijuluki "tidak punya hati", atau tidak punya perasaan, itu
sebetulnya hanya perumpamaan saja, karena sebetulnya itu semua merujuk
ke otak-otak juga.
.
Dan karena ulah otak kita juga maka segala
permainan rasa juga sangat mempengaruhi hidup kita. Ketika dulu waktu
kecil saya tidak suka daging, juga kenyataanya keluarga tidak mampu beli
daging, bahkan ingat saya potong ayam itu hanya pada hari-hari besar
saja, tapi beruntung saya masih suka ikan laut, dan karena kebetulan
kami tinggal di kota pesisir pantai, ikan laut lebih murah dari pada
daging ayam atau daging sapi. Lalu ada juga anak(keponakan sepupu) yang
saya kenal tidak doyan daging dan ikan, hanya makan tahu tempe, sayur
dan maksimal telor ayam. Lalu kita semua dicekok'i info bahwa orang
tersebut akan kekurangan gizi, tidak akan pandai, dan banyak hal negatif
lain. Lalu ortunya terpengaruh dan menjadi khawatir akan perkembangan
anaknya, padahal anaknya tidak apa-apa dan biasa saja, juga berkembang
seperti anak-anak lain, tidak sakit-sakitan, bahkan tubuhnya cukup
proporsional. ITULAH PENJARA PIKIRAN.
.
Padahal sekarang kita
malah disodori info ternyata vegetarian itu sangat baik untuk kesehatan
manusia, juga untuk bumi. Jadi apa yang kita anggap benar saat ini,
belum tentu akan tetap benar untuk masa yang akan datang. Dan itu sudah
sangat sering terbukti, sama seperti andai kita hidupkan lagi orang yang
meninggal dunia dua abad yang lalu, lalu kita cerita bahwa ada orang
yang datang dari bulan, pasti kita dianggap gila. Hanya orang-orang mati
yang tidak pernah merubah setiap pendapatnya, mustahil orang selalu
benar dalam semua hal. Kalau toh kenyataannya saat ini orang tersebut
terlihat (tampaknya) selalu benar, bukankah sebagai manusia itu
dihitungnya semenjak lahir sampai dengan meninggal? Kalau mau lebih
baik, memang nasehat "pikirkan setiap hal yang ingin diucapkan, tapi
jangan ucapkan semua hal yang dipikirkan" itu adalah benar adanya, dan
hal itu akan meminimalisir kesalahan yang kita lakukan, selain tentu
saja tidak mudah pikun. Segalanya akan menjadi terbiasa dan tanpa beban
kalau kita berkehendak melakukannya, jadi jangan dianggap memikirkan
hal-hal yang mau diucapkan itu sesuatu yang mustahil.
.
Saya
tutup artikel saya ini dengan pendapat, ketika kita terbiasa memikirkan
setiap hal yang mau diucapkan, selain bonus tidak mudah pikun, bonus
lainnya adalah biasa berpikir kritis, dan efek dominonya adalah berani
berlogika yang berbonus lagi tidak mudah diombang-ambingkan pendapat
orang-orang karena kritis dan memikirkan logikanya. Maaf kalau Anda
tidak paham, karena memang saya bukan ahlinya, saya hanya menulis
berdasarkan rasa saya saja. (#SPMCSW, Minggu, 1 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Pulsk
No comments:
Post a Comment