Friday, January 20, 2017

“SIAPA BILANG TUHAN HANYA ADA SATU DAN SATU-SATUNYA?”

“SIAPA BILANG TUHAN HANYA ADA SATU DAN SATU-SATUNYA?”
.
Opini Sensi Sedikit Risau ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
Apakah tiap agama punya Tuhan masing-masing? Diskusi yang tidak pernah basi, dan selalu gaduh riuh, yang moderat tentu saja “bisa” menganggap bahwa Tuhan itu Maha Esa, saya tidak tahu apakah itu pendapat terpaksa atau karena tidak ada jalan lain selain menganggap Tuhan Maha Esa. Tapi itu menurut saya pedapat yang paling rasional. Kalau Tuhan lebih dari satu yang berantem tentu Tuhannya sendiri bukan?
.
Menurut rasa saya, yang tidak berani mengakui bahwa Tuhan itu hanya ada satu, mungkin memahami akan berimplikasi Tuhan agama A sama dengan Tuhan agama B, dan seterusnya, karena dibenaknya tertanam bahwa Tuhan yang disembah oleh agama lain dianggapnya bukan Tuhan! Dan itulah akar masalah terdalam yang paling klasik, tapi juga sekaligus bahwa yang bersangkutan sangat mungkin telah mendapat pemahaman tentang agamanya dengan cara instan, cara militan, cara fanatik. Itu jelas belajarnya agama sekaligus disuruh pakai kacamata kuda, takut ummatnya lirik sono lirik sini dan hasilnya pasti ummat yang beringas, yang siap menyalahkan agama lain walau tidak memahami makna keberadaan Tuhan agama yang disalahkan. FANATIK AKUT!
.
Fanatik akut itu ada disemua agama, cirinya kurang rasional dan inkonsisten. Bagaimana tidak dibilang inkonsisten, ketika menyatakan Tuhan itu Maha Esa, tapi juga sekaligus menyatakanTuhan agama lain adalah Tuhan yang lain lagi juga. Padahal itu hanya bungkus untuk menuduh yang disembah agama lain itu bukan Tuhan! Agaknya banyak yang lupa, bahwa agama A itu ya untuk ummat A, agama B untuk ummat B, kitab agama A ya untuk ummat A, bukan untuk ummat B, yang paling miris adalah menyalahkan agama B pakai dalil agama A. BANYAK YANG KEBLINGER.
.
Andai belajar agamanya boleh mempertanyakan segala hal, andai semua kotbah tidak boleh menyinggung agama lain, saya pikir negara ini mungkin akan lebih tentram. Lalu yang jadi masalah adalah, bagaimana jika dikitab agama A juga tertulis tentang ummat agama B? Itu harus ada kesepakatan, boleh membicarakan tapi tidak boleh menyalahkan ummat B. Lalu bagaimana kalau saya ditanya lebih jauh lagi, “bagaimana kalau isi kitabnya memang menyalahkan ummat lain?” Saya memang bingung harus jawab apa, karena saya percaya bahwa ajaran Tuhan yang benar tidak mungkin mengajarkan ummatnya membenci manusia (ummat) lain. ADA YANG TIDAK SETUJU?
.
Hal lain yang ingin saya bahas adalah, ketika pean meyakini agama pean adalah yang paling benar maka dengan begitu pean menjadi ummatnya, ingatlah ummat agama lain juga berpendapat begitu. Tapi jangan lupa, ketika pean TIDAK BISA MEMBUKTIKAN bahwa agama pean terbukti benar, kenapa pean berani menyalahkan ajaran agama lain? Jangan dibantah pakai yang tertulis dikitab ya, karena dikitab mereka yang ingin anda salahkan juga tertulis hal serupa, bahwa ajarannya adalah yang paling benar. Itu artinya ajaran kalian sama-sama bergaransi, tapi bukankah yang paling penting itu bukti dari garansi itu? Lalu bagaimana cara membuktikan garansi agama Anda?
.
Tuhan itu Esa, maknanya Tuhan itu universal, jadi kalau pean menganggap ada Tuhan Hindu, Tuhan Khong Hu Cu, Tuhan Buddha, Tuhan Katolik, Tuhan Kristen, Tuhan Islam, ...... menurut saya (maaf jika pean tidak berkenan), itu adalah tata cara penyembahan/pemujaan saja, karena Tuhan memang Esa. Tapi agar pean paham apa yang saya maksud, kenapa saya menyamakan Tuhan yang dimaksud dari banyak agama itu, saya harus menuliskan rumus bahwa yang saya maksud adalah jika semua ummat dari berbagai agama itu juga menyetujui rumusan saya tentang Tuhan sebagai berikut:
.
(1) Tuhanku adalah Maha Esa, maknanya hanya ada satu dan satu-satunya.
(2) Tuhanku adalah pencipta alam semesta dan pencipta semua kehidupan.

Kalau Tuhanku tidak sama dengan Tuhanmu, tolong sebutkan ciri-ciri Tuhanmu .....
.
Tanpa dua hal penting itu, saya pastikan Tuhan kita beda, tapi kalau dua hal itu juga ciri-ciri Tuhan pean, maka saya nyatakan Tuhan kita sama! (Apapun agama pean!)
.
Kalau pean anggap itu hal umum dari anggapan pean tentang Tuhan di semua agama, saya menyebutnya itu JUSTRU yang paling utama, karena tanpa keutamaan yang saya sebutkan itu, Tuhan jadi tidak dibutuhkan lagi.
.
.
Saya akhiri artikel saya, yang ingin diskusi silahkan, tapi jangan ada caci-maki ya, sebaiknya kalau diskusi tidak menanyakan hal yang sama berulang-ulang, kasihan yang ikut mencermati. (#SPMCSW, Rabu, 18 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Stuvia

No comments:

Post a Comment