Monday, January 23, 2017

“ISLAMOFOBIA, ISLAM MUDAH DIADU DOMBA”

“ISLAMOFOBIA, ISLAM MUDAH DIADU DOMBA”
.
Opini Sensi versi #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
Makna pernyataan berikut banyak bertebaran di dumay:
- Islamofobia di negara muslim terbesar diseluruh dunia
- Sesama Islam mudah diadu domba
- Kenapa Pemerintah tak pernah undang FPI untuk berdialog
- Upaya kriminalisasi terhadap FPI
- Yang resah terhadap FPI bukan rakyat, tapi penguasa
- (Dan mungkin masih buanyak lagi .....)
.
Aneh saja menurut saya pernyataan-pernyataan tersebut, bukankah kenyataannya dipemerintahan saat ini juga mayoritas muslimnya? Bukankah kenyataannya sebelum negara ini merdeka juga penduduknya sudah mayoritas muslim? Bukankah kenyataannya sampai saat inipun mayoritas penduduknya juga masih muslim? Bukankah kenyataannya di dumay beredar video habib menyerang begitu vulgar pemimpin pemerintahan, juga banyak lagi yang bernada seolah tidak menghargai pemerintahan yang sah, lalu kenapa mempertanyakan “Kenapa Pemerintah tak pernah undang FPI untuk berdialog”? Bukankah kenyataannya pemerintahan saat ini sah karena sesuai konstitusi negara, lalu dimana salahnya jika pemerintah tidak mengundang FPI yang sudah sangat nyata tidak mengakui pemerintahan yang sah? Kok seolah mengharap pemerintahan yang sah harus mengemis kepada ormas yang tidak mengakui pemerintahan itu, apa maksudnya ya?
.
Pakailah logika rasional agar tidak mudah diadu domba dengan pernyataan-pernyataan yang terkesan hebat, padahal bermakna sesat. Maka menyikapi pernyataan-pernyataan yang saya kumpulkan dari dumay tersebut, seharusnya dicari akar masalah yang sesungguhnya lalu silahkan renungkan kebenarannya. Dan menurut kacamata saya, begini .....
.
Kalau benar "Islamofobia" saat ini melanda negeri ini, APA SEBABNYA?
Kalau benar "sesama Islam mudah diadu domba" saat ini, APA SEBABNYA?


Monggo dicari sebabnya, dicari akar masalahnya, bukankah sangat simpel sebetulnya? Bukankah kenyataan dari sebelum merdeka sampai saat ini Islam masih mayoritas di negeri ini? Lalu kenapa belakangan ini ada nuansa ISLAMOFOBIA dan ISLAM MUDAH DIADU DOMBA? Bukankah makna pernyataan-pernyataan di dumay itu menyiratkan bahwa artinya Islamofobia dan Islam mudah diadu domba itu adanya baru balakangan ini saja, baru dasa warsa belakangan ini saja? Dan menurut kacamata saya, maaf kalau salah, apakah itu semua bukan karena adanya ormas beringas itu sendiri? Bukankah boleh disimpulkan kenyataan sebelum adanya ormas kotroversi itu tidak ada masalah soal Islamofobia dan Islam mudah diadu domba di negeri ini? Maaf jika saya salah melihat akar masalah, dan silahkan utarakan menurut pendapat pean, karena itu memang hanya sudut pandang kacamata saya yang juga sangat mungkin salah, pan saya bukan ahlinya ..... (#SPMCSW, Minggu, 22 Januari 2017)
.
.
PENTING:
Apapun agama pean, pean-peanlah yang harus ikut menjaganya, dan apapun usaha atau cara pean menjaga agama pean, itu juga merupakan cerminan agama pean. Ketika pean menyalahkan OKNUM untuk menanggapi tuduhan agama teroris, tanpa usaha apapun selebihnya selain melempar pada personal oknum, bukankah terkesan basa-basi jika dibandingkan dengan tuntutan pean terhadap Basuki? Maaf lagi.
.
Jadi ayolah bertingkah polah, berkelakuan, tindak-tanduk layaknya manusia beradap, karena itu lebih efektif menggambarkan siapa pean sebenarnya, termasuk di dalamnya seperti apa agama pean. Dalam “CONTOH” kasus Ahok misalnya, ketika pean rame-rame tereak-tereak “gantung Ahok ; penjarakan Ahok ; bunuh Ahok ; .....” Bahkan gosipnya ada yang sesumbar akan membayar 1M jika ada yang bunuh Ahok, bukan main ..... Apakah itu mencerminkan kedamaian, kesejukaan, kelembutan, welas asih dari agama pean?
.
Maaf lagi, lagi-lagi maaf jika kritikan saya terasa sembilu, saya sesungguhnya mengkhawatirkan negeri ini, menyayangkan kalau harus menjadi banyak negara dan saya melihat justru sangat berpotensi gara-gara agama. Ketika pean-pean ada yang masih berjuang untuk menjadikan negeri ini menjadi negeri berdasar agama, percayalah itu hanya akan membagi-bagi negara ini saja, jadi ketika hal menyuarakan negara berdasar agama itu masih berlanjut dan juga sekaligus tereak-tereak cinta NKRI, sejatinya pean yang melakukan hal itu hanya menipu, entah menipu halusinasi pribadi atau halusinasi menipu seluruh negeri. Memang pean bisa memberi contoh negeri mana yang tentram, damai, makmur, atas dasar negara agama seperti yang pean masih terus perjuangkan untuk terjadi di negeri ini? (SW)
.
.
Sumber gambar:
Kepanen .com

No comments:

Post a Comment