Thursday, January 5, 2017

“SIAPA MUNAFIK, SIAPA EGOIS?”

“SIAPA MUNAFIK, SIAPA EGOIS?”
.
Opini Kekeh EGOIS ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
“KETUHANAN YANG MAHA ESA” , Di dunia sangat mungkin hanya Indonesia yang mengagungkannya .... doeloe, dan mungkin masih sampai sekarang, semua penduduk NKRI harus punya agama, bahkan tokoh yang sudah meninggalpun juga diberi agama sesuai dengan agama yang dikehendaki pemerintah! Agar anda tidak banyak tanda tanya, yang saya maksud adalah tokoh sebelum Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini. Seperti misalnya Ronggolawe dan juga tokoh-tokoh sebelumnya yang terkenal yang masih ada makamnya.
.
Agama menurut rasa saya, adalah relasi individu manusia dengan Tuhannya, ketika pemerintah atau negara mengharuskan rakyatnya beragama, apakah kenyataannya rakyat negeri ini benar-benar beragama? Jangan protes dulu ya, karena yang saya maksud “benar-benar beragama” seharusnya individu tersebut menampilkan atau menyiratkan beragama yang sesungguhnya sesuai dengan ajaran agamanya bukan? Lalu bagaimana kenyataannya?
.
Maraknya teroris yang tertangkap di negeri ini dan yang mendukung teroris tersebut secara diam-diam maupun terang-terangan, apakah menggambarkan manusia beragama sesuai dengan yang diharapkan negara? Ketika semua pejabat negara disumpah sesuai agamanya, lalu kenyataannya Bupati Klaten, Jawa Tengah, Sri Hartini tersangkut OTT oleh KPK pada Jumat pagi, 30 Desember 2016, apakah itu menggambarkan manusia beragama sesuai dengan yang diharapkan negara? Berapa banyak pejabat yang disumpah sesuai agamanya lalu kenyataannya korupsi? Bahkan waktu itu Menteri Agama tersangkut perkara korupsi dan juga dipenjara. Paling ngenes adalah ketika ada pejabat jujur justru dimusuhi oleh mereka termasuk ormas dengan label agama, dan melihat kenyataan begitu massifnya yang memusuhi, apakah itu tidak kontradiktif dengan sila pertama negara kita? Negara yang “merasa” paling religius di dunia karena mengharuskan semua rakyatnya beragama, tapi justru kenyataannya begitu banyak rakyatnya yang mencermikan layaknya manusia yang berlawanan dengan akidah-akidah beragama semestinya. Hal itu juga didukung kenyataan bahwa tokoh-tokoh dari berbagai macam agama di negeri ini yang di penjara karena korupsi.
.
Bukankah semua agama melarang (mengharamkan) korupsi, sementara semua rakyat di negeri ini diharuskan punya agama, dan tampaknya mereka semua utamanya para tokoh terlihat menampilkan sangat religius beragama masing-masing sesuai agamanya, tapi kenyataannya begitu banyak yang di penjara karena korupsi. Paling ngenes lihat ditipi pengacara senior yang sangat kondang doa bersama sebelum sidang, apa maksudnya? Tuhan diminta “membela” kelakuannya memberi sogok’an pada pejabat negara? Juga melihat para narapidana memohon doa restu dan agar dikuatkan menghadapi cobaan, itu mah gile!! Kalau ketangkap dan di penjara dianggap cobaan, lalu yang blom tertangkap apakah artinya Tuhan melindungi korupsinya? Tuhan kok malah seolah selalu dipersalahkan, dan dijadikan tameng, apakah hal-hal itu menggambarkan beragama yang sebenar-benarnya benar?
.
Merenungkan kenyataan yang ada, apakah salah jika saya masih berpendapat bahwa EGOIS telah mengalahkan relasi antara individu dengan Tuhan kita masing-masing? Egois mengalahkan kecintaan kita terhadap Tuhan, karena cinta seharusnya mewakili sepak terjang kita masing-masing sebagai individu bukan? Bukankah sejatinya mencintai adalah tidak mengkhianati? Jadi kalau benar kita percaya dengan Tuhan kita dan mencintaiNya, artinya kita tidak mengkhianati Tuhan kita bukan? Bukankah Tuhan kita meminta kita jujur dan segala macam itu? Dan korupsi itu sangat tidak jujur bukan? Bukankah korupsi karena individu itu sangat EGOIS? Masih tidak percaya bahwa EGOIS itu akar segala masalah kita? Juga awal masalah kita dalam bernegara?
.
Silahkan ditinjau lagi, apakah benar bahwa negeri ini rakyatnya religius? Apakah benar bahwa rakyatnya sudah beragama dengan benar? Apakah masih benar negara (pemerintah) harus ngurusi individu agama rakyatnya? Jangan ngamuk ya? Saya hanya mempertanyakan, karena saya galau dengan kenyataan yang ada di negeri ini. Harap maklum. (#SPMCSW, Selasa, 3 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Hipwee

No comments:

Post a Comment