“SIAPA MUNAFIK, SIAPA EGOIS?”
.
Opini Kekeh EGOIS ala #SPMC Suhindro Wibisono
.
.
“KETUHANAN YANG MAHA ESA” , Di dunia sangat mungkin hanya Indonesia
yang mengagungkannya .... doeloe, dan mungkin masih sampai sekarang,
semua penduduk NKRI harus punya agama, bahkan tokoh yang sudah
meninggalpun juga diberi agama sesuai dengan agama yang dikehendaki
pemerintah! Agar anda tidak banyak tanda tanya, yang saya maksud adalah
tokoh sebelum Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini. Seperti
misalnya Ronggolawe dan juga tokoh-tokoh sebelumnya yang terkenal yang
masih ada makamnya.
.
Agama menurut rasa saya, adalah relasi
individu manusia dengan Tuhannya, ketika pemerintah atau negara
mengharuskan rakyatnya beragama, apakah kenyataannya rakyat negeri ini
benar-benar beragama? Jangan protes dulu ya, karena yang saya maksud
“benar-benar beragama” seharusnya individu tersebut menampilkan atau
menyiratkan beragama yang sesungguhnya sesuai dengan ajaran agamanya
bukan? Lalu bagaimana kenyataannya?
.
Maraknya teroris yang
tertangkap di negeri ini dan yang mendukung teroris tersebut secara
diam-diam maupun terang-terangan, apakah menggambarkan manusia beragama
sesuai dengan yang diharapkan negara? Ketika semua pejabat negara
disumpah sesuai agamanya, lalu kenyataannya Bupati Klaten, Jawa Tengah,
Sri Hartini tersangkut OTT oleh KPK pada Jumat pagi, 30 Desember 2016,
apakah itu menggambarkan manusia beragama sesuai dengan yang diharapkan
negara? Berapa banyak pejabat yang disumpah sesuai agamanya lalu
kenyataannya korupsi? Bahkan waktu itu Menteri Agama tersangkut perkara
korupsi dan juga dipenjara. Paling ngenes adalah ketika ada pejabat
jujur justru dimusuhi oleh mereka termasuk ormas dengan label agama, dan
melihat kenyataan begitu massifnya yang memusuhi, apakah itu tidak
kontradiktif dengan sila pertama negara kita? Negara yang “merasa”
paling religius di dunia karena mengharuskan semua rakyatnya beragama,
tapi justru kenyataannya begitu banyak rakyatnya yang mencermikan
layaknya manusia yang berlawanan dengan akidah-akidah beragama
semestinya. Hal itu juga didukung kenyataan bahwa tokoh-tokoh dari
berbagai macam agama di negeri ini yang di penjara karena korupsi.
.
Bukankah semua agama melarang (mengharamkan) korupsi, sementara semua
rakyat di negeri ini diharuskan punya agama, dan tampaknya mereka semua
utamanya para tokoh terlihat menampilkan sangat religius beragama
masing-masing sesuai agamanya, tapi kenyataannya begitu banyak yang di
penjara karena korupsi. Paling ngenes lihat ditipi pengacara senior yang
sangat kondang doa bersama sebelum sidang, apa maksudnya? Tuhan diminta
“membela” kelakuannya memberi sogok’an pada pejabat negara? Juga
melihat para narapidana memohon doa restu dan agar dikuatkan menghadapi
cobaan, itu mah gile!! Kalau ketangkap dan di penjara dianggap cobaan,
lalu yang blom tertangkap apakah artinya Tuhan melindungi korupsinya?
Tuhan kok malah seolah selalu dipersalahkan, dan dijadikan tameng,
apakah hal-hal itu menggambarkan beragama yang sebenar-benarnya benar?
.
Merenungkan kenyataan yang ada, apakah salah jika saya masih
berpendapat bahwa EGOIS telah mengalahkan relasi antara individu dengan
Tuhan kita masing-masing? Egois mengalahkan kecintaan kita terhadap
Tuhan, karena cinta seharusnya mewakili sepak terjang kita masing-masing
sebagai individu bukan? Bukankah sejatinya mencintai adalah tidak
mengkhianati? Jadi kalau benar kita percaya dengan Tuhan kita dan
mencintaiNya, artinya kita tidak mengkhianati Tuhan kita bukan? Bukankah
Tuhan kita meminta kita jujur dan segala macam itu? Dan korupsi itu
sangat tidak jujur bukan? Bukankah korupsi karena individu itu sangat
EGOIS? Masih tidak percaya bahwa EGOIS itu akar segala masalah kita?
Juga awal masalah kita dalam bernegara?
.
Silahkan ditinjau
lagi, apakah benar bahwa negeri ini rakyatnya religius? Apakah benar
bahwa rakyatnya sudah beragama dengan benar? Apakah masih benar negara
(pemerintah) harus ngurusi individu agama rakyatnya? Jangan ngamuk ya?
Saya hanya mempertanyakan, karena saya galau dengan kenyataan yang ada
di negeri ini. Harap maklum. (#SPMCSW, Selasa, 3 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
Hipwee
No comments:
Post a Comment