Monday, January 2, 2017

“MASIH TENTANG EGOIS”

“MASIH TENTANG EGOIS”
.
Opini Rasa ala #SPMC Suhindro Wibisono
.

EGOIS SUMBER KEJAHATAN
KEJAHATAN RUSAK TATANAN KEHIDUPAN
TATANAN KEHIDUPAN ADALAH BERNEGARA
JADI .....
EGOIS AWAL MULA BENCANA BERNEGARA


HAYO .....
KELOLA DAN KENDALIKAN EGOIS KITA
AGAR KITA NYAMAN HIDUP BERSAMA
DALAM KEBERSAMAAN DI NEGARA TERCINTA
INDONESIA HARUSLAH TETAP JAYA

.
.
.
Dalam artikel sebelumnya, saya pernah menyatakan bahwa EGOIS adalah akar segala masalah, dan menurut saya memang begitulah kenyataannya, bahkan tidak sedikit luka batin juga dikarenakan egois, dan saya menduga semua orang dewasa pasti punya luka batin itu.
.
Ketika waktu SMP doeloe saya pernah pakai sepatu sampai sepatu itu seperti mulut buaya karena sudah rusak, sadar atau tidak, mau atau tidak, kenyataan itu menyebabkan saya mempunyai luka batin. Dan bermilyar hal lain juga bisa membuat seseorang mendapatkan luka batin, itulah kenapa saya nekad simpulkan bahwa semua orang dewasa pasti punya luka batin. Bekas luka batin itu terkadang sadar atau tidak sadar juga akan ditampakkan oleh yang bersangkutan. Saya pernah membelikan banyak sepatu untuk anak saya ketika masih balita, hampir semua warna yang dia belom punya saya beli kalau lihat ada di toko, padahal bukankah anak balita itu cukup cepat tumbuh dan sepatunya jadi tidak bisa dipakai lagi? Luka batin, balas dendam, egois ingin membalas rasa yang tidak enak yang pernah dialami terkadang tak bisa dikendalikan!
.
Jangan lupa penghinaan yang membuat orang luka batin terkadang juga bisa memicu seseorang menggapai sukses, dan itulah susahnya bagaimana mengukur hal itu kenapa bisa terjadi? Menurut duga saya, itu adalah tergantung dari resistensi tiap individu terhadap beban derita. Ada manusia yang ingin balas dendam dan tertantang, tapi ada juga yang terpuruk dan menganggap hinaan itu benar adanya, bahkan juga bisa membuat orang menjadi gila karena tidak bisa menahan rasa masalahnya. Lalu berkembanglah pengetahuan-pengetahuan baru soal motivasi, yang menyatakan bahwa memotivasi orang itu harusnya diutamakan, padahal kalau mau teliti mencermati, begitu banyak pengikut pendidikan kursus motivasi, apakah pengikutnya juga menjadi berhasil semua? Menurut saya ada faktor X kenapa seseorang menggapai sukses atau tidak, dan faktor X itu ternyata tidak bisa diseragamkan untuk setiap orang. Menurut saya sangat baik untuk menjamin kehidupan seseorang dan agar orang-orang lebih berani berusaha untuk menggapai suksesnya masing-masing, harusnya negara memberikan jaminan kehidupan minimal bagi semua warga negaranya.
.
Ketika melihat keluarga kurang mampu mempunyai anak lebih dari dua, selain faktor ketidak pahaman, itu adalah bentuk egois yang lain lagi, egois yang tertanam dengan mengharapkan salah satu atau beberapa anaknya bisa sukses, sehingga mengharap kehidupannya ikut terangkat, sambil mengharap syukur-syukur kalau semua anaknya akan sukses, padahal menurut rasa saya, harusnya keluarga tidak mampu cukup punya anak satu saja.
.
Bahkan kalau mau lebih extrim masih menurut rasa saya, seharusnya semua keluarga tidak boleh punya anak lebih dari dua, KECUALI KELUARGA YANG KEHIDUPANNYA BANYAK BAHAGIA, jadi ukurannya bukan soal banyaknya harta yang dipunyai! Kalau kita hidup tidak banyak bahagia, atau kehidupan kita lebih banyak deritanya, kenapa kita begitu egois juga ikut andil terciptanya kehidupan-kehidupan yang besar kemungkinan akan tidak bahagia juga? Kita tidak mungkin memberikan sesuatu yang tidak kita punya, dan kalau kita tidak punya kebahagiaan itu, kebahagiaan darimana lagi yang akan kita berikan pada anak-anak kita? Apa bukan egois itu namanya? Maka kalau ada keluarga tidak bahagia dan berani memutuskan untuk tidak mempunyai anak walau sebetulnya bisa punya anak, harusnya itulah keluarga hebat yang tidak egois.
.
Kenyataannya bukankah makin lama makin banyak masalah kehidupan didunia, utamanya dinegara-negara berkembang yang tidak memberikan jaminan kehidupan minimum bagi warga negaranya? Karena selain orang tuanya tidak bisa memberikan kebahagiaan pada anaknya, kehidupan minimalpun juga belom pasti. Cobalah cermati lebih detail, banyaknya kejahatan sangat mungkin ditimbulkan oleh oknum yang datangnya dari keluarga yang tidak bahagia. Ada yang setuju dengan artikel gila saya ini? Jangan marah ya, pan saya bukan ahlinya, saya hanya menulis menurut rasa saya saja, maaf kalau ngaco. (#SPMCSW, Senin 2 Januari 2017)
.
.
Sumber gambar:
muazfozi.wordpress .com

No comments:

Post a Comment