Thursday, December 1, 2016

"NEBAK LOGIKA PRESIDEN & LOGIKA ANIES BASWEDAN"







"NEBAK LOGIKA PRESIDEN & LOGIKA ANIES BASWEDAN"
.
Opini Nebak ala #SPMC Suhindro Wibisono.
.
Presiden Jokowi mengganti Archandra Tahar karena masalah kewarganegaraan. Kemudian diangkat lagi setelah beres masalahnya. Dan sebagai "denda" nya, maka beliau hanya dijadikan sebagai Wamen. Tahun 2019 nanti, kalau kinerjanya baik maka saya koq haqul yakin akan jadi Menteri, andai Pak Jokowi terpilih lagi!
.
Jonan, dari Menteri Perhubungan, dijadikan Menteri ESDM, lalu apakah Jonan punya keahlian dibidang migas misalnya? Enggak juga toh? Sama seperti ketika itu Mahfud MD dijadikan Menhan oleh Presiden Gus Dur. Itu semua sebetulnya mencontohkan, bahwa di level Menteri yang dibutuhkan memang adalah kebijakan, aturan, keberpihakan, manajemen. Mengenai detailnya, tentu dibawah Menteri banyak staf ahlinya. Dan sudah sangat betul Archandra dijadikan Wamennya untuk mendampingi, karena memang dibutuhkan keahliannya, dan Pak Presiden tentu menganggap ybs adalah orang baik yang memang mau mengabdi.
.
Rizal Ramli dicopot sebagai Menko Maritim. Menurut saya, memang terlalu kontroversi, keberpihakannya seperti tidak jelas, seolah hanya memusuhi pihak tertentu dan itupun juga atas dasar praduga yang susah dibuktikan. Sudah sangat betul dicopot apalagi terlihat berpotensi "eker-eker'an" sendiri dengan sesama Menteri. Sebagai bagian dari team, hal itu tentu tidak sehat bukan?
.
Sudirman Said sebagai Menteri ESDM juga dicopot. Seperti biasa, Pak Presiden tidak mau mengutarakan sebab musababnya. Wajarlah bila hal itu dilakukan, untuk tidak mencari musuh. Kita sebagai rakyat awam tidak dapat mengetahui dengan jelas apa masalah sesungguhnya, selain yang terlihat jelas dianggap tidak bisa akur dengan Menko Maritim.
.
Anies Baswedan, kinerjanya justru disorot positif dalam banyak pemberitaan, lalu kenapa dicopot, atau istilah yang sering digunakan oleh Anies adalah "dicukupkan"? Jika boleh disimpulkan dan dipertanyakan, artinya hanya ada beberapa kemungkinan .....


Pertama,
Pak Presiden "ngawur", tapi apa iya ngawur, bukankah Jonan juga diberi jabatan lain? Kalau Jonan ada korupsi misalnya, apa mungkin dijadikan Menteri ESDM yang bahkan terkenal sangat basah? Mengenai kedekatan atau jasa, saya sebagai rakyat awam tentulah melihat Anies lebih banyak berjasa bagi Pak Jokowi. Mereka sering terlihat "runtang-runtung" dimasa kampanye Pilpres. Menjadi juru bicara, dan banyak lagi. Sedangkan Jonan waktu itu sebagai Direktur PT. KAI, bukanlah jabatan yang bisa dengan mudah ditinggalkan begitu saja untuk dapat selalu mendampingi Pak Jokowi bukan?


Kedua,
Pak Presiden "tidak tahu terimakasih", apa iya begitu? Kalau / jika / andai saya yang dicopot sebagai Menteri, padahal saya merasa tidak korupsi. Apalagi merasa dapat pemberitaan yang positif diluaran sono.... Lalu saya dipanggil Presiden untuk dicopot / diganti / "dicukupkan". Apakah rasional kalau saya hanya menyatakan "nggih" saja, walau saya tahu bahwa penggantian dan pengangkatan Menteri adalah hak prerogatif Presiden? Andai saya Profesor seperti Pak Anies sekalipun, saya tentu tidak akan berhenti belajar, dan saya akan menanyakan apa "kekurangan" saya sehingga "dicukupkan" sebagai Menteri? Bukankah itu wajar? Dari pada saya misalnya sebagai Profesor harus mbatin bahwa Presiden sudah "tidak tahu terimakasih"? Jadi apakah betul sesungguhnya Pak Anies tidak punya kesalahan yang sangat fatal? Silahkan kalian renungkan sendiri, karena saya sangat yakin Pak Presiden Jokowi bukanlah orang yang suka menyakiti orang lain dengan sengaja, apalagi bila orang itu adalah teman yang pernah berbuat banyak terhadap dirinya. Apalagi bukankah pencopotan jabatan Menteri yang diberitakan bercitra positif itu kalau benar tidak punya kesalahan fatal, artinya akan mempermalukan yang "dicukupkan" bukan? Apa mungkin hal itu terjadi?
.
Maaf, saya kok sangat curiga Pak Anies tentu sudah melakukan kesalahan yang sangat mendasar sebagai Menteri. Dan kalau itu benar, lalu Pak Jokowi dituding selalu membela Ahok, apakah tuduhan itu rasional? Bukankah Pak Jokowi bisa saja membeberkan kesalahan Anies jika memang tidak tahu berterimakasih dan bermaksud membela Ahok? Tapi itu semua tidak dilakukan oleh Pak Jokowi bukan? Bagaimana menurut Anda? (#SPMCSW, Kamis, 1 Desember 2016)
.
.
Sumber gambar:
twicsy .com

No comments:

Post a Comment