Thursday, May 29, 2014

"MENGGUGAT KREDIBILITAS KARNI ILYAS"

                      (Image source: ekonomi.tvonenews.tv)

Blogspot. Kalau saya tidak salah, Karni Ilyas jabatannya adalah Pemimpin Redaksi News dan Sports di TVONE. Pada tahun 2012 meraih Panasonic Gobel Awards kategori "Life Time Achievement". Lalu menjelang akhir September 2013, Sukarni Ilyas SH, menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) bidang hukum dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Dan salah satu alasan pemberian kehormatan tersebut adalah memiliki OTENTISITAS karya jurnalistik di bidang hukum.
 

Indonesia Lawyer Club (ILC) adalah salah satu acara TVONE yang populer, dan pada acara tersebut Karni Ilyas yang merangkap sebagai pembawa acaranya mendapat gelar kehormatan tambahan sebagai "President" ILC. Dan saya belum pernah melihat Program Acara ILC tersebut ditayangkan oleh tipi lain selain TVONE.
 

Begitu juga dengan program acara Mata Najwa milik METROTV yang juga sangat populer dan sangat identik dengan Najwa Shihab sebagai pembawa acaranya yang selalu mengawali dengan ".... sebagai tuan rumah mata najwa". Padahal dalam hati saya tanya kenapa tidak bilang "....sebagai nyonya rumah mata najwa" Hehehehe... Dan saya juga belum pernah melihat Program Acara Mata Najwa tersebut ditayangkan oleh tipi lain selain METROTV.
 

Sepertinya hal tayang menayangkan tersebut ada semacam kode etik-nya, mungkin dianggap sangat tabu kalau harus menayangkan program acara tipi lain. Atau dianggap sangat memalukan dan juga terkesan mengiklankan hasil karya jurnalis dari tipi lain dan itu mungkin dianggap sangat haram. Walau mungkin bisa jadi tidak ada UU-nya. Apakah begitu? Mohon pencerahannya untuk pembaca yang memahami tentang hal tersebut, TQ.
 

Lalu pada masa sekarang ini, masa menjelang Pilpres 2014, kita semua tahu TVONE yang dimiliki oleh ARB juga sebagai Ketum Partai Golkar dan berkoalisi dengan kubu Prabowo, tentu saja dapat dipahami kalau pemberitaan-pemberitaannya condong untuk menonjolkan segi positif kubu Prabowo. Begitu juga dengan METROTV yang dimiliki oleh Surya Paloh juga sebagai Ketum Partai NASDEM dan mendukung kubu Jokowi, tentu saja dapat dipahami kalau pemberitaan-pemberitaannya condong untuk menonjolkan segi positif kubu Jokowi.
 

Minggu ini beredar kehebohan rekaman wawancara JK tentang penilaiannya terhadap Jokowi. Saya melihat KOMPAS TV memberitakan tentang adanya kehebohan wawancara itu, tapi tanpa menayangkan video rekamannya, walau memang Kompas TV hanya memberitakan secukupnya, tapi menerangkan dengan jelas kapan video tersebut dibuat dan hanya memberitakan sekali karena adanya kehebohan tersebut.
 

Pertanyaan saya adalah, apa yang dilakukan oleh TVONE, selain menayangkan video wawancara tersebut secara lengkap, juga ber-ulang-ulang beberapa hari, dan sampai artikel ini akan saya publish masih sering sekali melihat penggalan-penggalan tayangnya, apakah rekaman wawancara tersebut hasil karya jurnalis TVONE? Apakah tidak menyalahi kode etik dan tidak memalukan? Dan saya juga tidak melihat adanya klarivikasi atas isi berita tersebut terhadap JK, apakah itu tidak menyalahi kelaziman? Keberpihakan adalah kenicayaan dan itulah sebabnya dapat dipahami, tapi apakah harus menabrak norma dan menanggalkan kredibilitas jurnalis itu sendiri? Lalu saya cari data tentang video tersebut, yang sudah diunggah di youtube adalah hasil karya "Bisnis Indonesia TV". Mohon maaf kalau salah kutip. Lalu pertanyaan berikutnya, apakah yang dilakukan di TVONE itu bukan tanggung jawab Karni Ilyas? Kalau masih menjadi tanggung jawabnya Karni Ilyas tapi merasa tidak sesuai dengan hati nuraninya, dan untuk tetap menjaga kredibilitasnya, saran saya adalah Karni Ilyas cuti sementara dari TVONE seperti Jokowi cuti jadi Gubernur DKI. Artikel ini akan saya ubah atau hapus jika ternyata saya salah data, dan itulah sebabnya mohon maaf sebelumnya. (SPMC SW, Mei 2014)
 

---------------------
.
"PERAMPASAN KAMERA JURNALIS METRO REALITAS DI RUMAH POLONIA"
.

 http://t.co/1YVP2O2QMb
.
----------------------
Catatan:

 

Kalau kemarin dulu saya menulis artikel bahwa di TVONE saya tidak pernah melihat berita adanya deklarasi dukungan terhadap Jokowi, hari ini saya mulai melihat adanya berita tersebut. Bisa jadi banyak yang mengkritik sehingga ada perubahan porsi pemberitaan supaya tampak sedikit lebih elok. (SW)

No comments:

Post a Comment