(Image source: kabar24.com)
Blogspot. Ketika baru saja melihat METROTV pada acara
“Metro Realitas”, ada selintas kupasan tentang perampasan kamera awak
media acara tersebut ketika meliput di Rumah Polonia sebagai markas kubu
Capres Prabowo, sepertinya ada beberapa rekaman yang dihapus, saya
menangkap sepertinya berita tentang hasil wawancara akan adanya
jatah-jatah jabatan kalau menang. Lalu juga sangat sepintas tentang
klarivikasi yang ditanyakan kepada Capres Prabowo tentang perampasan
tersebut “…….udahlah ….kan mentro tipi memang tidak suka sama saya ….”
Sepintas berita tersebut cukup membuat saya bertanya-tanya, tentu saja
saya langsung mengingat ketika doeloe ada kamera awak media yang
dirampas oleh “oknum” entah dari mana saja, bukankah semua awak media
bersatu menentang, ada semacam korp jurnalis yang bersatu, dan semua
tipi memberitakan, tapi dalam kasus tersebut diatas saya tidak melihat
adanya pemberitaan dari tipi manapun. Jadi apakah Metro Realitas
memberitakan yang sebenarnya, atau juga rekayasa? Walau tampak masuk
akal. Politik identik dengan kepentingan, beginilah yang terjadi ketika
tipi-tipi dikuasai oleh politisi-politisi. Tak ada yang benar-benar
netral, menyedihkan. Jadi pemirsa sepertinya harus berlogika “waras”
supaya tidak mudah dipermainkan oleh berita di tipi-tipi.
Ketika juga melihat berita tentang adanya baliho PDIP yang dibakar,
ingat saya di Jakarta Barat. Lalu berita ada Posko kubu Jokowi di
Jakarta Selatan yang dibakar. Apakah itu semua tanda-tanda adanya perang
intimidasi? Lalu Fadli Zon menduga pembakaran posko bisa jadi dilakukan
supaya terkesan menjelekkan pihak lawan. Dan berita tersebut bisa jadi
tidak akan ada di TVONE.
Beberapa hari belakangan ini, ketika saya mencermati berita-berita dari
Kompas TV, TVONE, dan Metro TV, menurut saya pribadi yang paling
obyektif dalam pemberitaan yang ada hubungannya dengan kedua kubu Capres
adalah Kompas TV. Pada TVONE, saya tidak menemukan adanya berita
deklarasi dukungan oleh masyarakat manapun juga terhadap Capres Jokowi,
tapi di Metro TV saya masih menemukan adanya berita deklarasi dukungan
dari masyarakat terhadap Capres Prabowo. Maaf kalau kurang cermat dalam
pengamatan, karena memang tidak mencermati mereka dalam waktu bersamaan,
maklum tipinya hanya satu!
Silahkan Anda mencermati sendiri, supaya bisa memberikan penilaian
dengan tidak terkontaminasi artikel saya ini yang sangat mungkin
tendensius. Tapi yang pasti, kalau menurut saya, acuan yang penting
dalam memilih Presiden adalah mencermati REKAM JEJAK sang calon. Rekam
jejak KEJUJURAN dan KEBERSIHAN memungkinkan Presiden nanti tidak
tersandera oleh masa lalu-nya sendiri. (SPMC SW, Mei 2014)
( 5M ) ~ SPMC = "Sudut Pandang Mata Capung" ~ yang boleh diartikan ~ "Sudut Pandang Majemuk" || MEMPERHATIKAN kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan ; MENCARI-tahu mana yang benar-benar "benar" dan mana yang benar-benar "salah" ; MENYUARAKAN kebenaran-kebanaran yang di-gadai-kan dan ter-gadai-kan ; MENGHARAP kembali ke dasar-dasar kebenaran yang di-lupa-kan dan ter-lupa-kan ; MENOLAK membenarkan hal-hal yang tidak semestinya, menolak menyalahkan hal-hal yang semestinya. (© 2013~SW)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment