"DICARI, NATAL YANG HALAL"
.
Opini Wacana Sensi: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
.
UANG palsu itu "bukan" uang. Ketika komunitas kami mempunyai mata uang
tersendiri sebagai hal yang utama dan itulah yang selalu ada di dompet
kami. Lalu komunitas Anda punya mata uang tersendiri dan itulah yang
selalu ada di dompet Anda. Komunitas mereka juga punya mata uang
tersendiri dan itulah yang selalu ada di dompet mereka. Kenapa ada
diantara Anda yang menuduh mata uang kami palsu, juga menuduh mata uang
mereka palsu? Padahal kenyataannya mata uang kami berlaku sah dan bisa
digunakan diantara komunitas kami masing-masing yang Anda tuduh palsu.
Sementara kami juga mengakui bahwa mata uang didompet Anda adalah uang
yang asli bagi komunitas Anda. Kalau mata Uang di dompet kami sebutannya
Rupiah, mata uang di dompet Anda sebutannya Riyal, mata uang di dompet
mereka sebutannya Dolar, apakah itu ada masalah? Bukankah tetap saja
maknanya adalah UANG?
.
Uang maknanya adalah dapat digunakan
untuk membeli sesuatu yang kita butuhkan, sebagai nilai tukar benda
maupun jasa yang telah kita sepakati bersama nominalnya. Uang palsu
tidak sah untuk transaksi, dan pasti dipenjarakan jika ketahuan,
bukankah begitu saudaraku?
.
Tuhan saya adalah pencipta jagat
raya, air, tumbuh-tumbuhan dan semua kehidupan, apakah Tuhan anda
ciri-cirinya sama dengan Tuhan saya? Kalau sama kenapa anda sering kali
menuduh Tuhan saya beda dengan Tuhan Anda? Kenapa Anda sering kali
sangat lantang menuduh Tuhan kami palsu? Atau memang Anda punya Tuhan
yang beda ciri-cirinya dengan Tuhan kami? Atau memang Tuhan ada lebih
dari satu menurut Anda?
.
Kalau kami menyebut Gusti, Anda
menyebutnya Allah SWT, mereka menyebutnya Tuhan Yesus, yang lain
menyebutnya Sang Hyang Widhi, juga ada yang menyebut Krishna, dan
sebutan-sebutan lain untuk Tuhan mereka masing-masing, kenapa Anda
menjadi sewot dan menuduh Tuhan mereka bukan Tuhan saudaraku?
.
Kenapa Anda suka sekali "mencopet" dompet orang lain untuk melihat mata
uang mereka hanya untuk mengolok bahwa uang mereka palsu karena
dompetnya tidak berisi uang Riyal, KENAPA? Apakah wawasan Anda tidak
terlalu sempit? Apakah itu bukan ciri-ciri fanatik yang sering saya
katakan? Kenapa justru Anda tidak malu melakukan itu semua? Dan itu
semakin menguatkan dugaan saya, fanatik memang salah satu cirinya adalah
tidak rasional, dan "tidak punya rasa malu" adalah salah satu sifat
dari tidak rasional itu.
.
Ketika Anda juga dengan enteng
menuduh orang lain menyembah berhala, menuhankan manusia, Tuhan dianggap
beranak dan diperanakkan, itulah tuduhan membabi-buta karena Anda tidak
paham dogma mereka. Menghakimi tanpa tahu masalah, apakah bukan ngawur
namanya? Dapatkah Anda keluar dari jati diri Anda sejenak, lalu
memikirkan tentang Ka'bah dan Lempar Jumroh, andai ritual itu adanya di
kepercayaan lain, Nasrani misalnya, saya tidak bisa bayangkan sebutan
apa yang akan Anda sematkan pada mereka. Tapi ummat lain yang seringkali
Anda tuduh menyembah berhala apakah ada yang mengolok Anda untuk hal
itu? Yang ada justru ikut prihatin ketika ada banyak korban meninggal
ketika ritual Lempar Jumroh.
.
Mengucapkan Selamat Natal di
setarakan dengan mengucapkan Syahadat, mengucapkan selamat natal haram
karena imannya dianggap sama dengan yang diberi ucapan, atau diartikan
ikut mengakui keimanannya orang yang diberi ucapan selamat, mereka yang
merayakan natal adalah merayakan kelahiran Yesus yang dianggap Tuhan
oleh Nasrani, karena itulah dianggap haram memberikan ucapan selamat
natal, begitu dalih mereka yang fanatik. Itu menyangkut dogma mereka
saudaraku, kenapa Anda kepo amat, apakah ada yang memaksa Anda untuk
juga mengakui bahwa Yesus itu adalah Tuhan bagi Anda? Lha wong yang
minta Anda memberi ucapan selamat natal aja juga tidak ada. Saya kasih
info ya, sesama nasrani saja tidak ada yang ngemis untuk minta diberi
ucapan selamat natal, apakah Anda percaya? Saya sungguh prihatin dengan
pola pikir orang-orang yang fanatik.
.
Kalau
pembenaran-pembenaran nalar yang Anda utarakan terus berkembang ke
hal-hal tidak masuk akal lainnya, apakah beragama itu sejatinya untuk
mengkotak-kotakkan manusia? Doeloe di negeri ini saya tidak pernah
jumpai hal-hal aneh semacam itu, tapi beberapa tahun belakangan ini
kenapa kita justru menjadi sangat susah menjalin persaudaraan, dan
ngenesnya justru batasan-batasannya adalah Agama yang dipercayai
bersumber pada kebenaran Tuhan yang Esa. Kalau memang Tuhan hanya ada
satu dan Dia adalah pencipta Anda dan saya, kenapa pengkotak-kotak'an
itu harus kita lakukan? Sangat ngenes ketika Anda kutip ayat yang Anda
anggap suci untuk membenarkan dalih Anda, bukankah ujung akhirnya Anda
mengatakan bahwa semua yang Anda lakukan adalah perintah Tuhan? Apa
benar ada ajaran Tuhan untuk kita agar saling bertentangan? Apakah Anda
yakin sudah memahami ajaran agama Anda sendiri dengan betul?
Mengimaninya dan bukan fanatik?
.
(Bagi orang fanatik)
Mengucapkan selamat natal dianggap juga mengakui Yesus sebagai Tuhan,
dan itu haram hukumnya, padahal HARAM itu sangat banyak macamnya, makan
daging babi juga haram menurut muslim, apakah berteman dengan orang yang
makan babi tidak haram juga? Bukankah itu maknanya sama, berarti
mengakui babi tidak haram? Bukankah harusnya Anda juga boleh menganggap
hal itu serupa? Saya juga pernah mendengar, wadah atau alat masak yang
pernah dipakai untuk memasak barang haram walau sudah dicuci juga akan
menghasilkan makanan haram. Apa jadinya kalau semua itu dikaitkan dan
bahkan malah dikembangkan, kenapa tidak sekalian berpikir bahwa babi
juga hidup di bumi yang sama kita tinggali, lalu dianggap haram tinggal
ditempat yang sama dengan babi? Makin lama kok jadi makin tidak
rasional. KAREPMU LAH!! (SPMC SW, Jumat, 25 Desember 2015)
.
===========================
.
"SELAMAT NATAL" untuk semua teman yang ikut merayakan. GBU
.
===========================
.
.
Sumber gambar:
www.intelijen .co.id
No comments:
Post a Comment