Sunday, November 15, 2015

"KIAMAT MENJELANG?"



"KIAMAT MENJELANG?"

.
Opini Risau: (SPMC) Suhindro Wibisono
.

Paris - Perancis mendapat giliran pertama prahara, ISIS dituding sebagai pelakunya, lalu Eropa jadi terguncang, karena sangat mungkin ISIS menyusup ke Eropa berbaur gelombang ratusan ribu pengungsi yang beberapa bulan ini masuk ke Eropa. Jerman yang awalnya "sanggup" menerima dalam jumlah besar, harus menyerah juga melihat kenyataan gelombang pengungsi terus berdatangan.
.
Pemimpin Jerman "Angela Merkel" yang awalnya dielu-elukan kelompok-kelompok yang mempunyai rasa empati terhadap kemanusiaan, kelompok HAM, bahkan ada yang menggadang layak dicalonkan untuk mendapat hadiah Nobel atas kepeduliannya terhadap para pengungsi, apakah tidak mulai merasa bersalah? Hanya tinggal tunggu waktu jika para pengungsi itu menimbulkan masalah lain, selain sangat mungkin tersusupi anggota ISIS, menampung ratusan ribu manusia bukanlah perkara mudah. Ekses sosialnya sangat mungkin terjadi, bagaimana kalau berbenturan dengan warga Jerman sendiri? Ratusan ribu manusia dalam waktu yang bersamaan, manusia itu punya rasa frustasi, ditambah kendala bahasa, sungguh bukan masalah mudah, sangat mungkin akan terjadi benturan sosial andai tidak disusupi ISIS sekalipun.
.
ISIS sesumbar pernah akan membuat bencana di Eropa, apakah tragedi Paris - Perancis yang sudah diberitakan menelan korban meninggal 129 orang dan luka 352 orang pada Jumat, 13 Nopember 2015 malam itu adalah awalnya? Vatikan mulai risau, karena ISIS juga mengancam akan "mengganti" benderanya dengan bendera ISIS!
.
Presiden Indonesia Joko Widodo pada Sabtu, 14 Nop 2015 mengecam teroris atas tragedi Paris - Perancis, lalu hari itu juga terbang ke Antalya - Turki untuk menghadiri KTT G-20 yang mengadakan konferensi tanggal 15 dan 16 Nopember 2015, yang salah satu bahasannya adalah juga menanggulangi teroris. Pastinya akan semakin disegerakan langkah-langkah yang akan diambil secara bersama, dan kenyataannya negara-negara Eropa langsung menyatakan "siaga" atas keadaan negara dan kotanya masing-masing, begitu juga dengan Amerika sampai Singapura.
.
Masih ingat ketika sebelum Abu Bakr al-Baghdadi medirikan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) eksis, yang terkenal adalah Al-Qaida dengan bosnya Osama Bin Laden, semuanya dibedah oleh banyak peneliti dan tokoh, mereka rame-rame membuat buku, itulah topik pilihan yang dijamin akan laris manis dan akan mendunia, garis besar kupasan mereka adalah kedua kelompok "teroris" itu justru adalah buatan Amerika sendiri atau akibat perang atau serangan yang dilakukan oleh negara Eropa demi kepentingannya. Kebebasan berpendapat negara-negara maju itu memang luar biasa, termasuk mengupas dan menerbitkan buku tentang Jesus, mulai Jesus Punya Gundik sampai Jesus adalah Hoax, kebebasan yang menginspirasi dan menciptakan peluang larisnya buku yang diterbitkan, bahkan akan dengan segera mendunia, begitulah kebanyakan dari manusia, senang dipermainkan perasaan sentimentilnya, lalu keingintahuan mereka menjadikan buku-buku tersebut laris manis, dan kabarnya buku-buku semacam itu justru paling banyak penjualannya di negara-negara berkembang. Dikoleksi oleh mereka sebagai modal debat, pembenar alibi mereka bahwa ajaran Jesus itu adalah sesat, dan teroris itu adalah ulah Amerika dan Eropa sendiri. Yang buat buku sebodo amat penting bukunya laku, yang koleksi buku punya "amunisi" baru dan penambah spirit kebenaran yang mendukungnya. Siapa yang salah?
.
Karena bahasan artikel saya ini tentang teroris, maka menurut saya, maaf kalau salah, Amerika memang punya kepentingan di Timteng, masuk akal kalau demi kepentingannya mereka mengadu-domba kelompok-kelompok di Timteng sana dan Osama Bin Laden adalah juga pernah mendapat pelatihan oleh Amerika sendiri, lalu Abu Bakr al-Baghdadi adalah mantan pengikut Osama Bin Laden, lalu menjadi tangan kanannya dan kemudian mandiri menciptakan ISIS, jadi ISIS sepertinya bukan buatan Amerika. Begitu menurut pemahaman saya.
.
EGOIS adalah kunci utama untuk semua prahara didunia ini, lalu manusia dengan segala macam akal budinya, agar tidak sama dengan hewan, melemparkan masalah egois adalah ulahnya iblis atau setan. Lalu silahkan cermati semua keadaan, ketika para koruptor tertangkap, mereka berpendapat sedang mendapat "cobaan", iblis sedang menggodanya, bahkan juga tega mengatakan Allah sedang mencobainya. Maka ketika Amerika, Eropa, Rusia juga China ikut campur urusan di Timteng sana, awalnya tentu juga karena rasa "egois". Egois atas kepentingannya, egois atas kebutuhan minyak bumi yang banyak terdapat di Timteng sana. Padahal seharusnya hal-hal itu bisa dihentikan kalau mereka percaya kepada lembaga PBB, jadi tidak bisa negara lain mencampuri urusan negara lain selain oleh PBB.
.
Jadi bukan tidak mungkin jika kiamat akan segera terjadi, itu semua justru karena ulah manusia sendiri, karena keserakahan manusia entah secara pribadi atau bersama sebagai suatu kelompok, negara atau sekutu, dan hal itu dipicu oleh suatu hal yang namanya EGOIS ditambah rasa sentimentil oleh idiologi agama. Agama yang awalnya dipercaya agar membuat manusia dapat mengendalikan perasaan egoisnya, justru diplintir untuk membenarkan tingkah laku egois itu sendiri. Pada agama apapun, pada kelompok apapun, ketika menyerukan "KITA HARUS MELAWAN ATAU MENGHANCURKAN MUSUH-MUSUH ALLAH (TUHAN)", itulah tanda nyata kesesatan yang anehnya justru diterima sebagai kebenaran. Apa mungkin Allah punya musuh manusia? Bukankah manusia adalah ciptaan Allah itu sendiri? Semua jagad raya dan kehidupan dipercaya dicipta oleh Allah, kalau ada yang mengganggu Allah, apa susahnya Allah melenyapkannya? Bukankah tinggal kun fayakun? Bukankah Allah mampu membuat tsunami, membelah lautan, memusnahkan manusia dengan menciptakan gempa bumi, angin puting beliung, banjir bandang dan segala macam lainnya? Bahkan mencabut nyawa saya tanpa alasan apapun juga boleh dan sangat mungkin bukan? Maka perhatikanlah semua pendakwah, dari agama apapun juga, kalau mengajak memerangi manusia lain dengan alasan manusia yang dimusuhi adalah MUSUH SANG PENCIPTA, itulah kesesatan yang dibungkus perbuatan yang dipikirnya heroik, WASPADALAH. Karena Sang Pencipta tidak butuh pembelaan, Andai Sang Pencipta tidak ada yang menyembah sekalipun, Sang Pencipta tidak akan berkurang apapun juga. Karena Sang Pencipta memang sudah sempurna dari awal hingga akhir. (SPMC SW, Minggu 15 Nop 2015).
.
.
CATATAN:
Saya ikut berduka atas korban yang terjadi di Paris - Perancis, baik bagi keluarga dari yang meninggal maupun yang terluka.
.
Untuk Pemerintah NKRI, pendapat saya adalah: Menangani masalah umum harus dengan ketegasan, kesetaraan perlakuan dengan tolok ukur yang sama adalah keharusan. Jika ada penyimpangan terlalu lama didiamkan, umum akan menganggapnya sebagai kebenaran, maka jangan menyalahkan keadaan jika suatu saat negeri ini terlanjur menjadi seperti di Timteng sana. Itulah gunanya konstitusi negara sebagai acuan, bukan atas dasar mayoritas atau minoritas, bukan atas dasar pejabat atau rakyat jelata, semuanya harus diperlakukan secara setara dan tegas! (SW)
.
.
Sumber gambar:
internasional.kompas .com

No comments:

Post a Comment