Wednesday, October 23, 2013

GALAU PAMONG PRAJA JAKARTA KARENA ULAH JOKOWI & BASUKI ( R 2/2 )




                                                 ( Image source : taolie71.blogspot.com )



REFLEKSI #1/2 || SAYA NEMU "BOROK" KENAPA JOKOWI & BASUKI DICACI-MAKI DAN DIBENCI

http://t.co/o0haiNgV7l

.
( Sambungan dari Refleksi #1/2 )

b l o g s p o t. Sehubungan dengan tata kelola pemerintah DKI sebelum periode ini, hal-hal yang berkaitan dengan pamong praja dalam pengurusan apa yang dibutuhkan warga, adakah yang tidak membutuhkan upeti ? Tanpa upeti berarti tidak ada kepastian bukan ? Pelayanan berdasar sogokan, seperti mesin permainan yang tidak bisa jalan kalau tidak dimasukan koin. Padahal mereka semua adalah pegawai negeri, yang mendapat gaji dan bahkan uang pensiun nanti.

Begitulah gambaran yang ada sebelum Jokowi & Basuki jadi pemimpin DKI, dan gambaran tersebut sepertinya juga terjadi hampir diseluruh negeri ini.

Coba kita renungkan dan bayangkan, berapa banyak penikmat bancaan uang rakyat yang sudah menjadi budaya selama berpuluh tahun, bisa jadi semenjak Orde Baru, itu berarti hampir setengah abad, lalu tiba-tiba acara bancaan tersebut dilarang untuk diadakan lagi.
Bancaan yang bahkan sudah dianggap sebagai "budaya" yang benar, tiba-tiba dinyatakan salah, siapa hayo yang tidak geram ? Coba bayangkan kalau Anda sebagai penikmat bancaan tersebut, jadi lumrah bukan kalau banyak yang tidak pro sama kedua pemimpin DKI ini ? Sungguh banyak sekali yang merasa tidak senyaman dulu lagi. Salah kaprahnya kenikmatan yang bahkan sudah tidak lagi terasa salah, perintah penghentian yang  bahkan tidak terpikir sebelumnya hal ini akan terjadi. Menyesal seharusnya menggunakan berbagai cara untuk menggalang dukungan supaya pasangan yang sekarang tidak menang dan tidak memimpin DKI, karena ternyata akan menghilangkan kenikmatan. Huh ! Kenapa tidak berpikir sejauh itu, karena ternyata kejujuran akan membuat para pamong praja justru menderita, anak bininya pasti berkurang foya-foya-nya....seandainya waktu bisa diputar kembali .........

Jadi ini adalah pekerjaan awal dari perubahan, meluruskan penyelewengan kebudayaan, perlu proses dan konsistensi, dan tentu saja dukungan dari sebanyak-banyaknya rakyat yang kata Jokowi pemilik kedaulatan itu sendiri.

Tentu saja semuanya masih terus berproses, jadi kalau Anda masih menjumpai ketidak beresan, harap maklum, dan laporkan saja hal tersebut supaya mendapat perhatian untuk perbaikan.

Melihat acara live setahun Jokowi & Basuki, sepertinya blusuk'an yang dilakukan Jokowi juga ada gunanya, ketika menceritakan ada kali yang bahkan sudah 30 tahun tidak pernah dikeruk di Cipinang, Jakarta Timur.
Lalu menjawab tentang kemacetan di Tanjung Priuk, Jakarta Utara, terlihat walau Jokowi baru setahun di Jakarta tapi sudah sangat memahaminya.

Dari tontonan acara tersebut, memberi gambaran semakin nyata, bahwa Jokowi & Basuki memang pro rakyat, pro kebenaran, pro kebaikan untuk DKI, terlebih ketika juga membeli tanah yang akan diperuntukkan untuk pembuatan taman atau untuk kepentingan umum. Bukan main, padahal sebelum-sebelumnya yang sering kita dengar adalah kebalikannya, tanah pemda dijual untuk pembuatan mall, hotel, ruko atau yang lainnya bukan ?

Saya sangat yakin kedua tokoh pemimpin DKI ini akan meng-inspirasi banyak tokoh muda lain bermunculan. Walau pada mulanya tentu saja tidak demikian, yang ada sekarang adalah tokoh-tokoh mapan yang menghujat karena iri dan takut ke-mapan-an-nya dirobohkan, takut tergilas tsunami kebenaran, jadi saling bergandengan tangan berpegang erat membentuk perisai untuk menghadang tsunami kebajikan.
Itulah sebabnya dibutuhkan dukungan rakyat yang memiliki hati nurani kebajikan untuk merobohkan perisai kebobrokan. Sudah waktunya Indonesia menjadi hebat, dan itu butuh proses yang tidak mudah, semoga tokoh-tokoh yang "merasa" hebat saat ini, tersentuh hatinya untuk tidak menghalangi, lebih baik minggirlah saja, biarkan generasi muda menggantikan Anda semua, supaya generasi mendatang bangga dengan ke Indonesia-an-nya, bukankah mereka semua saudara, anak, cucu Bangsa Indonesia ?

Untuk para tokoh terhormat negeri ini, perkenankan saya mengingatkan, mengkritisi kedua pemimpin DKI bisa jadi diperlukan, tapi ingat pernyataan melecehkan, menjatuhkan, atau berniat mempermalukan, apalagi fitnah dan hujatan yang tidak bermartabat akan menjatuhkan Anda sendiri. Semuanya tercatat pada rekaman-rekaman para pembawa berita, ditulis oleh wartawan berita cetak maupun jurnalis on-line, jangan membabi-buta yang akan mempermalukan diri sendiri, kecuali memang Anda termasuk produk gagal yang tidak disemati chip rasa malu, sehingga tidak tergolong manusia yang bermoral, lupa berpikir apakah sumbangan Anda lebih hebat untuk negeri ini dibanding kedua tokoh pemimpin DKI ? ( SPMC SW, © Okt 2013 )

( Tamat )
******************
.


No comments:

Post a Comment