Sunday, October 20, 2013

SAYA NEMU "BOROK" KENAPA JOKOWI & BASUKI DICACI-MAKI DAN DIBENCI ( R 1/2 )


                                                     ( Image source : jakarta-baru.blogspot.com )
.
b l o g s p o t. Acara refleksi setahun Jokowi~Ahok diadakan live oleh METRO-TV Jum’at, 18 Okt 2013 dimulai Pkl 19:05 ~ 21:00, jadi jangan iseng nanyain penggunaan dana acara tersebut ya hehehehe….mestinya dibiayai METRO-TV bukan ?
Pada kesempatan pertama oleh Jokowi yang menyatakan bahwa kami berdua bisa menjadi gubernur & wagub karena memang dipilih oleh rakyat DKI. Kami sebetulnya adalah pekerja karena kedaulatan tertinggi adalah milik warga Jakarta itu sendiri.
Bukan main, terlihat sekali bersahajanya tokoh ini, seingat saya tidak begitu pejabat-pejabat sebelumnya. Dilihat dari penampilan dan protokoler yang sudah setahun ini terjadi, rasanya memang inilah pejabat pekerja, bukan pejabat “terhormat” seperti yang biasa kita lihat pada umumnya. Dan itu justru menimbulkan rasa suka yang tulus dari masyarakat. Luar biasa kedua pejabat ini, menjungkir balikkan bayangan kita tentang pejabat pada umumnya.
Karena itulah, kalau kita renungkan sebab dan akibatnya atas pemimpin DKI saat ini, rasanya kita harus mengerti kenapa ada tidak sedikit orang yang membenci mereka berdua. Saya menggolongkan ada setidaknya 5 golongan mereka yang tidak menyukai kedua pejabat ini.
1. Hampir semua pejabat DKI yang biasanya mendapat penghasilan lain diluar gaji resmi. Kelompok ini banyak sekali, dengan ditegakkannya aturan yang ada, bisa dipastikan mereka akan bertambah banyak jam kerja, disiplin alias tidak sembarangan bolos, waktu nyantai yang lebih sedikit alias berkurang waktunya baca koran yang dulu sering kita dengar, dan lain-lain yang bisa jadi akan disetarakan dengan cara kerja di kantor swasta atau malah lebih lama jam kerjanya, dan …..tidak boleh memungut biaya lebih dari yang seharusnya !
Coba bayangkan, apa tidak terkaget-kaget mereka semua yang sudah biasa manja dan dimanja terus disuruh jadi benar-benar bekerja seperti pekerja, dan yang lebih “gila”, pendapatannya justru berkurang !. Wow …..pantas toh kalau mereka semua jadi tidak suka ? Mereka semua sudah terbiasa hidup nyaman, walau tidak berani menentang dengan berterus terang, tapi kegeraman itu biasanya ditumpahkan ketempat-tempat lain, termasuk misalnya hujatan-hujatan pada tanggapan artikel di kompasiana yang membicarakan tentang kehebatan gubernur dan wagubnya.
Contoh yang sangat nyata adalah ketika ada Ibu yang berobat ke dokter pakai KJS dan obat yang diresepkan ternyata ada yang tidak tersedia di tempat berobat tersebut, lalu ketika Ibu tersebut meminta tanggapan dokternya kembali, dokter tersebut mengatakan, sebaiknya ibu menemui Ahok saja, tanyakan kenapa obatnya tidak disediakan. Itu level dokter, yang tentu saja tidak selayaknya memberi keterangan begitu bukan ?
Gambaran yang sangat menyiratkan ketidak sukaan, berapa banyak hal semacam itu, dan juga peristiwa lain yang sebetulnya terjadi karena kedongkolan atas reformasi birokrasi yang sedang ditegakkan oleh paket pimpinan DKI saat ini ?.
2. Kelompok “bawah tanah” dan koordinatornya yang langsung kehilangan kenyamanan, dan itu berarti kehilangan penghasilan tambahan atau bahkan penghasilan utama, yang dulu biasa menyewakan jalanan sebagai tempat berdagangnya PKL. Kelompok ini tentu tidak sedikit jumlahnya, dan ini tali temali dengan pejabat resmi pemerintahan dan pejabat lainnya.
3. Para juragan yang biasa selalu bisa mengatur aturan sesuai kepentingannya, agaknya mulai blingsatan tidak menyangka bahwa kedua pemimpin DKI ini sampai se-ekstrim ini, kaget sendiri tidak terbayangkan sebelumnya. Karena sogokannya tidak mempan !.
4. Rekanan kerja berbagai kegiatan (proyek) yang diadakan oleh pemda, seperti contoh yang heboh waktu aggarannya dipotong 25 persen oleh Ahok dan ditayangkan di-youtube.
5. Para pecinta Jokowi yang sesungguhnya, ditambah kaum fanatik ekstrim yang menganggap negara ini adalah milik kaum mayoritas, sehingga mengabaikan konstitusi dan memlintir agama karena tidak rela kalau sampai Jokowi maju jadi CAPRES maka otomatis Ahok menjadi pemimpin di DKI, lupa bahwa saat inipun sebetulnya Ahok sudah menjadi pemimpin walau memang hanya DKI-2.
Yang suka dengan Jokowi ada juga yang tidak rela kalau Jokowi tidak jadi Gubernur lagi. Hal ini bisa dipahami, karena mereka bener-bener melihat dan sangat mengharapkan ada perubahan di DKI.
Sepertinya peta dukungan pemimpin DKI ini datang dari UUD dan Perda DKI, rakyat jelata yang tidak kena gusur, wira-swasta tapi bukan yang raksasa, karyawan swasta yang mendamba sejahtera , dan mahasiswa yang keluarganya bukan pamong praja, pokoknya semua yang tidak ada hubungannya dengan pegawai pemda DKI dan yang tidak terkena tsunami kejujuran ala Jokowi & Basuki. ( SPMC SW, © Okt 2013 )
( Bersambung )
————————————
Catatan :
Mohon masukkan data kelompok mana lagi yang membenci atau menyukai Jokowi & Basuki dalam memimpin DKI. TQ. ( SW )
————————————

No comments:

Post a Comment