Tuesday, May 28, 2013

TULUS DALAM KEBERSAMAAN

( Image source : henridaros.wordpress.com )



Dari Google, saya tahu betapa banyak masyarakat yang menyukai beberapa acara DAAI-TV, itu yang terungkap dari mereka yang memberi tanggapan, berapa banyak yang tidak memberi tanggapan tapi menyukainya ?
Tentunya sangat banyak sekali. 
Dan yang lebih menarik, yang memberi tanggapan positif  kalau dilihat dari nama-namanya sepertinya lintas Agama, lintas etnis.
Rata-rata mereka memberi tanggapan suka dikarenakan TV dengan slogan Televisi Cinta Kasih tsb adalah TV yang tidak menayangkan kekerasan.

Maaf, saya bukan akan meng-iklan-kan DAAI TV, tapi ingin mengupas dari sudut pandang saya - "sudut pandang mata capung".

Pertanyaan saya, kenapa DAAI TV hanya disiarkan di Jakarta, Medan dan Palembang ?

Pertanyaan mudah tapi jawabannya saya yakin tidak sesimpel yang kita bayangkan.
Apakah kita boleh mereka-reka, seperti misalnya . . .  Keterbatasan dana !
Kalau dilihat dari apa yang dilakukan oleh Yayasan yang menaungi DAAI TV, pemberian bantuan ke masyarakat umum akibat bencana bahkan di banyak negara di dunia, rasanya kok 'keterbatasan dana' bukan alasan yang tepat bukan ?. Apalagi ditambah kenyataan bahwa DAAI TV tidak menayangkan iklan komersial seperti tv tv yang lain.

Tidak ada channel kosong di wilayah lain mungkin ?    Ini pertanyaan yang membuat pikiran saya mereka-reka dan mejadikan tulisan ini memanjang.

Begini sudut pandang saya, yang paling penting adalah penilaian secara JUJUR, benarkah isi dari tayangan DAAI TV sekiranya bermanfaat untuk masyarakat, atau bahkan berdampak positif ??   Kita harus jujur menilainya, bila perlu diadakan kajian khusus untuk hal ini, bisa saja melibatkan  Kemenkominfo, Kemendikbud, para tokoh lintas agama, para pengamat sosial yang kompeten, dll.

Kemudian, jika diyakini bahwa DAAI TV akan berdampak positif untuk warga bangsa, terutama berdampak positif untuk pembentukan MORAL bangsa kedepannya, bukankah seharusnya DAAI TV  'dibantu' supaya dapat dinikmati oleh seluruh warga bangsa ?

Tentu saja terpikir juga oleh saya bahwa tidak sesimpel itu permasalahannya bukan ?

Bukankah itu akan diartikan 'ketakutan / kecurigaan' akan penyebaran agama Budha secara masif di negeri yang justru mayoritas ber agama Islam ?    Hal ini bisa dipahami, dan itulah sebabnya "tidak se-simpel" hanya masalah izin atau ketiadaan chanel saja.
Padahal . . .   bukankah tv itu bukan suatu pemaksaan untuk harus dilihat ? Tapi hanya merupakan alternatif pilihan saja.

Kalau ke-kawatiran tsb memang sangat beralasan, kenapa tidak dianjurkan saja pendirian stasiun tv tv yang serupa, yang tidak menayangkan kekerasan.
Pastinya akan sangat menyenangkan kalau ada banyak stasiun tv yang tidak menayangkan kekerasan yang bisa dipilih oleh seluruh rakyat negeri ini.

Bukankah seharusnya kita himbau/anjurkan saja dari agama Islam mau membuat stasiun tv tersebut, baik secara bersama maupun sendiri-sendiri.

Alangkah menyenangkannya kalau misalnya  NU ~ MUHAMMADIYAH ~ KATHOLIK ~ KRISTEN ~ HINDU dan lain-lain membuat station tv juga, yang tentu saja menyiarkan kebaikan menurut versi mereka. Saya sangat percaya, kalau itu terlaksana, generasi yad akan jauh lebih baik.

Bagaimana menurut Anda ?

Kalau Anda sepaham, mohon bantuannya untuk broadcast kesemua kontak Anda. TQ ya . . .


Wassallam,

blogspot, Mei 2013
By SPMC SW


-----------------------------------

Sudut Pandang Mata Capung ( SPMC )

Yang saya artikan :

Sudut pandang majemuk.
Memperhatikan kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan.
Mengharap kembali ke dasar-dasar kebenaran.
Mencari tahu mana yang 'bener-bener BENER' dan mana yang 'bener-bener SALAH'.

No comments:

Post a Comment