Monday, September 23, 2013

SENSITIF || DEMO TOLAK PEMBANGUNAN GEREJA DI-TANGERANG


( Image source : suara-islam.com )
.

b l o g s p o t, Demo tolak pembangunan gereja St.Bernadeth - Tarakanita pada Minggu 22 Sept 2013 di Graha Raya, RT 07/04 Kelurahan Sudimara, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, rasanya memang memprihatinkan kita semua. ( MERDEKA.COM )

Awal berita tsb saya tahu karena ada yang mengirim message dan meminta tanggapan saya atas keadaan tsb, jadi ingat kalau beberapa waktu sebelumnya ada juga yang mengadu dari agama hindu dan aliran kepercayaan mengeluh ttg kepercayaannya yang merasa dilecehkan.
Padahal ttg agama, saya bukanlah ahlinya, dan saya hanya pernah menulis artikel .....
.

SENSITIF || DEBAT-KUSIR CARI AGAMA BERGARANSI SURGA

http://t.co/HdqRbsE2eE
.
.

SENSITIF || "AHOK MUSLIM SEJATI BERJUBAH NASRANI"

http://t.co/VyRkfTmzgo
.
.

TUNGGANGI KUDA-mu Jangan TUNGGANGI AGAMA-mu

http://t.co/FkldNAmbDo
.

AGAMA memang sangat sensitif, dan paling banyak ditunggangi oleh tokoh politik dan diplintir oleh tokoh agama itu sendiri, yang kalau kita telisik lebih dalam lagi adalah tokoh-tokoh yang justru kurang paham atas agamanya sendiri.

Pernahkah terpikir oleh Anda, sebelum orde reformasi ini, berapa banyak manusia dinegeri ini yang agamanya diberikan(dengan paksa) oleh pemerintah dengan dalih kepercayaannya tidak diakui oleh negara. Bahkan kalau mau mencermati lebih teliti lagi, tokoh-tokoh yang sudah meninggalpun juga diberikan agama yang sesuai dengan kemauan pemerintah bukan ?
Coba Anda mengunjungi makam-makam zaman Majapahit atau bahkan tokoh-tokoh sebelumnya kalau ada, terus kalau ada upacara untuk memperingatinya, kalau engga salah istilahnya "manganan" atau apa ya ?, pakai doa-doa cara apa yang digunakan ? Padahal menurut sejarah, agama yang digunakan untuk acara tsb konon belum masuk Indonesia semasa hidup tokohnya. Contohnya Ken Arok, Gajah Mada, Ronggolawe, Hayam Wuruk, dll.
Padahal menurut cerita orang tua-tua, sebelum-sebelum-nya orde yang sekarang ini, kalau mengadakan upacara untuk memperingati tokoh Ronggolawe misalnya, masih pakai cara Kejawen, pakai tumpengan, kemenyan, dll, juga doa yang digunakan.

Dalam UUD 1945 dinyatakan, tiap-tiap penduduk diberi kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya serta menjamin kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya.
Tapi anehnya pemerintah secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.

Dan hebatnya, pelurusan makna yang tercakup dalam UUD 1945 pernah dirasakan oleh rakyat negeri ini justru pada era presiden GUS DUR, yang nota- bene cucu pendiri NU, pendiri partai PKB ( berarti tokoh politik juga ), dan juga penyandang nama depan KH ( Kyai Haji ) yang berarti menurut orang awam seperti saya, adalah tokoh yang tidak perlu diragukan lagi atas pengetahuan ttg agamanya sendiri bukan ?

Terus kalau ditarik sebagai pembelajaran antara pemerintahan GUS DUR, pemerintahan yang sekarang dan demo penolakan pembangunan gereja yang sering kali kita dengar pemberitaannya bagaimana ya ?

Yang terlihat belakangan ini adalah adanya pembiaran ketika demo penolakan tersebut terjadi. Padahal kalau dilihat dari sudut pandang apapun itu, pastinya demo penolakan tsb adalah melanggar peraturan yang ada. Misalnya ....apakah demo tsb ada ijinnya ? Karena pertanyaan tsb juga bisa menjalar ke perbandingan demo yang lain, seperti misalnya pernah kita dengar adanya pembubaran paksa ketika ada sekelompok orang yang mendemo ttg sesuatu yang ada kaitannya dengan pemerintah dikarenakan demonya tidak berijin.
Atau apakah karena ada kaitannya dengan agama tertentu jadi pemerintah seolah-olah takut untuk menindaknya ?, jadi membiarkannya dan menjadi penonton saja ?

Sedangkan demo penolakan pembangunan gereja yang terjadi Minggu 22 Sept 2013 di Graha Raya, pertanyaannya dan juga merupakan masukan untuk aparat keamanan adalah, kalau seandainya pembangunannya tidak mempunyai surat-surat yang diwajibkan, bukankah seharusnya demo-nya ke kantor pemerintahan yang menagani urusan pembangunan untuk minta dihentikan pembangunan tsb, sekalian mempertanyakan kenapa mendirikan bangunan tanpa surat didiamkan saja ?. Karena negara kita negara hukum, bukankah  seharusnya prosedurnya begitu ?

Ketika saya mencoba menggali persoalan yang didemokan, yang katanya ada pelanggaran perjanjian yang sudah ditanda tangani diatas meterai oleh ketua panitia pembangunan gereja dan rakyat setempat, ternyata info yang saya dapatkan adalah, adanya tekanan dan pemaksaan oleh demo beberapa tahun sebelumnya, tanpa perlindungan dan saksi oleh aparat keamanan yang menjamin keselamatan pihak yang didemo. Selayaknya perlu diselidiki duduk permasalahannya bukan ?. Termasuk apakah betul pihak yang bertanda tangan adalah MEWAKILI otoritas  rumah ibadah yang akan dibangun ? Dan apakah perjanjian dibawah tekanan diijinkan(sah) ?

Sebetulnya dibeberapa tanggapan atas kasus-kasus semacam ini yang pernah saya baca adalah, adanya suara yang mempertanyakan kenapa kalau agama mayoritas mendirikan rumah ibadah tidak pernah ada yang menentangnya ? Dan apakah sudah diselidiki bahwa diseluruh Indonesia semua rumah ibadah punya IMB ? Saya pikir itu adalah tanggung jawab pemerintah untuk menjawabnya bukan ?

Tapi mengenai adanya pernyataan dari pihak mayoritas yang mengatakan, sudah dikasih hati - ngerogoh ampela, sungguh menggelitik untuk mempertanyakan, karena hal tsb semestinya juga berkaitan dengan sejarah perkembangan agama di negeri ini bukan ? Bukankah yang merasa mayoritas yang sekarang, adalah pemberian dari agama yang sudah ada sebelumnya ? Berarti ngerogoh ampela juga ya ? Atau pertanyaannya adalah, memang negeri ini dimiliki oleh mayoritas ? Bukankah berdasarkan konstitusi semua warga negara sama hak dan kewajibannya ?.

Sungguh absurd ketika ada tokoh/pejabat yang membandingkan jumlah rumah ibadah dengan yang ada di Amerika, Eropa atau tempat-tempat lain diluar negeri sana, apakah di negara-negara tersebut landasan negaranya sama, menganut Pancasila juga, ber-Bhinneka Tunggal Ika juga ?
Kalau mau membandingkan dan menyama-nyamakan, kenapa kementerian agama tidak ditiadakan saja, bukankah di Amerika tidak ada kementerian tsb ?  Padahal di negara paman-sam sana, warga boleh tidak beragama. Terus perjalanan sejarah bangsanya kan juga tidak sama. Kalau toh disana dipersulit pembangunan masjid misalnya, apakah harus membalas disini dipersulit pembangunan gereja ? Apa korelasinya ? Mungkin disana ada trauma 9/11, dan apakah disini umat minoritas juga sering melakukan pengeboman ?  Terus kalau pengeboman dianggap sesuatu yang tidak baik, bukankah selayaknya pembangunan rumah ibadah bagi mereka yang tidak melakukan pengeboman justru harusnya dipermudah ?
Apakah tidak mengesankan bahwa kita adalah bangsa pendendam, egois ? Dan lebih tragisnya adalah kalau toh itu dianggap kesalahan yang dilakukan oleh negara lain, kenapa harus ditimpakan kepada saudara sebangsa sendiri hanya karena agamanya berbeda dengan pejabat tsb ? Atau karena iri, takut minoritas menjadi lebih maju ? Kalau selevel pejabat/tokoh saja pernah berpendapat begitu, bagaimana dibawahnya ?
Begitu juga ketika bulan puasa yang lalu ada bom meledak ditempat ibadah tertentu dan memberi pesan sebagai solidaritas atas kejadian dinegara lain, yang nota-bene tidak ada sangkutannya dengan tempat bom itu meledak, hanya kebetulan warna agamanya sama, sungguh menyedihkan, bahwa itu semakin menunjukan kurangnya kita memahami ttg agama kita sendiri, juga semakin menguatkan praduga bahwa kita adalah bangsa pendendam, egois, fanatik, militan dan bisa jadi yang lain lagi sebutannya. Padahal .....secara logika, kalau memang mau membantu saudara seagama, ya kenapa tidak pergi saja kenegara tujuan yang terjadi masalah dan membelanya disana ? Kenapa justru harus mencelakakan saudara sebangsa sendiri ?

Jadi ingat tentang Israel, kalau mau memeranginya, ya sebaiknya kesana saja bukan ? Jangan jadikan saudara sebangsa sendiri menjadi sasaran, karena takutnya kita amat sangat sensitif, melebihi negara asal agama kita. Coba kita merenungkan tanpa emosi, bukankah negara Israel itu sangat kecil dan dikepung oleh negara-negara yang sama dengan mayoritas agama dinegeri ini ? Kenapa sepertinya kok rakyat kita lebih militan dari rakyat negara-negara sekitar Israel ? Kenapa mereka tidak bersatu membela seperti yang kita inginkan untuk melakukan, bukankah mereka lebih dekat untuk berperang ?
Jadi ingat Gus Dur lagi, yang entah memakai pertimbangan apa ingin membantu rakyat palestina melalui jalur diplomatik, apakah mungkin dengan pertimbangan bahwa hal itu lebih mungkin dan masuk akal dari pada harus menghancurkan negeri sendiri ?  Seperti bom Bali, padahal untuk menentang Amerika(barat), tapi menghacurkan negeri sendiri dan membunuh banyak saudara sebangsa sendiri. Sepertinya betul banyak orang mengatakan pemikiran Gus Dur jauh melampaui kaumnya, merupakan guru bangsa.

Ketika membaca tanggapan dari seorang yang beragama mayoritas, yang juga mempertanyakan tentang takutnya alasan atas penyebaran agama yang sedang didemo tsb akan mempengaruhi lingkungan sekitar, dan ybs mengatakan kalau kita meng-imani dengan benar agama kita sendiri, rasanya ketakutan tsb tidak beralasan. Sungguh menyejukkan, dan saya yakin masih banyak orang-orang di negeri ini yang benar-benar tetap Indonesia walau apapun agamanya. SEMOGA........(© By SPMC SW, Sep 2013. All rights reserved)

**************************
NOTES :
Seandainya pemerintahan melakukan ketegasan dengan tidak memihak atas suatu golongan, banyak masalah bangsa ini yang tidak berkembang lebih runyam bukan ?
Konon ceritanya, persaudaraan diantara kita sebagai sesama warga bangsa saat ini jauh lebih parah dibanding tahun enam-puluhan.
Dalam hal-hal semacam itu, angat jempol atas pemikiran-pemikiran mendiang Gus Dur yang ternyata masih tetap relevan dan menyejukkan.
Beruntung bangsa ini pernah mempunyai anak bangsa seperti beliau.
Maafkan saya kalau ada yang tidak berkenan dengan artikel ini, karena saya hanya sangat mendambakan kebaikan untuk semua golongan yang ada.(SW)
--------------------------------------
ARTIKEL-ARTIKEL MENARIK :
.

SENDIKO DHAWUH JOKOWI ATAS TUGAS MAHA BERAT DARI IBU MEGAWATI

http://t.co/u7XhF9YLrO
.
.


RAHASIA UNIK ||  TERNYATA GUBERNUR DKI MEMANG TIDAK MAMPU !

http://t.co/a13QeOIlJC

.
.

JOKOWI & BASUKI TELANJANGI POLITISI

http://t.co/3qKQwes7yO
.
.

BASUKI, Selain KRISTEN, CINA Lu !

http://t.co/0duYoZiEvW
.
.

www.kompasiana.com/suhindrowibisono

--------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment