Monday, July 15, 2013

JOKOWI Bikin BANGKRUT-nya Politikus Rakus



( Image source : vidije.blogspot.com )


                                                        ( Surat untuk PDIP #2 )



Dengan hormat,

Selamat Ibu Mega, kalau PDIP bekehendak untuk membuat "money politic" tidak lagi efektif di-negeri ini, kinilah kesempatannya.
Dan sungguh hal itu akan menjadikan PEMBELAJARAN YANG SANGAT LUAR BIASA UNTUK INDONESIA, teristimewa untuk PEMILU 2019 !.
Karena prediksi saya, kalau Jokowi bisa menang dalam Pemilu 2014 nanti, bukan tidak mungkin akan lebih mudah menang di Pemilu berikutnya (2019), dan modalnya juga pasti lebih murah !.
Seperti riwayat Jokowi waktu pemilihan Walikota Solo periode ke dua dulu.

Bertujuan sama seperti surat saya yang pertama, semoga Ibu Mega  "wise" menghadapi keadaan saat-saat ini, dimana PDIP kebetulan mempunyai figur Bapak Jokowi yang belakangan ini sangat fenomenal.
Dan berharap banyak tokoh di PDIP dapat memetik hikmah dengan fenomena Jokowi kini dengan tidak saling menonjolkan diri dengan pernyataan-pernyataan yang takutnya keceplosan sehingga kontradiktif, dan mengingkari kenyataan yang ada untuk menahan fenomena yang sedang terjadi, karena dengan pernyataan yang intinya "Biarkan Jokowi menepati janjinya terlebih dahulu untuk mengurus Jakarta . . . . ". dsb dsb . . . ada kesan bahwa hal tsb untuk menahan laju fenomena yang sedang terjadi.
Kalau toh hal tersebut diutarakan oleh orang-orang diluar PDIP, tidak usah terlalu dirisaukan, karena hal itu justru menyiratkan kekhawatiran mereka atas fenomena yang ada, dan mencoba cara-cara 'klasik-romantik-melankolik' untuk menghambat pen-CAPRES-an Bapak Jokowi.

Jika PDIP berkehendak mengajukan Bpk Jokowi sebagai CAPRES pada pemilu kali ini, jangan lupa memilih calon-calon anggota DPR yang bersih, karena sangat disayangkan kalau hambatan-hambatan dalam pemerintahan yad ternodai oleh kasus-kasus korupsi yang terjadi, terlebih jika hal itu terjadi di Partai-nya presiden. Menurut saya hal tsb patut dipikirkan sedari sekarang ( dah telat ya ?, daftar nama calon legeslatif dah masuk ). Karena sangat disayangkan kalau misalnya ada kader partai yang korupsi dibela sampai sedemikian rupanya, bahkan mungkin sampai mencurigai/menuduh keterlibatan negara asing. Padahal menurut saya, kalau kita cinta "kebersihan", harusnya berterimakasih telah dibantu membongkar kasus korupsinya. Itulah sebabnya, bukankah lebih 'murah-baik-terhormat' kalau memilih kader-kader yang bersih ?

Saya sangat percaya seorang tokoh bisa menarik gerbong perubahan yang sangat luar biasa, dan kini sepertinya PDIP punya kesempatan untuk itu. Semoga tidak mengabaikannya dengan mengingat : "roda kehidupan selalu berputar".

Untuk warga Jakarta sendiri, saya sangat percaya akan mendukung Bapak Jokowi maju jadi CAPRES, karena itu juga berarti mengharapkan perubahan untuk INDONESIA menjadi lebih baik, dan itu pula-lah alasan utama surat ini saya buat.

Mohon lihat artikel "( Surat untuk PDIP #1 )",  kapan baiknya waktu pendeklarasian bapak Jokowi sebagai CAPRES.

Untuk pembaca surat ini yang bisa dan berkenan menyampaikan ke Ibu Mega, nitip salam juga untuk beliau, dan terimakasih.

Kepada para pembaca artikel surat ini yang kurang berkenan, saya minta maaf.


Wassallam,

blogspot, 15 Juli 2013

By. SPMC SW.


----------------------------------------
  ( Surat untuk PDIP #1 )
----------------------------------------
Surat yang pertama saya buat tertanggal 2 Juni, karena  engga tahu bagaimana cara menyampaikan surat tsb supaya terbaca oleh Ibu Mega, maka surat tsb sempat saya email-kan ke Mas Ganjar P dan Mbak Rieke D, lalu saya cari alamat email Mbak Puan, tapi engga nemu, dan iseng ngirim email ke Pak Jokowi juga, terus juga nemu email-nya Ibu Mega.
Tapi dari semua email yg saya kirim tsb, saya engga tahu "terbaca" oleh ybs atau tidak, walaupun kodenya adalah "Sent", atau jangan-jangan nyasar ke orang lain ?.
Baru awal Juli surat tsb saya unggah ke  http://suhindrowibisono.blogspot.com dan lapak kompasiana www.kompasiana.com/suhindrowibisono, setelah ragu karena berpikir "bukankah surat tsb untuk PDIP, bukan untuk pembaca blogspot/kompasianer ?", tapi karena berkeputusan "siapa tahu dengan cara itu isi surat tsb pada akhirnya dapat tersampaikan ke Ibu Mega", walaupun harus ber-estafet via pembaca/kompasianer  terlebih dahulu. Begitulah sejarahnya, sejarah yang tidak merubah apa-apa, karena toh saya juga tidak yakin bahwa surat tsb tersampaikan isi  kabarnya kepada Ibu Mega ! Hehehe . .

Salam hormat saya terutama kepada semua pembaca, kalau sedang kehabisan bahan untuk menulis, setidaknya jangan berhenti membaca artikel-artikel di blogspot dan memberi semangat ya . . . . . hehehe . . .
---------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment