MEMBUMIKAN ANGAN,
MENYADARKAN PIKIRAN,
MENYUDAHI HALUSINASI,
MEWARASKAN NALAR,
MERASIONALKAN LOGIKA
====================
#11.
.
“EGOIS ADALAH SUMBER MALAPETAKA BANGSA INI”
.
#SPMC "Logika Rasa Miris" ala Suhindro Wibisono
.
Egois adalah awal mula segala kejahatan, itu yang saya renungkan.
Karena egois itu sifat yang sangat individual, tidak peduli orang lain
karena mau menang atau benar sendiri dengan mengabaikan
kebenaran-kebenaran awam yang bahkan sudah diundang-undangkan.
.
Dalam perkembangannya, egois agar aman dan "merasa benar" (hanya merasa
lho), maka dilakukan secara berjamaah atau bahkan pakai taktik tepu
daya untuk menutupi ke egoisan itu. Berpenampilan soleh dan berperilaku
soleh juga bukan tidak mungkin untuk menutupi keegoisan itu, menyogok
Tuhan dengan berderma dari uang korupsi, adalah tanda kebobrokan nurani,
bukankah sangat mengenaskan jika marak terjadi? Jadi sebenarnya
perilaku solehnya itu apakah bukti benar mempercayai Tuhannya, atau
topeng agar tampak beragama dan bertuhan? Sungguh miris, melihat
kenyataan rumah ibadah sudah begitu banyak didirikan di negeri ini,
sementara para koruptor dan mereka yang berperilaku jauh dari makna rasa
ketuhanan itu juga sering tampak sangat soleh dengan agamanya
masing-masing.
.
Ketika para koruptor dijatuhi hukuman begitu
ringan atas keputusan pengadilan, mustahil para hakim tidak mengetahui
keluhan masyarakat yang sudah sangat masif terberitakan, tapi kenapa hal
itu masih tetap terus berlangsung? Apa butuh genius untuk memahami
kenyataan itu?
.
Duga saya, justru karena banyak oknum aparat
penegak hukum terlibat putaran korupsi itu juga. Indikasinya sangat
simpel menurut saya, cukup dibaca dari hasil putusan hakim tentang
perkara korupsi, jika keputusannya membuat rakyat banyak yang geregetan,
besar kemungkinan ada oknum hakim memperdagangkan keputusan. Termasuk
didalamnya ketika Jaksa tidak naik banding atas keputusan hakim yang
sangat ringan, bukan tidak mungkin juga ada oknum pihak kejaksaan
terlibat pusaran memperdagangkan kewenangannya.
.
Jadi masih
adakah institusi benar-benar bersih di negeri ini, termasuk juga di KPK
misalnya? Melihat kenyataan orang bersih justru dimusuhi, koruptor
begitu marak terkuak, bahkan ada yang berjamaah hampir seratus persen
pada suatu komisi, apakah kita masih tidak menyadari bahwa nurani/moral
kita sebagai bangsa sebetulnya sangat miris dan memalukan? Lebih
terlihat sangat mengenaskan justru para oknum pelakunya tak satupun yang
punya rasa malu, semua malah merasa tetap dipihak benar dan masih
merasa terhormat, termasuk oknum penegak hukum yang memperdagangkan
kewenangannya itu.
.
Kalau Tuhan saja berani ditipu, apa benar
mereka sebenarnya punya agama dan atau mengimani agamanya? Mengimani
Tuhannya? Jangan-jangan mereka para oknum yang tidak punya malu itu
adalah binatang ber-raga manusia, karena bukankah beda manusia dan
binatang adalah rasa malu yang harusnya dimiliki oleh manusia waras,
sementara binatang sudah sangat wajar tidak punya rasa malu bukan?
BUKANKAH SEMUA ITU BERMULA DARI RASA EGOIS PARA OKNUM TOKOH MENUSIA
NEGERI INI?(#SPMCSW, Sabtu, 02 September 2017.)
.
.
Sumber gambar pemanis: purewow .com
.
.
TAMBAHAN:
Uraian rentetan korupsi itu masih sangat panjang kalau mau dijabarkan,
karena sangat "mungkin" adanya di semua institusi. Termasuk didalamnya
yang sering disuarakan mengenai keputusan pengurangan hukuman pada
peringatan kemerdekaan dan hari raya (?), juga terkuaknya kenyataan
penggunaan alat komunikasi oleh para pesakitan sehingga masih bisa
menjadi bos mafia narkoba walau ada di dalam penjara. Negara ini sungguh
ajaib mirisnya. (SW)
No comments:
Post a Comment