Monday, September 4, 2017

“EGOIS ADALAH SUMBER MALAPETAKA BANGSA INI”

MEMBUMIKAN ANGAN,
MENYADARKAN PIKIRAN,
MENYUDAHI HALUSINASI,
MEWARASKAN NALAR,
MERASIONALKAN LOGIKA
====================
#11.
.
“EGOIS ADALAH SUMBER MALAPETAKA BANGSA INI”
.
#SPMC "Logika Rasa Miris" ala Suhindro Wibisono
.
Egois adalah awal mula segala kejahatan, itu yang saya renungkan. Karena egois itu sifat yang sangat individual, tidak peduli orang lain karena mau menang atau benar sendiri dengan mengabaikan kebenaran-kebenaran awam yang bahkan sudah diundang-undangkan.
.
Dalam perkembangannya, egois agar aman dan "merasa benar" (hanya merasa lho), maka dilakukan secara berjamaah atau bahkan pakai taktik tepu daya untuk menutupi ke egoisan itu. Berpenampilan soleh dan berperilaku soleh juga bukan tidak mungkin untuk menutupi keegoisan itu, menyogok Tuhan dengan berderma dari uang korupsi, adalah tanda kebobrokan nurani, bukankah sangat mengenaskan jika marak terjadi? Jadi sebenarnya perilaku solehnya itu apakah bukti benar mempercayai Tuhannya, atau topeng agar tampak beragama dan bertuhan? Sungguh miris, melihat kenyataan rumah ibadah sudah begitu banyak didirikan di negeri ini, sementara para koruptor dan mereka yang berperilaku jauh dari makna rasa ketuhanan itu juga sering tampak sangat soleh dengan agamanya masing-masing.
.
Ketika para koruptor dijatuhi hukuman begitu ringan atas keputusan pengadilan, mustahil para hakim tidak mengetahui keluhan masyarakat yang sudah sangat masif terberitakan, tapi kenapa hal itu masih tetap terus berlangsung? Apa butuh genius untuk memahami kenyataan itu?
.
Duga saya, justru karena banyak oknum aparat penegak hukum terlibat putaran korupsi itu juga. Indikasinya sangat simpel menurut saya, cukup dibaca dari hasil putusan hakim tentang perkara korupsi, jika keputusannya membuat rakyat banyak yang geregetan, besar kemungkinan ada oknum hakim memperdagangkan keputusan. Termasuk didalamnya ketika Jaksa tidak naik banding atas keputusan hakim yang sangat ringan, bukan tidak mungkin juga ada oknum pihak kejaksaan terlibat pusaran memperdagangkan kewenangannya.
.
Jadi masih adakah institusi benar-benar bersih di negeri ini, termasuk juga di KPK misalnya? Melihat kenyataan orang bersih justru dimusuhi, koruptor begitu marak terkuak, bahkan ada yang berjamaah hampir seratus persen pada suatu komisi, apakah kita masih tidak menyadari bahwa nurani/moral kita sebagai bangsa sebetulnya sangat miris dan memalukan? Lebih terlihat sangat mengenaskan justru para oknum pelakunya tak satupun yang punya rasa malu, semua malah merasa tetap dipihak benar dan masih merasa terhormat, termasuk oknum penegak hukum yang memperdagangkan kewenangannya itu.
.
Kalau Tuhan saja berani ditipu, apa benar mereka sebenarnya punya agama dan atau mengimani agamanya? Mengimani Tuhannya? Jangan-jangan mereka para oknum yang tidak punya malu itu adalah binatang ber-raga manusia, karena bukankah beda manusia dan binatang adalah rasa malu yang harusnya dimiliki oleh manusia waras, sementara binatang sudah sangat wajar tidak punya rasa malu bukan? BUKANKAH SEMUA ITU BERMULA DARI RASA EGOIS PARA OKNUM TOKOH MENUSIA NEGERI INI?(#SPMCSW, Sabtu, 02 September 2017.)
.
.
Sumber gambar pemanis: purewow .com
.
.
TAMBAHAN:
Uraian rentetan korupsi itu masih sangat panjang kalau mau dijabarkan, karena sangat "mungkin" adanya di semua institusi. Termasuk didalamnya yang sering disuarakan mengenai keputusan pengurangan hukuman pada peringatan kemerdekaan dan hari raya (?), juga terkuaknya kenyataan penggunaan alat komunikasi oleh para pesakitan sehingga masih bisa menjadi bos mafia narkoba walau ada di dalam penjara. Negara ini sungguh ajaib mirisnya. (SW)

No comments:

Post a Comment