Friday, July 22, 2016

POKEMON GO, TUAI FATWA "HARAM" & TAUSIAH "JANGAN MAINKAN" !?


POKEMON GO, TUAI FATWA "HARAM" & TAUSIAH "JANGAN MAINKAN" !?

.
.


Opini Logika & Tanya ala ‪#‎SPMC Suhindro Wibisono.
.
KHABARNYA Arab sudah buat “fatwa” haram untuk game Pokemon Go, sedang MUI baru dalam taraf “tausiah” yang mewacanakan negatif untuk game tersebut. Game Pokemon Go memang sangat beruntung, pemberitaannya seperti iklan gratis, semakin kontroversi semakin banyak yang ingin tahu, begitulah biasanya memang sifat manusia. Saham perusahaan pembuatnya langsung melejit naik 30 persen padahal konon waktu itu gamenya belom resmi release. Banyak pembuat games lain, tapi yang meledak membuat banyak orang penasaran dan semakin penasaran karena tanggapan-tanggapan dari banyak tokoh politik dunia dan bahkan dimainkan oleh para selebriti banyak profesi di dunia, itulah yang langka terjadi. Tapi percayalah, semua ada masanya.
.
Istana Presiden juga melarang permainan game tersebut dilakukan di area Istana, sebelumnya pelarangan oleh instansi TNI /POLRI, masuk akal menurut saya, masuk akal karena memang permainan gamenya juga membutuhkan aktifitas kegiatan fisik. Bukankah akan terlihat konyol kalau ada kunjungan kenegaraan lalu tiba-tiba ada yang sedang main game Pokemon Go di Istana dan mondar-mandir tidak jelas? Begitu juga di instansi-instasi militer, karena wira-wirinya pemain game Pokemon Go itu kok seperti petugas yang sedang deteksi cari ranjau yang lebih sering memperhatikan alat (gadget) dari pada lingkungan sekitarnya. Makanya banyak pemain game Pokemon Go yang konyol karena kecebur comberan, nabrak, bahkan lupa masuk pekarangan orang lain, dan lain-lain.
.
Kalau ada yang mewacanakan ketakutan adanya kegiatan mata-mata dalam permainan game tersebut karena membutuhkan GPS aktif di gadget yang digunakan dalam permainan, kalau mau dipas-paskan ya bisa saja pas, tapi apa tidak berlebihan? Yang pasti kalau mau main game tersebut sampai harus memasuki pekarangan yang bukan untuk umum seperti adanya warga negara asing yang memasuki markas militer seperti yang diberitakan tipi belum lama ini ( di Jabar ya?), itu jelas salah, karena kok tidak kulo nuwun dulu memasuki area yang bukan untuk umum. Jadi kerumah tetangga pun rasanya tidak elok bukan?
.
Saya memang tidak paham tentang game Pokemon Go, juga game apa saja, memang doeloe pernah main game, tapi ya hanya Tetris dan Kartu (Free cell), maklum orangnya juga jadul ..... tapi memahami adanya wacana “takut” penumpang gelap pada pemain game Pokemon Go untuk dapat menyadap, mencuri data, sabotase, dan lain-lain oleh pihak intelijen asing dalam kegiatan mata-mata, saya kurang begitu paham runtutannya. Semoga tidak selalu menyalahkan mamarika ya, karena setahu saya game itu juga bukan buatannya toh?
.
Jika penggunaan GPS adalah masalah utamanya, lalu karena pemain game itu mendekati area-area sensitif dan gadgetnya aktif sehingga sangat mudah diketahui koordinat lokasinya sehingga mudah dilakukan sabotase, apakah hanya dengan hal itu maka lokasi suatu tempat baru akan bisa diketahui?
.
Lewat google map dan beberapa aplikasi lain serupa, dari rumah kita dapat menuju kesuatu tempat bahkan serasa dituntun ditunjukkan jalannya, bukankah itu yang sudah banyak dilakukan bagi banyak pengendara mobil saat ini kalau ingin mencari suatu alamat dalam berkendara? Banyak mobil yang memasang alat navigasi itu sebagai penunjuk jalan bukan? (juga bisa lewat HP). Jadi adakah yang benar-benar tersembunyi suatu alamat pada negara yang terbuka seperti Indonesia ini? Samar-samar saya pernah ingat bahwa Amerika mungkin juga Rusia dan banyak negara maju lain yang punya peralatan canggih diruang angkasa sono yang bisa dengan mudah melihat keadaan hampir semua negara didunia ini, gosipnya sampai seukuran kucing bisa terlihat. Saya juga pernah dengar tentang teknologi negara maju yang juga dapat mendeteksi kandungan-kandungan penting dalam bumi, kalau benar sampai sebegitu canggihnya, apakah perlu game Pokemon Go untuk mendeteksi suatu wilayah? JANGAN LEBAI AH ! (#SPMC SW, Jumat, 22 Juli 2016)
.
.
Sumber gambar:
m.harianindo .com


No comments:

Post a Comment