Wednesday, July 27, 2016

"PERCAYAKAH ANDA TUHANMU JUGA TUHANKU?"




"PERCAYAKAH ANDA TUHANMU JUGA TUHANKU?"
.
.
Opini Logika Sensi ( ‪#‎SPMC‬ ) Suhindro Wibisono.
.
.
Kalau menyadari bahwa Tuhan itu satu, artinya Tuhanmu juga Tuhanku, lalu apanya lagi yang harus diributkan?
.
Dan jika kita semua setuju bahwa Tuhan kita sama, itu artinya Tuhan adalah kebenaran yang universal, kebenaran yang dapat dipahami oleh semua manusia.
.
Lalu hayo kita samakan lagi pendapat kita tentang Tuhan yang memang hanya satu dan universal itu. Seperti misalnya, setujukah kita bahwa Tuhan adalah sumber kebaikan? Kalau setuju, hayo kita definisikan bahwa Tuhan adalah sumber kabaikan, dan "kebaikan" bahasa puitisnya adalah "cinta", jadi kalau kita satukan Tuhan adalah sumbernya kebaikan dengan rasa cinta.
.
Maka kalau kita persatukan definisi tentang frasa ketuhanan adalah, "TUHAN ITU SATU DAN ADALAH TUHAN KITA SEMUA, SUMBER AJARAN CINTA KEBAIKAN UNIVERSAL" . Jadi setujukah anda bahwa jika tidak menyiratkan kebaikan universal, pasti itu bukan sifat ketuhanan.
.
Itulah dalilnya, hukumnya, rumusnya, maka jika ingin mempertanyakan ayat-ayat kitab suci apapun, ya monggo-monggo saja, tapi sekali lagi "MEMPERTANYAKAN" bukan menghakimi !! Karena kalau kalian menghakimi dalam bungkus menghujat, itu namanya sok tahu, dan merasa lebih pinter dari banyak orang hebat diseluruh dunia ini. Menghakimi sekaligus menghujat isi ayat kitab suci kepercayaan orang lain, jelas sangat keblinger.
.
Ayat-ayat kitab suci memang harus dipahami oleh umatnya masing-masing, dipertanyakan kalau memang belum paham, dan agar memahami maksud dan tujuan maka gunakanlah logika waras universal, ingat rumusnya : "TUHAN ITU SATU DAN ADALAH TUHAN KITA SEMUA, SUMBER AJARAN CINTA KEBAIKAN UNIVERSAL". Itu rumus agar anda tidak tersesat ayat kitab anda sendiri, karena semua hal yang menggambarkan ketidak sesuaian dengan rumus tersebut, apalagi berlawanan makna, sangat mungkin anda salah memahaminya. Tanyakan ahlinya, tapi kalau yang anda anggap ahli juga memberi pemahaman tidak sesuai dengan dalil, sangat mungkin yang anda anggap ahli itu juga bukan yang ahli. HATI-HATI !!
.
Mengadili ayat kitab suci kepercayaan lain dengan kitab kita, jelas salah kaprah. Lebih hebat kalau berani memahami bahwa agama adalah juga ajaran, sekolah, universitas, yang semuanya spesialisasi(jurusan) agama, panduannya adalah kitab sucinya masing-masing jurusan agama yang diambil. Itu maknanya setiap "siswanya" adalah mewakili jurusan agamanya masing-masing, dan sekolah/belajarnya adalah seumur hidup (mengimani), dan semua sekolah agama yang sama dengan jurusan yang kita ambil itu berarti juga sekolah kita (ikut bertanggung jawab/merasa ikut memiliki).
.
Maka akan sangat ngenes jika merasa ajaran, sekolah, universitas agamanya adalah paling mengajarkan kasih, tapi menghasilkan banyak murid yang brutal. Apakah klaim ajaran paling sempurna berbanding sama dengan kenyataan banyak hasil muridnya? Kalau itu semua dituduhkan karena salah pengajarnya, lalu kenapa tidak ikut protes untuk mengganti pengajar tersebut?
.
Sekali lagi, MENYALAHKAN ajaran agama lain, juga termasuk menyalahkan buku pegangannya, itu lebih menggelikan. Lupakah Anda bahwa bangunan tempat ibadah dan kitab suci masing-masing, itu ibarat bangunan sekolah dan buku pegangan wajib. Yang paling bermakna adalah hasil pengajarannya, bukan tata-cara belajarnya, bukan kitab pegangannya. Dan semua itu sebetulnya bertujuan mengajarkan murid/siswa (umat) agar menjadi baik sesuai dalil: "TUHAN ITU SATU DAN ADALAH TUHAN KITA SEMUA, SUMBER AJARAN CINTA KEBAIKAN UNIVERSAL". Memanusiakan manusia bukan menjadikan seperti sifat binatang buas !! (#SPMC SW, Minggu, 24 Juli 2016)
.

.
Sumber gambar:
art-soulworks .com

==============

No comments:

Post a Comment