Saturday, November 7, 2015

"OKNUM", TOLOK UKUR AGAMA ANDA.




.
~ “OKNUM", TOLOK UKUR AGAMA ANDA ~
.
Opini Sensi (SPMC) Suhindro Wibisono
.
~~~
BUAH GAMBARAN BAIK / BURUK POHONNYA,
POHON DINILAI DARI BUAHNYA.
(Bukan asli pendapat saya)

.


Pohon menggambarkan agama, buah menggambarkan ummat.
~~~
.
Cermati kenyataan yang ada, lalu RENUNGKAN .....
Setelah itu hayo lakukan hal terbaik yang bisa, agar ada perubahan ....
.
Kalau kita selalu menyangkal, itu artinya kita kurang mencermati keadaan, atau pakai kacamata kuda? Hehehehehe .... Renungkan .....
.
Setelah beberapa waktu mengembara pada beberapa grup “seram” di facebook, ujung akhirnya saya diusir oleh adminnya, karena saya hampir tidak pernah melamar untuk menjadi membernya, ya mau apalagi, toh memang semuanya gratis bukan? Entah sudah berapa grup yang saya masih tercatat sebagai member, dan itu semua hasil dimasukkan teman-teman. No problemo! Pada hasil pengembaraan tersebut, berdasar pengamatan saya, jadi tentu saja ini adalah pendapat subyektif ya, maaf kalau kurang benar atau kurang berkenan. Ada kelompok kepercayaan tertentu yang sangat antipati tidak memberi ruang kebenaran pada kepercayaan lain. Atas nama toleransi itu sangat menyedihkan, bahkan tidak segan mereka menyebut bahwa kepercayaan “A” salah, kepercayaan “B” sesat, kepercayaan “C” nyembah berhala, dan seterusnya, yang pada intinya mengatakan bahwa kebenaran hanya ada pada kepercayaannya, semuanya pasti masuk neraka kalau tidak masuk kepercayaannya, bahkan ada yang mengatakan perbuatan amalnya juga akan sia-sia karena salah kepercayaan. Itu sesuatu yang sangat menyedihkan, sungguh penggambaran kefanatikan yang akut. Atau punya sertifikat hak ultimatum dari Tuhan? RENUNGKAN.
.
Apakah mengatakan bahwa kepercayaannya adalah yang paling benar tidak boleh? Apakah mengatakan bahwa kepercayaannya yang mendapat garansi masuk surga tidak boleh? TENTU SAJA SANGAT BOLEH! Dan seharusnya memang begitu, bukankah itu bagian dari ajaran agar ummat mudah mengimani kepercayaannya? Tapi yang sering lupa atau memang disengaja, adalah menyalahkan kepercayaan orang lain. “Itulah akar masalah!” Apapun alasannya, ajaran yang menyalahkan kepercayaan orang lain walau hanya didepan ummatnya sendiri, pastilah bukan ajaran kepercayaan yang punya toleransi. Tidak mungkin menanam kebencian berbuah kebaikan atau toleransi, RENUNGKAN .....
.
Pada banyak diskusi yang pernah saya alami, mereka selalu melempar kesalahan pada oknum, tapi lupa menyadari bahwa oknum itu sendiri gambaran dari buah hasil pohonnya. Apakah tidak sangat menggelikan ketika berkoar-koar mengatakan bahwa pohonnya adalah yang terbaik, pohonnya masih murni karena masih asli, pohonnya tidak mungkin bisa tercemar karena selalu dijaga, pohonnya tidak mungkin rusak karena dibela dengan siap mempertaruhkan nyawa, dan seterusnya yang serba wah dan tiada bandingnya? Bukankah yang dinilai awam adalah buahnya? Mungkin mereka banyak yang lupa, bahwa oknum-oknum itupun adalah hasil dari pohonnya, maka semakin banyak oknum, bukankah itu artinya ada masalah dengan pohonnya? Sangat mungkin perawatannya tidak benar, cara penennya salah, perawatnya tidak punya keahlian sebagaimana mestinya, kurang terkoordinasi sehingga tidak menghasilkan buah-buah standard sesuai harapan, perawatnya memanipulasi pohon demi kepentingan sendiri, lupa bahwa pohon yang ditanam diwilayah tertentu butuh perlakuan berbeda, dan seterusnya .... RENUNGKAN.
.
Adakah pohon yang tidak menghasilkan buah jelek? Adakah kepercayaan yang tidak ada oknumnya? Sayangnya saya belum pernah melihatnya ada. Tapi sebaiknya oknum itu dijadikan tolok ukur, bukan pelarian atau pelemparan masalah. Jadi apakah salah pernyataan : “BUAH GAMBARAN BAIK / BURUK POHONNYA, POHON DINILAI DARI BUAHNYA”? Renungkan! (SPMC SW, Sabtu, 07 Nopember 2015).
.

~~~~~~~~~~~~
.
Persembahan:
Artikel ini juga dipersembahkan Kepada
Bapak Alidjan Lorina
Selamat Ulang Tahun.
.
~~~~~~~~~~~~
.
Sumber gambar:
Snel-ku.blogspot .com
.

No comments:

Post a Comment