Thursday, June 6, 2013

SENSITIF || "Kasihan" TERORIS !



( Image soure : balipost.co.id )



Ini salah satu konteks yang peka dibicarakan dinegeri ini, saya hanya ingin mengutarakan menurut versi saya, semoga tidak membuat banyak orang tersinggung karenanya. Walau begitu saya minta maaf kalau tulisan ini kurang berkenan bagi siapa saja.

Luar biasa ada manusia mau mengorbankan diri dengan melakukan bom bunuh diri, dan yang lebih hebat sesungguhnya adalah "motivator-nya", saya percaya mereka pastinya lebih hebat dari Mario Teguh, Andre Wongso, TDW . . . . Dll

Tapi jangan lupa, terorisme juga banyak dinegara lain, dan mungkin ada disemua agama !.

Dimana akar masalahnya ya ??

Kalau menurut saya, masalah utamanya "mungkin" ada di MORAL paling dasar kita sebagai manusia, ada di kesadaran dari diri kita masing-masing, kurang (salah) memahaminya tentang agama yang kita percaya,  ada di pemahaman dan penilaian dari kita terhadap masukkan apapun itu.
Tentang MORAL, dalam tulisan saya yang lain sudah banyak saya tuliskan, silahkan lihat kalau ingin tahu.

Ketika berlangsung kampanye pilkada, waktu itu ada penghujatan terhadap etnis tertentu oleh seorang tokoh, tokoh tsb beragumentasi :

" Seharusnya yang menyiarkannya yang bersalah, karena hal tsb dilakukan ditempat ibadah, berarti untuk kalangan sendiri !! "

Juga saya lihat di tv ketika ada seorang teroris tertangkap, bapak dari orang yang tertangkap tsb kurang lebih mengatakan :

" Saya juga berjuang seperti anak saya, cuman cara-nya yang berbeda. Jadi ya dia harus mempertanggung jawabkan sendiri akibatnya. "

Luar biasa, sepertinya heroik dan benar !

Jadi . . . . bagaimana seharusnya menyikapi itu semua ??

Tempat ibadah, baik itu Masjid, Gereja, Pura, Wihara, Kelenteng adalah tempat yang sakral bagi umatnya, rumah ALLAH, juga ada yang menyebut rumah Tuhan, tempat suci dll.
Rasanya semua sepakat dengan hal tersebut bukan ?

Jadi kalau kita percaya dengan itu semua, kenapa kita sering lupa diri ?
Bukankah seharusnya rumah ALLAH, Rumah Tuhan, tempat sakral, tepat suci tsb tidak seharusnya sebagai tempat untuk menghujat orang lain ?
Tidak seharusnya juga untuk menyebarkan kebencian terhadap orang lain, terhadap kelompok lain.

Sungguh sangat ironi, kalau kita justru berdalih untuk membela agama kita, maka kita harus menyebarkan kebencian dan itu dilakukan ditempat ibadah !.
Mungkin pemahaman kita yang harusnya diperbaiki.

Saya kira semua Agama mengajarkan cinta-kasih, dan kalau semua agama mengatakan bahwa agamanya adalah jalan yang paling benar, saya pikir seharusnya memang begitu, dan itulah sebabnya seharusnya kita tidak mempertentangkannya lagi.

Kita sering lupa atau mungkin kurang merenungkan, bahwa semua ciptaan TUHAN, semua pemberian TUHAN adalah benar adanya. Tentunya kita semua sudah tahu tentang itu bukan ?
Jadi . . . .  kenapa kita sering kali menyangkal hal tsb dengan mengatakan, agama saya adalah agama yang paling benar, dengan dalih ada dikitab suci yang mengatakan begitu, karena merupakan agama yang disempurnakan, dan lain-lain argumen yang saya pikir benar untuk kebenarannya sendiri.
Bukankah kalau itu yang kita lakukan, kalau itu yang kita argumentasikan . . . itu sama dengan kita 'meragukan' terhadap semua ciptaan TUHAN, semua pemberian TUHAN.
Bukankah kita secara tidak langsung berarti mengatakan bahwa ciptaan TUHAN itu seperti ciptaan manusia yang perlu disempunakan, atau yang akan terbit versi versi berikutnya.  Boleh jadi dalam kitab suci ada tertulis/tafsir "ini adalah yang terakhir", tapi apakah itu berarti yang lain salah, yang lain tidak berlaku ?  Atau apakah hal tsb seperti buku berseri ? Janganlah meng-klaim bahwa kebenaran itu cuman satu , karena kalau benar begitu, apa susahnya untuk Tuhan ? Bukankah tinggal "Kun Fayakun" ?
Atau jangan-jangan kepercayaan kita yang sudah mulai luntur ?? Atau cara kita memahaminya yang terlalu realistis, serealistis pemahaman supaya sesuai dengan yang kita kehendaki.

Kita juga sering mendengar, banyak ahli, tokoh, dan juga ada di UUD, bahwa negara kita berlandaskan PANCASILA, Bhineka Tunggal Ika . . . . .
Dan bahkan juga banyak yang mengatakan bahwa hal tsb adalah sudah final !!

Pertanyaan saya, kalau itu memang sudah final, dan sudah menjadi kesepakatan bersama, bukankah seharusnya tidak boleh dipermasalahkan lagi ??
Apakah dengan berdalih demokrasi kita boleh merubahnya ??
Banyak para pelaku bom bunuh diri menyatakan bahwa mereka melakukan itu untuk meperjuangkan dan menegakkan SYARIAT-nya. Mau mengubah dasar dasar negara kita yang katanya sudah final.
Kalau itu terus terjadi, dan pemerintah belum menemukan upaya yang signifikan untuk menghentikan akar masalahnya, bukankah 'kasihan' para teroris menjadi korban berkelanjutan ?
Dan . . . bukankah akan sia-sia waktu dan nyawa yang terus terbuang ?
Yang bahkan kalau inkalasinya bertambah-bertambah banyak, maka bukan tidak mungkin nantinya akan jadi banyak negara di Indonesia ini.

Sudahkah kita melakukan hal tebaik untuk negeri ini, juga untuk agama kita ? Kita boleh mengatakan bahwa agama kita nomor satu, tapi untuk apa kalau orang lain justru takut dengan kita ?? Marilah kita berlomba untuk berbuat kebaikan, terhadap sesama manusia, terhadap dunia yang kita tinggali bersama, karena itu juga berarti "mempromosikan" siapa kita, juga termasuk didalamnya AGAMA kita !!.

Wassallam

blogspot, Juni 2013.
By SPMC SW

No comments:

Post a Comment