Friday, July 25, 2014

LHO, KOK ADA NAMA PASTOR DI SUSUNAN KABINET-KERJA JOKOWI-JK



                   (Image source: travelsworlds.com)


Blogspot. Pak Presiden Jokowi akan membentuk Kabinet untuk Pemerintahannya yang akan datang, yang tidak kalah pentingnya dari pembentukan Kabinet, pasti sangat hebat kalau tidak lupa membuat perjanjian tertulis dengan Menteri-Menteri yang akan menjabat, termasuk isi perjanjiannya adalah: Perjanjian tentang dilarangnya anak / ortu / mertua /  saudara / ipar / sepupu / keponakan Menteri untuk terlibat bisnis apapun yang berhubungan dengan Kementrian yang dipimpinnya, tentu saja harus ada sanksi pengunduran diri-nya. Apakah hal itu melanggar HAM? Kalau perjanjian itu dilakukan diawal dan disetujui oleh calon Menteri, saya tidak melihat pelanggaran itu, lalu saya teringat kehebatan Pak Hoegeng mantan Kapolri, dan menyayangkan kasus Videotron yang melibatkan anaknya Menteri Syarief Hasan. Dan hal tersebut tentu sangat elok kalau juga dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden, dan tentu saja harus terus terang dibicarakan atau dibuat hitam-putih-nya, bukan atas dasar yang penting TST saja. Juga bersedia di screening terlebih dahulu oleh KPK atas kebersihan diri semua kandidatnya.

Bagi Presiden, melaksanakan tugas selama satu periode kepresidenan bukanlah perkara mudah, terutama sekali kalau ingin menjadi Presiden hebat, Presiden yang akan dicatat dengan tinta emas sejarah bahkan sejarah bangsa-bangsa di Dunia. Rakyat kita adalah bhinneka, dan itu tidak mudah penanganannya, godaan untuk memenangkan kelompok-kelompok tertentu dalam banyak hal mungkin dianggap wajar, apa lagi dengan iming-iming dukungan baik secara politik maupun di-elu-elu-kan. Walau godaan tampaknya menguntungkan secara sesaat, semoga Pak Jokowi tetap berani berpegang pada konstitusi. Hasil akhir adalah yang terpenting, dan itu akan dinilai oleh sejarah, tegaknya Negara ini setara Negara-Negara demokrasi di Dunia. Bukan tidak mungkin kita akan menjadi kiblat Negara demokrasi di Asia. Rakyatnya MAKMUR dan BERMARTABAT.

Sungguh dalam bayangan saya menjadi Presiden yang hebat tidaklah semudah yang terlihat, awal dari itu semua adalah susunan Kabinet yang akan dibentuknya. Sebelum pembuktian kerja Kabinetnya, para pengamat dan banyak tokoh akan mencermati siapa-siapa yang akan ditunjuk sebagai Menteri, dan itu pasti akan heboh, bukan tidak mungkin mereka-mereka yang sudah memberi stempel “Presiden Boneka” maupun yang mencurigai “Politik Dagang Sapi” akan sangat menghubung-hubungkan kewilayah tersebut atas siapa-siapa yang akan ditunjuk sebagai Menteri.

Ada kuisioner yang melibatkan partisipasi masyarakat umum jika berkenan memberi masukkan siapa-siapa Menteri yang diusulkan, Anda bisa cari via Google “Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR)” dan mengisinya. Saya sudah ikut mengisinya, berikut nama-nama yang saya nominasikan(kalau ada yang sehati dengan maksud Anda, silahkan diisikan juga ke KAUR biar rame dan punya bobot, TQ ya):

1. Menteri Dalam Negeri (MENDAGRI):
Prof. ANIES R BASWEDAN


2. Menteri Luar Negeri (MENLU):
Prof. HIKMAHANTO JUWANA, S.H., LL.M., Ph.D.


3. Menteri Pertahanan (MENHAN):
Jend. (Purn) RYAMIZARD RYACUDU


4. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (MENKUMHAM):
Prof. DR. SALDI ISRA, SH., MPA
(Prof. DR. M. Mahfud MD, SH, SU.)


5. Menteri Keuangan (MENKEU):
Ir. RADEN PARDEDE, Ph.D


6. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MEN-ESDM):
DR. RIZAL RAMLI, Ph.D


7. Menteri Perindustrian (MENPERIN):
Prof. RHENAL KASALI, SE



8. Menteri Perdagangan (MENDAG):
AVILIANI, SE, MSi


9. Menteri Pertanian (MENTAN):
Prof. DR. Ir. NURDIN ABDULLAH, M.Agr

10. Menteri Kehutanan (MENHUT):
M. ARIEF BUDIMAN, Ph.D



11. Menteri Perhubungan (MENHUB):
TJAHJO KUMOLO, SH


12. Menteri Kelautan dan Perikanan (MEN-KP):
Laksamana (Purn) TEDJO EDHY PURDIJANTO

13. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (MENAKERTRANS):
RIEKE DIAH PITALOKA


14. Menteri Pekerjaan Umum (MENPU):
Prof. YOHANES SURYA, Ph.D


15. Menteri Kesehatan (MENKES):
Dr. WARSITO PURWO TARUNO


16. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (MENDIKBUD):
Prof. DR. KEN KAWAN SOETANTO


17. Menteri Sosial (MENSOS):  
Pastor BENNY SUSETYO Pr.

18. Menteri Agama (MENAG):
DR. IMAM B. PRASODJO, Ph.D


19. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (MENPAREKRAF):
Prof. JOSAPHAT TETUKO SRI SUMANTYO, Ph.D


20. Menteri Komunikasi dan Informatika (MENKOMINFO):
Prof. DR. KHOIRUL ANWAR


21. Menteri Sekretariat Negara (MENSETNEG):
Prof. DR. MARGARITO KAMIS, SH, M.Hum.


22. Menteri Riset dan Teknologi (MENRISTEK):
Prof. NELSON TANSU, Ph.D


23. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MEN-KUKM):
MUHAIMIN ISKANDAR, S.IP., M.IKom.


24. Menteri Lingkungan Hidup (KEMEN-LH):
Drs. AKBAR FAISAL, M.Si


25. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MEN-PPPA):
Dra. KHOFIFAH INDAR PARAWANSA


26. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MEN-PANRB):
DR.Ir. PRAMONO ANUNG, MM


27. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (MEN-PDT):
MARWAN JAFAR, SE, SH, BBA


28. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (MEN-PPN):
DR. KURTUBI, SE, MSp, MSc


29. Menteri Badan Usaha Milik Negara (MEN-BUMN):
Prof. Dr.(H.C.) DAHLAN ISKAN


30. Menteri Perumahan Rakyat (MENPERA):
ENGGARTIASTO LUKITA


31. Menteri Pemuda dan Olahraga (MENPORA):
MARUARAR SIRAIT, S.IP.


32. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (MENKO POLHUKAM):
Jend. (Purn) LUHUT PANDJAITAN


33. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (MENKO EKUIN):
DR. ICHSANUDDIN NOORSY, BSc, SH, MSi


34. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat(MENKO KESRA):
DR. CORNELIS LAY


35. Sekretariat Kabinet (SETKAB):
ANDI WIDJAJANTO, S.Sos., M.Sc.

—————
Dewan Penasehat Politik:
MEGAWATI SOEKARNO PUTRI ;
Prof. J.E. SAHETAPY ;
Prof. IKRAR NUSA BHAKTI.


Tim Penasehat dan Juru Bicara Presiden Bidang Politik:
Prof. TJIPTA LESMANA (Koordinator semua juru bicara) ;
DR. J KRISTIADI.


Tim Penasehat dan Juru Bicara Presiden Bidang Umum:
EEP SAEFULLOH FATAH ;
FADJROEL RACHMAN ;
ADIAN NAPITUPULU ;
BUDIMAN SUDJATMIKO.

—————–
Membentuk Kabinet Pemerintahan tentu tidak semudah tentang pemilihan hanya figur-figur yang disuka atau sekedar balas jasa bukan? Kalau hanya itu pertimbangannya, justru mengabaikan kesempatan yang begitu mulia telah Allah berikan atas kemenangan kompetisi melelahkan dan melibatkan banyak rakyat yang sangat ingin keadaan segera berubah. Siapa, Mengapa, Kenapa adalah pertanyaan mendasar tentang calon Menteri yang akan dipilih, dan apa tantangan pekerjaan atau goal yang ingin dicapai sebaiknya diutarakan didepan sebagai pertimbangan kesediaan sang Calon atas kesanggupannya memikul beban. Itu versi kaca-mata saya, bagaimana menurut Anda? Dan jabatan WAMEN, menurut saya hanya penghamburan uang Negara untuk membalas jasa, kalau memang dibutuhkan karena beban pekerjaan, itulah sebabnya jangan pilih Menteri yang terlalu tua, yang muda-muda juga tidak kalah hebatnya.

Begitu juga alasan dan pertimbangan kenapa saya menominasikan nama-nama diatas, berikut adalah pertimbangan, dan tentu saja tidak semuanya. Semua Kementerian memang sangat penting, tapi ada beberapa yang paling sensi saat ini, antara lain adalah:

Kementerian AGAMA: Ada uang ummat puluhan triliun disana(bahkan akan mencapai ratusan triliun), sungguh rawan untuk diselewengkan, dan itu terbukti mantan Menterinya sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Padahal secara nurani, itu sangat mencederai seluruh ummat, menjelekkan citra Agama mayoritas, dan sungguh sangat disayangkan. Itulah sebabnya, mungkin akan lebih bijak kalau menunjuk Menteri Agama bukan dari orang Politik, karena hal itu sangat rawan karena tokoh politik bukan tidak mungkin akan tersandera kepentingan oleh partainya. Dan saya menominasikan DR. IMAM B. PRASODJO, Ph.D.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Janji Pak Presiden waktu kampanye adalah “Revolusi Mental”, dan untuk menyonsong kemakmuran rakyat yang bermartabat, memang Kementerian ini sangat penting. Banyak yang mengira Anies Baswedan layak diposisikan sebagai Menteri Pendidikan, dan sayapun juga berpendapat begitu. Tapi ada tokoh hebat anak Bangsa ini yang juga patut dipertimbangkan dijadikan Mendikbud, Prof. DR. Ken Kawan Soetanto, lahir di Surabaya, masih di Jepang, konon Kementrian Pendidikan Jepang menjadikan beliau sebagai penasehat, kalau mereka saja begitu menaruh hormat untuk memanfaatkan kehebatannya, bukankah sangat layak kalau yang bersangkutan diberi tugas mencerdaskan Bangsa sendiri? Ingat saya beliau mendapatkan 4 gelar Doktor pada bidang ilmu yang sangat berbeda, dan hal itu menjadikannya tokoh langka di dunia. Sangat sayang kalau tidak diminta bantuannya untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Dan saya menominasikan Prof. DR. KEN KAWAN SOETANTO, tokoh yang saya maksud tersebut sebagai MENDIKBUD.

Kementerian Dalam Negeri: Dalam tatanan kenegaraan Mendagri kalau tidak salah ada diurutan ke tiga setelah RI-1 dan RI-2. Jadi Mendagri sebetulnya juga sangat penting bukan? Ada kabar beredar, bagi mereka yang sudah mempunyai E-KTP, hati-hati jangan sampai hilang, karena konon khabarnya kalau hilang tidak bisa diganti, bisanya diganti dengan kembali ke-model yang lama. Dan saya tidak perlu menjelaskan lebih lanjut, takutnya menyebarkan gosip yang belum tentu benar, karena KTP saya memang tidak hilang. Tapi seandainya kependudukan negeri ini tercatat dengan baik, “semua” penduduk punya NIK (Nomor Identitas Kependudukan) sejak lahir, saya yakin pelaksanaan Pemilu juga termasuk yang akan sangat terbantu. Datanya sangat berguna untuk mengentaskan kemiskinan. Perlu orang cerdas untuk menangani itu, dan memang sangat penting Kementerian ini. Dan saya menominasikan Prof. ANIES R BASWEDAN.

Kementerian Pekerjaan Umum: Jarang yang membicarakan, padahal perlu revolusi pemikiran, cobalah sejenak menengok mumpung lagi musimnya mudik. Kenapa proyek pembenahan jalan hanya gencar dilakukan saat-saat menjelang musimnya orang mudik? Kejadian menjengkelkan yang sudah membudaya dan dianggap sudah sepatutnya begitu. Percayalah, perlu pemecahan yang berbeda, entah kualitas atau metode-nya. Bukankah Ahok pernah memotong anggarannya PU-DKI 30 persen ya? (lupa), bukan tidak mungkin adanya banyak penyimpangan rutin pada Kementerian ini. Dan saya menominasikan Prof. YOHANES SURYA, Ph.D, jangan Anda pikir tidak nyambung ya, percayalah perlu orang yang mau berpikir hebat untuk merubah budaya korupsi yang sudah membudaya.

Kementerian ESDM dan Menko EKUIN: Perlu kerja sama yang erat, bahu-membahu demi kepentingan Indonesia dan memberantas mafia migas yang konon sangat menggurita. Selain RR mantan kepala SKK MIGAS yang sudah dipenjarakan, bukan tidak mungkin akan menyeret yang lain. Itulah sangat penting menunjuk Menteri yang mumpuni dan “gila”, gila Idealisme kejujuran dan gila keberanian memberantas mafia, untuk itu mereka-mereka harus bersih supaya ada landasan “berani gila”. Siapa tahu dengan menempatkan mereka sebagai Menteri, Indonesia akan segera keluar dari keterpurukan? Dan saya memperhatikan Rizal Ramli dan Ichsanuddin Noorsy suaranya cukup nyaring, walau Rizal Ramli pernah diberi kesempatan, banyak yang mengatakan Presiden-nya ketika itu diminta untuk memecat beliau. Sekalian kita buktikan apakah betul Presiden Jokowi hanya tunduk pada Konstitusi RI? Dan juga membuktikan Menteri-Menteri tersebut betul berani atau hanya nyaring bersuara. Dan saya ada rasa optimis dengan Presiden Jokowi mengingat waktu jadi Gubernur DKI katanya juga pernah menolak pinjaman asing ketika ada indikasi “akan di-dekte”. Segera waktunya pembuktian, dan semoga kita bisa bersabar karena semua itu tidak semudah membalikkan tangan, karena mereka yang sudah terbiasa menikmati uang haram, tentu akan dengan segala cara menghalangi. Dan saya menominasikan DR. RIZAL RAMLI, Ph.D sebagai Menteri ESDM, dan DR. ICHSANUDDIN NOORSY, BSc, SH, MSi sebagai MENKO EKUIN.

Nama-nama tokoh lain yang dituliskan sepertinya sangat asing ditelinga kita, mereka adalah orang-orang sukses yang sudah tidak butuh korupsi lagi, karena mereka adalah orang-orang yang sudah bisa sukses tanpa butuh jabatan. Yang saya maksud adalah:

Prof. DR. Ir. Nurdin Abdullah, M.Agr, Bupati Bantaeng, Makasar, sepertinya dari partai kompetitor, tapi lupakan saja partainya, kita sedang ingin membangun Indonesia. Ini usulan yang paling tidak populer bukan?

Muhammad Arief Budiman, Ph.D lahir di Yogya, 28 September 1970, tinggal di Amerika.

DR. Warsito Purwo Taruno lahir di Purwokerto, 15 Februari 1960.
 
Pastor
Benny Susetyo Pr. Sepertinya ini usulan nekat, tapi beliau adalah orang Indonesia asli, lahir di Malang, 10 Oktober 1968. Saya rasa tidak ada yang salah dengan seorang Pastor, kalau sama-sama berkenan, saya justru yakin akan sangat jauh dari yang namanya korupsi.


Prof. Josaphat TS Sumantyo, Ph.D lahir di Bandung, 25 Juni 1970, tinggal di Jepang(?)

Prof. DR. Khoirul Anwar lahir di Kediri 1978, tinggal di Jepang.

Prof. Nelson Tansu, Ph.D lahir di Medan, 20 Oktober 1977, tinggal di Amerika, hebat di bidang Matematika-Elektro-Fisika.
————-
Pemilihan Menteri jangan lupa memperhatikan “kebudayaan” korupsi yang sudah terjadi, karena korupsi bahkan sangat mungkin bukan dilakukan oleh Menteri, tapi oleh pejabat-pejabat dibawahnya. Bukankah begitu yang banyak terjadi di Dirjen Pajak, Kementrian ESDM? Juga di tempat-tempat lainnya. Itulah sebabnya, kejujuran saja tidaklah cukup untuk seorang Menteri, akan lebih hebat kalau juga cerdik membabat habis korupsi dilingkungan kerjanya. Dan itu tidak mudah! Karena yang sudah sering terjadi adalah justru sang Menteri yang tercebur kekubangan korupsi itu sendiri, lalu sesudahnya menyalahkan menjadi korban sistem! Sungguh kebangetan, kenapa tidak memperbaiki kalau memang sistemnya tidak benar, memang begitulah sifat-sifat maling bukan?

Penetapan Kabinet adalah hak prerogatif Presiden, tapi kalau akhirnya Menteri yang dipilih ternyata gagal menjalankan tugas atau bahkan menjadi maling, setidaknya rakyat juga akan menilai bahwa Presiden telah salah, tidak becus atau gagal memilih anggota Kabinetnya. Jadi semoga Pak Presiden memilih anggota Kabinet sendiri bukan karena di-dekte orang lain, karena tanggung jawab akhir ada dipundak Presiden.

Mencermati keadaan dan sangat melelahkannya Pilpres yang baru saja berlangsung, dan ada indikasi masih akan berbuntut panjang, Pak Jokowi sangat perlu penasehat yang cerdas dalam berkomunikasi, yang bukan saja hanya bertujuan menyenangkan Presiden, tapi juga kritis memberi masukkan atas keadaan yang sebenarnya, itulah sebabnya diatas juga saya ajukan Penasehat-Penasehat yang cukup kredibel menurut saya.

Akhirnya sekali lagi SELAMAT Pak Presiden, dan juga selamat bekerja mengemban tugas yang amat berat, saya mendoakan Bapak berhasil, tapi mohon maaf sebelumnya, karena saya sekaligus juga akan mengkritisi Bapak dikemudian hari. (SPMC SW, JULI 2014)
.

(Maaf, artikel ini panjang karena gabungan dari dua artikel sebelumnya, TQ)
.
—————–
.
 
Catatan:
Demi kembalinya persatuan dan kesatuan Bangsa, tidak terlalu salah kalau harus memilih Menteri bahkan dari Partai mantan kompetitor.


Pilihan bagus adalah: Prof. DR.Ir.H.M.Nurdin Abdullah, M.Agr., Bupati Bantaeng, Makasar.

Pilihan “gendheng” adalah: Prof. DR. M. Mahfud MD, SH, SU., dan yang terakhir ini adalah catatan paling gendheng yang pernah saya usulkan dalam artikel. Sepertinya memang sangat ngawur, tapi sungguh tidak ngelindur, dan penjabarannya akan sangat panjang kalau harus ditulis disini. Maaf.

Dan kalau memilih Menteri dari Partai mantan kompetitor, sebaiknya tidak perlu dinegosiasikan untuk minta dukungan di Parlemen, selain akan ada berita miring, kalau memang kebijakan berpihak demi kepentingan seluruh rakyat, tidak perlu khawatir. Nawaitu Lillahi Ta’ala aja Pak Presiden. (SW)

No comments:

Post a Comment