Tuesday, August 2, 2016

"NASIB SANDIAGA UNO TERGATUNG PDIP"




"NASIB SANDIAGA UNO TERGATUNG PDIP"
.
Opini Logika ala (‪#‎SPMC‬) Suhindro Wibisono.
.
.
Nyimak berita politik satu dua hari ini, ketika Sandiaga Uno terberitakan resmi dideklarasikan oleh Gerindra untuk maju sebagai calon Gubernur DKI pada Pilkada 2017 yang akan datang, lalu kemaren resmi PKS juga memberi dukungan pada Sandiaga Uno, aneh justru saya tidak melihat adanya kepastian disitu.
.
Gerindra punya 15 suara, PKS punya 11 suara, akumulasi keduanya cukup untuk memajukan calon karena syaratnya hanya 22 suara. Tapi kenapa tidak kedua partai secara bersamaan mengumumkan pencalonan Sandiaga Uno? Bukankah kedua partai tersebut yang paling akrab menjalin shohib? Itulah keutamaan cermatan saya bahwa Sandiaga Uno belom tentu dicalonkan oleh Gerindra, dan sangat tergantung dengan arah angin PDIP.
.
Andai PDIP "bisa" membujuk Ibu Risma (Walkot Surabaya) untuk maju ikut Pilkada DKI, dan menganggap butuh rakyat pemilih fanatik Gerindra dan PKS, sangat mungkin Sandiaga Uno hanya akan dijadikan Cawagub. Keberuntungan Sandiaga Uno adalah karena Gerindra dan PKS bukanlah partai pendukung Pemerintahan Jokowi-JK, saya pikir Ibu Mega pasti sudah mengkalkulasi hal itu, sehingga PDIP sangat kecil kemungkinan mau gabung mereka. Jadi ada kemungkinan Sandiaga Uno bisa maju sebagai Cagub.
.
PDIP sedang berhitung untuk cari calon, mengajukan Risma berarti membuang suara di Jatim, kalau menang di DKI pasti rakyat mengampuni, tapi kalau kalah, PDIP akan membayar mahal. Kemungkinan bisa seru lawan Ahok kalau bisa menggabungkan dengan Ridwan Kamil, tapi apa mau Ridwan Kamil dijadikan Cawagub mendampingi Risma? Dan yang dekat untuk bisa mencalonkan Ridwan Kamil adalah Gerindra. Kalau itu terjadi artinya Sandiaga Uno akan gigit jari. Dan kalkulasi saya PDIP tidak akan berani mengajukan Risma kalau tidak didampingi oleh wakil yang akan mendongkrak probabilita bisa menandingi Ahok. Menujuk Djarot sebagai Cawagub mendampingi Risma tidak banyak pengaruhnya, dan akan kesusahan menggandeng Gerindra dan PKS karena apa mungkin Gerindra dan PKS diminta memberi dukungan gratis? Kalau mau PDIP harus mengajukan sendiri, bukankah suaranya cukup? Itu artinya ada kemungkinan akan ada 3 calon Cagub DKI bukan?
.
Ahok
Sandiaga Uno
Pasangan Risma dan Djarot (Sandiaga Uno)?


Lalu bagaimana dengan Demokrat yang punya 10 suara, plus PAN 2 suara, PKB 10 suara dan PPP 6 suara, kalau mereka sanggup berkoloni itu artinya bisa mencalonkan satu Cagub sendiri lagi. Tapi seandainya saya ada di posisi Demokrat, saya akan segera umumkan gabung dengan Nasdem, Hanura dan Golkar untuk dukung Ahok. Pertimbangannya adalah, selain tidak punya calon sendiri yang mumpuni, kalau toh mau mencalonkan Yusril, apakah PKB dan PPP setuju dengan calon tersebut? Karena kalau Demokrat tidak segera menyatakan gabung dukung Ahok, kalau keduluan PDIP yang menyatakan mendukung Ahok juga, Demokrat hanya akan jadi penonton saja. Karena rasa saya, PDIP dan Demokrat itu susah untuk bisa gabung, apalagi ini untuk urusan Cagub DKI, yang sangat dekat dengan pemerintahan pusat, yang punya APBD besar, yang juga sangat menjadi perhatian langsung dari Ketua Umum partai, lain kalau hanya mau mencalonkan Walkot atau Bupati didaerah yang jauh dari pusat segalanya sono. Jadi sekali lagi kalau Demokrat ingin menyusahkan PDIP, saran saya segeralah gabung memberi dukungan Ahok. Kalau PKB dan PPP sangat mungkin hanya akan mengekor PDIP, sedang PAN bisa saja ikut Demokrat tapi juga bisa ikut PDIP anut grubyuk saja, maklum hanya punya 2 suara, maka sangat menggelikan ketika waktu itu PAN sok mau bersuara akan mencalonkan pilihannya sendiri.
.
Jika Demokrat gabung dukung Ahok lebih dulu, sangat mungkin PDIP akan mengajukan calon sendiri, bisa jadi mengajukan Rizal Ramli mantan Menko Maritim dan Cawagubnya Djarot. Itu lebih rasional karena tidak membuang suara di Jawa Timur dengan mengajukan Risma, padahal Risma sangat mungkin bisa terpilih menjadi Gubernur Jawa Timur yang akan datang. Dan kemungkinan Rizal Ramli akan mau karena sudah sangat ingin menggagalkan Reklamasi yang sempat ribut dengan Ahok, dan itu juga bisa dimaknai untuk membuktikan apakah reklamasi itu sejatinya didukung oleh warga DKI atau ditentang. Saya pribadi pro reklamasi, bukan karena saya suka Ahok, tapi reklamasi adalah hal yang wajar dilakukan oleh banyak negara di dunia. Sangat ngenes ketika kita tidak setuju reklamasi, sementara ketika itu Singapura melakukan reklamasi justru pakai pasir yang dibeli murah dari Indonesia. Kalau ada hal yang tidak benar dalam pelaksanaan reklamasi, ya silahkan diawasi dan dibenarkan, tapi menolak reklamasi jelas hanya karena asal menetang Ahok saja, dan itu terlalu picik menurut saya, maaf.


PDIP sedang galau bahkan cenderung ngenes, maaf begitulah pengamatan saya, hal itu tercermin pada hampir semua tokoh partainya yang kompak menghujat dan menyatakan "lawan Ahok", sementara Ketumnya (Ibu Mega) punya hak prerogatif untuk boleh menentukan siapa saja menjadi Cagub DKI pada Pilkada DKI 2017 mendatang.
.
Apakah tidak sangat memalukan andai akhirnya Ibu Mega justru juga mendukung Ahok? Ketika di tipi tokoh PDIP menyatakan bahwa "Ahok hanya merasa sok kenal dengan Ibu Mega, padahal tidak ada bukti apa-apa atas klaimnya", ndilalah malamnya Pak Jokowi, Ibu Mega, Pak Ahok, Mbak Puan semobil ke Senayan pada hajatannya Golkar. Bikin ngakak saja.
.
Saya pernah membuat artikel agar meminta Ahok menjadi member PDIP saja sekalian, kalau itu terjadi, siapa da lawan pada Pileg 2019 mendatang? Partai apa yang sanggup menandingi jurkam Jokowi-Ahok saat ini dinegeri ini? Tapi saya memahami hal itu memang tidaklah mudah, bagaimana caranya meminta Ahok masuk PDIP? Kalau Ibu Mega yang minta tentu saja ada rasa ewuh-pekewuh bukan?(gengsi) Tapi ketika ingat Ahok pernah menyatakan bahwa juga meminta Ibu Mega agar PDIP ikut memberi dukungan padanya, bukankah itu kesempatan sekalian menyatakan: "oke, kalau mau minta dukungan PDIP, masuk saja menjadi anggotanya". Jangan lupa menjadikan Ahok juga member, itu ibarat membesarkan macan, dibutuhkan pawang yang piawai. Tapi apakah Ahok juga pasti mau? Walahuallam .... (#SPMC SW, Selasa, 2 Agustus 2016)
.
.
Sumber gambar:
www.youtube .com

No comments:

Post a Comment