Friday, June 19, 2015

DAHLAN ISKAN TERSANGKA, SIAPA LAGI LAYAK KUPERCAYA? ( "SIAPA LEBIH JUJUR? HABIB RIZIEQ, AHOK ATAU RUHUT SITOMPUL?" )

.
Uneq-uneq Oleh: Suhindro Wibisono

.

.
Ketika lihat tipi berita, Dahlan Iskan ditetapkan jadi tersangka oleh Kejati, terpikir pertanyaan rancu dibenak ini, sebetulnya adakah tokoh jujur dinegeri ini?
.
Sesaat terpikir nama-nama terkenal Ahok, Jokowi, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng), Suyoto (Bupati Bojonegoro), Musthofa Wardoyo (Bupati Kudus), Bima Arya S (Walikota Bogor), Kwik Kian Gie, Prof. JE Sahetapy, Ruhut Sitompul, dan mungkin masih banyak lagi tokoh yang masih belum terbukti tidak jujur yang terlewatkan, maklum perbendaharaan ingatan dan pengetahuan saya memang sangat terbatas.
.
Kenapa nama-nama seperti Ahok dan Jokowi juga saya sebutkan dalam pengelompokan tokoh jujur, bukankah mereka juga dilanda gosip korupsi? Ada yang menuduh terlibat korupsi Bus Karatan, Proyek Bendungan Pantai Utara, dan lain-lain. Menurut saya, sampai dengan saat ini tuduhan-tuduhan yang ada masih karena motif penjatuhan image karena kepentingan kompetisi, bukankah kedua tokoh tersebut Penerima Penghargaan Bung Hatta Anti-Korupsi Award (BHACA)?
.
Sengaja penulisan nama-nama tokoh "bersih" dalam benak saya diawali nama "AHOK" dan diakhiri nama "Ruhut Sitompul", karena kedua nama inilah paling "gila" dalam menarik perhatian dinegeri ini. Ahok dengan ceplas-ceplosnya, dan yang paling membekas dalam ingatan saya adalah ketika menyatakan: "Harta saya bersedia ditelusuri asal usulnya", itu pernyataan "gila dan nekat" menurut saya, walau "sampai saat ini" saya percaya dia memang jujur, tapi secara psikologi massa berdasar perasaan saya, karena memang saya tidak paham apa-apa tentang psikologi, pernyataan tersebut mengandung unsur yang menyebalkan sekaligus menakutkan. Menyebalkan bagi yang tidak bersih, menakutkan .... bagaimana kalau punya kekuasaan yang lebih tinggi lagi? Pasti negara ini akan kacau kalau Ahok jadi Presiden lalu hartanya minta diusut, setelah itu harta pejabat lain juga harus diusut. Anda bisa membayangkan kekacauan apa yang akan terjadi bukan? Sekarang saja ketika masih jadi Gubernur kekacauan karena ulah "kebersihannya" sudah membuat begitu banyak orang memusuhi, apalagi kalau jadi Presiden?
.
Coba telisik dan renungkan lebih dalam, siapa saja pembenci Ahok?
.
Penilaian tentang "bacotnya Ahok", jelas ada diskriminasi menurut saya, karena Ahok berdasarkan pengamatan saya, tidak pernah menyebut nama orang, tapi memang menyebut oknum suatu lembaga dengan kata-kata kasar. Tapi kenapa "bacotnya anggota DPRD" yang juga jauh lebih kotor TIDAK pernah diungkit sama sekali? Sudahkah semua pengritik Ahok tidak melupakan para demonstran, apakah juga mencermati apa yang disuarakan oleh tokoh-tokoh FPI dalam orasi ketika demo berlangsung? Apakah tidak ada makian dan hinaan terhadap Ahok secara nyata disana? Jadi apakah mereka ketua-ketua FPI juga bukan tokoh? Atau karena demo jadi halal hukumnya untuk melakukan semaunya? Bukankah mereka juga sering kali jumpa pers untuk menyuarakan pelengseran Ahok juga mencaci dan menghina? Atau saya salah mencermati? Maaf kalau gitu.
.


Perbedaan Agama adalah topeng karena ketakutan kenikmatannya akan hilang, kalau toh ada yang benci benar karena unsur agama, kenapa banyak tokoh agama yang sama punya pendapat yang berbeda padahal pegangan kitab sucinya sama? Kata-kata paling sakti yang sering digunakan adalah: "Kalau anda merasa muslim dan senang dipimpin seorang kafir, tobatlah!" Tentu saja saya tidak menuliskan tepat begitu adanya yang saya pernah baca, tapi memang begitulah makna yang disiratkan yang saya tangkap pada banyak tanggapan didunia maya. Juga banyak yang menyangkutkan pada kata-kata dalam kitab suci, di Situs Resmi FPI ( fpi.or.I'd) tanggal 24 September 2014, pada artikel dengan judul: "Dalil Quran Haramnya Orang Kafir Memimpin Umat Islam", sedikit saya Copas:
.
1. Al-Qur’an melarang menjadikan orang kafir sebagai PEMIMPIN :
.
TQS. 3. Aali Imraan : 28.
.
2. Al-Qur’an melarang menjadikan orang kafir sebagai PEMIMPIN walau KERABAT sendiri :
.
TQS. 9. At-Taubah: 23.
.
7. Al-Qur’an memvonis MUNAFIQ kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin :
.
TQS. 4. An-Nisaa’ : 138 – 139.
.
- - - - - - - - - -
.
Kunci kata dari kutipan-kutipan saya adalah "PEMIMPIN".
.
Yang ingin saya tanyakan karena ketidak pahaman dan keinginan tahu saya kepada para ahli agama Islam, karena melihat kenyataan yang ada, bukankah banyak juga tokoh-tokoh Islam yang tidak mempermasalahkan pemimpin non muslim? Kenapa hal itu bisa terjadi, bukankah mereka yang mempermasalahkan dan yang tidak, sama Alquran-nya? Dan saya curiga, sekali lagi curiga alias bukan menuduh, bahwa yang menentang menganggap "PEMIMPIN" yang dimaksud adalah TERMASUK Pemimpin Politik juga, sedangkan yang tidak menentang mengartikannya "Pemimpin Agama Islam", dan itu lebih rasional karena bukankah memang begitu seharusnya? Jadi adakah tafsir yang berbeda itu sejatinya karena disesuaikan semata atas kebutuhannya saja?
.
Ramadhan segera menjelang, mengingatkan saya tausiyah yang intinya mengatakan: "Berpuasalah .... agar semua dosa anda diampuni" Juga ada yang mengatakan dengan perumpamaan "Puasa menghapus dosa seperti bayi yang baru lahir". Lalu kalau dikaitkan dengan pemberantasan korupsi di negeri ini, bukankah tausiyah-tausiyah seperti itu justru membuat banyak orang tidak takut lagi melakukan korupsi? Bisa saja kita mengatakan ....."Memang kita tahu kapan kita akan mati?" Tapi bukankah kenyataannya banyak koruptor yang masih hidup walau mereka sudah ada didalam penjara? Juga sudah banyak pula yang sudah berpuasa dan lebaran berkali-kali. Apakah itu sebab mereka tidak pernah malu, karena merasa tidak punya dosa lagi? Saya minta maaf, bukan maksud saya mau usil, tapi ingin mempertanyakan demi kebaikan tentunya. Karena rakyat negeri ini mayoritas muslim, maka kalau banyak tokoh yang mayoritas baik, saya sangat yakin negeri ini pasti akan segera baik. Bukankah lebih mudah membuat baik oleh yang mayoritas, karena itu dapat diumpamakan seperti gelombang besar kebaikan bukan?
.
Supaya tidak lupa tentang Ruhut Sitompul, siapa yang tidak mudah mengingatnya? Gosip plin-plannya tidak diragukan lagi, ketika waktu itu begitu menghina Jokowi, sekarang menyatakan "pendukung setia", apakah berpolitik harus begitu? Tapi sesungguhnya kalau kita mau mencermati tentang banyak tokoh politik kita, banyak yang serupa dengan Ruhut Sitompul, bahkan juga melupakan kepentingan rakyat pemilihnya. Hanya saja Ruhut lebih vokal dan punya ciri khas, ditambah banyak yang memberi stempel "raja penjilat", maka nama Ruhut Sitompul sangat populer. Dan ....... sebenarnya salut juga, walau sejawatnya banyak yang terlibat korupsi, namanya "belum" tersangkut kemasalah korupsi, entah benar karena memang bersih, masih beruntung, atau lihai? Sang waktu yang akan membuktikannya, walau dalam hati kecil saya mengatakan: Adakah pengacara bersih di negeri ini? Bukankah Ruhut juga mantan pengacara? Dan saya tidak mengatakan pengacara itu korupsi, karena bukankah memang pengacara tidak mengelola keuangan negara yang biasanya menjadi ajang korupsi? Tapi adakah pengacara yang betul-betul bersih tidak melakukan penyuapan demi kemenangan klien-nya? Mengingat semua strata kehidupan dinegeri ini sepertinya tidak ada yang luput dari penyakit korupsi. Atau saya salah prediksi? Atau saya telat minum obat lagi? Maaf kalau gitu, anggap saja saya lagi rancu, sambil menunggu waktu siapa lagi tokoh bersih yang akhirnya juga terlibat perkara? Dan itu semua sungguh tidak membuat saya bangga! (((SPMC SW, 9 Juni 2015)))
.


.
Sumber gambar:
humorterkini.com infospesial.net article.wn.com

No comments:

Post a Comment