(Image source: nasional.kompas.com)
Blogspot. KPK mengawali tangkap tangan Rudi
Rubiandini lalu terkenal dengan sebutan kasus SKK Migas, berikut
terseretnya Sekjen Kementerian ESDM Waryono Karno, Sutan Bhatoegana, dan
kini telah ditetapkan sebagai tersangka Bos Kementrian ESDM, Jero
Wacik.
Jadi sebetulnya sebutan Mafia Migas itu ditujukan kepada siapa?
Kalau ternyata akhirnya yang menghuni hotel prodeo kebanyakan adalah
pejabat-pejabat-nya itu sendiri? Memang ada pengusaha migas yang
“diperas” atau “menyuap” yang tersangkut kasusnya, tapi kalau hanya itu
kejadiannya, apakah sebutan Mafia untuk para pengusaha migas itu bukan
terlalu berlebihan? Karena ternyata justru pejabat-pejabatnya-lah yang
setidaknya tergambar menciptakan kong-kali-kong dengan memeras atau
meminta imbalan dengan janji-janji kemudahan atau ijin khusus sebagai
kewenangan sang pejabat. Bukan berarti saya mengatakan tidak ada mafia
migas, tapi lebih mengharap dapat terungkap lebih dari itu lalu
terbongkar dan tertangkapnya “hantu” mafia migas tersebut. Bukankah
kejadian-kejadian tersebut tidak berbeda modus dengan import daging
sapi?
Alasan penetapan tersangka Jero Wacik oleh KPK adalah kerugian
Negara yang mendekati 10 Milyar dengan modus misalnya menciptakan
kegiatan-kegiatan fiktif untuk mendapat tambahan anggaran yang dianggap
kurang yang diterima dari APBN.
Dari semua kejadian banyak Menteri yang akhirnya menjadi penghuni
hotel prodeo, walaupun Presiden tidak pernah menghalangi atau
meng-intervensi kasus hukumnya, apakah Pak SBY tidak pernah merasa
gagal? Setidaknya merasa gagal memilih orang-orang bersih sebagai
pembantu-pembantu-nya maksud saya.
Semoga kejadian tersebut meng-inspirasi Presiden terpilih Pak
Jokowi, bahwa politik dagang sapi sangat rentan merugikan Negara pada
umumnya, dan mencemarkan Pemerintahan itu sendiri. Ternyata NKRI BAHAYA
LATEN KORUPSI. (SPMC SW, September 2014)
( 5M ) ~ SPMC = "Sudut Pandang Mata Capung" ~ yang boleh diartikan ~ "Sudut Pandang Majemuk" || MEMPERHATIKAN kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan ; MENCARI-tahu mana yang benar-benar "benar" dan mana yang benar-benar "salah" ; MENYUARAKAN kebenaran-kebanaran yang di-gadai-kan dan ter-gadai-kan ; MENGHARAP kembali ke dasar-dasar kebenaran yang di-lupa-kan dan ter-lupa-kan ; MENOLAK membenarkan hal-hal yang tidak semestinya, menolak menyalahkan hal-hal yang semestinya. (© 2013~SW)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment