Friday, August 1, 2014

"ISRAEL VS HAMAS, DEMI SESAME MUSLIM KITE JABANIN AMPE NERAKE!"

                           (Image source: gazanews.worpress.com)

Blogspot. Kegeraman memuncak ketika mengetahui korban begitu banyak pada pihak rakyat sipil di Jalur Gaza, Palestina. Mengetahui perkembangan yang terjadi, bukan tidak mungin korban dipihak Palestina akan segera mencapai 1.500 manusia. Di pihak Israel sekitar 50 manusia. Itulah hitungan angka korban atas peperangan, sementara yang luka-luka hitungannya sudah lebih 6.000, juga bukan tidak mungkin akan menjadi 10.000 dan kalau bisa diselamatkan, tidak sedikit yang akan cacat seumur hidup, dan dibalik kegeraman atas kejadian itu, yang sangat ingin saya tahu adalah peperangan itu Palestina lawan Israel atau Hamas lawan Israel?

Melihat pemberitaan yang ada, dimana selalu dikabarkan Hamas meluncurkan roket ke Israel bukan Palestina, mohon maaf kalau salah data, sepertinya peperangan itu adalah Hamas lawan Israel, lalu bagaimana kita seharusnya menyikapi? Pemberitaan tentang kebiadapan Israel sangatlah masif, dari semua pemberitaan yang memang sudah masif itu, kebetulan saya memperhatikan TVONE yang extra lebih dari tipi yang lain, inipun juga mohon maaf kalau salah data.

Dan pemberitaan-pemberitaan tersebut menurut hati kecil saya tidak banyak menyelesaikan masalah, tapi berdampak kegeraman tanpa pamrih terhadap Israel yang utama dan walau kenyataannya Amerika tidak ikut berperang disana, Amerika juga kebagian bonus kegeraman karena Amerika adalah sekutunya Israel. Hal tersebut sungguh sangat mudah diprediksi terlebih sangat banyak unsur agama sengaja dimasukkan bukan hanya sebagai pelengkap berita, tapi sebagai pengobar rasa senasib dan sepenanggungan. Apakah hal itu salah, atau tidak boleh? Itulah yang paling susah dijawab, karena jawaban menentang akan dianggap melawan arus dan pasti dimusuhi atau dicaci maki bukan?

Kalau kita memperhatikan lingkungan dimana peperangan itu terjadi, kenapa Negara sekitarnya tidak ada yang membela Palestina untuk berperang? Bukankah mereka juga sesama Muslim yang tentu ajaran agamanya tidak beda dengan mayoritas penduduk Negeri kita ini bukan? Sementara di kita begitu masif kegeraman dan sangat banyak yang ingin berjihat kesana? Saya tidak mengatakan hanya kita saja yang demo menentang kekejaman Israel, tapi hampir diseluruh dunia, termasuk didalam negeri Israel juga ada, bahkan juga dilapangan sepak bola ketika sedang berlangsung pertandingan intenational ada yang nyelonong masuk mengibarkan bendera Palestina. Tapi semua sepertinya melupakan peranan Hamas dalam peperangan tersebut. Lalu ketika saya juga melihat ditipi ada Ustad atau Da’i yang menyatakan sumbangan Anda sebagai sesama Muslim masih terlalu sedikit untuk bisa dibelikan roket, sambil menyebutkan harga sebuah roket sekian puluh ribu dolar, sungguh saya semakin trenyuh, dan maaf saya mungkin salah berpendapat kalau itu adalah penyesatan semakin dalam, penyesatan atas rasa kegeraman, tapi tidak menyelesaikan masalah.

Ketika Mesir merancang Fakta Perdamaian, Hamas menolak, padahal rakyat yang menjadi korban ingin damai. Begitulah yang sempat saya perhatikan pemberitaannya. Lalu Palestina berposisi sebagai apa? Ketika rakyatnya begitu banyak menjadi korban kekejaman Israel, apa yang sudah dilakukan? Atau ….jangan-jangan kebanyakan rakyat yang menjadi korban adalah rakyatnya Hamas? Jadi Pemerintah Palestina kalau toh misalnya ada, tidak terlalu perlu untuk bertanggung jawab karena merasa bukan rakyatnya? Maaf itu pertanyaan-pertanyaan jengkel… Dan ada yang memberitakan bagian lain dari Palestina terhindar serangan Israel karena diwilayah tersebut bukan daerah kekuasaan Hamas, apakah kita semua juga memperhatikan itu?

Ketika gencatan senjata sering kali diadakan untuk beberapa saat atau beberapa jam, Hamas sering kali melanggarnya, dan itu sepertinya agak dihindari diberitakan disini, tapi ketika Israel membalasnya berkali-kali lipat, maka beritanya adalah pembantaian. Padahal …kalau Hamas boleh melanggar perjanjian gencatan senjata, bukankah harusnya maklum juga ketika misalnya Israel juga melanggar gencatan senjata? Ketika begitu banyak korban rakyat sipil di pihak Palestina, kenapa tidak saya dengar tuntutan kepada Hamas untuk menghentikan peperangan? Bukankah peperangan itu dua belah pihak? Dan kita selalu mengecam kekejaman Israel atas korban peperangan itu, apakah itu akan mengubah keadaan? Mana mungkin dengan mengecam Israel maka peperangan akan berhenti kalau Hamas masih tetap meluncurkan roket ke wilayah Israel? Yang namanya peperangan itu tidak mungkin sendirian, jadi kalau mau suruh berhenti ya mesti keduanya bukan? Logika-logika itulah yang tidak dibangun disini, tapi rakyat selalu didoktrin untuk membenci Israel dan menganggapnya “laknatulloh”, percayalah itu tidak akan menyelesaikan masalah. Lupakah kita semua tentang Piagam Madinah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW yang juga berisi tentang kaum Yahudi?

Peperangan itu memang tidak berimbang, kalau di tinju seperti kelas berat profesional diadu dengan kelas bulu amatir pula, dan konyolnya yang kelas bulu tidak mau menyudahinya. Sudah teramat banyak kita dengar kegeraman terhadap Israel dan memberinya julukan Israel Negara Zionis pembantai, biadap, dan lain-lain.  Dan disini jarang disebut soal Hamas, tapi yang sering diberitakan Hamas adalah militan, itupun julukan dari Palestina sendiri juga menurut Israel dan banyak lagi yang mengatakan begitu, maka seperti stempel militan pada umumnya, bisa jadi korban rakyat dianggap pengorbanan yang sudah selayaknya. Bukankah begitu juga wawancara terhadap pernyataan Imam Samudra ketika ada korban rakyat Muslim yang tidak berdosa atas bom Bali? KORBAN vs PENGORBANAN, dua kata yang sepertinya mirip tapi bermakna sangat berbeda. Kita geram atas banyaknya korban manusia-manusia yang tidak berdosa, sementara militan menganggapnya pengorbanan! Hamas begitu kekehnya tidak mau menghentikan peperangan, sementara rakyat sipil begitu banyak yang menjadi korban? Kenapa tidak banyak diberitakan apa tanggapannya? Atau sudah tahu jawabannya akan seperti Imam Samudra? Percayalah militan tidak akan pernah menyelesaikan masalah, maka ketika kita mengerahkan semua daya upaya untuk membantu Palestina melalui jalan militansi atau membantu pihak militan, korban rakyat sipil akan masih banyak lagi hitungannya. Dan itu berarti kita justru membantu terciptanya korban-korban berikutnya. Bukankah membantu memang dibutuhkan wawasan kecerdasan? Karena bukan tidak mungkin dengan salahnya memberi bantuan, maka sebetulnya kita justru masuk neraka. Dalam artikel ini juga sekali lagi ingin saya katakan, membantu Palestina memang perlu, tapi bukan untuk beli roket karena itu justru akan menciptakan korban lebih banyak lagi di pihak rakyat Palestina, justru ayo kita kampanyekan stop bantuan untuk Hamas kepada seluruh Dunia kalau ingin segera mengakhiri peperangan untuk lebih langgeng. Setelah itu mintalah kepada PBB untuk menempatkan pasukannya, bukankah juga begitu yang terjadi di TIM TIM ketika baru lepas dari Indonesia?

Beberapa waktu yang lalu saya mendapat Link Address via BBM, setelah saya coba buka, menuju ke artikel yang berisi rencana penghapusan Indonesia dan Pakistan yang dimulai tahun 2010 ~ 2025 oleh Israel dan Amerika. Dengan penyuguhan data yang diawali bahwa rencana tersebut adalah dokumen rahasia pihak Amerika yang bocor dan bla-bla-bla yang lain. Sungguh luar biasa, penanaman rasa benci yang terstruktur dan masif digerilyakan sedemikian rupa, menilik susunan kata-kata dan logika dalam artikelnya yang seolah-olah nyata dan masuk akal bagi orang awam, dibumbui sedikit doktrin agama, lengkaplah sudah pematrian kebencian tentang Amerika dan Israel itu akan terjadi dan berkembang. Jadi jangan heran kalau rakyat kita banyak yang begitu fanatik bahkan senang kearah militansi. Dan berkaca pada Palestina, semoga pemerintah Negara ini menyadari kebakaran hutan kalau dipadamkan ketika api masih kecil akan jauh lebih mudah, sama dengan militansi, ketika tidak sigap ditangani dari awal, takutnya kita semua nanti terkaget-kaget melihat kenyataan, bukankah Palestina sendiri tidak sanggup manangani Hamas? Apakah juga akan terjadi dengan ISIS cabang Indonesia yang sedang heboh? Apakah dengan berdalih Negera Demokrasi maka semuanya tidak bisa ditindak? Atau menunggu besar terlebih dahulu dan menimbulkan masalah baru akan dilakukan tindakan? Kenapa tidak berkaca dari negara dimana ISIS itu bersumber, Pemerintah Irak-pun menyatakan perang terhadap ISIS dan sedang dilakukan penumpasan. Padahal kalau kita menengok sejarah kebelakang, stempel PKI amat menakutkan kita, tapi keterusterangan kelompok ISIS ini kok justru seolah-olah punya hak legitimasi? Demokrasi inikah yang memang kita pilih? Dan saya ternyata sudah ngelantur entah kemana saja, walau ternyata masih ada satu keingin tahuan saya, kenapa ISIS tidak membantu Hamas, bukankah juga sesama Muslim? Saya butuh pencerahan untuk semua tanda tanya yang banyak saya gunakan, dapatkah Anda membantu memberi pencerahan itu? TQ, maaf kalau banyak yang tidak berkenan. (SPMC SW, Agustus 2014) (#2)
.
————————
.

Catatan:
- Minal ‘aidin wal-Faizin
- Artikel ini bisa jadi sangat sensi, sebelum Anda memutuskan untuk menghakiminya, mohon baca dulu artikel sebelumnya:
.

“PALESTINA LUPA CERDAS ATAU MEMANG KEBANGETAN?” (#1)
.

http://t.co/lthWDJoD06
.
Lalu jika Anda mesih geram dan “banyak” diantara pembaca yang tetap ingin artikel ini di hapus, saya akan lakukan itu dengan tetap terlebih dahulu memohon maaf.
—————-


No comments:

Post a Comment