(Image source: gazanews.worpress.com)
Blogspot. Kegeraman memuncak ketika mengetahui
korban begitu banyak pada pihak rakyat sipil di Jalur Gaza, Palestina.
Mengetahui perkembangan yang terjadi, bukan tidak mungin korban dipihak
Palestina akan segera mencapai 1.500 manusia. Di pihak Israel sekitar
50 manusia. Itulah hitungan angka korban atas peperangan, sementara
yang luka-luka hitungannya sudah lebih 6.000, juga bukan tidak mungkin
akan menjadi 10.000 dan kalau bisa diselamatkan, tidak sedikit yang
akan cacat seumur hidup, dan dibalik kegeraman atas kejadian itu, yang
sangat ingin saya tahu adalah peperangan itu Palestina lawan Israel
atau Hamas lawan Israel?
Melihat pemberitaan yang ada, dimana selalu dikabarkan Hamas meluncurkan
roket ke Israel bukan Palestina, mohon maaf kalau salah data,
sepertinya peperangan itu adalah Hamas lawan Israel, lalu bagaimana kita
seharusnya menyikapi? Pemberitaan tentang kebiadapan Israel sangatlah
masif, dari semua pemberitaan yang memang sudah masif itu, kebetulan
saya memperhatikan TVONE yang extra lebih dari tipi yang lain, inipun
juga mohon maaf kalau salah data.
Dan pemberitaan-pemberitaan tersebut menurut hati kecil saya tidak
banyak menyelesaikan masalah, tapi berdampak kegeraman tanpa pamrih
terhadap Israel yang utama dan walau kenyataannya Amerika tidak ikut
berperang disana, Amerika juga kebagian bonus kegeraman karena Amerika
adalah sekutunya Israel. Hal tersebut sungguh sangat mudah diprediksi
terlebih sangat banyak unsur agama sengaja dimasukkan bukan hanya
sebagai pelengkap berita, tapi sebagai pengobar rasa senasib dan
sepenanggungan. Apakah hal itu salah, atau tidak boleh? Itulah yang
paling susah dijawab, karena jawaban menentang akan dianggap melawan
arus dan pasti dimusuhi atau dicaci maki bukan?
Kalau kita memperhatikan lingkungan dimana peperangan itu terjadi,
kenapa Negara sekitarnya tidak ada yang membela Palestina untuk
berperang? Bukankah mereka juga sesama Muslim yang tentu ajaran agamanya
tidak beda dengan mayoritas penduduk Negeri kita ini bukan? Sementara
di kita begitu masif kegeraman dan sangat banyak yang ingin berjihat
kesana? Saya tidak mengatakan hanya kita saja yang demo menentang
kekejaman Israel, tapi hampir diseluruh dunia, termasuk didalam negeri
Israel juga ada, bahkan juga dilapangan sepak bola ketika sedang
berlangsung pertandingan intenational ada yang nyelonong masuk
mengibarkan bendera Palestina. Tapi semua sepertinya melupakan peranan
Hamas dalam peperangan tersebut. Lalu ketika saya juga melihat ditipi
ada Ustad atau Da’i yang menyatakan sumbangan Anda sebagai sesama Muslim
masih terlalu sedikit untuk bisa dibelikan roket, sambil menyebutkan
harga sebuah roket sekian puluh ribu dolar, sungguh saya semakin
trenyuh, dan maaf saya mungkin salah berpendapat kalau itu adalah
penyesatan semakin dalam, penyesatan atas rasa kegeraman, tapi tidak
menyelesaikan masalah.
Ketika Mesir merancang Fakta Perdamaian, Hamas menolak, padahal rakyat
yang menjadi korban ingin damai. Begitulah yang sempat saya perhatikan
pemberitaannya. Lalu Palestina berposisi sebagai apa? Ketika rakyatnya
begitu banyak menjadi korban kekejaman Israel, apa yang sudah dilakukan?
Atau ….jangan-jangan kebanyakan rakyat yang menjadi korban adalah
rakyatnya Hamas? Jadi Pemerintah Palestina kalau toh misalnya ada, tidak
terlalu perlu untuk bertanggung jawab karena merasa bukan rakyatnya?
Maaf itu pertanyaan-pertanyaan jengkel… Dan ada yang memberitakan
bagian lain dari Palestina terhindar serangan Israel karena diwilayah
tersebut bukan daerah kekuasaan Hamas, apakah kita semua juga
memperhatikan itu?
Ketika gencatan senjata sering kali diadakan untuk beberapa saat atau
beberapa jam, Hamas sering kali melanggarnya, dan itu sepertinya agak
dihindari diberitakan disini, tapi ketika Israel membalasnya
berkali-kali lipat, maka beritanya adalah pembantaian. Padahal …kalau
Hamas boleh melanggar perjanjian gencatan senjata, bukankah harusnya
maklum juga ketika misalnya Israel juga
melanggar gencatan senjata? Ketika begitu banyak korban rakyat sipil di
pihak Palestina, kenapa tidak saya dengar tuntutan kepada Hamas untuk
menghentikan peperangan? Bukankah peperangan itu dua belah pihak? Dan
kita selalu mengecam kekejaman Israel atas korban peperangan itu,
apakah itu akan mengubah keadaan? Mana mungkin dengan mengecam Israel
maka peperangan akan berhenti kalau Hamas masih tetap meluncurkan roket
ke wilayah Israel? Yang namanya peperangan itu tidak mungkin
sendirian, jadi kalau mau suruh berhenti ya mesti keduanya bukan?
Logika-logika itulah yang tidak dibangun disini, tapi rakyat selalu
didoktrin untuk membenci Israel dan menganggapnya “laknatulloh”,
percayalah itu tidak akan menyelesaikan masalah. Lupakah kita semua
tentang Piagam Madinah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad
SAW yang juga berisi tentang kaum Yahudi?
Peperangan itu memang tidak berimbang, kalau di tinju seperti kelas
berat profesional diadu dengan kelas bulu amatir pula, dan konyolnya
yang kelas bulu tidak mau menyudahinya. Sudah teramat banyak kita dengar
kegeraman terhadap Israel dan memberinya julukan Israel Negara Zionis
pembantai, biadap, dan lain-lain. Dan disini jarang disebut soal
Hamas, tapi yang sering diberitakan Hamas adalah militan, itupun
julukan dari Palestina sendiri juga menurut Israel dan banyak lagi yang
mengatakan begitu, maka seperti stempel militan pada umumnya, bisa
jadi korban rakyat dianggap pengorbanan yang sudah selayaknya. Bukankah
begitu juga wawancara terhadap pernyataan Imam Samudra ketika ada
korban rakyat Muslim yang tidak berdosa atas bom Bali? KORBAN vs
PENGORBANAN, dua kata yang sepertinya mirip tapi bermakna sangat
berbeda. Kita geram atas banyaknya korban manusia-manusia yang tidak berdosa, sementara militan menganggapnya pengorbanan!
Hamas begitu kekehnya tidak mau menghentikan peperangan, sementara
rakyat sipil begitu banyak yang menjadi korban? Kenapa tidak banyak
diberitakan apa tanggapannya? Atau sudah tahu jawabannya akan seperti
Imam Samudra? Percayalah militan tidak akan pernah menyelesaikan masalah,
maka ketika kita mengerahkan semua daya upaya untuk membantu Palestina
melalui jalan militansi atau membantu pihak militan, korban rakyat
sipil akan masih banyak lagi hitungannya. Dan itu berarti kita justru
membantu terciptanya korban-korban berikutnya. Bukankah membantu memang
dibutuhkan wawasan kecerdasan? Karena bukan tidak mungkin dengan salahnya memberi bantuan, maka sebetulnya kita justru masuk neraka.
Dalam artikel ini juga sekali lagi ingin saya katakan, membantu
Palestina memang perlu, tapi bukan untuk beli roket karena itu justru
akan menciptakan korban lebih banyak lagi di pihak rakyat Palestina,
justru ayo kita kampanyekan stop bantuan untuk Hamas kepada
seluruh Dunia kalau ingin segera mengakhiri peperangan untuk lebih
langgeng. Setelah itu mintalah kepada PBB untuk menempatkan
pasukannya, bukankah juga begitu yang terjadi di TIM TIM ketika baru
lepas dari Indonesia?
Beberapa waktu yang lalu saya mendapat Link Address via BBM, setelah
saya coba buka, menuju ke artikel yang berisi rencana penghapusan
Indonesia dan Pakistan yang dimulai tahun 2010 ~ 2025 oleh Israel dan
Amerika. Dengan penyuguhan data yang diawali bahwa rencana tersebut
adalah dokumen rahasia pihak Amerika yang bocor dan bla-bla-bla yang
lain. Sungguh luar biasa, penanaman rasa benci yang terstruktur dan
masif digerilyakan sedemikian rupa, menilik susunan kata-kata dan logika
dalam artikelnya yang seolah-olah nyata dan masuk akal bagi orang
awam, dibumbui sedikit doktrin agama, lengkaplah sudah pematrian
kebencian tentang Amerika dan Israel itu akan terjadi dan berkembang.
Jadi jangan heran kalau rakyat kita banyak yang begitu fanatik bahkan
senang kearah militansi. Dan berkaca pada Palestina, semoga pemerintah
Negara ini menyadari kebakaran hutan kalau dipadamkan ketika api masih
kecil akan jauh lebih mudah, sama dengan militansi, ketika tidak sigap
ditangani dari awal, takutnya kita semua nanti terkaget-kaget melihat
kenyataan, bukankah Palestina sendiri tidak sanggup manangani Hamas?
Apakah juga akan terjadi dengan ISIS cabang Indonesia yang sedang
heboh? Apakah dengan berdalih Negera Demokrasi maka semuanya tidak bisa
ditindak? Atau menunggu besar terlebih dahulu dan menimbulkan masalah
baru akan dilakukan tindakan? Kenapa tidak berkaca dari negara dimana
ISIS itu bersumber, Pemerintah Irak-pun menyatakan perang terhadap ISIS
dan sedang dilakukan penumpasan. Padahal kalau kita menengok sejarah
kebelakang, stempel PKI amat menakutkan kita, tapi keterusterangan
kelompok ISIS ini kok justru seolah-olah punya hak legitimasi? Demokrasi
inikah yang memang kita pilih? Dan saya ternyata sudah ngelantur entah
kemana saja, walau ternyata masih ada satu keingin tahuan saya, kenapa
ISIS tidak membantu Hamas, bukankah juga sesama Muslim? Saya butuh
pencerahan untuk semua tanda tanya yang banyak saya gunakan, dapatkah
Anda membantu memberi pencerahan itu? TQ, maaf kalau banyak yang tidak
berkenan. (SPMC SW, Agustus 2014) (#2)
.
————————
.
Catatan:
- Minal ‘aidin wal-Faizin
- Artikel ini bisa jadi sangat sensi, sebelum Anda memutuskan untuk menghakiminya, mohon baca dulu artikel sebelumnya:
.
“PALESTINA LUPA CERDAS ATAU MEMANG KEBANGETAN?” (#1)
.
http://t.co/lthWDJoD06
.
Lalu jika Anda mesih geram dan “banyak” diantara pembaca yang tetap ingin artikel ini di hapus, saya akan lakukan itu dengan tetap terlebih dahulu memohon maaf.
—————-
( 5M ) ~ SPMC = "Sudut Pandang Mata Capung" ~ yang boleh diartikan ~ "Sudut Pandang Majemuk" || MEMPERHATIKAN kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan ; MENCARI-tahu mana yang benar-benar "benar" dan mana yang benar-benar "salah" ; MENYUARAKAN kebenaran-kebanaran yang di-gadai-kan dan ter-gadai-kan ; MENGHARAP kembali ke dasar-dasar kebenaran yang di-lupa-kan dan ter-lupa-kan ; MENOLAK membenarkan hal-hal yang tidak semestinya, menolak menyalahkan hal-hal yang semestinya. (© 2013~SW)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment