Wednesday, March 26, 2014

"REKAM JEJAK TRAGEDI MEI-98" || #PuisiSensi


 
 (Image source: purwasuka.web.id)


Suatu masa di Negeri Antah Berantah
Tersebut Perwira tampan rupawan
Idola hati para Putri Bangsawan
Trending topic banyak kalangan

Perwira cemerlang banyak bakat
Putra tersayang Begawan Ningrat
Begawan idola para Teknokrat
Baginda-pun menaruh hormat

Putri Baginda juga terpikat
Gayung bersambut hati terpaut
Baginda berbesan Begawan
Semua serasa dalam genggaman

Karir Perwira giat memanjat
Rekan sejawat hanya bisa terperanjat
Banyak atasan jadi sederajat
Perwira jelma Jenderal dengan cepat

Jenderal piawai simpan jumawa
Baginda punya banyak rencana
Karir melesat bak meteor
Banyak atasan terteror

Strategi Baginda kondang hebat
Tahta digenggam jaring dirancang
Jadi Baginda masih juga kurang
Bintang ke-lima pun disemat

Mabuk kepayang gelimang kuasa
Harta bertumpuk semakin mabuk
Tak pernah cukup puaskan hati
Itulah sebab tak mau henti

Terpikir satu periode lagi
Tunggu sematkan bintang tertinggi
Tepat hitungan menantu mengganti
Tinggal alihkan kekuasaan Negeri

Gusti tak mau kompromi
Rakyat tak tahan lagi
Konon Jenderal punya strategi
Culik Aktivis pejuang hak asasi

Tragedi dicipta atau tercipta?
Tragedi terjadi tanpa kompromi
Tragedi berlangsung tanpa dibendung
Tragedi tragis sangat bengis

Pemerkosaan massal terjadi
Penjarahan massal terjadi
Pembakaran massal terjadi
Pembunuhan massal terjadi

Tak satupun pemerkosa tertembak?
Tak satupun penjarah tertembak?
Tak satupun pembakar tertembak?
Tak satupun pembunuh tertembak?

Kemana Pengayom Negeri?
Kemana Laskar Penjaga Negeri?
Kemana Penegak Hukum Negeri?
Kemana para Jenderal sembunyi?

Apakah dibiarkan?
Apakah dikondisikan?
Layak-kah predikat Negeri?
Walau Negeri Antah Berantah?

Kondisi Negeri gawat
Banyak Negeri terperanjat
Banyak Negeri menghujat
"Antah Berantah Negeri barbar"

Baginda sadar terlalu lama kuasa
Walau rencana belum terlaksana
Kenyataan hitungan nyata beda
Gusti tidak menutup mata

Gagal konsep tragedi preman
Mahasiswa duduki gedung wakil rakyat
Terperanjat kenyataan Negeri
Lengser keprabon sudut pilih terbaik

Curiga Jenderal berhati bengis
Dunia serentak tereak
"Ungkap biang-kerok tragedi!"
Malu berkawan kalau tak lakukan

Seperti biasa zaman itu
Ewuh pekewuh terjadi
Siapa tidak hutang budi?
Mantan Baginda sumber kuasa

Sang Jenderal tertuding
Dicurigai biang tragedi
Tim pencari fakta dibentuk
Coba membongkar masalah

Sudah diduga para aktivis
Masalah tidak akan tuntas
Siapa bisa mengurai?
Gurita tali temali jaring Rezim

Rakyat nilai yang tersirat
Tertinggi pangkat dalam alumni
Kalau Jederal betul tidak salah?
Kenapa harus dilengser?

Menepi sejenak langkah jitu
Kenyataan pendek ingatan kita
Kurang dua tahun kembali mudik
Mantan Jenderal alih profesi

Seiring jalan waktu dan keadaan
Impian raih kuasa masih terjaga
Buat partai jadi mode mantan Pejabat
Mantan Jenderal ganti julukan Politikus

Kekayaan dan impian melenakan
Korban penculikan jadi punokawan
Memaafkan atau tergadaikan?
Tergantung empunya wacana

Julukan pelanggar HAM jadi samar
Memori sang waktu hanya segitu
Berdalih tidak pernah dihukum
Pembukti tidak terlibat masalah

Korban tak tergadai kuat mengingat
Perjuangan keluarga masih terjaga
Kamisan mematung berbusana hitam
Menagih janji depan istana

Tak ada yang menggubris
Semua diharap melupa
Hanya itu dilakukan
Negeri tak mampu buat lebih

"Kemanusiaan yang adil dan beradab"
Sepertinya belum terlaksana
Tapi Negeri Adi Kuasa mengingat
Sang tokoh ditolak masuk Negeri-nya

Pada pemilihan Pemimpin Negeri
Semua Politikus merasa nomor satu
Semua Politikus tebar janji manis
Masihkah rakyat terjebak iklan kecap?

Ayo rakyat gunakan ingatan bijak
Abaikan janji manis kecap
Ingat KEBERSIHAN REKAM JEJAK
Itu panduan utama pilih pemimpin

Sambil kita menanti
Siapa tahu pengadilan itu terjadi
Tegaknya reformasi hukum negeri
Salah atau benar jadi pasti

              -----¤¤¤-----

(Blogspot, SPMC SW, Maret 2014)
--------------------------------

Catatan:
Mohon maaf kalau salah dan kurang berkenan, 
mohon tidak emosi, 
karena itu "hanya cerita Negeri Antah Berantah ....." 
Salam (SW)

No comments:

Post a Comment