Friday, June 3, 2016

"YAKIN AGAMA ANDA PALING BENAR?"




.
"YAKIN AGAMA ANDA PALING BENAR?"
===============================
.
.
Renungan Opini : (‪#‎SPMC‬) Suhindro Wibisono.
.
.
Bukan karangan saya, tapi ada tertulis kurang lebih begini:

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu. Dan, kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.”
.
~~~~~
.
Beragama memang harus pakai "logika", pakai akal budi, gunakan logika rasional untuk memahami agama, selayaknya bukan menelan virus fanatik tanpa mau memahami mengapa begitu dan kenapa begitu?
.
Ketika Anda mempertanyakan logika agama Anda, itu memang sudah seharusnya. Tapi ketika anda blom memahami agama Anda, bukan berarti agama Anda tidak benar bukan? Yang tidak rasional adalah TIDAK BOLEH mempertanyakan logika agama Anda, jadi Anda tidak boleh mempertanyakan logikanya bagaimana kenapa "itu begitu", dan sebagainya.
.
Agama sejatinya bukan doktrin, agama adalah ajaran, dan sewajarnya tentang ajaran, bukankah seharusnya dipahami secara logika? Maka ketika agama tidak bisa atau tidak boleh dipertanyakan logikanya, saya meragukan ajaran agama tersebut.
.
Ujilah ayat-ayat kitab sucimu, carilah pemahamannya apa, dan itu bisa sangat berbeda makna yang tersurat dan makna yang dimaksud dalam ajarannya agama tersebut. Lihatlah tafsirnya atau tanyakan pada ahlinya, karena sangat mungkin mempelajari ajaran agama tidak selayaknya hanya sepotong-sepotong dari ayat-ayat yang tertulis di kitab sucinya, bahkan sangat mungkin tidak juga dapat dipahami ayat per ayat karena dalam "satu" rangkaian wacana biasanya juga dipenggal menjadi beberapa ayat. Maka jangan menghakimi ketika Anda tidak memahami, mempertanyakan silahkan karena memang "ajaran" sudah selayaknya dipertanyakan agar teruji dan benar-benar dimengerti oleh yang mempelajari ajaran agama tersebut.
.
Ayat kitab suci jika betul itu adalah wahyu atau firman Tuhan, logikanya tidak akan takut dipertanyakan, karena bukankah firman atau wahyu Tuhan sudah selayaknya mengandung kebenaran? Tuhan tidak pernah membuat agama, Tuhan juga tidak membuat kitab suci, tidak ada alat tulis disurga sana, maka Tuhan hanya berfirman atau mewahyukan ajarannya, dan manusialah yang menuliskan firman atau wahyu tersebut. Maka untuk membedakan dan menyelidiki apakah firman atau wahyu tersebut betul sejatinya datang dari Tuhan, maka sudah selayaknya firman tersebut dipertanyakan dan diuji berdasarkan logika rasional, disejajarkan dengan logika ketuhanan sebagai mana kita pahami tentang sifat-sifat Tuhan itu sendiri.
.
Firman atau wahyu yang asli bersumber dari Tuhan, menurut saya adalah firman atau wahyu yang mengandung kebenaran universal, kebenaran yang rasional secara awam. Jadi pasti sangat tidak rasional ketika ada ayat dalam kitab suci yang menganjurkan pembunuhan, karena itu berlawanan dengan sifat ketuhanan. Tuhan adalah pencipta kehidupan, tidak mungkin menganjurkan manusia untuk membinasakan manusia lain, karena itu maknanya bertentangan dengan karya Tuhan sendiri. Tentu tidak bisa dikaitkan dengan hukum positif dalam UU penjatuhan hukuman mati, karena kitab suci memang "semestinya" bukan UU hukum negara.
.
Ayat-ayat kitab suci memang bukan pelajaran ilmu pasti, maka ketika ayat-ayat itu mewacanakan penciptaan, logika yang anda gunakan bukanlah logika pengujian apalagi dengan meminta pembuktian ilmiahnya, ingat logika rasional adalah bukan harus logika ilmiah. Logika rasional adalah logika yang dapat dipahami dan bertujuan POSITIF, kebalikannya adalah logika irasional. Begitu juga memahami logika pamahaman surga dan neraka, karena siapa yang dapat membuktikannya? Apakah Anda mau meninggal terlebih dahulu untuk pembuktian tersebut, dan itupun juga tidak bisa membuktikan apapun juga, karena bukankah nenek moyang kita yang sudah meninggal juga tidak bisa menginfokan kepada kita yang masih hidup tentang keberadaan surga dan neraka itu?
.
Pemahaman saya, Tuhan itu bukan politisi juga, maka ketika ada ayat kitab suci yang mewacanakan sesuatu tapi tidak "to the point", itulah butuh pemahaman tafsir apa maksud positif dari bunyi ayat tersebut. Tapi ketika (andai) dalam ayat suci itu mewacanakan sabda Tuhan yang mirip orang berpolitik, saya ragu apakah itu sejatinya ayat Tuhan? Karena Tuhan tidak mungkin takut dengan ciptaannya seberapapun banyak ciptaan itu, karena Tuhan punya kuasa untuk mematikan manusia tanpa alasan apapun, juga bisa melalui air bah maupun bencana alam lainnya. Jadi Tuhan tidak perlu melakukan tipu daya mengelabuhi manusia, menyesatkan, memalsukan dan sejenisnya makna negatif, karena Tuhan memang bukan penipu. Ragukanlah wahyu atau firman Tuhan jika ada yang menyiratkan demikian, karena memang sangat menyimpang dengan sifat ketuhanan itu sendiri. Tuhan tidak mungkin mengajarkan membenci manusia lain, membenci sekelompok manusia lain, apalagi membenci manusia suatu bangsa. Karena bukankah Tuhan yang menciptakan itu semua? Bukankah Tuhan mengajarkan pertobatan?
.
Jadi yang ingin saya sampaikan adalah, pilah dan pilihlah ayat-ayat dalam kitab suci Anda, karena memang kitab suci itu hasil karya manusia walau sangat mungkin terinspirasi atau mendapat petunjuk Tuhan. Bukankah tidak ada manusia yang sempurna, termasuk juga manusia yang mendapat julukan dan gelar nabi sekalipun bukan? Gunakanlah dalil positif sesuai sifat ketuhanan jika ingin "mengadili" asli atau tidak firman atau wahyu Tuhan yang terdapat dalam kitab suci apapun juga. Karena mustahil Tuhan mengajarkan kesadisan, nyuri, nyopet, ngrampok, zinah, perkosa, korupsi, bunuh manusia, dan sejenisnya itu bukan? Apalagi mengajarkan wacana pembelaan Tuhan dengan membunuh umat manusia lain karena tidak seagama dengan kita, menurut saya itu pasti ajaran Tuhan yang disesatkan. Tuhan bukan saja tidak butuh dibela, tapi seandainya Tuhan tidak disembah sekalipun, apakah Tuhan menjadi bukan Tuhan lagi? Apakah tidak keblinger memusnahkan kehidupan yang adalah karya Tuhan sendiri dengan mengatas namakan kehendak Tuhan melalui yang tersurat dalam ayat kitab sucinya? Itulah yang perlu kita pilah dan singkirkan, atau sangat mungkin kita salah memahaminya secara keseluruhan makna yang tersirat didalam ayat tersebut dan kaitan dengan ayat lainnya.
.
Patokan umum untuk melaksanakan ajaran Tuhan dalam semua agama adalah gunakan dalil kebaikan, positif, betujuan baik, kasih, tolong menolong dan hal-hal positif lainnya. Kalau yang berlawanan dengan hal itu, percayalah itu adalah kesesatan, dan kesesatan itu juga bisa terjadi karena memang disesatkan, atau karena salah mamahaminya. Sangat mengerikan tontonan membunuh manusia lain dengan takbir menyebut nama Tuhan, apakah perlu berpikir dua kali untuk memahami bahwa itu ajaran agama yang disesatkan? Hati-hati, gunakanlah logika waras agar tidak terseret sesat ajaran agama Anda, be positif ...... ( #SPMC SW, Selasa, 31 Mei 2016 )
.
.
Sumber gambar:
abelpetrus.wordpress .com

No comments:

Post a Comment