Wednesday, July 8, 2015

"AYO MENGIMANI, LEPASKAN KACAMATA KUDAMU !" || ‪#‎Sensitif‬



"AYO MENGIMANI, LEPASKAN KACAMATA KUDAMU !" || ‪#‎Sensitif‬
.
Opini oleh: (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
(JANGAN BERI TANGGAPAN JIKA BELUM TUNTAS BACA ARTIKEL STATUSNYA)
.

CIRI MENGIMANI:
.
Yakin pilihannya paling benar walau sadar ada kebenaran yang juga diyakini orang lain sebesar keyakinannya sendiri. (Tidak terpengaruh)
.
Welas asih, tidak hanya terhadap kaum yang seiman dengannya.
.
Toleransi karena benar-benar paham agamamu untuk kamu, agamaku untuk aku.
.
Tidak gampang meng-kafir-kafirkan orang lain, karena memang tidak semudah itu justifikasi kafir sesungguhnya.
.
.
CIRI FANATIK:
(Sebutan lainnya adalah pakai kacamata kuda,
dan fanatik ada di semua agama)
.
Yakin pilihannya paling benar dan berkeyakinan orang lain yang tidak sama dengan keyakinannya adalah salah. Karena tidak mampu menerima kenyataan atau tidak boleh ada kebenaran lain selain yang diyakini secara fanatik tersebut.
.
Jika diskusi, cenderung memaksakan kebenarannya tanpa logika, bahkan serasa yang punya surga atau neraka. Sehingga dengan entengnya menggolong-golongkan orang lain akan masuk neraka-jahanam menurut versi mereka.
.
Suka mencuplik ayat-ayat kitab suci untuk mendukung kafanatikannya, padahal sangat mungkin cuplikan-cuplikan itu juga berhubungan dengan ayat lain, dan frasanya akan berbeda kalau memahami secara menyeluruh, tapi karena fanatik, merasa sudah paling benar, maka kalau tidak sama dengan pendapatnya dianggap sesat atau harus dipertanyakan, bahkan kalau ada yang sesama agama menunjukkan toleransi diminta segera ber-istiqhfar.

.
Kalau diskusi, logikanya tidak membumi, lalu menggunakan dalil pokoknya-pokoknya, yang justru semakin menunjukkan ke fanatikannya, lalu caci maki atau lari ketopik-topik lain untuk menghindari topik sebelumnya.
.
Rela menghujat tokoh lain yang tidak sependapat dengannya kalau dalam diskusi merasa tidak sesuai dengan pendapatnya. (Saya pernah dikusi dan memberikan contoh tentang Gus Dur yang menurut mereka dikatakan "keblinger", dan itu menggambarkan luar biasa fanatiknya)
.
Juga ada yang berpendapat tidak apa-apa fanatik, justru harus fanatik, bahkan "sangat fanatik" itu adalah bukti sangat meyakini, lalu menambahkan: Yang penting fanatik yang di ridho Tuhan. Jangan tanya saya apa maksudnya ....hehehe
.
Pendapatnya, siapapun salah kalau beda iman dan pasti masuk neraka, bahkan kebaikan apapun yang dilakukan "kafir" (menurut istilahnya) adalah sia-sia, begitulah dalih mereka yang sengaja saya lupakan pegangan dalilnya supaya tidak menyinggung orang lain. Itu sungguh sangat nyata fanatiknya, seolah kertas putihpun harus dibilang hitam, dan sangat yakin benar. MENGERIKAN.
.
-----------------------
.
ULASAN:
Karena begitu banyaknya yang fanatik, maka jangan harap mereka bisa menerima kritik, atau pendapat yang ingin memperbaiki keadaan sekalipun. Mereka sudah terbiasa menikmati kesewenang-wenangan yang menyenangkan, persis pakai kacamata kuda yang tidak peduli apakah ada kebenaran lain atau tidak.
.
Fanatik adalah ladang subur untuk dipinang jadi "pengantin", itulah sebab jangan kaget kalau hal itu akan tetap ada keberlangsungannya, karena sangat fanatik sampai lupa berpikir "kenapa" peminang pengantin tidak ingin ke surga bersamanya. Dan menurut saya, sebetulnya itulah akar masalah kalau ingin memberantas teroris di Negeri ini. Mohon maaf kalau ada yang tersinggung, tapi saya hanya ingin urun pendapat, walau saya juga menduga akan menuai caci maki dengan tuduhan memojokkan agama tertentu, dan itu sebetulnya juga bukti lain ke-fanatikan itu. Maaf saudaraku. Karena sejatinya yang penting adalah mencari akar masalah, itulah sebab bagaimana mungkin mengungkap penyebab tanpa menunjuk akar masalah? Sekali lagi tetap saya minta maaf kalau ada para pembaca yang merasa terkritisi dan menganggap saya memojokkan agama tertentu.
.
Menurut Habibie mantan Presiden kita, kita mengenal agama Islam justru dari China. Dan apakah ada yang masih ingat tentang Wali Songo, apakah kalian juga tahu bahwa diantara mereka juga ada yang China? (Maaf kalau salah data), lalu juga sejarah Raja-Raja di Nusantara, yang mendapat hadiah wanita China, yang anaknya juga akhirnya jadi Raja juga ..... Tapi kenapa banyak sekali dari kita yang begitu anti China, anehnya hanya terhadap China saja, tidak pada bangsa lain, maaf, Arab misalnya? (hanya contoh) Kenapa?
.
Menelisik cerita sejarah yang saya tulis tersebut diatas, apakah diantara anda tidak keliru kalau menuduh China itu musuh Islam? (Pendapat berdasar pengamatan dari banyak caci maki tanggapan-tanggapan di facebook) Bukankah ada juga di NKRI sini China yang beragama Islam? Kenapa tidak dicari akar masalahnya? Karena menurut saya, agama apapun hampir juga ada bangsa apapun di dalamnya. Di agama Kristen, di NKRI, juga ada orang Jawa, Batak, Sunda, dan lain-lainnya, tapi kok sepertinya yang dimusuhi adalah China+Kristen-nya, kenapa? Apakah murni karena beda agama? Atau memang agama harus diadu atau dimusuhkan / dibenturkan? Bukankah semua agama mengajarkan kebaikan? Atau haruskah kita semua terikat sejarah perang agama, maka harus dikiblati? Kenapa tidak dijadikan peringatan penting agar jangan sampai terulang lagi, dan kita semua berlomba menebar kebaikan?
.
Tingkah-laku kita adalah sarana iklan terbaik untuk agama kita, ayo berlomba-lomba melakukan kebaikan, agar banyak orang tertarik masuk agama kita. Dan ingatlah cerita tersebut diatas, karena etnis China itu sebetulnya tidak anti Islam, bukan tidak mungkin merekapun juga akan senang masuk Islam kalau banyak diantara kita tidak berprilaku fanatik, karena fanatik itu memang contoh yang menakutkan. Sudah bukan eranya iklan dengan kesewenang-wenangan, kebaikan akan lebih memikat, dan membuat orang sukarela menyenanginya. Itu berarti juga berlaku sebaliknya, jangan hujat orang lain kalau memilih masuk agama lain, apalagi memusuhinya.
.
Memang fanatik itu juga meyakini, tapi implikasinya beda, itulah sebab banyak dari kita yang terjebak fanatik karena merasa benar sudah meyakini agamanya. Jadi sejatinya fanatik dan mengimani itu transparan batasannya, maka ayo periksa diri kita masing-masing, kita ada dimana sejatinya?
.
Salam persatuan dalam kebhinnekaan. (SW, Rabu 08 Juli 2015)
.
.
CATATAN:
Artikel ini sebetulnya artikel nekat, karena saya bukan siapa-siapa, bahkan juga bukan ahli bahasa, tapi kok nekat membuat definisi fanatik dan mengimani. Pendapat nekat ini saya tulis setelah baru seumur jagung merasakan tercebur debat-kusir di facebook, Itulah sebab sangat mungkin artikel ini akan saya koreksi dari sumber tanggapan-tanggapan yang diberikan anda sekalian. Maaf jika ada kesalahan penulisan nekat ini, cinta negeri membuat saya tidak tahu diri, semoga anda semua berkenan memaklumi. (SW, Rabu 8 Juli 2015)
.
.
Sumber gambar:
nimadesriandani.wordpress.com

No comments:

Post a Comment