Friday, March 4, 2016

AHOK “ANGOT” LAGI


:::::: AHOK “ANGOT” LAGI ::::::
.
.
 
Opini "Angot" : (SPMC) Suhindro Wibisono.
.
Ahok ‘ultimatum’ PDIP untuk menyerahkan nama calon Wagub untuk Pilkada DKI 2017 yang akan datang dalam seminggu ini, luar biasa “gile”! Hal itu menurut kacamata saya bacaannya ada dua :
.
PERTAMA
Ahok adalah orang yang tahu berterimakasih, menghargai jerih payah “Teman Ahok” yang sudah mengumpulkan dukungan dan copy KTP warga DKI, walaupun memang belum mencapai satu juta, tapi itu sudah lebih dari cukup, dan bukan tidak mungkin satu juta dukungan akan dapat terkumpul mengingat waktunya masih ada, tapi syarat untuk dukungan calon independen Pilkada DKI sebetulnya hanya dikisaran 550 ribu, berita yang pernah saya tahu sudah terkumpul lebih 780 ribu. Salut dengan kepekaan Ahok, padahal pemberitaan yang saya juga tahu PDIP memberi pilihan dicalonkan via partainya yang berarti akan berimbas menomor duakan “Teman Ahok”, karena PDIP sendiri memang sudah cukup untuk mencalonkan seseorang maju sebagai calon Gubernur DKI, PDIP memang punya suara (kursi) di DPRD DKI yang cukup untuk hal itu. Tapi apa yang dilakukan Ahok itulah cara elegan untuk merebut jabatan yang bukan menggunakan aji mumpung. SALUT !
.
KEDUA
Berarti PDIP belum memberi kepastian kepada Ahok untuk memberi dukungan, salut untuk keberanian Ahok memberi ‘ultimatum’ dan sekaligus memberitahukan posisi yang harus diambil oleh partai PDIP, sekali lagi menunjukkan “keberanian” Anda Pak Ahok, dan pemimpin seperti Andalah yang dibutuhkan negeri ini. Pemimpin yang berani karena punya dasar untuk berani, dan tidak harus “ngemis” demi jabatan. Saya yakin Anda punya nurani yang tidak seperti umumnya pejabat lain di negeri ini, dan itu luar biasa. Dibalik itu semua, menurut “rasa” saya, Ahok adalah lebih mengutamakan moral dan kejujuran, manusia yang punya iman tangguh dan sangat rasional. Karena tanpa rasa itu, saya akan sangat yakin akan lebih tergoda untuk nurut saja disetir partai yang punya suara menjanjikan. Dan Anda termasuk yang percaya tak ada yang kebetulan Pak Ahok, tapi bukan orang yang pasrah, Anda terlihat sangat mengimani “YANG DIATAS SONO”, lalu selebihnya Anda melakukan sesuai nurani kepatutan yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang beriman. SALUT !
.
.
.
Untuk partai PDIP tentu saja tujuannya ke Ibu Mega sebagai Ketumnya ya, semoga cepat bersikap bukan karena nafsu atau gengsi, pemberian pilihan untuk menyodorkan nama calon Wagub yang diminta petahana adalah suatu penghormatan, bukankah hal itu tidak disodorkan pada partai lain oleh Ahok? Andai PDIP memberi dukungan pada Ahok untuk maju tapi meminta Ahok untuk menomor duakan Teman Ahok apakah hal itu sangat elok untuk Ahok sendiri juga untuk PDIP? Bukankah Teman Ahok sudah berjuang cukup lama dan tanpa pamrih? Pengkhianatan adalah hal yang paling tidak disuka oleh siapapun bukan? Ahok lebih memilih Teman Ahok, itu artinya Ahok tidak suka berkhianat hanya demi jabatan. Dan hal ini pasti berbeda dengan peristiwa Ahok meninggalkan partai Gerindra karena waktu itu Ahok lebih memilih sesuai panggilan nuraninya, idealisme tanpa kompromi. Jarang ada orang seperti itu, maka jika Ibu Mega mengharap dengan memberi dukungan pada Ahok lalu mengharap embel-embel yang bukan porsi untuk kebenaran sesuai nurani, Ibu Mega pasti akan kecewa. Tapi kalau Ibu mengharap dengan memberi dukungan pada Ahok untuk kebaikan Bangsa dan Negara ini pada umumnya, dan DKI pada khususnya, inilah kesempatan yang Ibu miliki dan belum tentu kesempatan serupa itu datang lagi. Saya masih ingat ketika waktu itu pernah mengirim email artikel saya ke Ibu Mega untuk meminta mencalonkan Pak Jokowi sebagai Capres dan diumumkan sebelum Pemilu Legislatif berlangsung, terimakasih.
.
Ketika partai Nasdem memberi dukungan tanpa pamrih, lalu sekarang PAN juga baru berwacana untuk ikut memberi dukungan pada Ahok, saya secara pribadi mengharap Ibu Mega meminta PDIP juga memberi dukungan pada Ahok, dan jauh lebih baik untuk semuanya jika Ahok tetap dimajukan oleh Teman Ahok lalu didukung oleh partai-partai. Karena memang yang memilih Gubernur adalah rakyat, dan mengecewakan Teman Ahok tentulah hal yang sangat tidak elok bagi Ahok utamanya dan PDIP kalau menjadi penyebabnya. Dengan memberi dukungan tanpa pamrih, itu artinya juga menyenangkan semuanya, meringankan kerja team pemenangan, kecuali Ibu yakin seyakin-yakinnya punya jagoan yang bisa mengalahkan Ahok. Tapi maaf Ibu Mega, siapapun yang di ajukan oleh PDIP sebagai Cagub DKI pada Pilkada 2017 yang akan datang, saya akan tetap memilih Ahok jika Ahok ikut dalam kompetisi itu, dan banyak teman-teman saya yang serupa dengan pilihan saya, karena kami harus realistis, saat ini kami masih lebih mengutamakan tokoh baru kemudian partai. Semoga Ibu Mega banyak mendapat kabahagiaan dalam hidup ini, dan artikel ini juga akan saya email ke Ibu Mega. MAAF. (SPMC SW, Sabtu 05 Maret 2016.)
.
.
Sumber gambar:
rimanews .com


No comments:

Post a Comment